Indonesia sebagai bangsa yang ramah itu memang nyata. Coba lihat perlakuan mereka terhadap setiap pelancong yang datang ke tanah air. Tak terkecuali mantan penjajah kita yang kejam dulu, Jepang. Ketika Timnas Jepang mau bertandang ke Indonesia, mereka disambut meriah dan dimanjakan bak seorang “Raja Jawa”, eh bukan..seperti raja pada serial Benteng Takeshi maksudnya.
Timnas Jepang bahkan justru kini merasa malu terhadap perlakuan “wah” dari Publik Indonesia tersebut. Pasalnya, mereka dulu pernah menyambut Timnas Indonesia dengan kurang baik saat berlaga di ajang Kualifikasi Piala Dunia.
Timnas Jepang kloter pertama sudah tiba di Indonesia pada pukul 01.35 WIB di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Senin (11/11/2024).
Ada empat pemain timnas Jepang yang tergabung dalam rombongan pertama yakni Yuto Nagatomo, Kodai Takai, Kosei Tani, dan Hiroki Sekine. pic.twitter.com/stkWMMum5A
— BolaSport.com (@BolaSportcom) November 11, 2024
Daftar Isi
Permintaan Laga Diundur
Football lovers masih ingat, di Bulan September lalu timnas Jepang sudah meminta pengunduran jadwal laga Indonesia vs Jepang dari tanggal 14 November jadi 15 November? Hal itu disampaikan langsung oleh Federasi Sepakbola Jepang (JFA) kepada pihak PSSI, AFC, dan FIFA.
Tanpa pikir panjang, PSSI pun menyetujui permintaan tersebut dan akhirnya AFC dan FIFA setuju menunda laga tersebut, sehari setelahnya. Usut punya usut, penundaan tersebut karena alasan memberikan tambahan waktu untuk adaptasi sebagian besar pemain Jepang yang berlaga di liga-liga Eropa. Pasalnya, mereka akan datang terlambat ke Indonesia.
PSSI, menurut Arya Sinulingga, sudah mengatakan bahwa pihaknya oke-oke saja karena di dua laga FIFA Matchday November ini, Timnas Garuda hanya akan menjadi tuan rumah. Artinya, untuk persiapan tak terlalu terganggu.
Janji Diperlakukan Ramah
Sudah disetujui penundaan laga, kedatangan skuad Timnas Jepang beserta fansnya ke Indonesia juga akan dijamin penuh keamanan dan kenyamanannya oleh Ketum PSSI, Erick Thohir. Dilansir dari laman resmi PSSI, Erick mengajak semua fans Indonesia untuk menyambut dengan meriah dan ramah ketika Jepang tiba di tanah air.
Fans Jepang yang akan dikerahkan sekitar tiga ribuan orang, juga akan dikawal penuh pihak PSSI agar aman dan nyaman selama berada di Indonesia. Menurut Erick hal ini adalah kesempatan supaya dilihat dunia bahwa Indonesia bisa jadi tuan rumah yang baik bagi negara-negara lain. Tidak seperti apa kata Dik Bahrain yang takut pada perlakuan fans Indonesia.
Tiba Terlambat
Timnas Samurai Biru rencananya akan terbang dari Bandara Haneda Jepang, pada Minggu pagi 10 November 2024. Beberapa persiapan penyambutan pun sudah dipersiapkan pihak Indonesia di Bandara Soekarno Hatta.
Namun apa yang terjadi? Pesawat yang membawa rombongan Hajime Moriyasu beserta pemain Jepang yang berlaga di liga domestik gagal terbang. Pesawat mengalami masalah peralatan, sehingga harus putar balik serta menjadwalan ulang penerbangan.
Alhasil, pesawat Timnas Jepang baru terbang pada Minggu malam, dan baru sampai di Jakarta, Senin dini hari pada 11 November. Meski datang pada dini hari, ternyata tak menyurutkan antusiasme fans Jepang dari Indonesia yang ingin menyambutnya.
“Saya sangat tersentuh. Saat kami tiba di bandara, para penggemar Indonesia datang ke bandara dan menyambut kami,” kata punggawa Timnas Jepang, Yuto Nagatomo.
Disambut Bak Aktor Hollywood
Saking luar biasa sambutannya, Nagatomo mengatakan bahwa kedatangannya ini diperlakukan berasa seperti bintang Hollywood. Apalagi ketika baru sampai, para awak media serta fans langsung mengerubungi kontingen Timnas Jepang.
Mantan pemain Inter Milan ini mengaku baru merasakan sensasi diperlakukan seperti itu selama 15 tahun kariernya sebagai pesepak bola. “Demam sepak bola di negara ini sangat tinggi. Hal ini menurut saya tidak biasa. Saya sangat iri dengan kondisi ini,” kata Nagatomo.
Nagatomo merasa bak bintang Hollywood usai melihat antusiasme yang sangat luar biasa di Indonesia.
Mantan pemain Inter Milan itu tidak sabar bermain di GBK! 🏟️📣https://t.co/bu5rnr0mxk
— BolaSport.com (@BolaSportcom) November 12, 2024
Selain kagum pada sambutan meriah kedatangannya, Nagatomo juga mengaku ingin segera bertemu dengan mantan pemilik Inter Milan yang sekarang jadi Ketum PSSI,. Kebetulan Nagatomo sangat mengidolakan Erick Thohir.
Tak hanya Nagatomo yang takjub terhadap antusias penyambutan publik Indonesia. Pemain Jepang lainnya, Ritsu Doan juga merasakan hal serupa. Pemain Freiburg ini justru tidak takut dengan suporter Indonesia. Tidak seperti apa yang dikatakan Bahrain. Menurut Doan, bahkan bermain di Indonesia lebih menyenangkan ketimbang di negaranya sendiri yang justru banyak tekanan.
Rela Hujan-Hujanan Demi Lihat Timnas Jepang
Pasca tiba di tanah air pada Senin dini hari, timnas besutan Hajime Moriyasu menggelar latihan perdana di Kompleks Senayan pada sore harinya. Latihan terbuka tersebut juga diramaikan sejumlah fans dari Indonesia yang ikut menonton.
Mengintip Latihan Timnas Jepang Jelang Lawan Indonesia di GBK.
🎥: Adi Yaksa – Bolacom#BolacomID #Bldhen #TimnasJepang pic.twitter.com/VZToQ84UlI
— BOLA.COM (@bolacomID) November 12, 2024
Sayang, latihan tersebut akhirnya diguyur hujan lebat. Namun hujan tersebut tak menyurutkan antusiasme publik Indonesia menyaksikan latihan mereka. Seperti apa yang ditunjukan oleh dua fans asal Indonesia, Fajar Shiddiqy dan Samuel Aditya.
Mereka berdua rela menunggu sampai basah kuyup hanya sekadar untuk meminta tanda tangan dan foto bersama pemain Timnas Jepang. Akhirnya, setelah sekitar satu setengah jam menunggu, mereka berhasil mendapatkan satu tanda tangan, yakni dari Ritsu Doan. Pemain yang punya tendangan mematikan ini sendiri heran ada orang Indonesia meminta tanda tangannya. Padahal Jepang adalah lawan Timnas Indonesia nanti.
Jepang Merasa Malu
Di saat para pemain Jepang merasa bangga mendapat sambutan meriah dari publik tanah air, pihak Federasi Sepakbola Jepang (JFA) justru merasa malu. JFA flashback dengan merenung ketika memperlakukan Timnas Indonesia di Jepang pada 35 tahun silam.
Bagi yang belum tahu, pada tahun 1989 silam, Indonesia dan Jepang bertemu di ajang yang sama. Tepatnya di Kualifikasi Piala Dunia 1990. Saat itu, Timnas Indonesia bertandang ke Jepang pada 11 Juni 1989.
Alih-alih digelar di stadion megah Tokyo National Stadium, laga tersebut justru dihelat di Stadion Nishigaoka. Stadion kecil yang permukaan rumputnya tidak rata serta berlumpur saat kena hujan. Stadion tersebut juga hanya memiliki ruang ganti kecil, pencahayaan yang kurang, serta kapasitas penonton yang sangat sedikit.
Jepang menjamu Indonesia di stadion tersebut bukan tanpa alasan. Tokyo National Stadium saat itu masih direnovasi besar-besaran. Renovasi tersebut dilakukan sebagai persiapan penyelenggaraan Kejuaraan Atletik Dunia tahun 1991.
Laga yang berakhir dengan skor 5-0 untuk kemenangan Jepang tersebut, sempat mendapat kritikan dari trio pelatih Timnas Indonesia saat itu M.Basri, Iswadi Idris, dan Abdul Kadir. Mereka kompak mengkritik kondisi permukaan lapangan yang tak rata dan berlumpur.
Jepang Harusnya Berterima Kasih
Selain disambut dengan suka cita, pasukan Jepang juga tak perlu khawatir akan laga yang akan ditempatkan di lapangan jelek. Sebab Indonesia begitu serius untuk menyambut Jepang dan Arab Saudi. Saking seriusnya, Stadion Utama Gelora Bung Karno telah dipersiapkan dengan rumput khusus.
Nantinya bukan cuma Jepang yang akan nyaman memainkan bola, tapi para pemain Timnas Indonesia juga. Pertandingan akan lebih seru karena kedua tim akan bisa memainkan strateginya di atas rumput yang tak seperti untuk pakan kerbau.
Nah, tinggal hasilnya nanti. Apakah Jepang akan menang lagi? Tapi kalau bisa sih, Jepang mbok jangan ngotot-ngotot mainnya. Toh poinnya sudah banyak juga. Sedekahkanlah satu poin buat Indonesia. Boleh?
https://youtu.be/OOhHn9BJRcc
Sumber Referensi : superball, kumparan, superball, bola.com, superball, pssi.org, cnnindonesia, bolasport, detik