Setelah berhasil mendapatkan 2 poin dari laga-laga sebelumnya, Erick Thohir dengan pede sebut dirinya menargetkan Timnas Indonesia mendapatkan total 15 poin di Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Sebab, torehan poin sebanyak itu sudah cukup untuk membuat Indonesia lolos ke babak selanjutnya.
Lalu, apakah target yang dipasang Ketum PSSI ini mungkin untuk Indonesia raih? Jawabannya sangat mungkin. Anak asuh Shin Tae-yong masih punya kesempatan untuk meraih 13 poin lagi guna mencapai target yang dipasang. Lantas, bagaimana caranya? Mari kita bedah!
Bagaimana Cara Mencapai 15 Poin?
“Masalah target, kita ada (kejar) 15 poin. Jadi setiap pertandingan perlu ada poin. Kita tidak anggap remeh China dan Bahrain, tapi kita berharap bisa dapat poin penuh dari salah satunya atau dua-duanya,” begitulah ujar Erick Thohir, dikutip dari Bolasport.
Ketum PSSI ini terlihat sangat percaya diri dengan kekuatan Timnas Indonesia saat ini. Keberhasilan menahan imbang dua tim kuat, Arab Saudi dan Australia, jelas memberikan kepercayaan diri yang tinggi. Kalau Ketum PSSI-nya aja pedenya segini, apalagi para pemain yang turun di lapangan? Kepercayaan diri ini jelas merupakan modal apik untuk menatap laga-laga selanjutnya.
Namun, apakah target ambisius ini bisa dan realistis untuk Timnas Indonesia dapatkan? Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, target ini mungkin untuk diraih. Dengan modal kepercayaan diri yang tinggi, raihan 13 poin rasanya bukan sebatas mimpi. Terlebih, 2 laga terdekat, lawan yang akan dihadapi relatif tak sebesar Arab Saudi dan Australia.
Seperti yang dikatakan oleh Erick Thohir, hasil menang di laga melawan Bahrain dan China menjadi kunci utama yang harus Tim Garuda dapatkan. Dengan menyapu bersih laga kandang dan tandang melawan 2 negara tadi, praktis Indonesia sudah mendapat 12 poin. Artinya, Indonesia akan mendapatkan 14 poin. Tersisa satu poin lagi untuk mencapai target yang sudah dipasang.
Namun, jika ada laga yang gagal dimenangkan melawan Bahrain dan China, jalan menuju 15 poin akan terasa lebih terjal. Anak asuh Shin Tae-yong harus mengganti kegagalan meraih 3 poin tersebut pada laga melawan Arab Saudi, Australia, bahkan Jepang. Oleh karena itu, menyapu bersih laga melawan Bahrain dan China wajib hukumnya. Sementara untuk satu poin sisanya, menahan Arab Saudi atau Australia sekali lagi, sepertinya masih bisa lah ya.
Tapi kenapa sih harus mendapatkan 15 poin? Jadi begini, jika kita berkaca dari ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2022 lalu, dengan meraih setidaknya 15 poin, suatu tim bisa mengamankan posisi ketiga. Hal ini terjadi pada Australia yang saat itu bercokol di peringkat ketiga Grup B. Meskipun tak lolos otomatis, peringkat ketiga cukup untuk membuat asa Socceroos ke Piala Dunia terjaga. Toh, pada akhirnya mereka pun berhasil lolos.
Sebenarnya, jika kita berkaca dari ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2022 lalu, mendapatkan 14 poin saja cukup untuk membuat Timnas duduk di posisi keempat, yang mana pada edisi kali ini masih bisa lolos ke babak selanjutnya. Sebab, saat itu, Oman duduk di bawah Australia dengan meraih 14 poin. Bahkan di Grup A, Irak yang saat itu hanya meraih 9 poin, masih bisa duduk di posisi keempat.
Mungkin dengan target 15 poin, Erick Thohir ingin Timnas Indonesia benar-benar memastikan diri bisa finis di papan tengah. Erick Thohir mengincar tiket untuk lolos ke Piala Dunia melalui jalur ronde keempat. Cara ini merupakan skenario paling realistis. Artinya, ucapan dan target yang Erick Thohir pasang, tak sekadar euforia belaka. Namun, sudah ditakar sebelumnya.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengatakan target timnas Indonesia untuk mengumpulkan sekurang-kurangnya 15 poin pada Ronde Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. https://t.co/viA5wthJHk
— Media Indonesia (@mediaindonesia) September 22, 2024
Memetakan Kekuatan Lawan
Lalu jika plan-nya sudah ada dan tujuannya sudah jelas, sekarang tinggal kita coba bahas dan bedah calon-calon lawannya, terutama Bahrain dan China. Timnas Indonesia sendiri masih memiliki sisa 8 laga lagi. Setengahnya merupakan laga melawan dua negara tadi.
Indonesia akan melakukan laga tandang terlebih dahulu saat melawan Bahrain. Tim Garuda akan bermain di pulau kecil di teluk Persia ini pada 10 Oktober 2024 dan nanti pada 25 Maret 2024, giliran Bahrain yang harus melawat ke Indonesia. Bahrain sendiri sudah meraup 3 poin dan sementara bercokol di posisi ketiga, satu tingkat di atas Indonesia.
Raihan poin tersebut mereka raih kala mencuri poin di Australia. Sementara pada laga melawan Jepang, mereka porak-poranda. Jika melihat dari data, Bahrain ini merupakan lawan yang setara bagi Indonesia. Keduanya sama-sama menjadi tim dengan penguasaan bola di bawah 40% pada dua laga sebelumnya.
Kenyataan tersebut akan menarik untuk disimak ketika kedua tim ini bertemu. Tim mana yang bisa mengontrol pertandingan, sepertinya akan berpeluang menang. Ini bisa jadi kabar baik untuk Indonesia. Sebab, jika kita membandingkan ketika kedua tim berhadapan melawan Australia, Indonesia masih bisa menguasai 37% bola, sementara Bahrain hanya 29% saja.
Sementara untuk China, Timnas juga akan berlaku sebagai tim tamu terlebih dahulu. Setelah tandang dari Bahrain, Tim Garuda harus terbang ke China dan bermain di sana pada 15 Oktober 2024. Sementara laga kedua, bertamunya China ke Indonesia akan menjadi laga kandang terakhir bagi Tim Garuda. Laga tersebut akan digelar pada 5 Juni 2025.
Jika menilik dari dua laga sebelumnya, China bisa jadi lawan yang relatif lebih mudah dari Bahrain. Mereka sudah terbobol 9 gol dari 2 laga melawan Jepang dan Arab Saudi. Salah satu yang memalukan adalah ketika kalah dari 10 pemain Arab Saudi di rumahnya sendiri. Performa carut-marut dan mental yang rapuh bisa dijadikan senjata bagi Indonesia untuk menikam Tim Naga.
— China (@ChineseFA) September 10, 2024
Syarat Mutlak yang Wajib Dipenuhi
Namun, dari semua skenario tadi, ada satu syarat mutlak yang harus terlebih dahulu dipenuhi oleh anak asuh Shin Tae-yong. Satu hal tersebut adalah kemampuan mencetak gol. Tanpa bisa mencetak gol, target tersebut sebatas angan. Sebab, mana mungkin suatu tim bisa menang tanpa bisa mencetak gol? Mengharap gol bunuh diri dari lawan? Bangun, bro, udah kesiangan.
Lini depan Timnas sendiri masih menjadi PR besar yang harus dibenahi. Tim Garuda hanya mampu mencetak 3 gol saja dalam 5 pertandingan terakhirnya. Dan mirisnya tak ada satu pun dari tiga gol itu yang berasal dari penyerang Timnas Indonesia. Karena gol Ragnar Oratmangoen di gawang Arab Saudi sudah dianulir FIFA menjadi golnya Sandy Walsh.
Namun, terlepas dari ketiadaan striker gacor di Timnas Indonesia, ada kabar baik dari Liga 1. Setelah kedatangan Yeom Ki-hun sebagai pelatih striker, para penyerang andalan Shin Tae-yong akhirnya berduyun-duyun mencetak gol di Liga Indonesia. Ramadhan Sananta cetak gol melawan Madura United, Hokky Caraka saat melawan Arema, dan Dimas Drajad yang mencetak gol ke gawang Persija Jakarta.
Ini merupakan pertanda baik bagi Timnas Indonesia. Seharusnya Shin Tae-yong sudah tak perlu bingung lagi memilih siapa yang akan menjadi penyerang utama. Sebab pun jika diperhatikan, gol Sananta dan Dimas menggunakan teknik serupa yang boleh jadi ini hasil polesan Yeom Ki-hun. Sananta bahkan sudah mengakui bahwa ada andil Yeom Ki-hun dalam golnya melawan Madura United.
Gol Dimas Drajad melesat menjaring di gawang Persija Jakarta💥#PERSIBDAY #WeArePERSIB pic.twitter.com/8Tr4YHg2ty
— PERSIB (@persib) September 23, 2024
https://youtu.be/noDXt8KNnyo