Perubahan besar sedang direalisasikan oleh PSG, untuk persiapan menyambut musim depan. Setelah mempertahankan Kylian Mbappe dengan rincian kontrak yang tak masuk akal, kini mereka memecat sang juru taktik, Mauricio Pochettino dan direktur olahraga, Leonardo.
Namun, ada yang menarik dari siapa yang ditunjuk untuk menggantikan Leonardo di kursi direktur olahraga PSG. Ia adalah Luis Campos, sosok penting di balik kesuksesan klub-klub macam AS Monaco dan LOSC Lille dalam sedekade terakhir.
Campos sering dicap sebagai salah satu pencari bakat terbaik, dengan transfer-transfer pemain muda potensial yang membantu klub meraih prestasi. Tentu ini sangat berbeda dengan paham yang dianut Nasser Al-Khelaifi dalam membangun PSG, lantas mau dibawa ke mana nasib PSG era Campos musim depan?
Daftar Isi
Rekam Jejak Luis Campos
Kepiawaian Luis Campos dalam mencari dan memaksimalkan potensi pemain dimulai ketika ia didatangkan AS Monaco dari Real Madrid pada tahun 2013 lalu. Pada awalnya Campos didatangkan sebagai penasihat Presiden Monaco, Vadim Vasilyev, namun pada 2014 ia berganti jabatan menjadi Direktur Olahraga.
At Monaco:
• Signed Bernardo Silva for £3m and sold him for £45m.
• Signed Fabinho for £2m and sold him for £43m.
• Signed Lemar for £1m and sold him for £63m.
• Discovered Mbappé. pic.twitter.com/Bo7WPUj9To— Isaac Waihenya (@IsaacWaihenya) May 25, 2021
Di musim panas pertamanya bersama Monaco, Campos menghabiskan banyak dana untuk mendatangkan pemain-pemain potensial. Mereka menghabiskan sekitar 140 juta pound atau sekitar Rp2,5 triliun, termasuk James Rodriguez, Bernardo Silva, Fabinho, Tiemoue Bakayoko, Thomas Lemar, dan Benjamin Mendy.
Mereka dipoles dengan sedemikian rupa dan dijual dengan harga tinggi beberapa tahun kemudian, sehingga Monaco berhasil meraup untung hingga 231 juta pound atau sekitar Rp4,1 triliun pada 2017 hanya dari penjualan pemain saja. Itu belum termasuk 162 juta poundsterling (Rp2,9 triliun) yang dihasilkan dari penjualan Kylian Mbappe ke PSG 2018 lalu.
Campos juga melakukan hal yang sama di Lille, ia membeli pemain-pemain murah dan memolesnya menjadi pemain top untuk mengalahkan PSG dalam perebutan gelar 2020/2021. Campos membuat Lille untung 130 juta pound atau sekitar Rp2,3 triliun dari penjualan pemain-pemain macam Nicolas Pepe, Rafael Leao, dan Victor Osimhen.
Selain mendatangkan pemain, Campos juga tahu persis harus diapakan pemain-pemainnya. Ia tak peduli dengan apa yang bisa mereka lakukan di musim pertama bersama klub. Campos lebih peduli dengan apa yang bisa mereka lakukan setelah dua atau tiga musim bersama klub. Jadi tak heran apabila PSG kepincut dengan kinerja Campos selama ini.
Mengubah Sudut Pandang PSG
Mendatangkan pemain dan memolesnya agar bisa dijual dengan harga mahal bukanlah ideologi yang dipegang oleh klub kaya raya seperti PSG. Sang juara Liga Prancis itu punya cukup uang untuk tidak mengkhawatirkan jumlah pendapatan klub dari penjualan pemain.
Tapi, jika ingin mengubah sudut pandang klub menjadi klub yang melakukan pembelian pemain yang tepat dan mau berproses demi menjadi yang terbaik di Eropa, mendatangkan Luis Campos adalah keputusan yang tepat.
Luis Campos’ now set to complete the agreement with Paris Saint-Germain. Positive meeting today in Doha with Nasser Al Khelaifi to talk about signings, manager, outgoings and more. #PSG #Transfers
Negotiations are now progressing in order to sign the contracts soon. pic.twitter.com/MwusFyZTgE
— Officialceledon football news (@Officialceledo1) May 31, 2022
Mengamankan Kylian Mbappe dengan memberikannya hak suara dalam pengambilan keputusan klub adalah awal dari munculnya ide untuk mendatangkan Luis Campos sebagai penasehat olahraga PSG musim depan. Mengingat hubungan Mbappe dan Campos sangat baik sewaktu di Monaco.
Di bawah Campos, Les Parisien harus mengubah pandangan mereka terhadap pencapaian sebuah prestasi. Mereka harus meninggalkan pemahaman jika prestasi bisa dibeli dengan uang. PSG harus mengerti bahwa semua butuh proses dan belajar menghargai setiap langkah yang dilakukan Campos di luar lapangan.
Meskipun Mbappe punya hak suara, poros PSG tetaplah Nasser. Ia sangat berpengaruh terhadap langkah yang akan diambil PSG untuk menata masa depan. Tampaknya setelah adanya Campos, Nasser mau nggak mau harus lebih sabar dan mendengarkan apa kata Campos.
Pasalnya mantan direktur teknik AS Monaco itu paham betul bagaimana cara membangun klub yang seimbang secara bisnis maupun prestasi. Hal itu sudah dibuktikan Campos semasa di Lille dan AS Monaco.
Mengubah Gaya Transfer PSG
Datangnya Campos sudah pasti akan mengubah gaya transfer dari klub milik pemerintah Qatar itu. Campos bakal membawa strategi transfer yang jauh terbalik dengan paham yang PSG pegang selama ini.
Di tangan Campos, PSG tak akan melakukan transfer-transfer pemain yang melibatkan uang ratusan juta poundsterling dan kembali asal menunjuk pelatih demi kesuksesan instan. Pemilihan pemain dan staf kepelatihan akan lebih terencana dan rapi, seperti yang sudah dilakukannya beberapa hari lalu.
Gerakan pertamanya adalah dengan merekomendasikan kepada PSG untuk mendatangkan mantan pelatih OGC Nice, Christophe Galtier, untuk gantikan posisi Pochettino. Di tangan Galtier, Nice berhasil mendapatkan kesempatan untuk berlaga di UEFA Conference League, dengan finis di peringkat 5 klasemen Liga Prancis.
Dengan performa, serta sejarah antara mereka berdua, Luis Campos yakin bahwa Christophe Galtier bisa membawa PSG menjadi tim yang mengerikan. Kita ketahui duo Galtier dan Campos pernah membawa kejayaan bagi Lille beberapa musim lalu, dan kini Campos berambisi mengulangi prestasi itu bersama PSG.
Itu gerakan Campos di kursi kepelatihan, sementara di sektor pemain, Campos sudah melakukan analisa terhadap skuad PSG musim lalu. Ia meyakini bahwa PSG tengah membutuhkan pemain di sektor bek tengah, dua atau tiga gelandang tengah dan setidaknya satu striker serbaguna.
Di sektor bek tengah, Campos merekomendasikan bek Inter, Milan Skriniar. Memilih Skriniar bukan tanpa alasan. Ia merupakan bek yang piawai memainkan bola, Dilansir Fbref, dengan akurasi umpan yang mencapai 93% Skriniar akan sangat membantu PSG dalam membangun serangan dari belakang.
Sedangkan untuk sektor penyerang, Campos menginginkan Gianluca Scamacca dari Sassuolo. pemain 23 tahun itu memiliki postur yang kuat dan tinggi, sama dengan Zlatan Ibrahimovic. Ia juga memiliki kecepatan dan etos kerja tinggi. Scamacca mampu memberi ancaman kepada lawan dari sudut mana pun. Ia juga tak keberatan untuk bermain menyamping untuk membuka ruang kepada pemain lainnya.
Cuci Gudang? Sudah Pasti
Urusan transfer pemain bak makanan sehari-hari bagi Campos. Ia terkenal lantaran berhasil merombak AS Monaco dan Lille menjadi juara, dengan cara pengurangan pemain yang tidak perlu. Bahkan dilansir Football Espana, Neymar bisa jadi salah satu bintang yang terdampak oleh skema pembangunan ala Campos.
Selain Neymar, ada pemain lain seperti Angel Di Maria, Ander Herrera, Georginio Wijnaldum, Mauro Icardi, hingga Sergio Ramos juga tampaknya akan segera menemui pintu keluar PSG. Untuk Di Maria sendiri, ia sudah melakukan kontak dengan pihak Juventus, dilansir Goal, Di Maria akan menyepakati kontrak selama satu tahun bersama La Vecchia Signora.
Sedangkan untuk Sergio Ramos dan Lionel Messi, kemungkinan akan tetap bertahan di Les Parisien. Namun, PSG tak menutup kemungkinan apabila ada klub yang menawar Sergio Ramos, mereka tak akan keberatan untuk melepasnya. Hal itu lantaran Ramos yang performanya angin-anginan selepas pulih dari cedera panjangnya.
https://youtu.be/vgzLyP2Rdjw
Sember: Footheball, Talksport, Bleacher Report, Football Tribe, The Flanker


