Dengan 14 trofi Liga Champions, Real Madrid pantas untuk menyandang klub terkuat di Eropa sepanjang masa. Maka dari itu Los Galacticos juga menjadi salah satu tim di Eropa yang sulit dikalahkan. Mengalahkan Real Madrid nyaris ibarat memompa ban sepeda yang bocor.
Namun begitu, Real Madrid bukan tidak bisa kalah. Nyatanya di Liga Champions, kekalahan juga diakrabi oleh Real Madrid. Los Merengues bahkan tidak pernah memenangkan pertandingan melawan tim-tim berikut ini ketika bertandang di ajang Liga Champions. Siapa saja tim-tim itu?
Daftar Isi
Spartak Moscow
Nama klub Rusia, Spartak Moscow muncul di laga ini. Kendati kualitas Spartak Moscow dan Real Madrid bagai langit dan bumi, nyatanya bagi skuad Los Galacticos mengalahkan tim Rusia itu bukanlah perkara mudah. Apalagi jika mereka bertandang ke Rusia.
Tiga kali pertandingan antara Real Madrid dan Spartak Moscow digelar di Rusia, tapi Los Galacticos tak pernah sekali pun memenangkannya. Dari tiga laga tersebut, Real Madrid hanya bisa menahan imbang klub berjuluk Myaso itu. Dan itu terjadi sudah cukup lama, yakni di perempat final Liga Champions musim 1990/91.
Saat itu, Los Merengues yang diperkuat Fernando Hierro menahan imbang Spartak Moscow 0-0 di Luzhniki Stadium. Nah, di dua laga sisanya, Real Madrid selalu kalah di Luzhniki. Pertama, di pertandingan Grup C Liga Champions musim 1998/99. Real Madrid yang saat itu dilatih Guus Hiddink kalah 2-1.
Kedua, di pertandingan Grup A Liga Champions musim 2000/01. Ultras Spartak Moscow yang yang kuat, terorganisir, progresif, dan berpengalaman berkelahi tampaknya bisa mengintimidasi pemain Real Madrid. Ketika itu Real Madrid kalah berkat gol bunuh diri Geremi Njitap, yang tiada lain adalah pemainnya sendiri.
AC Milan
Selain tim kecil seperti Spartak Moscow, Real Madrid entah mengapa juga tidak pernah mengalahkan AC Milan di Liga Champions ketika berkunjung ke markasnya. Dari tujuh kali lawatannya ke San Siro atau Giuseppe Meazza, Real Madrid harus menelan lima kali kekalahan dan dua kali ditahan imbang.
Hasil imbang itu terjadi di pertandingan Grup C Liga Champions musim 2009/10, di mana 1-1 menjadi skor akhir. Lalu di pertandingan Grup G Liga Champions semusim setelahnya. Real Madrid boleh menghajar AC Milan di Santiago Bernabeu, namun ketika datang ke San Siro, Real Madrid tidak bisa memenangkan pertandingan. Padahal di laga itu Real Madrid tampil percaya diri.
Bagi pelatih Real Madrid saat itu, Jose Mourinho, pertandingan di San Siro menjadi sangat intens. Real Madrid sebetulnya bisa memenangkan laga itu karena Gonzalo Higuain sukses cetak gol lebih dulu dan Rossoneri kesulitan membongkar pertahanan Real Madrid. Pasukan Mourinho juga mendominasi permainan.
Sekitar 80 ribu penonton di San Siro malah dibuat terdiam dan kecewa ketika Massimiliano Allegri, pelatih Milan saat itu menarik keluar Ronaldinho digantikan pemain tua Filippo Inzaghi. Tapi justru Pippo yang bikin publik San Siro bersorak. Dua gol Pippo sempat membuat il Diavolo Rosso berbalik unggul.
Tapi sayang, di ujung laga Benzema memberi asis ke Pedro Leon dan memaksa laga berakhir imbang 2-2. Sementara kemenangan terakhir Milan di San Siro atas Real Madrid adalah di pertandingan Grup C. Pada waktu itu Andriy Shevchenko cetak gol kemenangan AC Milan.
Lazio
Real Madrid juga tidak pernah menang ketika bertandang ke klub Italia lainnya, Lazio. Memang, Los Galacticos dan Aquilotti jarang bertemu. Di Liga Champions keduanya bahkan cuma bertemu empat kali. Real Madrid memenangkan dua laga di Santiago Bernabeu.
Tetapi di dua laga lainnya di Olimpico, Real Madrid ditahan imbang Lazio. Pertama, terjadi di babak Grup D musim 2000/01 dan yang kedua, terjadi di pertandingan Grup C musim 2007/08. Uniknya dua pertandingan itu berakhir dengan skor yang sama, 2-2.
Yang menarik adalah di musim 2007/08. Saat itu kedua tim saling susul. Jika Real Madrid punya Ruud Van Nistelrooy yang mencetak dua gol di laga itu, Lazio punya Goran Pandev yang juga mencetak dua gol di laga itu.
Olympiakos Piraeus
Real Madrid selalu menang ketika menjamu klub Yunani, Olympiakos Piraeus di Liga Champions. Dalam empat laga di Santiago Bernabeu, Los Blancos menyapu bersih dengan kemenangan. Tetapi kekuatan Real Madrid di Bernabeu seperti hilang seketika bertandang ke markas Olympiakos.
Dalam empat laga di Stadion Georgios Karaiskakis, Real Madrid ditahan imbang tiga kali dan kalah sekali. Kekalahan Real Madrid tersebut terjadi di pertandingan Grup F Liga Champions musim 2005/06. Kala itu El Real yang unggul lebih dulu berkat sundulan Sergio Ramos justru kena comeback.
Gol Erol Bulut dan Rivaldo yang berhasil mengonversi umpan Yaya Toure menjadi gol memenangkan Olympiakos di laga itu. Pertemuan terakhir keduanya di Liga Champions terjadi pada pertandingan Grup C musim 2007/08 di Georgios Karaiskakis.
Di laga itu, Olympiakos menahan imbang Real Madrid tanpa gol. Kiper Antonis Nikopolidis menjadi pahlawan Olympiakos di laga itu. Penampilannya benar-benar bikin Real Madrid frustrasi. Los Blancos yang dihuni pemain seperti Robinho, Van Nistelrooy, Raul, sampai Wesley Sneijder tak mampu menjebol gawang Olympiakos saat itu.
Atletico Madrid
Si tetangga, Atletico Madrid juga selalu menjadi lawan yang sulit Los Galacticos di Liga Champions. Klub berjuluk Los Colchoneros itu tidak pernah dikalahkan oleh Real Madrid ketika bermain di Vicente Calderon atau Wanda Metropolitano. Meski di sisi lain, Real Madrid selalu menang dalam tiga pertandingan Liga Champions di Santiago Bernabeu.
Sejauh ini Real Madrid sudah melawat ke markasnya Atletico tiga kali. dalam tiga kali kunjungannya itu, Real Madrid hanya bisa menahan imbang sekali, sedangkan dua laga sisanya harus menyerah.
Terakhir kali Real Madrid bertandang di markasnya Atletico di Liga Champions adalah di semifinal leg kedua musim 2016/17. Real Madrid pada pertandingan itu punya peluang bagus untuk lolos. Sebab di Bernabeu mereka sudah melibas lawannya itu tiga gol tanpa balas.
Namun, Diego Simeone berpikiran bagaimanapun timnya harus mengalahkan Real Madrid dan mengejar defisit gol. Benar saja, sejak menit pertama tim tuan rumah mendominasi permainan. Real Madrid dibuat tak berkutik. Hasilnya, Saul Niguez dan Antoine Griezmann membuat Los Rojiblancos unggul dua gol dalam 20 menit.
Tetapi permainan terbuka Atleti justru berakibat fatal. Jelang babak pertama rampung, Isco mengecilkan ketertinggalan. Skor 2-1 bertahan hingga laga usai. Meski menang, Atletico gagal lolos ke final. Namun, cukup memberi kenangan manis bagi fans Atletico, karena itu adalah Derby Madrid terakhir di Vicente Calderon.
Manchester City
Terakhir, tim yang tidak bisa dikalahkan Real Madrid saat tandang di pertandingan Liga Champions adalah Manchester City. Tidak hanya di era Josep Guardiola, tapi di era sebelumnya pun Los Merengues tak bisa memenangkan laga di Etihad. Sudah lima kali Real Madrid berkunjung ke Etihad untuk melakoni laga Liga Champions.
Namun, Real Madrid kalah dalam tiga laga dan berhasil menahan imbang Manchester City dua kali. Kunjungan terakhir Real Madrid ke Etihad bagai bencana yang tidak pernah disangka-sangka. Kedua tim bertemu di semifinal Liga Champions musim lalu.
Di Bernabeu, Real Madrid gagal mengalahkan City. Pertandingan leg kedua menjadi tekanan bagi Los Galacticos. Misi wajib menang pun diemban. Tapi Guardiola punya tekad untuk mengantar The Citizens juara, jadi Guardiola bersama City-nya juga punya beban wajib menang.
Dan…. Real Madrid benar-benar dipermalukan di Etihad. Los Galacticos yang perkasa diblender empat gol tanpa balas oleh Manchester City. Dua gol Bernardo Silva membuat City sudah unggul di babak pertama.
Lalu di babak kedua, bukannya mencetak gol, Real Madrid justru kebobolan dua gol lagi lewat sundulan Manuel Akanji dan sepakan Julian Alvarez. Skor 4-0 terpampang. City mengalahkan Real Madrid dengan agregat meyakinkan 5-1. Kelak kita tahu The Citizens pada akhirnya bisa meraih treble.