Saatnya Tancapkan Dominasi! Tim Inggris dan Misi Kuasai Semua Turnamen Eropa Musim Ini

spot_img

Tiga level kompetisi antarklub Benua Biru musim ini sudah memasuki fase semifinal. Itu artinya, sudah semakin dekat menuju pagelaran partai puncak. Liga Champions, Liga Eropa, dan Liga Konferensi tinggal menyisakan empat tim. Fakta menariknya, di tiga turnamen itu, Inggris mendominasi. 

Saat ini, ada empat tim dari Negeri Tiga Singa yang masih terus berjuang menjadi yang terbaik di akhir kompetisi. Inggris unggul dari Spanyol yang menyisakan tiga tim, Italia yang menempatkan dua tim, serta Prancis, Norwegia, dan Swedia yang masing-masing meninggalkan satu tim. 

Bila tak menemui aral melintang, tim-tim Inggris bisa saja memenangi seluruh kompetisi Eropa musim ini. Bahkan, terbuka peluang untuk terjadinya All England Final di salah satunya. Kalau benar perwakilan Inggris bisa jadi pemenang di semua level, sejarah baru akan tercipta di sepak bola Eropa. 

Lantas, bagaimana jalan yang harus dilalui oleh wakil Inggris yang tersisa itu untuk menancapkan hegemoni di semua kompetisi Eropa musim ini? Dan apakah benar sebelumnya tim Inggris pernah memenangi kompetisi Eropa secara bersamaan dalam semusim? Mari kita cari tahu. 

Arsenal dan Mimpi UCL Pertama London Merah

Kita mulai dari kompetisi Eropa yang levelnya paling mewah dulu. Arsenal tak dinyana menjelma jadi pawangnya raja terakhir Liga Champions, Real Madrid, di babak perempat final. Prajurit London Merah bahkan unggul dengan agregat yang begitu mencolok, yakni 5-1. Tak salah rasanya kalau Arsenal masuk dalam bursa terdepan calon juara Liga Champions. 

Kini, Arsenal jadi satu-satunya wakil Liga Primer yang masih bertahan di zona persaingan menuju juara, usai gerbong Aston Villa pimpinan Unai Emery celaka. Setelah mendapat julukan sebagai penakluk monster, Mikel Arteta jelas masih bernafsu mengincar panggilan baru untuk timnya, yaitu penguasa di antara para raja. Tentu saja dengan mewujudkan mimpi para Gooners dengan mempersembahkan trofi Si Kuping Besar yang pertama di lemari Emirates Stadium. 

Namun, sebelum itu, Arsenal harus bertemu dengan Paris Saint-Germain di semifinal lebih dulu. PSG sendiri adalah tim berstatus kuda hitam yang mengandaskan perjuangan luar biasa dari Villa. Perjumpaan dengan Les Parisiens di empat besar menjadi laga yang menarik, mengingat kedua tim sama-sama memiliki misi untuk pecah telur memenangi Liga Champions.

Jelas sebuah laga yang pantang diremehkan oleh The Gunners, sekalipun sudah berhasil mematikan langkah Madrid. Pasalnya, PSG tentu tak mau gagal lagi menggapai trofi Liga Champions untuk kesekian kalinya. Dengan bimbingan Luis Enrique yang punya DNA juara Eropa saat bersama Barcelona, plus skuad yang kualitasnya merata di semua sektor, klub asal Paris sudah pasang target jadi jawara musim ini. 

Andai kata nantinya bisa menewaskan PSG, Arsenal akan kembali menginjakkan kedua kakinya di pertandingan final untuk yang pertama sejak terakhir kali melakukannya pada 2006 silam. Saat itu, Arsenal yang diasuh Le Professeur, Arsene Wenger ditakdirkan bertatap muka dengan Barcelona di Stade de France. Sayangnya, gelar yang hampir diraih malah raib ke tangan Blaugrana yang menang 2-1. 

Ulangan final edisi 2006 bisa saja terjadi jika dalam skenarionya, Barca mampu menyingkirkan Inter Milan. Namun, mau itu Barca atau Inter yang terpilih jadi lawan, Arsenal tetap harus menyiapkan diri sebaik mungkin untuk merobohkan benteng pertahanan musuh. Barulah perayaan juara yang meriah selama tujuh hari, tujuh malam bisa diadakan di London. 

Antara King Emyu, Ayam Sayur, dan Juara UEL

Pindah ke Liga Malam Jumat alias Liga Eropa. Manchester United dan Tottenham Hotspur boleh saja ngelawak di liga domestik, tapi untuk urusan Eropa, keduanya kompak tampil meyakinkan. 

King Emyu terus memperpanjang nafasnya di Liga Eropa usai menang dramatis atas Olympique Lyon dengan agregat 7-6. Sempat tertahan di leg pertama, juara Liga Eropa 2017 itu meraih kemenangan 5-4 di Old Trafford yang bikin jantung rasanya naik-turun. Hasil ini membuat Setan Merah masih menjadi tim yang belum tertimpa kekalahan di semua kompetisi Eropa musim ini. 

Sementara itu, Ayam Sayur dari London menyingkirkan Eintracht Frankfurt dengan keunggulan agregat tipis 2-1. Cuma mampu bermain imbang saat di kandang, The Lilywhites bawa pulang kemenangan dari Jerman dengan gol tunggal Dominic Solanke. Solanke tak hanya mengantarkan Spurs melaju ke semifinal, tapi juga menyelamatkan karir Ange Postecoglou yang ada di ujung tanduk. 

Bila dilihat dari bagan, kedua tim berpeluang bersua di final. Namun, demi mencapai All England Final, United dan Spurs tak boleh terpeleset dari musuh yang menghadang mereka di semifinal. United ketemu dengan Athletic Bilbao yang terkenal tricky dan selalu menyulitkan jalan mereka. 

Dari dua kali tatap muka di panggung Eropa, United belum sekalipun menang atas klub Basque di Liga Eropa. Los Leones berambisi untuk maju ke final Liga Eropa karena laga itu akan dimainkan di kandang mereka, San Mames. 

Sedangkan Spurs mendapat tantangan kuda hitam, Bodo/Glimt asal Norwegia yang di luar prediksi memberikan luka bagi Lazio. Padahal Lazio adalah tim yang tak terkalahkan di fase awal, bahkan memuncaki klasemen. Hal inilah yang perlu diwaspadai betul oleh Spurs agar kesempatan untuk buka puasa gelar sejak 2008 tidak hangus. 

Trofi UECL Semakin Dekat ke Stamford Bridge

Terakhir datang dari pentas Liga Konferensi atau UCL rasa melon. Chelsea terus melaju hingga tahap semifinal dan tetap menjaga asa untuk menjadi kampiun. Legia Warsawa jadi korban terbaru dari klub berlogo singa usai dikandaskan di delapan besar. Meski terjungkal saat leg kedua di Stamford Bridge, The Blues tetap berhak untuk lolos dengan mengumpulkan agregat 4-2. 

Tanda-tanda kedatangan trofi Liga Konferensi ke London Biru semakin dekat. Anak didik Enzo Maresca diuntungkan karena mendapat calon lawan yang secara kualitas berada di bawah mereka, sehingga seharusnya bisa dipecundangi tanpa harus susah payah. Adalah Djurgarden, kontingen dari Swedia yang siap-siap jadi santapan berikutnya bagi Cole Palmer dan kolega. 

Kalau perjuangan Djurgarden bisa dipadamkan dengan baik, barulah Chelsea akan menemui lawan yang lumayan susah untuk ditaklukkan, tapi bukan berarti tak bisa. Pilihannya hanya antara Real Betis atau Fiorentina. Keduanya sama-sama punya komposisi pemain yang levelnya tak begitu jomplang dengan Chelsea. 

Betis pimpinan Manuel Pellegrini sedang konsisten menempuh jalan yang lurus, baik di La Liga maupun Liga Konferensi. Dihuni oleh materi pemain seperti Isco Alarcon, Giovani Lo Celso, sampai Antony, Los Verdiblancos adalah kekuatan underrated yang bahaya kalau dibiarkan begitu saja oleh Chelsea, karena bisa-bisa menggagalkan rencana juara. 

Di sisi lain, ini percobaan ketiga beruntun bagi Fiorentina untuk memenangkan Liga Konferensi. Setelah disikat West Ham pada 2023 dan dipermalukan Olympiakos tahun lalu, pantang bagi La Viola untuk gagal lagi membawa pulang trofi. Musim ini, ada sederet nama beken macam Robin Gosens, Moise Kean, hingga David De Gea yang siap membantu Fiorentina akhiri rasa penasaran atas Liga Konferensi. 

Jika berhasil menapak anak tangga final dan mengalahkan salah satu di antara Betis atau Fiorentina, Chelsea akan menuliskan dua sejarah baru. Pertama, Chelsea akan menjadi tim Inggris kedua yang mengoleksi trofi Liga Konferensi. Kedua, rival sekota Arsenal ini akan menjadi tim pertama yang memenangi tiga turnamen Eropa, yakni Liga Champions, Liga Europa, dan Liga Konferensi. 

Sejarah Baru Siap Tercipta 

Buku sejarah sepak bola mencatat, sudah tiga kali tim Inggris menjuarai kompetisi Eropa secara bersamaan dalam semusim. Mulai dari musim 1980/81 saat Liverpool mengunci titel Liga Champions, sementara Ipswich Town mengamankan Liga Eropa. 

Berselang tiga musim kemudian, tepatnya di musim 1983/84, pola itu kembali berulang. Liverpool segel si kuping besar, sedangkan Tottenham Hotspur dapat hadiah Liga Eropa. Terakhir kali tim Inggris kompak juara Eropa berlangsung pada musim 2018/19 saat Liverpool raih Liga Champions keenam, sementara Chelsea kalahkan Arsenal di final Liga Eropa. 

Musim ini sejarah baru bisa tercipta, karena jumlah turnamen Eropa yang bertambah menjadi tiga, sehingga muncul peluang bagi tim Inggris untuk menguasai ketiganya. Kalo menurut football lovers, bisa nggak tim Inggris menjuarai semua kompetisi Eropa musim ini?

uefa.com, theguardian.com, thesun.co.uk, chelseafc.com

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru