Jose Mourinho Berulah Lagi, Kini Galatasaray Jadi Korbannya

spot_img

Bukan Jose Mourinho namanya jika tak bikin onar. Di setiap klub yang ia pimpin, masalah selalu datang. Tak terkecuali di Fenerbahce. Belum lama ini saja, Mourinho cari gara-gara dengan Galatasaray yang tiada lain adalah musuh bebuyutan dari tim yang dilatih. Kelakuan itu bahkan membuat Jose Mourinho nyaris dikenai hukuman berat dan merugikan klubnya sendiri. 

Bagaimana ceritanya? Mari kita bahas. Sebelum itu jangan lupa subscribe dan nyalakan lonceng notifikasi agar tak ketinggalan video terbaru dari Starting Eleven Story.

Duel dengan Galatasaray

Pertandingan antara Galatasaray vs Fenerbahce selalu diwarnai drama penuh kebencian, persaingan, dan kontroversi. Bahkan 13 tahun yang lalu yakni di 2012, pertandingan antar kedua klub ini sampai merenggut nyawa pendukung mereka. Rivalitas ini sering disebut sebagai rivalitas abadi.

Rivalitas itu bahkan dirawat sampai jauh-jauh hari. Tak terkecuali ketika Fenerbahce sudah ditukangi Jose Mourinho. Belum lama ini, kedua tim bertemu di Liga Turki. Potensi laga akan berlangsung panas pun sudah diprediksi sebelumnya. Federasi Sepak Bola Turki (TFF) bahkan telah menyiapkan langkah antisipatif untuk meminimalisir konflik. 

Wasit asal Slovenia, Slavko Vincic, pun ditunjuk untuk memimpin pertandingan Galatasaray vs Fenerbahce kali ini. Penunjukan ini disetujui kedua klub dengan harapan agar tak terjadi keputusan yang menguntungkan salah satu pihak. Sebelumnya, ada kekhawatiran bahwa wasit lokal mungkin akan terpengaruh oleh tekanan dari salah satu pihak karena rivalitas yang sangat tajam.

Namun, penunjukkan wasit asal Slovenia seperti tidak membuah hasil apa-apa. Malahan, keputusan dari Slavko Vincic lah yang justru menimbulkan prahara di pertandingan ini. Sejak peluit dibunyikan, kedua tim sudah menunjukkan permainan agresif dengan intensitas tinggi sejak menit awal.

Galatasaray yang kali ini tampil sebagai tuan rumah berhasil mendominasi penguasaan bola dan menciptakan beberapa peluang emas. Namun, lini pertahanan Fenerbahce tampil solid dan berhasil menggagalkan setiap serangan Victor Osimhen dan kawan-kawan. Nah, petaka dimulai ketika wasit Slavko Vincic menghentikan laga akibat kerusuhan di tribun penonton pada menit ke-52.

Insiden ini bermula saat suporter Fenerbahce melemparkan flare ke arah tribun pendukung Galatasaray. Hal ini jelas memicu ketegangan yang harus segera ditangani oleh pihak keamanan. Untungnya situasi kembali terkendali, pertandingan pun dilanjutkan.

Kontroversi Mourinho vs Galatasaray

Pertandingan memang dilanjutkan, tapi konflik tidak selesai. Seakan tak cukup dengan konflik di dalam lapangan, konflik juga terjadi di luar lapangan. Setelah pertandingan selesai, pelatih Fenerbahce, Jose Mourinho, bikin ulah dengan komentarnya yang kontroversial. Dalam konferensi pers, Mourinho melontarkan pernyataan yang dianggap rasis oleh pihak Galatasaray. Ia menyebut bahwa “bangku cadangan Galatasaray melompat seperti monyet” saat merespons keputusan wasit.

Melihat wasit keempat pertandingan tersebut adalah orang Turki, pelatih asal Portugal itu juga mengklaim pertandingan tersebut akan menjadi “bencana” jika wasit Turki dipilih untuk mengawasi pertandingan. 

Tak terima dengan perkataan Mourinho, Galatasaray kemudian menanggapi dengan pernyataan tegas yang menuduh manajer Fenerbahce ini melakukan tindakan rasisme dan mengancam akan melaporkan ke FIFA. 

Hal ini menambah panas rivalitas kedua klub yang sudah berlangsung selama puluhan tahun. Kerusuhan dan kontroversi yang Mourinho ciptakan menambah bumbu panas dalam persaingan dua raksasa sepak bola Turki ini. 

Sanksi Untuk Mourinho

Atas perlakuan tak hormat Jose Mourinho kepada wasit Turki dan ucapannya terhadap pemain Galatasaray, Federasi Sepakbola Turki bersikap tegas dengan memberinya sanksi berupa denda sebesar 1,6 juta lira atau sekitar Rp716 juta jika dikonversi menjadi rupiah. Angka yang sangat banyak pastinya. 

Tak hanya itu, Fenerbahce juga akan kehilangan pelatih berusia 62 tahun itu di ruang istirahat mereka dalam pertandingan liga melawan Antalyaspor, Samsunspor, Bodrum, dan Trabzonspor. 

Mourinho sendiri disanksi atas ucapan rasisme yang diucapkannya dan menyinggung komunitas Sepakbola Turki. Mourinho menuduh sepak bola Turki melakukan kekacauan dan ketidaktertiban. Tentu saja, pernyataan ini dinilai menghina komunitas sepak bola Turki maupun seluruh wasit Turki

Banding Fenerbahce

Fenerbahce tentu tidak tinggal diam saja. Sehari kemudian, Fenerbahce mengajukan banding. Alasannya jelas, Fenerbahce merasa perkataan Mourinho tersebut tidak ada hubungannya dengan rasisme. Menurut Fenerbahce, Galatasaray mengubah berita itu dengan cara yang menyesatkan. Fenerbahce mengatakan komentar Mourinho sengaja diselewengkan.

Tidak sia-sia, banding yang dilakukan Fenerbahce berhasil dikabulkan oleh Federasi Sepakbola Turki (TFF). Kini, The Special One hanya dihukum dua laga. Tidak hanya itu, dendanya juga dipotong menjadi 558 ribu ira (sekitar 251 juta rupiah). Ia sudah menjalani hukuman saat Fenerbahce melawan Gaziantep di Piala Turki dan kembali absen di laga melawan Antalyaspor.

Melalui banding itu, Mourinho sudah bisa menemani timnya saat melawan Samsunspor pada 17 Maret mendatang. Dengan kehadiran Mourinho di pinggir lapangan, diharapkan bisa menjadi penyemangat Fenerbahce dalam memburu poin untuk menggeser posisi Galatasaray di posisi pertama.

Mourinho Balik Menggugat

Masalah belum selesai. Seakan tak puas dengan hasil banding itu, Mourinho malah balik menggugat Galatasaray atas tuduhan rasisme. Mourinho menggugat Galatasaray untuk mengganti rugi senilai 1.907.000 lira atau sekitar Rp854 juta karena Galatasaray menuduhnya membuat pernyataan rasis. 

 

Menariknya, uang diminta Mourinho itu didasarkan pada tahun berdirinya Fenerbahce, yakni 1907. Menurut pernyataan resmi dari Fenerbahce, tuduhan Galatasaray sebelumnya memang tak bisa dimaafkan. Tuduhan itu dianggap menyerang Jose Mourinho secara pribadi.

Hasil Pertandingan Galatasaray Melawan Fenerbahce

Laga yang berakhir dengan hasil imbang ini bisa dibilang merugikan Fenerbahce, sebab melalui pertandingan ini rekor tak terkalahkan Galatasaray yang belum ternodai hingga laga pekan ke-25. Tim besutan Okan Buruk ini sama sekali tidak buruk. Ia masih mempertahankan keunggulan poin atas Fenerbahce di puncak klasemen Liga Turki. 

Dengan sisa pertandingan yang semakin sedikit, peluang Galatasaray untuk mempertahankan gelar juara semakin besar, sementara Fenerbahce tampaknya harus berjuang lebih keras agar tidak semakin tertinggal oleh Galatasaray. Saat ini tim asuhan Mourinho ada di urutan kedua Liga Turki dengan 61 poin dari 25 laga, tertinggal empat poin dari Galatasaray.

Fenerbahce bisa saja menyalip Galatasaray yang berada di posisi atas klasemen dan meraih trofi. Kuncinya, tim asuhan Mourinho ini harus tampil konsisten hingga akhir musim dengan menyapu bersih kemenangan. Dan tentu saja, Fenerbahce juga harus berharap agar tim rivalnya ini tergelincir dan kalah di laga-laga penting. Kekalahan Galatasaray bisa membuat peluang Fenerbahce memuncaki klasemen lebih lebar.

Lalu, setelah semua konflik ini terjadi, bagaimana akhir kisah ini? Apakah Galatasaray juga akan menggugat Mourinho, atau justru Mourinho yang akan diuntungkan lewat kasus ini. Kita lihat saja hasilnya nanti. 

Sumber: apnews,  bbc, goal, beinsports, goal, espn

 

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru