Harapan itu masih ada. Ya, kemenangan Indonesia 1-0 atas Bahrain di Gelora Bung Karno merekahkan lagi asa jutaan fans yang sempat layu. Dengan hasil yang amat berharga ini, timnas Garuda sudah mengumpulkan 9 poin dan menempel ketat Arab Saudi di peringkat ketiga dengan gap hanya 1 poin saja.
Kini, tersisa dua laga di putaran ketiga yang akan digelar Juni mendatang. Dua pertarungan yang sebisa mungkin harus dituntaskan dengan hasil positif, demi menerbangkan cita-cita mulia ke Piala Dunia 2026. Lantas, bagaimana hitungan matematis peluang lolosnya Indonesia?
Daftar Isi
Kemenangan Yang Hidupkan Lagi Kepercayaan
Dalam laga menghadapi Bahrain, Patrick Kluivert akhirnya mendengarkan segala keresahan yang ditumpahkan fans seusai hari kegelapan di Sydney. Ia dan Alex Pastoor tak lagi gunakan skema empat bek dan beralih dengan 3-4-2-1.
Dari sektor pertahanan, eks pelatih Curacao itu kembali mempertemukan Jay Idzes dengan couple goals-nya, Rizky Ridho. Hasilnya, Ridho tampil bak kesetanan dengan menyapu semua bola yang datang membahayakan area gawang Maarten Paes.
Lini tengah begitu taktis dengan debut menawan dari Joey Pelupessy yang langsung klik dengan profesor Thom Haye. Belum lagi dengan momen comeback-nya Ricky Kambuaya yang bermain begitu dinamis dan ikutan menusuk pertahanan musuh.
𝗙𝗧 | 🇮🇩 Indonesia 1️⃣-0️⃣ Bahrain 🇧🇭
A momentous victory for Indonesia at Gelora Bung Karno Stadium!#AsianQualifiers | #IDNvBHR pic.twitter.com/rkG6db08Xz
— #AsianQualifiers (@afcasiancup) March 25, 2025
Sementara posisi depan jadi ajang show off dari duo Oxford United, Marselino Ferdinan dan Ole Romeny. Dua orang yang berperan dalam mengoyak jala Ebrahim Lutfalla. Marceng dengan umpannya yang manja, dan disambut sontekan Ole yang tenang tapi membunuh.
Kemenangan penting yang membuat Timnas Indonesia sukses persembahkan tiga poin hari raya, sekaligus menghidupkan lagi kepercayaan para pendukung yang sempat meredup.
Baru Permulaan Dari Masa Depan Cerah
Selepas laga bubar, Kluivert mengaku senang dengan hasil tiga poin dan Indonesia memang pantas untuk mengamankan kemenangan. Ayah dari Justin Kluivert ini bahkan berkata kalau Indonesia bisa saja menang lebih dari satu gol andaikan dapat mengkonversikan sejumlah peluang emas dengan baik.
Walau begitu, Kluivert tetap menyanjung setinggi langit para pemainnya yang telah berjuang sekuat tenaga sepanjang 90 menit. Eks pemain Barcelona ini pun menggambarkan kemenangan atas Bahrain sebagai permulaan dari episode masa depan yang cerah bagi Timnas Indonesia.
Ayo Menang Lagi Di GBK!
Melompat ke Juni, Indonesia nantinya akan meladeni dua lawan pamungkas di putaran ketiga, yakni menjamu China di Gelora Bung Karno pada 5 Juni, dilanjutkan dengan bertolak ke Suita City Stadium untuk menantang Jepang lima hari berselang. Keduanya sama-sama krusial dan diperlukan fokus penuh demi menggapai hasil yang terbaik.
🚨 NEXT MATCH INDONESIA:
• VS. CHINA (HOME) 🇨🇳
• VS. JEPANG (AWAY) 🇯🇵OPTIMIS BERAPA POIN? 🔥😈
— Extra Time Indonesia (@idextratime) March 25, 2025
Mulai dari laga lawan China dulu. Bermain di Jakarta membuat timnas berharap agar tuah Gelora Bung Karno terus berlanjut. Sejak momen pembantaian atas Jepang pada 15 November tahun lalu, GBK selalu memberikan daya magisnya bagi perjalanan timnas di panggung kualifikasi.
Jauh sebelum berhasil membalaskan dendam kesumat atas Bahrain, Indonesia secara meyakinkan menumbangkan Arab Saudi dengan skor 2-0 di GBK. Brace Marselino Ferdinan yang diwarnai selebrasi ikoniknya mampu membuat peluang Indonesia untuk menyodok posisi kedua sempat terbuka lebar saat itu.
Meski laga lawan China masih tiga bulan lagi, sudah dapat dipastikan kalau tidak ada satupun kursi di GBK yang luput untuk diduduki. Lautan Merah-Putih akan kembali tersaji dan gemuruh puluhan ribu penonton saling mengisi tiap sudut stadion. Belum lagi dengan koreo khusus dari La Grande Indonesia yang siap bikin ciut nyali pasukan musuh.
This Indonesia tifo 😍🏟️🇮🇩 pic.twitter.com/k4zfGB4tJQ
— 433 (@433) March 25, 2025
Faktor non teknis seperti itulah yang seharusnya bisa memantik api semangat pejuang Garuda untuk kembali menyegel tiga poin di kandang sendiri, sekaligus membayar kesalahan saat menyerah di Qingdao. Apalagi melihat kondisi China yang sebenarnya tidak bagus-bagus amat dalam tiga pertandingan terakhir yang semuanya berakhir dengan hasil minor.
Iya, mimin tahu kalau kita tidak boleh jumawa, tapi dengan gameplan yang diperagakan saat melawan Bahrain, plus dengan hadirnya sejumlah nama baru, rasa-rasanya peluang Indonesia untuk mengatasi perlawanan China cukup besar.
Berharap Keajaiban Di Osaka
Osaka jadi pemberhentian terakhir Timnas Indonesia dalam kampanye merebut tiket Piala Dunia. Walau berstatus laga penutup, pertemuan dengan Jepang punya arti yang besar bagi Indonesia. Pasalnya, inilah momen penentuan nasib Indonesia di akhir pacuan. Masih bisa memperpanjang nafas atau berhenti sampai di putaran ketiga.
Banyak yang mengharapkan agar Indonesia bisa membalikkan prediksi dengan menaklukkan tuan rumah meskipun dengan sebiji gol saja. Namanya harapan ya boleh-boleh saja, tapi tampaknya butuh keajaiban dari kantong Doraemon supaya impian itu dapat terkabul.
RESMI: Federasi bola Jepang mengumumkan laga Timnas Jepang vs Indonesia akan berlangsung di Panasonic Stadium Suita (Suita City Football Stadium)! Laga berlansung sekitar 5 bulan lagi, yakni 10 Juni 2025.
Stadion tersebut berada di wilayah perfektur Osaka. Justin Hubner akan… pic.twitter.com/NZ5mhReEi4
— FaktaBola (@FaktaSepakbola) January 10, 2025
Apalagi sambil berharap Hajime Moriyasu akan menurunkan tim lapis kedua saat bersua Indonesia. Biar mimin kasih sedikit gambarannya. Jika ditelaah, skuad lapis kedua Jepang memiliki kualitas yang tak jauh beda dengan mereka yang masuk skuad utama dari semua lini. Hampir tak ada gap skill yang signifikan antara skuad utama dan pelapis Samurai Blue.
Jadi, secara realistisnya hasil imbang sudah lebih dari cukup untuk dibawa pulang oleh Indonesia. Mengapa begitu? Karena Australia dan Arab Saudi yang kita anggap sebagai pesaing yang setara di Grup C saja cuma sanggup menahan Jepang dengan skor seri.
Lagipula, hasil imbang jauh lebih bisa diterima oleh elemen fans daripada kembali dengan tangan hampa bukan?
Utak-Atik Lolos Piala Dunia
Sekarang kita masuk ke pembahasan hitung-hitungan matematis kelolosan Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026. Dengan berakhirnya pertandingan yang kedelapan, secara realistis Indonesia masih bisa mengamankan asa ke Piala Dunia lewat jalur putaran keempat.
Jika seandainya berhasil raih kemenangan atas China dan bisa memaksakan hasil imbang atas Jepang, Indonesia akan menutup kualifikasi dengan total 13 poin. Masih belum cukup untuk mengkudeta Australia yang sekarang saja sudah meraup 13 poin. Socceroos bahkan hanya butuh 2 poin lagi untuk menemani Jepang sebagai wakil Grup C. Itu artinya total poin yang dikumpulkan Australia setidaknya bisa 15 poin.
Praktis, Indonesia hanya bisa berharap Arab Saudi tergelincir sehingga bisa menyalipnya di detik akhir. Saudi sendiri yang saat ini mengoleksi 10 poin di posisi ketiga diharapkan tidak dapat mengumpulkan lebih dari 4 poin dari dua laga sisa menghadapi Bahrain dan Australia. Mungkin, kita bisa berdoa agar Green Falcons imbang lawan Bahrain dan keok dari Australia di laga terakhir.
Lalu, bagaimana dengan peluang lolos otomatis? Sejatinya memang masih terbuka, tetapi kemungkinannya sangat-sangat kecil. Garuda wajib hukumnya menyapu bersih seluruh laga tersisa dengan kemenangan. Itupun dengan catatan di waktu yang bersamaan, Australia menelan pil pahit di dua laga sisa.
Okelah mungkin menang atas China masih bisa diperjuangkan mati-matian. Namun, mengalahkan Jepang adalah sesuatu yang membutuhkan kekuatan maha dahsyat untuk bisa terealisasi. Sebuah tantangan besar bagi Indonesia yang tak hanya main di bawah dukungan kandang lawan, tapi juga secara kualitas jauh lebih unggul tuan rumah sekalipun nantinya jadi menurunkan skuad pelapis.
Sementara untuk Australia, kekalahan beruntun mungkin tak pernah terlintas di benak Tony Popovic. Apalagi mereka tengah diambang lolos otomatis karena cuma butuh setidaknya dua hasil imbang dari laga home atas Jepang dan lawatan ke Arab Saudi. Secara pada pertemuan pertama saja, Australia juga bisa menahan imbang keduanya.
Kini, semua mata tertuju pada laga melawan China dan Jepang pada Juni mendatang. Mampukah prajurit Garuda mencetak sejarah dan terbang lebih tinggi ke Piala Dunia? Kita tunggu jawabannya!