Enam klub bakal saling menusuk di final di turnamen antarklub di benua Eropa, baik itu UEFA Conference League, UEFA Europa League, atau UEFA Champions League. Uniknya, dari keenam finalis tersebut tidak ada yang berasal dari negara yang sama alias 6 tim itu adalah delegasi dari 6 negara yang berbeda.
Dengan warna warni bendera yang ada di 3 perhelatan final antarklub Eropa menunjukan meratanya kekuatan musim ini di berbagai liga. Menarik untuk melihat kontestan ke 6 klub beda negara tersebut.
Daftar Isi
Feyenoord (Belanda)
Dimulai dari ajang baru kasta ketiga eropa, UEFA Conference League. Di Final turnamen baru UEFA ini bercokol wakil negeri kincir angin, Feyenoord.
Klub asal Kota Rotterdam itu pernah merajai Eropa pada tahun 1970 setelah menjadi juara Liga Champions. Feyenoord juga pernah memenangkan Piala UEFA pada 1974 dan tahun 2002.
Pada 2021/22 ini, Feyenoord mampu tampil impresif di liga domestik maupun Liga Konferensi Eropa. Di turnamen kasta ketiga Eropa itu, klub berjuluk “De club aan de Maas” ini berpeluang besar menjadi juara setelah berhasil masuk ke partai puncak.
Penampilannya yang mentereng di Eropa juga tak bisa dilepaskan dari peran para pemain kuncinya, kendati mereka jarang terekspos. Pada musim ini, beberapa pemain berhasil menunjukkan prestasinya di bawah asuhan Arne Slot. Seperti bek Marcos Senesi, kemudian penyerang sayapnya Luis Sinisterra dan mesin gol mereka yakni striker Cyriel Dessers.
Final kali ini akan menjadi sangat penting bagi pasukan Rotterdam, rasa kangen dari tahun 2002 mencapai partai final di sebuah turnamen terobati dan sekaligus berambisi mengincar trofi Eropa keempat mereka di kejuaraan eropa.
Which Clubs participating in the 2021-2022 #UECL lifted an European Trophy?
➌ trophies 🏆🏆🏆@Feyenoord
① European Cup (1970)
② UEFA Cup (1974 and 2002) #EuropaConferenceLeague #Feyenoord pic.twitter.com/exexbzwhgL— UEFA Europa Conference League (@EuroConferenceL) July 10, 2021
AS Roma (Italia)
Feyenoord di final bakal menghadapi wakil Italia, AS Roma. Klub yang juga sudah cukup lama tidak merasakan partai final di kejuaraan eropa. Keberhasilan AS Roma melaju ke final UEFA Conference League merupakan capaian pertama di Eropa sejak tahun 1991. Artinya, Giallorossi harus menunggu 31 tahun untuk bisa tampil di partai puncak kompetisi antarklub di benua biru.
AS Roma terakhir kali tampil di final UEFA Cup atau Liga Europa 1991. Akan tetapi, kala itu Giallorossi kalah dari Inter Milan. Partai puncak UEFA Conference League ini akan menjadi partai final ketiga bagi AS Roma di pentas Eropa.
AS Roma 1990/1991 🐺🟡🔴#ASRoma pic.twitter.com/yYSfn3wDjH
— AS Roma Nostalgia (@ASRomaNostalgia) February 24, 2022
Sebelumnya, Giallorossi pernah tampil di final Europa Champions Club 1983/84 dan UEFA Cup 1990/91. Namun, dalam dua partai final tersebut, AS Roma menelan kekalahan. Giallorossi ditumbangkan Liverpool dan Inter Milan.
Publik Italia sepatutnya berterima kasih kepada AS Roma musim ini. Seperti diketahui, tim asal Italia hancur lebur baik itu di UCL maupun di Europa League. Muka Italia terselamatkan oleh Giallorossi yang mampu menembus partai final UEFA Conference League edisi perdana tahun ini.
Bersama The Special One, Roma diantarkannya solid dengan pakem bermain yang baru dan para pemain yang baru. Pemain yang didatangkan seperti Tammy Abraham, Rui Patricio, dan Sergio Oliveira terbukti mampu membawa Roma ke singgasana tertinggi turnamen kasta ketiga Eropa. Dengan pakem permainan ala Mourinho, AS Roma menatap trofi baru musim ini.
Jose Mourinho yet in another final. Congratulations As Roma #UECL #Roma pic.twitter.com/XfYfWa3ETs
— Sony Love (@GoalRush360) May 5, 2022
Eintracht Frankfurt (Jerman)
Pindah ke Final Europa League, ada wakil Jerman, Eintracht Frankfurt yang melaju ke final Europa League. Ini adalah kali pertama Frankfurt mencapai final kejuaraan Eropa, usai tidak melakukannya selama 42 tahun terakhir.
Final Liga Europa ini menjadi final kedua mereka di kompetisi resmi Eropa. Sebelumnya, Die Adler tampil di final resmi kompetisi Eropa pada 1980, yakni saat masih bernama Piala UEFA. Pada turnamen Piala UEFA itu, Frankfurt mengalahkan sang rival senegara, Borussia Monchengladbach dan menjadi juara usai unggul gol tandang dengan agregat 3-3
Eintracht Frankfurt are the first ever German side to reach the final of the UEFA Cup and the Europa League since it was rebranded:
◉ 1980: 🏆
◉ 2022: ❓And they could be the first German side to win both. 🇩🇪 pic.twitter.com/eV8CizOEMF
— Squawka (@Squawka) May 5, 2022
Performa Frankfurt di ajang Europa League musim ini memang menjadi pusat perhatian. Mereka berhasil mempermalukan tim besar macam Barcelona. Di bawah asuhan pelatih Oliver Glasner bersama pemain andalan mereka Filip Kostic, Peter Hauge, Daichi Kamada, maupun Rafael Borre. Mereka mampu bermain kolektif dengan intensitas pressing yang tinggi dan solid ala Jerman.
Meskipun masih terseok di klasemen 12 Bundesliga dan tidak akan masuk ke kompetisi eropa musim depan, gelar juara ini adalah satu-satunya jalan bagi mereka untuk tampil di kompetisi Eropa musim depan. Kalau mereka mulus menjadi kampiun nantinya.
Rangers (Skotlandia)
Beralih ke lawan Frankfurt, yakni utusan dari Skotlandia, Rangers. Tim asal daratan Britania Raya ini tampil kembali ke partai puncak setelah timbul tenggelam cukup lama baik di Eropa maupun domestik.
Ini merupakan penampilan kedua Rangers di final kompetisi Eropa dalam tempo 14 tahun. Terakhir, juara Liga Skotlandia itu kalah dari Zenit St Petersburg di laga final Piala UEFA pada 2008. Jika berhasil menang atas Frankfurt di final kali ini, Rangers akan tampil untuk pertama kalinya di Liga Champions sejak terakhir mereka tampil di musim 2010.
🏆 @fczenit_en 🎉
🌊 Zenit won their first UEFA Cup title #OnThisDay in 2008, beating Rangers 2-0 in Manchester 👏#UEL | #OTD pic.twitter.com/v9YwdtCSuz
— UEFA Europa League (@EuropaLeague) May 14, 2020
Bersama pelatih baru asal Belanda berdarah Indonesia, Gio Van Bronckhorst, Rangers disulap menjadi tim yang lebih bermental Eropa. Meskipun ada jasa-jasa pelatih sebelumnya seperti Steven Gerrard yang sudah mampu membentuk tim ini menjadi solid.
Gio di Rangers musim ini bermaterikan punggawa macam Lundstram, Aaron Ramsey, Amad Diallo, Glen Kamara, maupun James Tavernier. Berada dibawah bayang-bayang Celtic di liga domestik, Rangers akan berusaha membuktikannya di Eropa sebagai kampiun yang membanggakan publik Skotlandia.
Rangers reach the final of this competition for the first time since 2008! 🔴⚪️🔵#UEL pic.twitter.com/Nq6IDP4cj7
— UEFA Europa League (@EuropaLeague) May 5, 2022
Real Madrid (Spanyol)
Di Liga Champions, klub langganan final Real Madrid adalah kebanggaan Spanyol dalam beberapa dekade terakhir ini sebagai cerminan kemajuan La Liga. Real Madrid kali ini kembali mampu mencapai puncak setelah terakhir mereka tampil di Final Kyiv 2018 lalu.
🗓 ON THIS DAY, 2018
Los Blancos completed the triplete — the three-peat — of Champions League titles in Kyiv 🇺🇦
They beat Liverpool 3-1 in the final, with a sensational Gareth Bale brace 💥#LLL
🧡🇪🇦⚽️ pic.twitter.com/mRgEe3VyYQ— La Liga Lowdown 🧡🇪🇸⚽️ (@LaLigaLowdown) May 26, 2020
3 kali beruntun juara turnamen ini dari musim 2016, 2017, 2018 pasukan El Real memang punya dna tersendiri di turnamen ini. Bersama pelatih yang membawa mereka meraih La Decima di 2014 yakni Carlo Ancelotti, kini Madrid mencapai final dengan skuad yang berbeda.
Meskipun masih didasari pada pondasi pemain lawas macam trio Casemiro, Modric, Kroos maupun Benzema di depan. Kombinasinya sekarang makin beragam dengan munculnya young guns macam Vinicius, Rodrigo, Camavinga maupun Valverde.
Kini, Madrid akan menjaga marwah La Liga di muka dunia. Dengan tumbangnya Barcelona, Sevilla maupun Atletico Madrid di kancah Eropa, paling tidak Real Madrid mampu menggendong beban Spanyol untuk meraih satu trophy eropa musim ini.
LIVERPOOL VS. REAL MADRID 🇫🇷
The 2022 Champions League final is set 🍿 pic.twitter.com/l4kg9C8KN4
— ESPN FC (@ESPNFC) May 4, 2022
Liverpool (Inggris)
Lawan Real Madrid kini datang dari liga nomor satu dunia saat ini yakni Liga Inggris. Wakil mereka yang berhasil sampai puncak kali ini adalah Liverpool. Inggris yang sebetulnya mengirimkan empat wakilnya di semifinal UCL, Europa League, dan Conference League cuma Liverpool yang mampu menembus final. Sementara, West Ham dan Leicester City, dan Manchester City tersingkir.
Final yang akan berlangsung di Paris nanti akan dijadikan Klopp dan Liverpool menjaga gengsi Premier League. Pemain seperti Mo Salah, Mane, Van dijk tentu tidak mau merelakan begitu saja trophy si kuping besar pada wakil Spanyol untuk kedua kalinya.
Pasalnya, aroma balas dendam kini merasuk dalam diri skuad Liverpool ketika mereka dikalahkan di Kyiv 2018 lalu. Kini skuad Klopp dengan kombinasi pemain barunya macam Luis Diaz maupun Diogo Jota berharap mampu membawa warna lain maupun efek kejut di final nanti.
Tidak ada All England Final, All German Final, atau All Spain Final di final 3 liga antar klub benua eropa musim ini. 3 final yang makin berwarna justru akan semakin seru dan layak dinantikan negara mana yang akan berjaya merengkuh salah satu trophy.
▪️ Europa Conference League final: Roma vs. Feyenoord, May 25
▪️ Europa League final: Frankfurt vs. Rangers, May 18
▪️ Champions League final: Liverpool vs. Real Madrid, May 28Bring on the finals 🤩 pic.twitter.com/VrroaulQ4D
— B/R Football (@brfootball) May 5, 2022
Sumber Referensi : mirror, sportingnews, uefa