Menyoal Format Buble to Buble di Liga 1 Indonesia

spot_img

Di tengah pandemi Covid 19 akhirnya Liga 1 Indonesia tetap digelar dengan aturan dan format yang baru. Setelah sebelumnya kita tahu sepak bola identik dengan laga Home and Away. Format yang biasanya akan menjadi gengsi tersendiri bagi klub ketika main di kandang dengan dukungan full suporternya.

Di masa sekarang tampaknya sistem itu tidak cocok menurut pihak penyelenggara Liga. Maka, terbitlah sistem baru yang dinamai “Buble to Buble”. Awalnya konsep ini digunakan ketika Piala Menpora 2021. Apa sebenarnya sistem ini? Bagaimana cerita kelangsungan sistem yang masih berjalan ini?

Apa itu Sistem Bubble to Bubble?

Di dunia olahraga, sistem gelembung adalah sistem yang dirancang untuk membatasi kontak para pelaku olahraga dengan orang luar. Sistem bubble biasanya diterapkan pada turnamen atau kejuaraan yang digelar secara terpusat di suatu tempat.

Orang-orang yang berada di bubble adalah mereka yang sudah terdaftar, mulai dari atlet, pelatih, ofisial, panitia, dan bahkan awak media.

Selama turnamen berlangsung, mereka yang berada di dalam bubble tidak boleh berinteraksi dengan orang luar atau keluar dari area tersebut. Tujuannya membatasi interaksi dengan orang yang berada di luar bubble.

Liga 1 musim 2021/2022 kali ini akan menggunakan sistem bubble to bubble atau series yang diselenggarakan terpusat pada kluster-kluster yang terbagi awalnya dalam 6 kluster.

Awalnya, sesuai pernyataan resmi operator penyelenggara liga, seri pertama Liga 1 bakal bergulir di tiga provinsi sekaligus, yaitu Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat. Seri kedua di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Seri ketiga di Jawa Timur.

Seri keempat masih di Jawa Timur, seri kelima di Jawa Tengah dan Yogyakarta, dan seri keenam kembali ke Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat.

Dalam format yang digunakan dalam Liga 1 musim ini, setiap tim tidak akan bermain di homebase atau wilayahnya masing masing. Contoh Persib Bandung, tidak bakal bertanding di Stadion Si Jalak Harupat.

Seri 1 Liga 1 bergulir dari 27 Agustus 2021 ​dan akan berakhir pada 3 Oktober 2021, berlangsung di kawasan Jabodetabek dan Jawa Barat dengan 6 venue.

Stadion Indomilk Arena tangerang, Stadion Pakansari Bogor, Stadion Madya Jakarta, Stadion Wibawa Mukti Bekasi, dan Si Jalak Harupat Bandung, dan Stadion Gelora Bung Karno yang hanya sebagai venue partai pembuka.

Peserta mendapatkan waktu istirahat selama 12 hari setelah menuntaskan seri pertama Liga 1 2021/2022 menuju seri kedua yang akan digelar di Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Seri 2 digelar dari 15 Oktober 2021 sampai 7 November 2021. Empat stadion dipilih untuk menjadi tuan rumah meliputi Stadion Manahan Solo, Stadion Maguwoharjo Sleman, Stadion Sultan Agung Bantul, dan Stadion dr. H. Moch. Soebroto Magelang.

Sama seperti peralihan antar seri pertama dan kedua, setiap kontestan Liga 1 juga diberikan waktu istirahat selama 12 hari sebelum beralih ke seri ketiga yang awal rencananya dilaksanakan di Jawa Timur.

Seri 3 di Jatim Batal

Akan tetapi, mendadak PT Liga Indonesia Baru (LIB) memutuskan memindahkan tempat berlangsungnya seri ketiga dari Jawa Timur menjadi tetap dihelat di Jawa Tengah dan DIY.

Kepastian itu dibuat setelah PT LIB menggelar pertemuan virtual dengan perwakilan 18 klub dan PSSI untuk membahas seri ketiga pada 5 November 2021.

Seri 3 Liga 1 pun akhirnya digelar dari 18 November sampai 14 Desember, dan masih berpusat sama seperti seri 2 yakni di Jawa Tengah dan DIY.

Dirut PT LIB, Akhmad Hadian Lukita, mengungkap ada banyak pertimbangan yang membuat PT LIB memutuskan untuk membatalkan Jawa Timur sebagai tuan rumah.

Salah satunya adalah ada banyak klub di Jawa Timur yang membuat PT LIB rumit membagi jadwal pertandingan.

Di Liga 1 2021, ada lima klub asal Jawa Timur yang bertanding yakni Persebaya Surabaya, Madura United, Persela Lamongan, Persik Kediri, dan Arema FC.

Pasalnya, dalam peraturan pembagian jadwal Liga 1, kelima klub itu tidak boleh bertanding di kandangnya masing-masing.

PT LIB mengaku dalam mengambil keputusan ini tidak serta-merta menentukan satu variabel karena variabelnya banyak sekali dan juga ini atas saran rekomendasi dari keamanan.

Sebelumnya, sempat ada wacana seri ketiga Liga 1 2021 akan digelar di Jakarta, Banten, dan Jawa Barat.

Namun, adanya kompetisi Elite Pro Academy (EPA) di Bandung, Jawa Barat membuat wacana itu batal diberlakukan.

Alasan ini menurut PT LIB karena para klub klub yang berlaga juga sudah terbiasa dengan atmosfer di Jawa Tengah dan Yogyakarta serta akomodasinya yang cenderung mudah.

Tiba Tiba Bali

Berakhirnya seri ke 3 liga, muncul pertanyaan yang menjadi tuan rumah seri 4.

Nah, pada November 2021 terjadi pertemuan antara Gubernur Bali I Wayan Koster dengan Wakil Ketua Umum PSSI Iwan Budianto dengan ditemani Anggota Exco PSSI, Pieter Tanuri di Gedung Jayasabha.

Pertemuan ini tidak diketahui oleh awak media. Namun, Pemprov Bali memberikan rilis resmi terkait pertemuan tersebut. Hasilnya adalah jika tidak ada halangan, seri keempat dan kelima BRI Liga 1 2021/2022 akan diselenggarakan di Bali pada Januari 2022 hingga Februari 2022.

Seri ke 4 sekaligus ke 5 akhirnya benar-benar menjadi milik Bali. Menggunakan 3 venue yakni Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar, Stadion I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, dan Stadion Kompyang Sujana, Denpasar.

Pelaksanaan seri ke 4 dan 5 Liga 1 2021-2022 di Pulau Bali mendulang banyak catatan. Kritik bermunculan mengenai ketidaksiapan sarana prasarana dan kendala infrastruktur yang terjadi.

Tak hanya itu, mulai muncul pula keluhan mengenai masalah akomodasi dan kepuasan klub.

Sorotan kritik datang dari Save Our Soccer (SOS). SOS menyebut pemilihan Bali sebagai venue terkesan dipaksakan.

Bali sendiri sebelumnya tak masuk ke dalam daftar calon tuan rumah kompetisi BRI Liga 1 2021/2022. Namun, secara mendadak, nama Bali muncul sebagai tuan rumah. Alasan pemilihan Bali pun tak pernah dipaparkan oleh PSSI dan PT.LIB.

Menurut SOS, entah model verifikasi apa yang dilakukan. Faktanya, hanya Stadion I Wayan Dipta yang layak, tiga lainnya di bawah standar Liga 1.

Mulai dari ruang ganti yang tak layak, Seperti yang didokumentasikan oleh Persebaya Surabaya, ruang ganti Stadion Ngurah Rai sangat sempit dan tidak bisa menampung seluruh pemain Green Force.

Bahkan, buat menggelar jumpa pers saja menggunakan tenda portabel. Sudah seperti acara turnamen 17-an antar kampung.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Pelaksana PT LIB, Sudjarno, mengajak semua pihak melihat dari sudut pandang berbeda. Pertama, dia memberikan edukasi bahwa untuk menyelenggarakan kompetisi di suatu daerah tidak mudah dan membutuhkan proses panjang.

Banyak pertimbangan yang melibatkan pemangku kebijakan. Sehingga, opsi untuk memindahkan pelaksanaan kompetisi ke daerah lain memang sangat rumit dan tidak semudah yang dibayangkan. PT LIB harus konsultasi dengan federasi, tidak bisa menentukan sendiri.

“Ada landasan-landasan yang harus dilalui. Kami harus minta izin Mabes Polri terkait masalah kondisi PPKM dan keamanan, Itu juga menjadi pertimbangan.

Rekomendasi dari Gubernur Bali yang menyurat kepada PSSI untuk bisa digelar di Bali juga menjadi pertimbangan. Jadi, banyak hal pertimbangannya,” kata Sudjarno.

Dari berbagai cerita mengenai sistem baru bubble to bubble yang direncanakan, ternyata banyak yang meleset. Banyak perubahan di tengah jalan yang terjadi.

Pihak penyelenggara bahkan sampai Januari ini belum memutuskan seri ke 6 akan digelar di mana? Sesuai rencana atau tidak. Terlebih mencuat soal seri ke 6 akan dihapus karena bentrok dengan bulan ramadhan.

Melihat cerita berlangsungnya sistem baru di liga satu ini banyak menuai pro dan kontra. Kendati begitu, yang terpenting seluruh pertandingan dapat tersaji sebagai hiburan bagi para fans, tentu dengan cara fair play. menarik untuk melihat cerita selanjutnya dari berlangsungnya sistem bubble to bubble ini.

Sumber Referensi : kompas.com, bolasport, bola.com, theflanker

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru