“Karma is watching you”. Percaya tidak percaya, sebuah karma dapat sewaktu-waktu terjadi di kehidupan. Entah itu hanya kebetulan belaka atau sudah menjadi rumus. Hal itu kini dialami oleh klub asal kota Genoa, Sampdoria. Sebuah klub historis Italia yang sudah menjadi langganan Serie A tiap musimnya.
Namun apa yang terjadi musim ini? Mereka terpuruk dan bahkan harus rela terlempar dari Serie A. Sebuah hal yang sangat memalukan, terutama bagi gengsi rivalitas dengan saudara tuanya, Genoa.
With their loss to Udinese, Sampdoria have officially been relegated to @Lega_B pic.twitter.com/KpLgwFPEiW
— Italian Football TV (@IFTVofficial) May 8, 2023
Daftar Isi
Rivalitas Derby Genoa
Rivalitas Derby Della Lanterna sudah lama bersemi. Awalnya, Genoa sebagai saudara tua dianggap dominasinya terlalu ke-”Inggris-Inggrisan”. Karena dulu Genoa mendominasi Liga Italia berkat pelatih dan pemain asal Inggris.
Hal itulah yang dijadikan alasan “klise” sikap anti nasionalis oleh orang Italia asli. Kemudian muncullah Sampdoria sebagai representasi klub Italia asli di Kota Genoa pada 1946. Itulah akar rivalitas yang terjadi antara Genoa dan Sampdoria.
NEW: A Tale of One City: Genoa. The incredible rivalry between Sampdoria and Genoa. https://t.co/bZKNq6D3Ah pic.twitter.com/5gvPoEwdnE
— These Football Times (@thesefootytimes) August 16, 2016
Sampdoria Diejek Genoa
Rasa saling bersaing itulah yang selama ini terbukti nyata. Seperti apa yang terjadi di 2011 dan musim lalu. Kala Serie A musim 2010/11 berakhir, seluruh suporter Il Grifone turun ke jalan dan berpesta. Bukan karena juara atau masuk Eropa, melainkan merayakan saudara mudanya Sampdoria terdegradasi ke Serie B.
As I mentioned yesterday, back in 2011 when Sampdoria were relegated to Serie B, Genoa fans took to the street to have a funeral for Sampdoria.
— Raffaele (@ItalianoCalcio) April 30, 2022
A win today by Sampdoria puts Genoa closer to Serie B. Sampdoria fans would like to return the favor and have a funeral for Genoa. pic.twitter.com/WoPNX8Dqs6
Performa Sampdoria memang menyedihkan musim itu. Setelah musim sebelumnya menempati peringkat empat, Il Samp kemudian terbenam di posisi 18 dan terdegradasi. Kesedihan fans Sampdoria bertambah perih, ketika suporter Genoa melakukan parade dan aksi teatrikal di jalanan Kota Genoa guna merayakan kejatuhan sang rival.
Sekitar 30 ribu fans Genoa memadati jalanan di kota pelabuhan ternama Italia itu dengan membawa atribut Genoa serta banner dan poster bernada ejekan untuk Sampdoria. Beberapa fans mengangkat peti mati yang dibalut dengan ornamen Sampdoria.
A look back to the crazy scenes in 2011, when 30k Genoa fans lined the streets. Bitter rivals Sampdoria had just been relegated as Genoa held a mock Funeral
— Footy On The Med (@footyonthemed) October 4, 2022
S💩💩💩housery at its finest pic.twitter.com/tB3Sz3KrSC
Tak lupa untuk mengiringi peti mati tersebut fans Genoa juga ada yang memerankan pendeta yang seakan-akan bersedih setelah ditinggal mati Sampdoria. Bahkan fans Genoa juga sempat mengheningkan cipta selama lima menit untuk kepergian Sampdoria dari Serie A.
Genoa Diejek Sampdoria
Setelah satu dekade berlalu, tepatnya di musim lalu 2021/22 kejadian serupa terjadi lagi. Kini kebalikannya, para fans Sampdoria lah yang kegirangan berpesta setelah saudara tuannya Genoa terdegradasi.
Il Grifone yang dipimpin empat pelatih berbeda musim lalu itu, terjerumus ke peringkat 19 klasemen Serie A dan terdegradasi. Senang bukan kepalang bagi para fans Sampdoria, meski klubnya hanya finish di peringkat 15 klasemen.
🇮🇹 Sampdoria fans held a funeral for their city rivals Genoa CFC who relegated to Serie B pic.twitter.com/8LDBVJXFPg
— Ultras Zone (@101ultras_) May 18, 2022
Balas dendam dari sikap para fans Genoa 2011 silam pun dilakukan. Suporter Sampdoria berbondong-bondong ke pusat kota, merayakan dan menertawakan rival sekotanya itu. Para fans sebelum melakukan long march di jalanan kota Genoa, lebih dulu membuat perayaan di Stadion Luigi Ferraris.
Tifosi Sampdoria benar-benar membalas perlakukan dari Tifosi Genoa. Mereka terlihat niat membawa atribut seperti peti mati yang berwarna merah biru yang identik dengan Genoa.
🇮🇹 Sampdoria fans form a funeral procession for their rivals Genoa’s relegation to Serie B. 😭pic.twitter.com/YzueTJYJ2y
— Football Tweet ⚽ (@Football__Tweet) May 17, 2022
Tifosi Sampdoria melakukan aksi teatrikal sebagai perwujudan iring-iringan pelayat yang mengarak peti mati Genoa yang baru saja turun ke Serie B. Karena tak dipungkiri Genoa setelah 15 musim lamanya bertahan di Serie A, akhirnya harus terdegradasi.
Genoa Langsung Promosi Ke Serie A
Namun kepedihan atas ejekan Sampdoria itu tak berlangsung lama. Karena hanya setahun saja Il Grifone mencicipi Serie B. Musim ini mereka langsung kembali promosi ke Serie A. Di pekan 36 Serie B, Genoa sudah memastikan satu tempat di Serie A menyusul Frosinone.
GENOA ARE BACK IN SERIE A! 🔝
— Italian Football TV (@IFTVofficial) May 6, 2023
Congratulations to Gilardino and his men for securing promotion after only one season in Serie B! 🎉 pic.twitter.com/hvVeAQWdR5
Perolehan 70 poin Genoa di posisi kedua Serie B, sudah tak mampu lagi dikejar oleh tim di peringkat ke-3, Bari. Waktu yang singkat bagi Genoa untuk promosi ke Serie A tentu bukan pekerjaan mudah.
Karena mereka sempat terpuruk di paruh musim pertama bersama pelatih Alexandre Blessin. Akan tetapi, segalanya menjadi berubah drastis ketika sang juru selamat bernama Alberto Gilardino hadir pada Desember tahun lalu.
Faktor Alberto Gilardino
Gilardino menjadi faktor penting bangkitnya Genoa di paruh musim kedua. Bayangkan saja, sejak diambil alih mantan striker AC Milan itu, Genoa di 21 pertandingan hanya kalah sekali, hingga pekan 36 Serie B.
After one year away, Genoa are back in Serie A.@GenoaCFC – the oldest club in Italy – turned to former Italian striker Alberto Gilardino in December & he guided the team to 14 Serie B victories, six draws and one defeat.
— Sacha Pisani (@Sachk0) May 7, 2023
Wonderful scenes in the city yesterday. pic.twitter.com/keyhTIbRKD
Lalu bagaimana Gilardino meraih kebangkitan itu? Secara garis besar, perubahan formasi menjadi 3-5-2 menuai hasil. Pemanfaatan penyerang kawakan Italia yang kini jadi top skor sementara mereka Massimo Coda juga berhasil.
Membentuk trio lini tengah atas nama Stefano Sturaro, Kevin Strootman, dan Milan Badelj juga terbukti berhasil. Secara pertahanan, dengan 3 bek mereka terbukti solid. Hal itu terbukti dengan jumlah kebobolan mereka yang sedikit di Serie B bersama Frosinone, yakni 22 kali kebobolan.
Sampdoria Degradasi Ke Serie B
Dari semua hasil yang menggembirakan Genoa musim ini, ternyata berbanding terbalik dengan saudara muda mereka yang musim lalu menghinanya. Ya, Il Samp justru musim ini terpuruk.
Il Samp terjebak di dasar klasemen Serie A dan terpaksa harus rela turun kasta ke Serie B musim depan. Sebuah peristiwa yang mencoreng nama baik klub legendaris yang sempat berjaya di era 90-an itu.
Pasalnya mereka sudah lama lupa merasakan yang namanya degradasi. Terakhir kali mereka terdegradasi yakni musim 2010/11 silam. Lalu apa yang salah dengan Sampdoria musim ini? Ya, kekacauan internal manajemen, ditambah racikan yang kurang oke dari pelatih pengganti Dejan Stankovic, membuat memori kelam 12 tahun itu kembali terjadi.
Dejan Stanković, ex jugador de la Lazio y el Inter y que, posteriormente, entrenó al Estrella Roja de Belgrado entre 2020 y 2022, será nuevo ENTRENADOR de la Sampdoria tras el despido de Marco Giampaolo🔵⚪🔴⚫
— Stefano Malavé Macri🇻🇪🇮🇹🦓 (@StefanoMalaveM) October 7, 2022
Dirigirá a los volantes venezolanos Tomás Rincón y Telasco Segovia🇻🇪 pic.twitter.com/XdpMo8IoGt
Beda Nasib Stankovic dan Gilardino
Berbeda nasib Dejan Stankovic dan Alberto Gilardino musim ini. Sama-sama pelatih yang datang di tengah musim, dan sama-sama mantan pemain hebat, namun sentuhan Gilardino terbukti lebih yahud.
Stankovic diultimatum menyelamatkan Il Samp setelah terpuruk bersama Marco Giampaolo. Namun sejak kedatangannya di bulan Oktober 2022, kebangkitan yang diharapkan itu tak hadir. Bayangkan, Il Samp selama dipegang Stankovic hingga pekan 33 Serie A, hanya menang dua kali saja.
Dejan Stankovic feels ‘enormous disappointment and sadness’ at Sampdoria’s relegation and hopes they can resolve their financial problems to avoid the situation deteriorating further https://t.co/sKnqCYE3F6 #Sampdoria #SerieA #SerieATIM #UdineseSamp #Calcio #UdineseSampdoria
— Football Italia (@footballitalia) May 8, 2023
Jauh apa yang dihadirkan oleh Gilardino di Genoa. Secara racikan pemain pun Stankovic tak pandai memanfaatkan para pemain yang ada. Peran senioritas striker mereka Manolo Gabbiadini dan Fabio Quagliarella terbukti sudah tak bisa diandalkan. Peminjaman pemain seperti Harry Winks dari Spurs pun tak bisa mendongkrak tim.
Maka apa yang terjadi sekarang? Degradasinya Sampdoria ini menjadi bahan baru bagi para fans Genoa yang sekarang masih berpesta. Lautan manusia meluap di jalanan kota Genoa merayakan promosi mereka, sekaligus merayakan rival mereka yang terdegradasi. Dan kini, Sampdoria hanya bisa termenung dan menikmati karmanya.
Genoa bounce back to #SerieA at the first time of asking
— Calcio England (@CalcioEngland) May 6, 2023
Celebrations unfolding in the streets outside the stadium
🎥 area_ultras pic.twitter.com/UQIQ6DgOeR
Sumber Referensi : theathletic, footballitalia, thesun, yahoosports