Alhamdulillah wa syukurillah! Timnas berhasil mendulang poin lagi. Setelah Arab Saudi, Tim Garuda berhasil menahan Australia setelah bermain tanpa gol. Maarten Paes pun kembali menunjukkan kelasnya di laga ini. Banyak peluang emas yang ia tepis, sampai-sampai pelatih lawan memberinya pujian manis.
Satu poin ini jelas menjadi tambahan poin yang berharga untuk Indonesia. Sebab, poin demi poin akan menjadi krusial di fase-fase seperti ini. Terlebih, dua laga yang sudah Timnas hadapi semuanya tergolong tim kuat. Lantas, seperti apa sebenarnya performa Timnas pada laga semalam?
Daftar Isi
Australia Mendominasi, Tapi Tak Tajam
Meski bermain di hadapan puluhan ribu pendukung sendiri, Timnas Indonesia malah bermain di bawah dominasi Australia. Meskipun di menit-menit awal, anak asuh Shin Tae-yong sempat tampil meyakinkan. Kombinasi Sandy Walsh dan Rafael Struick sempat membuat kiper AS Roma, Matthew Ryan waspada.
Selebihnya, Socceroos perlahan tapi pasti malah mendikte jalannya pertandingan. Mereka dengan mudah melewati lini tengah Indonesia yang tak bermain dengan Thom Haye sejak awal laga. Alhasil, anak asuh Graham Arnold bisa mendapatkan 63% penguasaan bola. Ini mah udah kayak anak kecil yang punya bola aja, maunya tim dia sendiri yang boleh pegang.
Sialnya lagi, mereka juga memiliki akurasi umpan yang bagus meski bermain di atas rumput yang lebih cocok buat pakan kambing daripada main bola. Ditopang dengan kemahiran membaca pertandingan para pemainnya, Australia akhirnya bisa menembus pertahanan Indonesia dan melesatkan 15 peluang. Namun, hanya 5 diantaranya yang mengenai sasaran. Pun mereka gagal memanfaatkan 15 kali kesempatan sepak pojok.
Tapi untungnya Indonesia punya Marteen Paes. Tendangan-tendangan tepat sasaran tadi tak ada artinya dihadapan kiper jago ini. Tendangan dan sundulan Harry Souttar? Tak sedikitpun bikin jala Bang Paes bergetar. Tendangan jarak dekat Craig Goodwin? Ini mah cuma angin. Ternyata, tak sia-sia usaha Timnas Indonesia memperjuangkan perpindahan paspornya, wong ternyata ngeri kali mainnya!
Meski sebenarnya punya kesempatan untuk menyerang lewat serangan balik, para penggawa Tim Garuda tak mampu memanfaatkannya. Yang terpenting, hasil pertandingan ini tak membuat Indonesia kehilangan poin.
Ini juga menjadi pertama kalinya Indonesia tak kalah lawan sang tetangga sejak 28 Januari 2009. Pada laga Kualifikasi Piala Asia 2011 tersebut, Indonesia juga berhasil menahan imbang Socceroos tanpa gol. Duh, bayangkan! Sudah 15 tahun lamanya. Cristian Gonzales aja tahun segitu masih belum punya KTP Indonesia.
FT | 🇮🇩 Indonesia 0️⃣-0️⃣ Australia 🇦🇺
It ends all square in Jakarta! #AsianQualifiers | #IDNvAUS pic.twitter.com/B7v5fhwUWa
— #AsianQualifiers (@afcasiancup) September 10, 2024
Lagi-Lagi Maarten Paes!
Seperti yang sudah disebutkan tadi, semalam adalah laganya Maarten Paes. Mungkin bagi yang tidak sempat menonton aksinya pada laga pertama melawan Arab Saudi, laga semalam adalah perkenalan yang sempurna dengan Maarten Paes. Para penonton yang sudah merinding melihat gencarnya serangan Australia, malah dibuat kagum oleh aksi-aksinya. Wajar sih, akademi FC Utrecht nih, Bos!
Penampilan menawan Bang Paes tak cuma membuat para pendukung Indonesia kagum, tapi Graham Arnold sebagai pelatih Australia pun dibikin heran oleh penampilannya. Sampai-sampai, pelatih yang membawa Australia ke babak 16 besar Piala Dunia 2022 tersebut memberi Paes pujian.
“Ada perbedaan berjuang keras dengan menciptakan lima-enam peluang. Tapi kiper Indonesia, Maarten Paes, tampil baik melakukan beberapa penyelamatan gemilang,” sebut Graham Arnold yang frustasi dibuatnya, dikutip dari TVOneNews.
Alhasil, gara-gara penampilan apiknya tersebut, Maarten Paes akhirnya diberi predikat sebagai Man of the Match. Pemain FC Dallas tersebut pun mengaku puas dengan penampilannya di laga semalam.
“Luar biasa dan gila. Pertandingan yang top. 0-0 hasil bagus sebab secara peringkat FIFA kita beda 100 peringkat. Saya merasa sangat baik. Kita bermain secara kolektif sampai akhir sehingga mampu meladeni tantangan Australia. Saya berharap ada gol tapi 0-0 cukup bagus. Mari kita lanjutkan,” ucap Paes riang via CNN.
Selepas pertandingan, Maarten Paes tak ikut bergabung lagi dengan rombongan Jay Idzes dan kawan-kawan. Bang Paes diketahui pergi dengan kendaraan tersendiri. Ternyata, dia langsung pergi menuju ke bandara untuk langsung terbang ke Amerika Serikat. Duh, luar biasa Bang Paes ini, baru juga kelar main, udah langsung pergi membelah dunia aja.
POV: you try and score on Timnas Indonesia pic.twitter.com/UpRfROnHiv
— FC Dallas (@FCDallas) September 10, 2024
Hasil Positif Lagi
Hasil imbang ini jelas tergolong sebagai hasil positif bagi Timnas Indonesia. Asa Tim Garuda untuk bisa lolos ke Piala Dunia makin terbuka. Kalau lawan Arab Saudi dan Australia aja bisa nahan imbang, harusnya bisa dapet poin juga dong lawan China dan Bahrain. Nggak apa-apa dapet poin dikit-dikit, nanti juga bakalan jadi bukit. Syukur-syukur bisa menang.
Sementara, Indonesia bertengger di posisi keempat, posisi yang jadi target Timnas agar asa lolos ke Piala Dunia tetap terjaga. Torehan dua poin Indonesia berhasil membuatnya mengungguli Australia dan China di posisi kelima dan keenam. Kapan lagi coba kita bisa duduk di atas Australia?
Tak hanya itu, peringkat Indonesia juga akan terkerek ke atas berkat hasil imbang ini. Diperkirakan Indonesia akan mendapatkan tambahan sekitar 8,57 poin. Ini akan membuat Indonesia duduk ke peringkat 130 dengan 1124,17 poin. Artinya, Indonesia masih akan berada di atas Malaysia. Saran aja nih buat Malaysia, kalo pengen nyalip, cari lawan yang bagusan dikit lah, sama mainnya jangan di kompetisi hiburan terus.
Namun, hasil positif ini masih meninggalkan celah yang harus ditutup oleh Shin Tae-yong. Tumpulnya lini serang Indonesia harus segera diakali agar peluang lolos ke Piala Dunia makin membesar. Shin Tae-yong tak akan bisa membawa Indonesia ke Piala Dunia jika Timnas hanya bertumpu pada hasil imbang. Yang memprihatinkan, dalam 5 laga terakhir, Indonesia hanya mampu mencetak 3 gol, pun 2 di antaranya adalah melawan Filipina.
Tak hanya itu, ketergantungan terhadap Thom Haye juga harus dipikirkan oleh STY. Pada laga semalam, Timnas terlihat kesulitan tanpa keberadaan Profesor Haye di dalam lapangan. Barulah ketika Bang Haye dimasukkan, permainan Indonesia jadi mendingan.
❤️🦅
‣ #GarudaMendunia ‣ #TimnasDay pic.twitter.com/iyGj0zAsD5— Timnas Indonesia (@TimnasIndonesia) September 10, 2024
Kerugian Australia dan Nasib Graham Arnold
Sementara bagi Australia, hasil imbang ini jelas jadi kerugian bagi mereka. Sebagai tim unggulan dan langganan lolos ke Piala Dunia, mendapat 1 poin dalam 2 laga adalah tanda bahaya. Lini serang mereka juga tak kalah tumpul dari Timnas Indonesia. Bedanya, mereka punya lebih banyak opsi serangan daripada Tim Garuda, sehingga ketumpulan itu makin mudah terlihat.
Mereka harus evaluasi besar-besaran. Mengingat, dalam dua laga berikutnya mereka akan menghadapi Jepang, tim kuat Grup C yang masih tampil digdaya. Socceroos punya potensi besar di kedua sayapnya, terutama dalam diri Nestory Irankunda dan Awer Mabil. Sisanya, tinggal bagaimana mereka mencari cara untuk melesatkan gol ke gawang lawan saja.
Hasil imbang ini pastinya membuat masa depan Graham Arnold sebagai nahkoda Socceroos makin buram. Pria yang pertama kali berkecimpung dengan Socceroos pada tahun 2000 ini sudah mendapat tekanan berat sejak kekalahan atas Bahrain. Dengan kegagalannya mengambil poin penuh di Jakarta, bukan tak mungkin dalam waktu dekat kita akan mendengar kabar bahwa dirinya dipecat.
the best time to sack graham arnold was six years ago, the second best time is now
— Stuart (@stuartfaz) September 5, 2024