Setelah laju Manchester City di Community Shield dihentikan Arsenal, kini pandangan seluruh punggawa The Citizens tertuju pada satu lagi trofi, yakni Piala Super Eropa. Di sana, sang raja Europa League, Sevilla sudah menanti untuk menjajal seberapa kuat klub yang baru meraih treble winner itu.
Sevilla bukan lawan sembarangan bagi City. Tapi Pep Guardiola pasti sudah menyiapkan strategi-strategi kejutan untuk mengatasi perlawanan permainan sepakbola sederhana ala José Luis Mendilibar. Laga diperkirakan bakal berjalan menarik, siapakah yang akan membawa pulang Piala Super Eropa?
Daftar Isi
Head To Head
Pertemuan di panggung Piala Super Eropa nanti bukan kali pertama Manchester City menghadapi Sevilla. Menurut catatan Aiscore, anak asuh Pep Guardiola setidaknya sudah empat kali menghadapi wakil Spanyol tersebut. Dan semuanya terjadi di kasta tertinggi kompetisi Eropa, Liga Champions.
Dari empat pertemuan itu, Manchester City tampil superior. Juara bertahan Liga Inggris itu menyapu bersih semua pertandingan. Sevilla tak pernah sekalipun mencuri poin dari Manchester City. Kemenangan terbesar The Citizens terjadi pada September 2022, di mana Ederson cs menggilas Sevilla empat gol tanpa balas.
Sementara itu, Sevilla tak pernah mencetak lebih dari satu gol ke gawang Manchester City. Meski begitu, Los Palanganas tak akan semudah itu memberikan trofi Piala Super Eropa ke Manchester City. Meski Sevilla tampil kurang memuaskan musim lalu, mereka diperkirakan bakal tampil habis-habisan di laga yang akan dimainkan di hari kemerdekaan Indonesia ini.
Kondisi Terkini Kedua Tim
Piala Super Eropa sendiri akan dimainkan di musim 2023/24 di mana kedua tim sudah melewati berbagai hal. Kedua tim sudah melewati jendela transfer di mana mereka mendapat kesempatan untuk memperkuat diri dengan mendatangkan para pemain yang sesuai dengan skema dan identitas klub.
Meski Manchester City baru saja takluk dari Arsenal di Community Shield, kita tak bisa langsung mencap pasukan Pep Guardiola sedang melemah. Itu karena Manchester City memang tak jago dalam urusan memenangkan trofi tersebut. Pep bahkan mengakui kalau timnya kalah tiga kali beruntun, tapi pada akhirnya tetap menjuarai Liga Inggris.
Pergerakan mereka di bursa transfer pun cukup masif. Mungkin yang didatangkan tidak banyak, tapi City membutuhkan dana ratusan juta euro untuk mendatangkan dua pemain, yakni Josko Gvardiol dan Mateo Kovacic. Ketimbang mendatangkan pemain, City sebetulnya lebih gencar melepas pemain.
Setidaknya Manchester City melepas empat pemain termasuk beberapa pilar pentingnya yakni Riyad Mahrez yang hijrah ke Arab Saudi dan Ilkay Gundogan yang memutuskan untuk bergabung dengan juara La Liga musim lalu, Barcelona. Tapi perlu ditekankan lagi, meski melepas beberapa pemain penting, City sangat jago menambal lubang yang ditinggalkan. Buktinya, Kovacic didatangkan untuk menggantikan Gundogan.
Begitupun dengan Sevilla. Sejauh ini mereka lebih banyak melepas pemain ketimbang mendatangkan pemain. Bedanya, Sevilla tetap kesulitan di kompetisi liga. Jika di pekan pertama City berhasil menang telak atas Burnley, Sevilla justru menelan pil pahit karena mengalami kekalahan dari Valencia di pekan pertama.
Sevilla Unggul Pengalaman Super Cup, Tapi…
Sevilla memang sedang berusaha bangkit di kompetisi liga setelah musim lalu performanya sempat awur-awuran. Klub yang bermarkas di Ramón Sánchez Stadium itu bahkan sempat terkatung-katung di zona degradasi. Meski begitu, Sevilla jadi tim yang berbeda apabila bermain di kompetisi Eropa, khususnya Europa League.
Apalagi kalau mengenakan jersey serba putih, Sevilla bak kerasukan Real Madrid apabila bermain di kompetisi Eropa. Itu dibuktikan dengan raihan gelar Europa League yang menumpuk di lemari penyimpanan Sevilla. Termasuk saat masih bernama UEFA Cup, Sevilla berarti sudah memenangkan tujuh trofi Europa League.
Itu menandakan kalau mereka juga sering tampil di final Piala Super Eropa. Jadi, Los Palanganas bisa dibilang jauh lebih pengalaman dari Manchester City soal keikutsertaan di kompetisi tersebut, mengingat City baru pertama kali mencapai tahap ini. Dari tujuh kali kesempatan, Sevilla tercatat pernah memenangkannya sekali pada musim 2006/07.
Tapi tunggu dulu, Sevilla jangan terlalu cepat merasa bangga. Tim yang kalian lawan ini adalah tim yang sedang gacor-gacornya. Semua lawan dibabat habis musim lalu. Setelah memenangkan treble, Manchester City jadi tim yang lebih haus akan sebuah prestasi. Apalagi mereka belum memiliki trofi Piala Super Eropa. Jadi, apabila City memenangkan trofi ini, itu akan jadi awal musim yang epik.
Bagaimana City Akan Bermain?
Untuk menghadapi Sevilla, pola permainan Manchester City tampaknya tak akan banyak berubah dari musim lalu. Pep Guardiola pasti akan menginstruksikan pemainnya untuk memberikan high press apabila tim lawan menguasai bola di areanya sendiri.
Dengan Erling Haaland tetap akan menjadi ujung tombak, City akan memanfaatkan setiap jengkal lapangan untuk mendominasi permainan. Selain mengandalkan pressing tinggi, City juga gemar membangun serangan dari bawah. Mereka tak segan untuk menguasai bola lebih lama demi mencari celah di pertahanan lawan.
Meski sudah tak ada Ilkay Gundogan di lini tengah, Mateo Kovacic bisa menggantikannya. Kovacic dikenal sebagai gelandang pekerja keras yang serba bisa. Ia bisa bermain menyerang, playmaker, atau bahkan bertahan apabila dibutuhkan. Tapi karena bertahan sudah jadi tugas Rodri, maka Kovacic diperkirakan akan tampil menyerang.
Sayangnya, City kemungkinan besar akan tampil tanpa gelandang terbaiknya, Kevin De Bruyne yang mengalami cedera saat menghadapi Burnley. Oleh karena itu, Kovacic jadi pilihan yang tepat untuk mengemban peran lebih besar di lini tengah.
Soal kreativitas dan supply bola ke Haaland akan dibantu oleh Phil Foden dan Bernardo Silva dari sektor sayap. City sudah beberapa kali membuktikan kalau variasi serangan mereka tidak menurun apabila tampil tanpa De Bruyne. Tapi jika tanpa De Bruyne, kualitas lini tengah akan sedikit berkurang. Itu bisa dimanfaatkan oleh Sevilla.
Bagaimana Sevilla Akan Bermain?
Sevilla akan mengandalkan sepakbola sederhana ala Mendilibar. Sepakbola sederhana yang dimaksud adalah permainan yang santai tapi serius. Jika menghadapi tim yang lebih kuat, Sevilla akan menjadi pihak yang menunggu kesalahan lawan untuk menyerang balik.
Manchester City harus mewaspadai serangan balik cepat yang dipimpin oleh Youssef En-Nesyri. Pasukan Pep Guardiola tak boleh terlena saat menguasai bola di area lawan jika tak mau bernasib sama dengan Manchester United yang kena comeback di babak perempat final Europa League musim lalu.
Selain hanya menunggu, Sevilla juga cukup berbahaya jika sudah mengeluarkan umpan-umpan silang dari half space. Suso dan Marcos Acuna jadi pemain yang cukup sering melakukannya. Tujuan utama dari umpan ini adalah En-Nesyri yang memiliki jangkauan udara cukup tinggi. Tinggi lompatannya bahkan hampir menyamai Cristiano Ronaldo.
Meski begitu, lini bertahan Sevilla tetap jadi sektor terlemah untuk saat ini. Meski dikawal oleh Yassine Bounou, pertahanan Sevilla sangat rapuh dalam semusim terakhir. Musim 2022/23 saja, Bounou sudah kebobolan 41 gol di liga. Itu jadi yang terburuk dalam tiga tahun terakhirnya di Sevilla.
Siapa yang Lebih Unggul?
Di atas kertas, Manchester City jelas unggul dalam duel ini. Bahkan sebelum pertandingan dimulai, udah selesai tuh Sevilla. Tapi, dengan persiapan yang matang, Sevilla pasti bisa memberikan perlawanan yang berarti bagi City.
Namun, dengan track record buruk yang mana Sevilla belum pernah menang dari klub asal Inggris tersebut, peluang mereka untuk memenangkan pertandingan ini sangatlah kecil. Mereka butuh keajaiban untuk mengalahkan City.
Sumber: Aiscore, Squawka, Talksport, Daily Mail, UEFA