Ratu Tisha Destria saat masih menjabat Sekjen PSSI meminta kepada federasi sepak bola Korea Selatan, KFA untuk menghubungkan PSSI dengan Shin Tae-yong. Itu terjadi setelah gelaran Piala Dunia 2018, dan Shin Tae-yong belum lama diberhentikan dari kursi kepelatihan Taeguk Warriors.
Tisha ingin menjajaki kemungkinan Shin Tae-yong melatih Timnas Indonesia. Puji Tuhan, akhirnya pertemuan antara PSSI dan Shin Tae-yong terwujud. Petinggi PSSI bertemu dengan Shin Tae-yong di Malaysia, ketika Timnas Indonesia menghadapi Harimau Malaya di ajang kualifikasi Piala Dunia 2022.
Pertemuan itu membuahkan hasil. Shin Tae-yong sepakat menukangi Timnas Indonesia, per 28 Desember 2019. Sejak saat itu, wajah sepakbola Indonesia berubah.
Mantan pemain Seongnam Ilhwa itu tidak hanya meningkatkan ranking Timnas Indonesia, membawanya ke ajang bergengsi seperti Piala Asia, tapi juga menanamkan nilai-nilai penting pada Timnas Indonesia. Apa saja nilai-nilai tersebut?
Daftar Isi
Kedisiplinan
Pertama dan tentu saja yang paling utama, Shin Tae-yong menanamkan kedisiplinan pada Timnas Indonesia. Pelatih kelahiran Yeongdeok itu menekankan betul prinsip ini sejak ia ditunjuk sebagai pelatih Timnas Indonesia. Coach Shin tak pernah bosan meminta pemainnya disiplin. Tidak hanya dalam latihan, tapi juga dalam banyak hal.
Kita tahu, isu kedisiplinan dalam tubuh Timnas Indonesia masih belum menemui titik terang. Dari pelatih ke pelatih, dari satu kompetisi ke kompetisi lainnya, disiplin menjadi barang langka di Timnas Indonesia. Saat melatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong tak berhenti mengkritik kedisiplinan para pemain.
Dalam sebuah wawancara berbahasa Korea, Myeong Jang Deul, dikutip Pandit Football, Coach Shin mengutarakan keheranannya terhadap kedisiplinan para pemain tim nasional. Menurutnya, para pemain Timnas Indonesia terlalu nyantai. Jatah waktu buat latihan pun banyak terpotong karena para pemain tidak bergegas.
“Mereka (pemain Indonesia) tidak kesulitan makan karena iklimnya bagus, jadi orang Indonesia cenderung santai. Kalau kita (di Korea) pasti sudah disuruh cepat-cepat,” kata Coach Shin.
Mantan pemain Brisbane Roar itu pernah kecewa karena pemain terlambat menghadiri latihan di Gelora Bung Karno jelang menghadapi Brunei pada kualifikasi Piala Dunia 2026 lalu. Prinsip Shin Tae-yong ini bisa dipahami. Sebagai pelatih kelas Piala Dunia, Coach Shin jelas punya level dan standar yang tinggi.
Coach Shin tak segan mencoret pemain yang tidak disiplin. Rifad Marasabessy pernah menjadi korbannya. Ia dicoret dari Timnas Indonesia karena datang ke latihan melebihi waktu yang sudah ditentukan.
Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong memulangkan Rifad Marasabessy dari pemusatan latihan pada Kamis (30/9). Pemain berusia 22 tahun tersebut saat ini sudah dikembalikan ke klubnya Borneo FC.#KitaGaruda #MeraihImpian pic.twitter.com/ueqDQh81cl
— PSSI (@PSSI) October 1, 2021
Pola Makan
Pola makan sepertinya kurang diperhatikan oleh pelatih-pelatih timnas sebelumnya. Tapi Coach Shin sungguh-sungguh memperhatikan itu. Baginya, seluruh personil Timnas Indonesia harus memiliki jadwal makan yang teratur. Shin Tae-yong juga meminta para pemain bertanggung jawab pada segala makanan atau minuman yang masuk ke dalam perutnya.
Sederhananya, Coach Shin tidak memperbolehkan pemain jajan sembarangan. Melalui siniar Close The Door Deddy Corbuzier, Shin Tae-yong tidak suka pemain timnas banyak makan gorengan. Ia berusaha untuk mengubah kebiasaan itu. Pola makan ini diatur sedemikian rupa oleh Shin Tae-yong.
Ia bahkan sampai mendaftar makanan apa saja yang wajib dikonsumsi oleh para pemain. Misalnya sayuran, karbohidrat, protein, susu, roti, buah, daging, dan ikan. Coach Shin sampai-sampai terlibat dalam mengecek takaran porsi makanan para pemainnya. Ini dilakukan demi mengimbangi program latihan yang cenderung berat yang dilakukan oleh tim pelatih.
“Saya melakukan ini untuk mengingatkan, mendidik pemain, bahwa untuk meningkatkan fisik dibutuhkan konsumsi makanan yang benar,” kata Shin Tae-yong dikutip Football5Star.
Dilansir Kompas TV, Shin Tae-yong menerapkan jadwal makan para pemainnya, yakni pukul 06.00 pagi untuk sarapan, pukul 12.00 siang mereka wajib makan siang, dan untuk makan malamnya dilakukan selepas Maghrib, atau sekitar pukul 18.00. Namun, jika intensitas latihan menyangkut pemulihan fisik, Shin Tae-yong akan menambah porsi sarapan menjadi dua kali.
Shin Tae-yong menegur Rifad Marasabessy di depan skuad timnas Indonesia karena ketahuan makan tidak sesuai standar.
— A. Ainur Rohman (@ainurohman) May 20, 2021
Semoga semua pemain timnas benar2 sadar dan tidak mencuri2 kesempatan makan ngawur di belakang. pic.twitter.com/is1YQd9l5q
Menghargai Orang Lain
Selain menjaga pola makan dan kedisiplinan, Shin Tae-yong juga mengajarkan sikap adiluhung ke personil Timnas Indonesia. Salah satunya soal menghargai orang lain. Shin Tae-yong menekankan ke pemainnya, bahwa mereka harus menghargai orang yang lebih tua. Hal itu pernah disampaikan oleh punggawa Timnas Indonesia U-23, Hanis Saghara.
Shin Tae-yong juga mengajarkan ke setiap pemainnya untuk selalu menghargai keputusan wasit. Jangan mudah terpancing apabila keputusan yang dikeluarkan pengadil merugikan tim. Dan yang paling penting, Shin Tae-yong juga mengajarkan untuk selalu menghargai lawan.
Entah lawan yang levelnya berada di atas Timnas Indonesia maupun yang kualitasnya jauh di bawah Timnas Indonesia. Coach Shin pernah menunjukkan respeknya saat menghadapi Brunei Darussalam di Piala AFF 2022 lalu. Ia tahu bahwa Brunei adalah tim lemah, tapi bukan berarti saat menghadapinya Timnas Indonesia tidak perlu menunjukkan kekuatan terbaik.
Sikap respek ke lawan itu pada akhirnya ditunjukkan pula oleh anak asuhnya saat menghadapi Brunei lagi di kualifikasi Piala Dunia 2026 putaran pertama tempo hari. Meski sudah menang 6-0 di GBK, Rizky Ridho dan kolega tetap bermain maksimal dan waspada saat bertandang ke Hassanal Bolkiah. Dengan tetap bermain ngotot, Timnas Indonesia menang lagi lewat skor yang sama seperti di leg pertama.
Keras Bukan Kasar
Selain kedisiplinan, Shin Tae-yong juga mengkritik mentalitas para pemain Timnas Indonesia. Yah, harus diakui, mentalitas punggawa Timnas Indonesia memang tak layak disebut mental baja. Dikutip Kompas, Shin Tae-yong mengatakan, punggawa Timnas Indonesia bahkan tidak berani untuk duel. Sudah loyo sebelum bertanding.
Hal ini membuat para pemain Timnas Indonesia yang cenderung berpostur pendek makin kerdil di hadapan lawan. Nah, Shin Tae-yong tak mau seperti itu. Para pemain Timnas Indonesia, bagi Coach Shin, wajib punya mental yang kuat. Demi melahirkan mental yang kuat, fisik yang tangguh dibutuhkan.
Maka dari itu, Shin Tae-yong punya metode tersendiri untuk menggembleng fisik para pemain Timnas Indonesia. Dan latihan fisik ala Shin Tae-yong cenderung keras dan melelahkan. Coach Shin melakukannya agar para pemain bermain lebih agresif, lebih keras di atas lapangan.
Tidak mudah jatuh saat body charge, tak mudah menggelepar saat ditekel, serta berani berduel di darat maupun di udara. Namun, Shin Tae-yong menekankan bahwa bukan berarti pemain harus bermain kasar. Apalagi sampai mencederai lawan. Karena keras dan kasar itu distingtif, bukan hanya dari segi bahasa, tapi juga prakteknya.
Bakat Tak Cukup, tapi Juga Harus Paham Taktik
Shin Tae-yong berkali-kali menekankan bahwa bakat saja tidak cukup. Ia tidak menampik bahwa para pemain Indonesia memiliki bakat yang bagus. Tapi tidak banyak dari mereka yang memiliki pemahaman taktik yang lumayan. Kebanyakan bahkan tak punya pemahaman taktik sama sekali.
Itulah yang coba dilakukan Shin Tae-yong. Malahan ia juga sampai-sampai “mengajari” lagi para pemain Timnas Indonesia perkara-perkara teknis, misalnya dalam mengumpan dan menendang. Lulusan Yeungnam University itu juga memberikan pemahaman taktik kepada para pemain.
Pemandangan langka! Coach Shin Tae-Yong marah pada sesi latihan terbaru timnas Indonesia 😳 pic.twitter.com/twlTqoGhTS
— GOAL Indonesia (@GOAL_ID) November 10, 2021
Di tangan Shin Tae-yong para pemain Timnas Indonesia tidak asal bermain bola saja. Tidak yang penting menang. Tapi juga harus mengikuti taktik dan mengamini arahan sang pelatih. Tak ayal jika permainan Timnas Indonesia sekarang jauh lebih atraktif semenjak dilatih Shin Tae-yong.
Meskipun belum mengantarkan trofi, tapi Coach Shin membuat para pemain mulai memahami bahwa sepak bola dimainkan dengan taktik. Oleh sebab itu, apa pun taktik yang dijalankan Shin Tae-yong akan bisa diserap dan diimplementasikan oleh punggawa Timnas Garuda saat pertunjukkan di atas lapangan.
Nilai-nilai tadi bukan hanya hanya diserap oleh Timnas Indonesia di level senior, tapi Timnas Indonesia dan bahkan PSSI secara keseluruhan. Nilai-nilai itu pula yang semoga, kelak menjadikan Timnas Indonesia sungguh-sungguh kekuatan Asia yang, bukan hanya disegani, tapi juga bermartabat.
Sumber: Bolanet, Kompas, Bolacom, Okezone, PanditFootball, KompasTV, Football5Star