Liverpool Hobi Memungut Pemain dari Tim Degradasi, Inilah Hasilnya

spot_img

Memasuki ramainya kabar bursa transfer, ada satu hal menarik tentang operasi transfer Liverpool. Kalau dilihat secara saksama dari catatan perjalanan transfer Liverpool, mereka ternyata sangat hobi untuk memungut pemain dari tim yang terdegradasi.

Hal inilah juga yang kemungkinan akan dilakukan Liverpool musim ini. Pasalnya, di Liverpool sejak dulu sudah ada beberapa pemain yang bergabung dari tim-tim yang terdegradasi. Mau tahu siapa saja mereka?

Chris Kirkland

Pertama ada kiper bernama Chris Kirkland. Kiper yang dicomot The Reds pada tahun 2001 dari Coventry City, klub Liga Inggris yang terdegradasi pada musim 2000/01.

Asal tahu saja, Kirkland ketika itu jadi komoditi panas kiper di Inggris. The Reds pun rela membayar mahal yakni sekitar 6 juta pounds. Kebetulan di musim itu, The Reds juga membeli kiper lainnya, Jerzy Dudek dari Feyenoord. Harganya pun tak semahal Kirkland yakni sekitar 4,8 juta pounds.

Pembelian kiper ketika itu penting bagi The Reds. Pasalnya mereka ditinggal kiper utama mereka, Sander Westerveld yang hengkang ke Real Sociedad. Awalnya, persaingan antara Kirkland dan Dudek untuk jadi kiper nomor satu The Reds sangat sengit.

Namun seiring cedera lama yang diderita Kirkland, akhirnya ia selama empat musim lamanya harus rela hanya menjadi ban serep Dudek. Meski jadi ban serep, yang membanggakan bagi dirinya ketika di Anfield adalah sempat ikut merasakan indahnya gelar Liga Champions 2005 di Istanbul.

Peter Crouch

Pemain berikutnya ada Peter Crouch. Striker Inggris tinggi menjulang 201m tersebut dicomot dari Southampton, klub yang terdegradasi dari Liga Inggris pada musim 2004/05.

Crouch ketika itu adalah permata yang berpredikat sebagai top skor Soton dengan total 16 gol. Disamping masih muda, The Reds juga ingin memperkuat lini serang mereka pasca jadi juara Liga Champions. Harga yang ditebus pun tak terlalu mahal yakni sekitar 7 juta pounds.

Di bawah Rafael Benitez, ia diplot menjadi pengganti dari El Hadji Diouf maupun Milan Baros yang hengkang. Nah total 13 gol yang ia lesakan di musim pertamanya, membuat ia mulai dicintai dan makin betah di Anfield.

Bahkan, di musim keduanya, ia malah bisa jadi top skor The Reds dengan total 18 gol. Musim terbaik Crouch adalah di musim 2006/07 ketika membawa The Reds kembali tampil di final Liga Champions.

Jermaine Pennant

The Reds kembali kedatangan pemain bernama Jermaine Pennant. Sayap mungil dan lincah asal Inggris ini bergabung dari Birmingham City yang terdegradasi dari Liga Inggris musim 2005/06.

Rafael Benitez ketika itu sedang berupaya mencari pemain sayap cepat yang bisa menjadi alternatif serangan. Skill dan kecepatan pemain yang ditebus dengan mahar 6,7 juta pounds itu, kemudian menjelma menjadi kekuatan The Reds musim itu.

Yang paling diingat dari Pennant adalah ketika ia dipercaya menjadi starter di final Liga Champions melawan AC Milan di Athena. Bisa dikatakan ia adalah salah satu pemain Liverpool yang paling berbahaya bagi Rossoneri. Ia beberapa kali meneror gawang Dida dari sisi kiri pertahanan Milan. Namun sayang, sama seperti Crouch ia tak bisa membawa timnya itu meraih trofi Si Kuping Besar.

Charlie Adam

Pemain berikutnya adalah Charlie Adam. Gelandang Skotlandia itu direkrut dari Blackpool, tim yang terdegradasi dari Liga Inggris musim 2010/11 dengan mahar 6,7 juta pounds. Adam adalah gelandang terbaik Blackpool. Ia adalah tipikal gelandang berkaki kidal yang sangat disukai Kenny Dalglish, pelatih The Reds ketika itu.

Dalglish masih memperkuat lini tengahnya untuk menopang peran Steven Gerrard. Maka dari itu, di musim itu juga ia mendatangkan Jordan Henderson dari Sunderland. Adam di musim pertamanya langsung nyetel dan menjadi bagian penting lini tengah The Reds.

Yang paling mengesankan bagi karir Adam di Anfield adalah ia termasuk pemain inti yang mengantarkan The Reds meraih trofi Piala Liga di musim 2011/12 kala mengalahkan Cardiff City.

Danny Ings

The Reds kembali mencomot pemain dari tim yang terdegradasi. Ia adalah striker inggris Danny Ings dari Burnley, klub yang terdegradasi dari Liga Inggris musim 2014/15. Ings didapat dengan harga 6,5 juta pound saja.

Asal tahu saja, harga itu termasuk murah bagi seorang striker haus gol seperti Ings yang berpredikat sebagai top skor Burnley. Ings didatangkan bersama Firmino dan Benteke. Hal itu dikarenakan para penyerang The Reds sebelumnya seperti Aspas, Borini, Lambert, maupun Sterling, memilih untuk hengkang.

Namun apa yang terjadi? Ings malah banyak berkutat dengan cedera di musim pertamanya. Ia hanya tampil enam kali saja di musim pertamanya. Malang benar bagi Ings, ia kemudian hanya menjadi ban serep saja di lini serang The Reds, terutama setelah Jurgen Klopp datang.

Georginio Wijnaldum

Setahun berikutnya datang Georginio Wijnaldum. Gelandang Belanda yang dicomot dari Newcastle, klub yang terdegradasi dari Liga Inggris pada musim 2015/16.

The Reds ketika itu di bawah Klopp rela menebus mahal gelandang serba bisa yang mampu menyita perhatian ketika di Newcastle, yakni dengan mahar 23 juta pounds. Harga itu terbilang tak terlalu mahal untuk seorang gelandang yang menyandang predikat top skor Newcastle dengan 11 gol.

Terbukti, selama beberapa musim ia menjadi tulang punggung The Reds di poros lini tengah andalan Klopp. Momen spesialnya adalah ketika ia mampu menjadi aktor comeback sensasionalnya atas Barca di Anfield. Tak dipungkiri berkat andil gol-golnya itu, The Reds mampu melaju ke final dan akhirnya merasakan lagi indahnya gelar juara Liga Champions.

Andrew Robertson

The Reds kembali kedatangan pemain dari tim degradasi yakni Andy Robertson. Bek kiri Skotlandia itu ditebus dengan mahar 10 juta pounds dari Hull City, klub yang terdegradasi dari Liga Inggris musim 2016/17.

Klopp sangat terkesan dengan penampilan eksplosif Robo di Hull City. Ia juga berniat memberi persaingan bagi bek kiri yang sudah ia punya yakni Alberto Moreno. Dan benar saja, Robo mampu menjawab kepercayaan Klopp. Ia mampu menjadi bek kiri utama The Reds menggeser Moreno, bahkan hingga sekarang.

Banyak gelar yang sudah diraih seorang Robo. Tak dipungkiri juga, ia kini tumbuh dan berkembang menjadi salah satu bek kiri terbaik di dunia.

Xherdan Shaqiri

The Reds juga pernah kedatangan Xherdan Shaqiri. Gelandang mungil nan lincah asal Swiss yang dicomot dari Stoke City, klub yang terdegradasi dari Liga Inggris musim 2017/18. Shaqiri ketika itu ditebus dengan mahar 13,5 juta pounds.

Mahar yang termasuk terjangkau bagi seorang top skor Stoke City dengan 8 gol. Namun posisinya sebagai gelandang sayap memang menjadi persoalan. Karena lini serang Klopp sudah lengkap dengan terbentuknya trio Firmansyah.

Tapi Klopp tahu, Shaqiri dibutuhkan untuk kedalaman skuad dan rotasi. Mengetahui akan rencana Klopp itu, tak masalah bagi Shaqiri. Seperti yang ia katakan pada media Swiss, Schweizer-Illustrierte pada 2019 silam.

“Tak sekalipun saya menyesal datang ke Liverpool. Siapa sangka pemain dari klub degradasi, kemudian dibayar klub besar dan langsung merasakan gelar Liga Champions pula,” kata Shaqiri.

Sumber Referensi : mirror, belfastlive, planetfootball

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru