Dilepas begitu saja, dibuang tanpa adanya penghargaan, dan dibiarkan pergi tanpa ada kata-kata mengesankan, tentu membuat pemain berpotensi memendam kemarahan tersendiri.
Pada bahasan kali ini, Starting Eleven akan coba menyajikan deretan pemain yang sukses beri pembalasan menyakitkan kepada klub yang sempat membuangnya, Seperti apa kisahnya? Simak ulasannya berikut ini.
Daftar Isi
Luis Suarez
Luis Suarez menjadi tema yang cukup menguras emosi bagi sebagian besar penggemar FC Barcelona. Penyerang asal Uruguay itu sudah sejak lama bergabung dengan Barca dan menjadi andalan dalam banyak kesempatan.
Di tahun 2015 saja, dia yang membentuk trio sempurna dengan Messi dan Neymar berhasil persembahkan tiga gelar dalam satu musim kompetisi untuk el Barca. Selain itu, trofi La Liga dan Copa del Rey juga tak ketinggalan untuk dipersembahkannya.
Akan tetapi, semua berubah ketika Barca kedatangan pelatih asal Belanda bernama Ronald Koeman. Koeman secara terang-terangan mengatakan bila dia sudah tidak lagi membutuhkan Suarez dengan menganggap sang pemain terlalu tua untuk diandalkan.
Mendengar hal tersebut, Suarez jelas merasa kesal dan sangat bersedih. Karena tidak ada pilihan lain, dia lalu putuskan hengkang. Beruntung, tim sekelas Atletico Madrid mau menerimanya.
Tampil bersama skuad asuhan Diego Simeone membuat Suarez menggebu dan ingin membuktikan bahwa dia masih sangat layak tampil di level tertinggi. Hasilnya tak main-main, gelar La Liga berhasil dipersembahkan untuk Los Rojiblancos. Sementara itu, belum lama ini, Suarez juga berhasil menjebol gawang Barcelona ketika kedua tim bertemu di kompetisi La Liga.
August 2020: Koeman told Luis Suarez he was too old to perform at the top level.
May 2021: Helps Atletico Madrid win their first La Liga title in seven years, finishing as their top scorer.
October 2021: Scores a goal, gets an assist and defeats Barcelona. pic.twitter.com/m0Q6utmimC
— ESPN FC (@ESPNFC) October 2, 2021
Robin van Persie
Robin van Persie sudah begitu lekat dengan nama Arsenal. Dia menjadi andalan usai beberapa tahun lamanya dipercaya tampil di lini serang. Namun karena tak kunjung dapatkan gelar Liga Primer Inggris, van Persie lalu menerima tawaran yang diajukan Manchester United yang datang langsung dari Sir Alex Ferguson.
Dari situ, penggemar langsung mengecam tindakan The Flying Dutchman sebagai seorang pengkhianat. Van Persie disebut sebagai pemain yang telah berani menyakiti Arsenal dengan bergabung bersama klub rival.
Namun tahukah kalian? Setelah banyak sekali penggemar Arsenal yang terus melempar hinaan kepadanya, van Persie buka suara. Dia mengatakan kalau saat itu tidak ada tawaran yang datang dari Arsenal. Disaat dirinya menunggu, the Gunners tak kunjung menyodorkan perpanjangan kontrak yang memungkinannya bertahan lebih lama.
Karena disaat yang sama MU datang dengan segudang penawaran dan iming-iming menjanjikan, jadilah van Pergi gabung dengan Setan Merah.
Merasa terus dihina penggemar Arsenal, van Persie lalu memberikan pembalasan dalam sebuah pertandingan yang mempertemukan MU dengan tim lamanya. Hasilnya dia berhasil mencetak gol dan membawa Arsenal menang. Kemenangan itu juga sekaligus memuluskan langkahnya untuk mempersembahkan trofi Liga Primer Inggris untuk MU, dimana itu sekaligus menjadi yang pertama baginya sejak berkarir di kompetisi Liga Primer Inggris.
RVP appreciation tweet. #MUFC @Persie_Official pic.twitter.com/pwB2yliVsg
— Manchester United (@ManUtd) August 6, 2021
Philippe Coutinho
Philippe Coutinho yang sempat jadi bintang di Liverpool, datang ke Camp Nou dengan mahar yang menggelegar. Lebih dari 100 juta euro dikeluarkan el Barca hanya untuk memboyong Coutinho ke Catalan. Namun sayang, semua harapan yang membumbung tinggi tak mampu berbuah jadi kenyataan. Coutinho dianggap gagal dan lebih sering duduk di bangku cadangan.
Tak sabar dengan sang pemain, Barca lalu melepasnya ke FC Bayern meski dengan status pinjaman. Sialnya, Coutinho yang dilepas ke klub asal Jerman malah sukses berkembang. Tidak adanya tekanan membuat sang pemain leluasa dalam membuka jalan. Dia langsung bisa diandalkan dan bahkan membuat sejumlah gol untuk membantu tim meraih kemenangan.
Setelah statusnya adalah sebagai pemain terbuang dari Barcelona, tibalah saatnya ketika Bayern datang dalam sebuah pertandingan dimana FC Barcelona sudah menunggu sebagai lawan.
Coutinho sejatinya tidak langsung masuk sebagai pemain di tim utama. Dia baru masuk ketika pertandingan tinggal menyisakan lima belas menit saja. Namun sial bagi Barcelona, ketika mereka sudah tertinggal dengan skor yang cukup mencolok, Coutinho justru hadir sebagai pemain yang kian membuat mereka merana.
Dalam kesempatan yang didapat di laga melawan FC Barcelona, Coutinho mampu mengirimkan satu umpan matang kepada Robert Lewandowski. Tak ingin hanya jadi pelayan, Coutinho kemudian berhasil mencetak dua gol, dimana itu lantas membuat skor menjadi 8-2.
Barcelona kalah telak dan harus tersingkir dari kompetisi Eropa. Sementara itu, Bayern yang bersama Coutinho sukses melaju ke babak selanjutnya, akhirnya berhasil keluar sebagai juara usai di partai final kandaskan perlawanan Paris Saint Germain.
🏆 🏆 🏆 Champions League, Bundesliga, German Cup
⚽️ ⚽️ 🅰️ Two goals, one assist vs. Barcelona in the UCL semisPhilippe Coutinho will return to Barca after a season on loan at Bayern Munich. pic.twitter.com/C7KklxKkkD
— ESPN FC (@ESPNFC) September 2, 2020
Samuel Eto’o
Nama Samuel Eto’o masuk ke dalam salah satu penyerang terbaik yang pernah dimiliki FC Barcelona. Kontribusinya luar biasa. Dia banyak mencetak gol dan bahkan persembahkan gelar yang tak terlupakan. Eto’o berhasil menjadi pahlawan Barca ketika tim tersebut meraih gelar juara Liga Champions Eropa di tahun 2006.
Akan tetapi semua berubah ketika tim kedatangan sosok Guardiola. Pelatih asal Spanyol itu menyingkirkan sejumlah pilar termasuk Ronaldinho yang pada akhirnya berlabuh di AC Milan. Eto’o dilaporkan menjadi bagian yang ingin disingkirkan sang pelatih saat itu. Namun sang pemain masih bisa bertahan dan bahkan sukses persembahkan enam gelar dalam satu musim untuk Barca di tahun 2009.
Nahas setelahnya, dia tak lagi mampu membendung keinginan Guardiola yang berniat membuangnya. Eto’o dilepas ke Inter Milan sebagai bagian dari transfer Zlatan Ibrahimovic. Mengetahui hal itu, Eto’o tak tinggal diam. Dia segera mencari cara untuk membuktikan bahwa keputusan yang dilakukan Guardiola adalah salah.
Benar saja, ketika berada di bawah asuhan Jose Mourinho, Eto’o sukses jadi andalan di Inter Milan. Bersama nama Diego Milito hingga Wesley Sneijder, penyerang asal Kamerun ini sukses meraih treble kedua sepanjang karirnya. Dia membantu Inter memenangkan Serie A, Coppa Italia, dan tentunya Liga Champions Eropa.
Di kompetisi Liga Champions Eropa, Eto’o bisa berbangga. Pasalnya, dalam perjalanannya dia berhasil singkirkan FC Barcelona asuhan Pep Guardiola di partai semifinal.
Between 2008/09 and 2009/10, Samuel Eto’o achieved two triples with two different clubs.
🇪🇸 FC Barcelona 2008/09:
🏆 Champions League
🏆 La Liga
🏆 Copa del Rey🇮🇹 Inter Milan 2009/10:
🏆 Champions League
🏆 Serie A
🏆 Coppa Italia pic.twitter.com/A27euokfGg— PurelyFootball®️ (@PurelyFootball) August 8, 2021
Fernando Morientes
Fernando Morientes pernah mengalami momen pahit ketika terbuang dari Real Madrid. Ketika itu, Morientes yang sudah bergabung dengan el Real sejak 1997 kesulitan untuk mendapat tempat di tim utama. Hasilnya, dia harus rela dilepas ke AS Monaco pada tahun 2003 melalui status pinjaman.
Beruntung, sang penyerang memiliki momen manis yang membuat klubnya, Real Madrid, kembali harus belajar lebih banyak untuk menghargai pemainnya. Morientes yang dibuang Madrid bertemu dengan klubnya itu di kompetisi Liga Champions Eropa. Dia yang berada dalam balutan seragam Monaco sejatinya tidak diunggulkan. Apalagi ketika menghadapi Madrid yang disitu banyak sekali terdapat bintang berkelas.
Di babak perempat final, Real Madrid memang berhasil menang dengan skor 4-2 di leg pertama. Namun di leg kedua yang berlangsung di Stade Louis II, Morientes menunjukkan aksi yang tak akan dilupakan oleh seluruh Madridista. Dia mampu membawa klubnya mengamankan posisi empat besar dengan aksi kepahlawanan mengagumkan.
Morientes yang pada leg pertama berhasil mencetak gol di penghujung laga, kembali mencetak gol pada leg kedua, dimana gol tersebut mampu membuat AS Monaco lolos ke babak selanjutnya.
Berkat sebiji golnya di leg kedua, AS Monaco berhasil menang dengan skor 3-1 yang kemudian membuat agregat berakhir dengan skor 5-5. Monaco kemudian jadi tim yang berhak lolos usai unggul agresivitas gol tandang.
Dengan keunggulan tersebut, Monaco berhasil lolos ke partai semifinal hingga menembus laga final melawan FC Porto.
9 – Today is Fernando Morientes´ birthday. He was the #championsleague top scorer in 2003-04 for @AS_Monaco_ES (9 goals) and became the second and last Spanish player to achieve it after Raúl González (1999-00 and 2000-01). Moro. pic.twitter.com/sMGLPg0Imi
— OptaJose (@OptaJose) April 5, 2020