Redup di MU, Pemain Ini Justru Bersinar Setelah Hengkang

spot_img

Banyak pemain keluar masuk ke Manchester United. Tidak sedikit juga dari mereka yang mengalami fase suram ketika berseragam Setan Merah. Namun, ada pula pemain yang justru bisa bersinar setelah meninggalkan Manchester United padahal ketika di Old Trafford justru redup. Siapakah pemain-pemain tersebut?

Diego Forlan (Villarreal)

Yang pertama ada striker Uruguay, Diego Forlan. Forlan ditebus MU di awal tahun 2002 dari klub Uruguay, Independiente dengan mahar sekitar 6,9 juta pounds. Forlan datang ke Theater of Dream guna menambal posisi striker yang ditinggalkan Andy Cole dan Sheringham yang hengkang.

Diberi menit bermain oleh Fergie di sisa paruh musim, ia terlihat kesulitan beradaptasi. Forlan berjuang keras, sampai-sampai hampir kehilangan kepercayaan dirinya. Selain hanya jadi ban serep Van Nistelrooy maupun Solskjaer, ia juga nyatanya tak menciptakan gol satu pun dalam 18 laga di musim debutnya itu.

Forlan sangat kesal. Dikutip Manchester Evening News, ia mengaku sering apes dan tak beruntung, meski terus berupaya untuk kerja keras mencetak gol. Barulah di dua musim berikutnya, Forlan mampu mencetak gol bagi MU. Tapi sayangnya, total sumbangsih golnya bagi MU selalu kurang dari 10 gol.

Hal itulah yang membuatnya dilego pada tahun 2004 ke Villarreal. Tak disangka setelah mendarat di Spanyol, Forlan tampil menggila di musim debutnya bersama The Yellow Submarine. Top skor dan penghargaan sepatu emas dengan koleksi 25 golnya jadi bukti.

Ia mengaku lebih mudah beradaptasi di La Liga ketimbang di Inggris yang ketat. Apalagi ia sangat terbantu oleh pelatihnya ketika itu, Manuel Pellegrini. Pencapaian Villarreal hingga bisa tembus babak semifinal Liga Champions 2005/06 juga salah satunya berkat kegacoran Forlan.

Gerard Piqué (Barcelona)

Yang kedua ada Gerard Pique. Bagaimana bisa bek berbakat akademi La Masia itu dijual dengan mahar 5 juta pounds saja ke Barcelona? Memang tak akan ada yang menyangka kalau Pique akan berubah menjadi salah satu bek terbaik dunia.

Selama di MU, Pique gagal m bersaing dengan bek tangguh macam Rio Ferdinand maupun Wes Brown. Terbukti selama berseragam MU, Pique hanya mencatatkan penampilan sebanyak 28 kali dalam tiga musimnya sejak 2004/05. Ketika hanya menjadi bek pilihan keempat Fergie, wajar saja ketika ia memilih untuk dilepas.

Bek yang sempat dipinjamkan ke Real Zaragoza itu kebetulan sangat diinginkan oleh Pep Guardiola di musim barunya melatih Barcelona. Hasilnya mengejutkan, Pique tampil solid di musim debutnya bersama komando seniornya Carles Puyol.

Sextuple langsung diperoleh Pique ketika berseragam Blaugrana. Sebuah hasil yang tak disangka oleh MU. Bahkan di final Liga Champions 2009, Pique melihat sendiri Barcelona menghancurkan mantan timnya di Olimpico.

Paul Pogba (Juventus)

Pemain berikutnya adalah Paul Pogba. Wonderkid Prancis yang satu ini unik. Dulu ketika ia masih muda sempat disia-siakan MU karena hanya dipakai enam kali saja di musim 2011/12. Fergie ternyata lebih memberikan kesempatan pemain muda lainnya seperti Rafael atau Fabio ketimbang dirinya.

Langkah nekat pun diambil olehnya dengan hijrah ke Juventus pada 2012. Nyatanya langkah itu berbuah manis. Pogba berkembang di Italia di bawah gemblengan Conte. Ia jadi bagian dari pilar yang membantu Juventus meraih empat kali gelar Serie A berturut-turut bagi La Vecchia Signora.

Pogba pun kemudian menjelma sebagai gelandang top dunia. Gelar Golden Boy pun melengkapi perkembangan karirnya selama di Juve. Tak ada yang disesali oleh Pogba ketika meninggalkan MU. Ia kembali ke MU pada tahun 2016. Namun, pemain ini justru kembali kurang oke di sana. Dan akhirnya dikembalikan lagi ke Juventus.

Radamel Falcao (AS Monaco)

Pemain selanjutnya adalah Radamel Falcao. Pemain yang dipinjam MU dari Monaco pada tahun 2014. Pelatih MU saat itu, Louis Van Gaal butuh seorang bomber alternatif yang bisa menemani Van Persie dan Wayne Rooney.

Falcao adalah striker haus gol ketika membela Porto, Atletico Madrid, maupun AS Monaco. Tapi nyatanya tidak begitu selama berseragam Red Devils. Bayangkan, dari 29 kali laga yang ia lakoni, Falcao hanya menyarangkan empat gol saja.

Harap maklum, karena ia juga jarang-jarang jadi starter di skuad Van Gaal akibat cedera ACL parah yang ia derita selama enam bulan di MU. Maka dari itu, striker Kolombia itu dikembalikan ke Monaco.

Setelah kembalinya di Monaco dengan mengarungi musim 2016/17, entah mengapa ia gacor kembali. Falcao langsung jadi top skor klub dengan 35 gol semusim. Garangnya kembali Falcao juga dipengaruhi oleh pelatihnya Leonardo Jardim dan rekan-rekannya yang selalu mendukungnya seperti Thomas Lemar, Bernardo Silva, maupun Kylian Mbappe. Ia juga jadi pilar ketika merampok gelar juara Ligue 1 dari tangan PSG.

Koleksi gol Falcao tersebut juga mampu membawa timnya lolos ke babak semifinal Liga Champions, setelah mengalahkan tim macam Manchester City maupun Dortmund.

Memphis Depay (Lyon)

Ada juga striker Belanda yang dibeli MU dari PSV Eindhoven, Memphis Depay. Direkrut dengan mahar sekitar 30 juta pounds, harapannya Depay di tangan Van Gaal akan menambah daya gedor MU seperti apa yang ia tunjukan ketika di PSV.

Namun nyatanya tak semudah itu. Ia seperti kesusahan menemukan ritme bertanding di Liga Inggris. Selama dua musimnya berseragam United, Depay yang digadang-gadang sebagai pemain berbakat, hanya ciptakan 7 gol saja dari 53 laga yang ia lakoni.

Depay sempat menjelaskan kepada Mirror ketika ia sudah hengkang dari MU. Ia mengatakan belum siap mental dalam menghadapi kerasnya atmosfer Liga Inggris. Ia menilai belum matang dalam menyikapi setiap masalah dan tuntutan yang ada ketika membela MU.

Ketika ia akhirnya dilego ke Lyon pada tahun 2017, performanya perlahan membaik. Keran golnya pun mulai lancar. Total gol yang kembali lahir dari kaki Depay selama empat musimnya di Lyon berjumlah 76 gol.

Sempat juga di musim 2019/20, ia mampu menjadi pilar utama yang mengantarkan Lyon tembus hingga babak semifinal Liga Champions setelah mengandaskan tim macam Juventus maupun Manchester City

Lukaku (Inter)

Ada juga Romelu Lukaku. Ia dibeli oleh MU di tahun 2017 dari Everton seharga 70 juta pounds. Sebagai anak muda yang sudah matang, Lukaku diproyeksikan sebagai pendulang gol utama MU oleh Jose Mourinho.

Selama dua musim tugasnya di Old Trafford, ia mengalami banyak kendala mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Strategi pelatih yang pragmatis dan cenderung bertahan, membuat talentanya kurang dimaksimalkan.

Meski sumbangan golnya tak buruk-buruk amat, tapi sayangnya ia tak dapat trofi apa pun selama di MU. Setelah Mourinho pergi, ia pun dilego pada 2019 ke Inter Milan. Conte mau Lukaku masuk dalam rencana proyek barunya di Inter.

Di Inter, ia lebih dibebaskan untuk mengeksplor kelebihan fisik serta kecepatannya oleh Conte. Ia membentuk duet bersama Lautaro Martinez dan saling melengkapi. Hasilnya tokcer, Lukaku mampu menjadi top skor tim di musim debutnya dengan 34 gol.

Bahkan di musim keduanya Lukaku menemukan impiannya meraih trofi. Trofi bergengsi Serie A didapatnya di musim 2020/21. Bersamaan dengan itu pula a diganjar pemain terbaik Serie A.

https://youtu.be/pwgOaXqm9g0

Sumber Referensi : planetfootball, manchestereveningnews, dailystar, footballtransfer

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru