Champions League adalah puncak kehormatan bagi setiap klub elit Eropa. Sebuah penghargaan tersendiri apabila pesepakbola dapat andil dan berada pada klub yang memenangkan trophy “si kuping besar” tersebut.
Sejak rebranding kompetisi pada tahun 1992 menjadi Champions League, beberapa pemain terkenal silih berganti menghiasi Champions League dan mendapatkan trophy.
Namun, hanya beberapa pemain saja yang memenangkan Champions League dengan dua klub berbeda. Sebuah rekor tersendiri yang jarang dicapai sebagian pesepakbola. Berikut daftar pemain yang juara Champions League di dua klub yang berbeda.
Daftar Isi
Edwin Van Der Sar (Ajax 1995, Manchester 2008)
Van Der Sar memenangkan trophy UCL pertama kalinya yakni saat bersama Ajax pada tahun 1995 dengan mengalahkan AC Milan di final. Van Der Sar kemudian melanjutkan karirnya di MU pada tahun 2005 setelah pernah mencoba bermain bersama Juventus dan Fulham.
Van der Sar bersama Sir Alex Ferguson telah mencicipi bermain di tiga final Champions League tak terlupakan di Manchester United. Gelar Champions League kedua Van Der Sar tercapai setelah keluar sebagai pemenang dari partai All English Final pertama melawan Chelsea di Moskow tahun 2008 setelah ia menyelamatkan penalti penentu dari Nicolas Anelka di babak adu penalti.
Happy Birthday, Edwin van der Sar. 🎂
🏆 8x League titles
🏆 2x Champions League winner
🏆 26x Trophy winnerOne of the best goalkeepers to ever do it. pic.twitter.com/CFegsr59sQ
— William Hill (@WilliamHill) October 29, 2021
Deco (Porto 2004, Barcelona 2006)
Berikutnya ada Gelandang Portugal kelahiran Brasil, Deco. Deco adalah salah satu permata skuad juara Champions League FC Porto dibawah Jose Mourinho pada tahun 2004 setelah di final mengalahkan AS Monaco.
Ia kemudian memastikan kepindahannya ke Barcelona pada musim berikutnya setelah sukses bersama Porto. Bersama rekan setimnya, Ronaldinho, ia menjadi barisan depan kesuksesan tim racikan Frank Rijkaard.
Deco di Barcelona menjadi salah satu pilar penting dalam kesuksesan Barcelona di final 2006 Paris melawan Arsenal. Itu adalah gelar kedua Deco di Champions League selama karirnya.
Happy 42nd birthday to Portugal’s adopted son Deco!
A two-time Champions League winner and a magical talent!
🇵🇹💫 pic.twitter.com/ido7uC0RMM
— Próxima Jornada (@ProximaJornada1) August 27, 2019
Gerard Pique (Manchester United 2008, Barcelona 2009, 2011, 2015)
Lalu ada Gerard Pique.Trophy Champions League pertama Pique diraihnya ketika berseragam Manchester United era Sir Alex Ferguson. Ia menjadi bagian pelapis bek tengah dari skuad pemenang Champions League MU di 2008 melawan Chelsea.
Setelah memutuskan kembali ke Catalonia, Pique berkembang menjadi salah satu bek tengah terbaik dunia. Ia berkembang di bawah Pep Guardiola, dan sempat menjadi pengkhianat MU dengan dua kali mengalahkan mantan timnya itu di final Champions League bersama Barca. Pique dan Barcelona ketika itu menjadi juara dua kali dengan mengalahkan MU di tahun 2009 dan 2011.
Pique kemudian bersama Barca mampu menambahkan gelar Champions League keempat dalam karirnya empat tahun kemudian. Ketika Barca mengalahkan Juventus di Berlin untuk menyegel treble di bawah bimbingan Luis Enrique pada tahun 2015.
Happy birthday, three-time #UCL winner & Barcelona hero Gerard Piqué! 🎉🎁🎂 pic.twitter.com/pOJfwqAGDt
— UEFA Champions League (@ChampionsLeague) February 2, 2017
Xabi Alonso (Liverpool 2005, Real Madrid 2014)
Selanjutnya ada Xabi Alonso. Gelandang elegan ini bergabung dengan Liverpool pada musim panas 2004 dan dengan cepat menjadi pemain kunci bagi pelatih Rafa Benitez. Ia membentuk kemitraan yang tangguh dengan kapten The Reds, Steven Gerrard di jantung lini tengah.
Keduanya sama-sama mencetak gol dalam “Miracle of Istanbul” melawan AC Milan pada tahun 2005. Saat Liverpool secara sensasional comeback dari ketertinggalan 3-0 menjadi 3-3 dan menang lewat adu penalti dan keluar sebagai kampiun.
Setelah tergoda untuk kembali ke tanah airnya bersama Real Madrid, Alonso kembali mampu mengangkat trophy sekali lagi dengan seragam El-Real. Alonso tidak dipungkiri memainkan peran penting dalam perjalanan klub meraih gelar La Decima di tahun 2014. Meskipun dirinya tidak bermain di final melawan Atletico Madrid karena terkena skors.
Happy 36th birthday, 2-time #UCL winner Xabi Alonso! 🎉🎂 pic.twitter.com/ZAnY9JHfez
— UEFA Champions League (@ChampionsLeague) November 25, 2017
Daniel Sturridge (Chelsea 2012, Liverpool 2019)
Ada juga pemain asal Inggris bernama Daniel Sturridge. Sturridge merasakan gelar pertama Champions League bersama Chelsea pada 2012 ketika mengalahkan Munchen. Namun, ketika itu Sturridge tidak tampil di partai final meskipun dia dalam performa bagus.
Tujuh tahun kemudian, striker internasional Inggris itu sekali lagi menjadi pemain pengganti yang tidak diturunkan Liverpool, saat mereka mengalahkan Tottenham Hotspur 2-0 di final Champions League di Wanda Metropolitano tahun 2019.
Champions League goals for Chelsea: 2
Champions League goals for Liverpool: 2
Champions League trophies: 2Daniel Sturridge has made history. 🔵🔴 pic.twitter.com/h1qcWoQTEO
— Squawka (@Squawka) June 2, 2019
Xherdan Shaqiri (Bayern Munchen 2013, Liverpool 2019)
Kemudian ada gelandang Swiss, Xherdan Shaqiri. Xherdan Shaqiri membela The Reds sejak tahun 2018 setelah direkrut dari Stoke City. Sebelum sukses juara Champions League bersama Liverpool pada tahun 2019. Shaqiri juga pernah merasakannya saat berseragam Bayern Munchen.
Pemain asal Swiss ini menjadi bagian The Bavarians pada musim 2012/13 hingga 2014/15. Shaqiri tercatat menjadi bagian dari tim Munchen ketika menjuarai Champions League pada musim 2012/13.
🏆 14 major honours
👏 2 time Champions League winner
🔝 Tested in three top European leaguesJust how good is Xherdan Shaqiri? pic.twitter.com/prVfYMbMHv
— Ladbrokes (@Ladbrokes) June 9, 2019
Mateo Kovacic (Real Madrid 2016, 2017, 2018, dan Chelsea 2021)
Yang berikutnya adalah Mateo Kovacic. Pemain berpaspor Kroasia itu menambah koleksi trophy ‘Si Kuping Besar’ dalam karirnya sebanyak empat kali setelah juara bersama Chelsea di 2021.
Anehnya dari empat trophy Champions League yang diraih Kovacic. Ia total cuma bermain selama 17 menit di laga finalnya dan cuma bermain saat di final bersama Chelsea. Saat itu, di final Chelsea melawan Manchester City tahun 2021, Mateo Kovacic dimainkan. Itupun sebagai pemain pengganti.
Di tiga laga final sebelumnya yang dimenangi oleh timnya, Real Madrid pada tahun 2016, 2017, 2018, Kovacic sama sekali tidak diturunkan.
Mateo Kovacic has won 4 Champions League winner’s medals having played 34 minutes in finals:
2015/16: Champions League🏆
2016/17: Champions League🏆
2017/18: Champions League🏆
2020/21: Champions League🏆 pic.twitter.com/RIRvjHnY6d— FootballWTF (@FootballWTF247) May 30, 2021
Samuel Eto’o (Barcelona 2006, 2009, dan Inter Milan 2010)
Ada Juga Samuel Eto’o. Striker Timnas Kamerun awalnya mengalami kejayaan bersama Barcelona. Ia menjadi bagian dari dua skuad pemenang Champions League di bawah Pep Guardiola dan Frank Rijkaard. Eto’o telah menjadi salah satu mesin gol Barca dalam beberapa musim sebelum munculnya Messi.
Setelah sukses bersama Barca, striker produktif itu kemudian dijual ke Inter Milan dalam kesepakatan pertukaran dengan Zlatan Ibrahimovic. Di Inter, Eto’o sekali lagi menunjukan bahwa sisa-sisa bakatnya masih mampu mengantarkannya dalam puncak kejayaannya. Ia memimpin tim Inter Milan arahan Jose Mourinho meraih treble winner ketika itu pada tahun 2010.
Samuel Eto’o is the only player in history to win the treble with two different clubs in two consecutive seasons:
🇪🇸 Barcelona, 2008/09:
🏆 Champions League
🏆 La Liga
🏆 Copa del Rey🇮🇹 Inter Milan, 2009/10:
🏆 Champions League
🏆 Serie A
🏆 Coppa Italia pic.twitter.com/JMshmT2Rjw— Football Tweet ⚽ (@Football__Tweet) May 26, 2021
Toni Kroos (Bayern Munchen 2013, Real Madrid 2016, 2017, 2018)
Lalu ada gelandang Jerman, Toni Kroos. Kepindahan Kroos ke Real Madrid setelah gagal menyetujui kontrak baru dengan Bayern membuat era baru Kroos dimulai. Sebuah era baru berupa penaklukan Champions League untuk Real Madrid secara tiga kali berturut-turut yakni pada tahun 2016, 2017, dan 2018.
Metronom lini tengah Jerman itu sebelumnya juga telah mencicipi kesuksesan di Champions League ketika masih bermain untuk Bayern Munchen. Dengan mengalahkan Borussia Dortmund di All Bundesliga Final pada 2013, Kroos menjadi bagian kesuksesan treble winner bersejarah Munchen di bawah pelatih Jupp Heynckes.
#UCL winner. UEFA Super Cup winner. Happy 25th birthday @ToniKroos; @realmadriden star & @FCBayernEN icon! pic.twitter.com/FcRpvsLoET
— UEFA Champions League (@ChampionsLeague) January 4, 2015
Cristiano Ronaldo (Manchester United 2008, Real Madrid 2014, 2016, 2017, 2018)
Dan yang terakhir yakni mega bintang Portugal, Cristiano Ronaldo. Tidak ada pemain di era Champions League yang memenangkan lebih dari lima gelar milik Ronaldo. Gelar Champions League pertamanya datang ketika berseragam Manchester United pada 2008. Kemudian setelah kepindahannya ke Real Madrid ia mendapatkannya lagi pada 2014, 2016, 2017, dan 2018.
🇵🇹 Five-time winner Cristiano Ronaldo in the Champions League:
⚽️ Most goals in history (136)
👕 Most appearances (178)
😮 Most goals in a season (17)
🤯 Most goals in knockout stages (67)
🔥 Only player to score in 11 straight games
🏆 Only player to score in 3 finals#UCL pic.twitter.com/SyRXiouyhH— UEFA Champions League (@ChampionsLeague) September 29, 2021
Sebagai rajanya Champions League, kali ini ia masih berusaha menjadi pemain kedua dalam sejarah yang memenangkan turnamen dengan tiga klub berbeda seperti apa yang dicapai oleh Clarence Seedorf.
Sumber Referensi : sportskeeda, thefootballfaithfull, sportshubnet


