Manchester United jadi satu-satunya tim yang melewati fase grup Europa League 2024/25 dengan tanpa kekalahan. Pencapaian ini membuat MU cukup diunggulkan di fase gugur. Namun, bukannya memperkuat tim, United justru lebih rajin melepas pemain di bursa transfer musim dingin kemarin.
Yang terbaru, ada Marcus Rashford yang dibiarkan gabung Aston Villa sebagai pemain pinjaman. Padahal, Rashford jadi generasi terakhir dari skuad Setan Merah yang pernah menjuarai Europa League musim 2016/17. Tapi apa boleh buat, nasi sudah menjadi lontong. United sudah tak memiliki alumni generasi emas era itu lagi.
Btw, mimin jadi penasaran bagaimana nasib pemain-pemain yang dulu pernah berjuang bersama itu? Mari kita cari tahu bersama.
Daftar Isi
GK: Sergio Romero
Kita mulai dari penjaga gawang terlebih dahulu. Sebetulnya, ada David De Gea, tapi Jose Mourinho kala itu lebih mempercayai Sergio Romero untuk menjaga gawang Manchester United di Europa League musim 2016/17. Tidak ada alasan tertentu, Mourinho hanya ingin skuadnya bisa lebih fokus pada target. Di turnamen ini, Romero hampir tak tergantikan di bawah mistar.
Eks Sampdoria ini mengantongi 12 pertandingan di kompetisi tersebut. Dari 12 laga, Romero hanya kebobolan empat dan berhasil clean sheet delapan kali. Dirinya bahkan mampu menjaga gawangnya tetap suci di laga final melawan Ajax. Usai mengangkat piala, Romero masih berseragam United hingga 2021. Sebelum akhirnya membela raksasa Argentina, Boca Juniors sejak 2022 hingga sekarang.
RB: Antonio Valencia
Di posisi bek sayap kanan, Jose Mourinho memasang Antonio Valencia. Selain menjadi kapten tim, Valencia jadi pilihan terbaik Mourinho saat itu. Sebab, performa Matteo Darmian belum cukup stabil. Namanya bahkan tidak sering masuk skuad untuk pertandingan Liga Eropa. Di luar itu, hanya ada beberapa pemain muda macam Timothy Fosu-Mensah dan Guillermo Varela.
Valencia mengantongi sembilan penampilan di kompetisi tersebut. Usai membantu United juara Europa League, Valencia masih di Manchester hingga 2019, sebelum akhirnya membela klub Ekuador, LDU Quito. Setahun di Quito, Valencia bergabung klub Meksiko, Queretaro FC dan pensiun tahun 2021. Kini, ia jadi asisten pelatih di klub miliknya sendiri, Academia AV.
LB: Daley Blind
Untuk posisi bek kiri, MU sebetulnya punya Luke Shaw. Namun, Mourinho merasa tidak cocok dengan sang pemain. Alhasil, pelatih asal Portugal itu menggunakan warisan Louis Van Gaal, Daley Blind. Di Europa League musim 2016/17, Blind mengemas 11 laga. Meski tak mencetak gol maupun assist, Blind tetap jadi bagian penting dalam skema permainan.
Usai mengantarkan United juara, Blind bertahan hingga tahun 2018. Lalu, kembali ke Ajax untuk musim 2018/19. Kini, di usianya yang sudah 34 tahun, Blind masih aktif bermain bersama Girona. Ia bahkan jadi bagian dari tim Girona yang mendobrak dominasi Real Madrid dan Barcelona musim lalu.
CB: Chris Smalling
Untuk posisi bek tengah, Jose Mourinho kadang menggunakan skema tiga bek tengah. Tapi, paling sering menggunakan dua bek tengah. Jika menggunakan skema dua bek tengah, salah satunya pasti diisi Chris Smalling. Bek asal Inggris itu mengantongi 10 penampilan dan mencatatkan satu assist. Dan ya, satu-satunya assist itu diciptakan di laga final.
Smalling masih bermain dua musim lagi untuk United setelah final. Ia kemudian pindah ke AS Roma musim 2019/20. Di Roma, Smalling mengantarkan timnya juara Conference League musim 2021/22. Menariknya, kala itu Roma juga dilatih Jose Mourinho. Roma jadi klub Eropa terakhir Smalling sebelum akhirnya gabung klub Arab Saudi, Al-Fayha tahun 2024.
CB: Marcos Rojo
Yang jadi tandem Smalling adalah Marcos Rojo. Berbeda dengan Smalling yang lebih tenang, Rojo mengambil peran yang lebih grasak grusuk di lini bertahan. Dirinya mengantongi 10 pertandingan di Europa League musim 2016/17. Sayangnya, dirinya absen di tiga laga terakhir, termasuk final lantaran cedera ligamen.
Meski begitu, Rojo adalah unsur penting dalam pertahanan MU. Jika bukan tanpanya, Sergio Romero mungkin tak akan mencapai 8 clean sheet. Usai juara, Rojo masih berseragam MU hingga 2020 sebelum akhirnya bermain di Boca Juniors hingga sekarang. Di Argentina, ia bereuni dengan Romero.
CM: Paul Pogba
Masuk ke area gelandang, Paul Pogba jadi pemain yang tak tergantikan di skuad Manchester United kala itu. Pemenang Golden Boy Award tahun 2013 itu jadi pemain dengan jumlah caps terbanyak, yakni 15 dan mencetak tiga gol serta satu assist. Salah satu golnya bahkan dicetak di partai final melawan Ajax.
Usai membantu United juara Europa League musim 2016/17, Pogba masih menjadi pemain United hingga 2022, sebelum akhirnya kembali berseragam Juventus. Sayangnya, di Juve karir Pogba justru hancur. Selain karena cedera berkepanjangan, Pogba tersandung kasus doping. Meski sudah menang banding atas kasusnya, Pogba baru bisa bermain pada Maret mendatang.
CM: Ander Herrera
Sebagai partner Pogba, Jose Mourinho punya dua pilihan, yakni Ander Herrera dan Michael Carrick. Namun, yang dimainkan di laga final adalah Herrera. Carrick lebih aktif bermain saat United berjuang di fase grup dan perempat final. Herrera mengantongi sembilan caps di Europa League musim tersebut.
Herrera baru meninggalkan United pada tahun 2019. Ia bergabung dengan PSG saat kontraknya di Old Trafford sudah habis. Sempat pulang ke Athletic Bilbao tahun 2022 dan menjuarai Copa Del Rey musim 2023/24, kini Herrera baru saja merampungkan transfernya ke Boca Juniors. Ya, Herrera menyusul Rojo dan Romero yang sudah lebih dulu bergabung.
AM: Marouane Fellaini
Untuk melengkapi trio lini tengah, Jose Mourinho biasanya menempatkan Marouane Fellaini. Dirinya bahkan jadi pilihan utama The Special One di laga final yang dimainkan di Stockholm itu. Pemain yang didatangkan dari Everton itu tampil sebanyak sebelas kali dan mencetak satu gol serta dua assist.
Satu-satunya gol Fellaini tercipta di semifinal melawan Celta Vigo. Berkat gol tersebut, United menang agregat 2-1 dan berhak melaju ke final. Fellaini bermain untuk Setan Merah hingga tahun 2019 sebelum akhirnya mencari ilmu sampai ke negeri China. Ya, Fellaini cabut dari Eropa dan bergabung Shandong Taishan. Fellaini bermain lima tahun dan pensiun pada tahun 2024. Kini, ia disibukkan dengan kegiatan kemanusiaan
RW: Juan Mata
Di trio lini depan, sayap kanan diisi oleh Juan Mata. Pemain yang didatangkan dari Chelsea ini bermain sebanyak sepuluh kali dan mencetak dua gol serta satu assist. Di babak perempat final dan semifinal, Mata sempat absen lantaran cedera otot. Namun, dirinya bisa pulih tepat waktu untuk tampil penuh di laga pamungkas.
Mata masih berseragam Manchester United setelahnya. Setidaknya, hingga musim 2021/22. Setelah dari MU, ia bergabung dengan Galatasaray, Vissel Kobe, dan sekarang berkarir di Liga Australia bersama Western Sydney Wanderers. Ya, Mata yang dulunya main di MU kini jadi rival Rafael Struick yang bermain untuk Brisbane Roar.
LW: Henrikh Mkhitaryan
Di sisi yang berlawanan, ada Henrikh Mkhitaryan. Pemain asal Armenia ini juga jadi andalan Jose Mourinho di lini depan Manchester United musim itu. Di Europa League, pemain yang akrab disapa Micky itu tampil sebanyak sebelas kali dan mencetak enam gol. Ia jadi top skor United di kompetisi tersebut.
Salah satu golnya bahkan dicetak di laga final yang membuat MU menang 2-0 atas Ajax Amsterdam. Setelah juara, Micky hanya bertahan semusim sebelum akhirnya hengkang ke Arsenal. Gagal di Arsenal, ia merantau ke AS Roma dan juara Conference League musim 2021/22 bersama Mourinho dan Smalling. Kini, di usianya yang menginjak 36 tahun, Micky masih aktif bermain di lnter Milan.
ST: Zlatan Ibrahimovic
Di posisi ujung tombak, Jose Mourinho sebetulnya mengandalkan Zlatan Ibrahimovic. Sayangnya, ia mengalami cedera di laga perempat final melawan Anderlecht. Meski begitu, Zlatan mengantongi 11 penampilan dengan mencetak lima gol dan empat assist. Ia jadi pemain paling berpengaruh di skuad MU kala itu.
Di sisa laga, tugas di lini depan dipasrahkan kepada Marcus Rashford. Usai hengkang dari MU pada tahun 2018, Zlatan berkelana ke LA Galaxy dan pensiun di AC Milan pada tahun 2023 dengan alasan cedera berkepanjangan. Meski begitu, Zlatan tetap mengabdi di Milan sebagai penasehat tim.
Sumber: Planet Football, The Athletic, Goal, Bola.net