Tragedi Keracunan Membuat Spurs Gagal Ke Liga Champions 2005/06

spot_img

Menjelang akhir musim Premier League 2021/22 muncul seketika ingatan ketika perebutan zona Champions League yakni posisi 4 antara Arsenal dan Spurs terjadi penuh dengan drama pada musim 2005/06.

Keadaan di tahun 2005/06 hampir mirip keadaannya seperti di musim 2021/22 ini. Ketika penentuan siapa yang lolos ke Champions League musim depan ditentukan di pekan terakhir. Dan klub yang berebut pun sama yakni klub asal London Utara, Arsenal dan Spurs.

Pada musim 2005/06 ketika itu terjadi tragedi yang menyesakkan bagi Spurs menjelang digelarnya pekan terakhir. Hal itu tampaknya yang akan dihindari Spurs musim ini.

Musim Ketat Spurs dan Arsenal

Musim 2005/06 adalah musim yang sangat ketat bagi Spurs dan Arsenal. Spurs memulai musim itu dengan pelatih baru yang ditunjuk pertengahan musim sebelumnya yakni Martin Jol. Pelatih asal Belanda itu diharapkan membangkitkan Spurs yang musim sebelumnya hanya finish di posisi 9 klasemen Liga Inggris. Musim 2005/06 Martin Jol dihadapkan pada target masuk kompetisi Eropa musim depan.

Sementara, Arsenal yang musim 2004/05 bersama Wenger sudah meraih Piala FA dan Community Shield, musim 2005/06 dihadapkan pada target juara Liga Inggris. Ketika mereka musim 2004/05 hanya menjadi runner up di bawah Chelsea.

Musim berjalan, Spurs di bawah Martin Jol menjelma tim yang merangsek ke papan atas liga. Dengan pemain yang datang macam Edgar Davids, Jermaine Jenas, Danny Murphy, sampai pemain Asia Lee Young Pyo, menjadikan skuad Spurs naik level.

Para pemain baru itu dengan cepat beradaptasi dengan kerangka tim yang dipertahankan Spurs seperti duo center back Michael Dawson dan Ledley King,di tengah ada Michael Carrick dan di depan ada Defoe dan Robbie Keane.

Hasilnya, di musim itu mereka mampu menahan imbang sang rival Arsenal dua kali dengan skor 1-1. Prestasi tersebut tentu dibanggakan Spurs ketika Arsenal yang berpredikat calon juara. Musim itu Arsenal juga tercecer dari persaingan perebutan juara liga dari Chelsea dan MU. Arsenal tertatih merangsek ke posisi 4 besar. Berbeda dengan Spurs yang pandai memanfaatkan partai melawan klub-klub menengah ke bawah dengan meraih poin penuh.

Pertandingan Akhir Musim

Menahan imbang Arsenal di Highbury dan menang atas Bolton sebelum laga terakhir musim 2005/06, membuat Spurs sementara duduk manis di atas Arsenal secara peringkat. Spurs berada pada posisi zona Liga Champions yakni posisi ke-4 dengan raihan 65 poin.

Sementara Arsenal, meskipun mampu menyapu bersih poin dengan kemenangan melawan Sunderland dan Manchester City sebelum laga terakhir, hanya bisa mengejar Spurs dengan selisih 1 poin. Artinya, menjelang partai terakhir, Arsenal masih berada di posisi ke-5 dengan 64 poin. Spurs hanya butuh 1 kemenangan lagi di partai terakhir untuk menyegel posisi 4, meskipun ditempat lain Arsenal menang.

Pertandingan terakhir Spurs musim itu adalah tandang di Upton Park markas West Ham. The Hammers sudah tidak lagi berambisi apa-apa karena mereka berada pada posisi aman di liga yakni di peringkat 9. Meskipun begitu, West Ham asuhan Alan Pardew itu juga bukan lawan yang mudah bagi Spurs. Mereka musim itu adalah runner up Piala FA.

Sedangkan Arsenal yang menggebu ingin finish di atas Spurs, akan bertemu Wigan Athletic di markas sendiri. Wigan sebagai tim medioker juga tidak bisa dianggap remeh. Wigan musim itu menjadi runner up Piala Liga. Meskipun secara peringkat di liga, mereka tidak lagi ada ambisi untuk memperbaiki peringkat. Wigan nyaman di posisi 10.

Peristiwa “Lasagna Gate”

Hari pertarungan akan segera tiba. Spurs berangkat ke West Ham. Mereka menginap di London Marriott di Canary Wharf pada malam sebelum pertandingan. Tiba tiba, 10 pemain Spurs seperti para pemain inti macam Edgar Davids, Robbie Keane, Michael Dawson, Carrick maupun Defoe semuanya dinyatakan sakit oleh tim dokter sebelum pertandingan.

Hal itu terjadi setelah para pemain itu makan malam. Mereka dikatakan telah menyantap makanan jenis Lasagna, yang merupakan salah satu pilihan makanan di hotel itu.

Carrick menulis dalam otobiografinya “Between the Lines“: “Saya tidak pernah mengalami penderitaan seperti ini. Rasanya seperti api dinyalakan di perutku dengan bensin. Rasa sakit terus berkobar dan saya merasakannya di tempat tidur malam itu, dan berdoa agar besok ketika pertandingan bisa hilang.” Kata Carrick

Sang pelatih Martin Jol bersikeras Spurs mengajukan penundaan partai ini dan ditolak oleh otoritas karena pekan itu, semua laga Liga Inggris harus selesai. Bagaimanapun Jol tidak punya pilihan lain selain melanjutkan pertandingan dengan skuad apa adanya.

Fokus berikutnya bagi pihak Spurs adalah sesegera mungkin mencari penyebab terjadinya tragedi itu. Sampel Lasagna itu diambil dan dijadikan penyelidikan oleh kepolisian setempat yang datang malam itu juga di hotel atas permintaan pihak Spurs. Pihak kepolisian yang bekerjasama dengan badan kesehatan setempat segera menginvestigasi hal itu.

Hasil investigasi yang diluncurkan oleh Badan Perlindungan Kesehatan setempat membebaskan hotel tersebut dari kesalahan atas penyediaan Lasagna tersebut. Alih-alih keracunan makanan yang menjadi penyebab, penyelidikan menemukan fakta bahwa norovirus, suatu bentuk virus yang dijadikan penyebab para pemain Spurs itu keracunan.

Arsenal Yang Lolos Liga Champions

Pemain Spurs, Jermaine Jenas saat ditanya akan tragedi itu teringat bahwa para pemain ketika itu muntah-muntah di toilet ruang ganti Uptown Park sebelum kick-off. Dengan keadaan yang dipaksakan seperti itu West Ham mampu mengambil keuntungan.

Benar saja ketika pertandingan baru berjalan 10 menit, Carl Fletcher mencetak gol pembuka dengan tendangan kencangnya dari luar kotak penalti. Untung di menit 35, Defoe mampu menyamakan kedudukan menjadi 1-1.

Benar saja, tragedi itu berpengaruh di babak kedua. Spurs kehabisan tenaga dan para pemainnya terlihat lesu. “Banyak pemain berlari dengan tatapan kosong ketika itu di babak kedua akibat dari kondisinya yang tidak 100%,” Imbuh Jermaine Jenas.

Akhirnya, malapetaka itu benar terjadi ketika Yossi Benayoun membawa West Ham kembali memimpin 2-1 pada menit ke 80. Dan skor 2-1 pun menjadi hasil akhir pertandingan itu. Spurs gagal meraih 3 poin untuk mengamankan tiket Liga Champions.

Sementara Arsenal yang melakoni partai terakhir di rumah sendiri mampu unggul 4-2 melawan Wigan berkat hattrick Thierry Henry dan satu gol Robert Pires.

Nasib Spurs meraih jatah tiket Liga Champions pun raib digondol Arsenal. The Gunners akhirnya lolos ke Liga Champions musim 2006/07 setelah finish di posisi ke 4 dengan raihan 67 poin. Sementara Spurs hanya bisa gigit jari karena cuma bisa tampil di UEFA Cup lantaran finish di posisi ke-5 dengan 65 poin.

Sumber Referensi : theathletic, talksport, bleacherreport, skysports

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru