Klub Ini Akan Pertama Kalinya Bermain di Liga Champions Musim 2024/25

spot_img

Selain format yang baru, musim depan tim-tim yang berlaga di UCL juga banyak diisi wajah baru. Menariknya, dari beberapa wajah baru tersebut ada yang belum pernah ikut UCL sebelumnya. Sebuah prestasi yang tentu membanggakan dan layak untuk ditunggu kiprahnya. Lantas mampukah mereka bisa mengejutkan di UCL musim depan?

Sebelum membahasnya, baiknya subscribe dan nyalakan loncengnya ya..agar nggak ketinggalan konten dan sajian menarik dari Starting Eleven.

Brest

Di Liga Prancis, musim ini muncul klub kejutan bernama Stade Brestois 29. Klub ini hanyalah klub kecil di Ligue 1. Boro-boro bermimpi nangkring di papan atas, berada di papan tengah saja sudah syukur.

Namun, Brest yang belum pernah sama sekali tampil di ajang Eropa, musim depan akan langsung akan tampil di UCL. Salah satu kunci sukses Brest bisa masuk UCL adalah berkat tangan dingin pelatihnya, Eric Roy yang baru ditunjuk Januari 2023 lalu.

Roy musim ini sukses memanfaatkan pemain yang tak punya nama beken seperti top skor mereka musim ini, Romain Del Castillo dan kiper Marco Bizot. Performa konsisten Brest musim ini, membuat mereka sejak pekan ke-20 sudah nangkring di tiga besar Ligue 1.

Target meraih satu dari tiga tiket UCL yang diperebutkan di Ligue 1 pun menjadi mimpi mereka. Di pekan terakhir Ligue 1, Brest mengunci tiket UCL setelah menang besar atas Toulouse. Sayangnya, walaupun lolos ke UCL, musim depan Brest kabarnya tak bisa memakai markasnya, Stade Francis Le Blé untuk menjamu tim lain di Liga Champions.

UEFA menilai markasnya Brest itu tidak layak dari segi desain, akomodasi, serta keselamatan fans. Kalaupun tetap bermain di Stade Francis Le Blé, UEFA hanya mengizinkan 5 ribu penggemar masuk. Dan itu tidak disetujui oleh pihak Brest. Alhasil, mereka pun akan mencari stadion baru.

Markasnya Guingamp, Stade du Roudourou akan menjadi opsi markasnya Brest di UCL musim depan. Selain kapasitasnya lebih besar, lokasinya juga tak terlalu jauh dari Stade Francis Le Blé.

Bologna

Di Serie A, Bologna 1909 akan tampil di UCL setelah 59 tahun absen. Bermusim-musim Bologna hanya menghuni papan bawah. Masuk 10 besar Serie A saja mereka sudah bangga. Namun saat menunjuk pelatih Thiago Motta musim lalu, Rossoblu berubah menjadi klub yang bisa bersaing di papan atas.

Meski ditinggal pemain seperti Arnautovic, Musa Barrow, maupun Jordy Schouten, Motta berhasil memanfaatkan kekuatan yang ada seperti trio lini serang Orsolini, Joshua Zirkzee, dan Lewis Ferguson. Trio tersebut sukses jadi mesin gol Rossoblu musim ini dengan total 24 gol.

Pencapaian Bologna bisa meraih satu tiket UCL terbilang mengesankan. Hingga giornata 37, Bologna masih berada di posisi tiga Serie A di atas tim-tim langganan UCL seperti Juve, Roma, Lazio maupun Napoli. Musim depan jika Thiago Motta dan pemain andalannya tak dibajak klub lain, potensi mereka jadi kuda hitam UCL terbuka lebar.

Stuttgart

Setelah musim lalu mengirimkan klub kejutan Union Berlin ke UCL, musim ini Bundesliga kembali mengirimkan tim kejutan lainnya, yakni VFB Stuttgart. Sudah lama rasanya tak melihat klub berjersey putih-merah ini tampil di UCL.

Terakhir kali Stuttgart bermain di UCL itu 14 tahun yang lalu, atau tepatnya di musim 2009/10. Tak menyangka klub yang musim lalu nyaris terdegradasi Bundesliga, musim ini bisa bangkit dan bahkan masuk UCL.

Sebastian Hoeness, jadi sosok kunci kebangkitan Stuttgart musim ini. Ia terbukti sukses menyulap Die Schwaben jadi tim yang tak mudah dikalahkan. Mereka hanya kalah tujuh kali saja selama semusim di Bundesliga. Bahkan klub seperti Munchen maupun Dortmund mampu mereka taklukan.

Meski ditinggal pilar andalannya musim ini seperti Wataru Endo maupun Borna Sosa, namun Hoeness jeli mendatangkan pemain baru. Seperti top skor mereka saat ini Sehrou Guirassy yang baru dibeli dari Rennes maupun pemain yang dipinjam dari Brighton, Denis Undav. Mereka berdua terbukti jadi pendulang gol Stuttgart musim ini dengan total 47 gol.

Pencapaian Die Schwaben meraih tiket UCL terbilang mengesankan. Mereka finish di posisi runner up mengangkangi Munchen. Di spieltag terakhir Bundesliga, terjungkalnya Die Roten di markas Hoffenheim, mampu dimanfaatkan anak asuh Hoeness dengan kemenangan telak atas Monchengladbach.

Musim depan, Stuttgart siap bersolek menyambut anthem khas UCL di stadion Mercedes Benz Arena. Mereka ingin mengulangi kisah sukses terakhir kali mentas di UCL, yakni lolos hingga babak 16 besar.

Aston Villa

Musim lalu, Liga Inggris mengirimkan klub di luar Big Six ke UCL, yakni Newcastle. Musim ini giliran Aston Villa, klub di luar Big Six yang akan jadi wakil Inggris di UCL. Terakhir kali Aston Villa tampil di UCL yakni pada musim 1982/83. Namun, saat itu kompetisinya belum bernama Liga Champions, melainkan Piala Eropa.

Perjuangan The Villans asuhan Unai Emery musim ini tak gampang. Mereka harus bersaing dengan kekuatan tim besar seperti Spurs, MU, maupun Chelsea yang belanja pemain jor-joran.

Kesuksesan Aston Villa bisa bersaing di papan atas musim ini tak lepas dari peran Unai Emery yang sejak musim lalu membangun tim ini. Selain itu jangan lupakan juga peran kebijakan transfer dari Monchi, yang mampu membawa pemain seperti Pau Torres maupun Moussa Diaby ke Villa Park.

Konsistensi performa The Villains musim ini juga ditunjang oleh beberapa pemain kuncinya seperti Ollie Watkins. Sebagai bomber andalan, Watkins mampu menyumbang 27 gol di seluruh kompetisi musim ini. Tak hanya Watkins, gelandang bertahan Douglas Luiz juga mampu disulap Emery jadi pemain produktif dengan koleksi 10 gol di seluruh kompetisi.

Selain itu, musim ini Villa juga dijuluki sebagai spesialis penakluk tim besar. Tim seperti City, Arsenal, Chelsea, maupun Spurs keok oleh mereka. Ya, dari kemenangan penting itulah, Emery menabung poin yang akhirnya bisa membawa Villa finish mengangkangi Spurs, Chelsea, maupun MU.

Aston Villa mengunci tiket UCL saat mampu comeback melawan Liverpool di pekan 37. Di pekan terakhir, meski kalah telak 5-0 atas Crystal Palace, poin Villa tetap tak terkejar oleh Spurs yang ada dibawahnya.

Dengan materi seperti sekarang ini, ditambah pengalaman Emery di UCL, bukan tidak mungkin Villa bakal tampil mengejutkan di UCL musim depan. Ingat, Emery pernah punya pengalaman sukses mengantarkan klub seperti Villareal ke semifinal UCL musim 2021/22. Apakah musim depan giliran Aston Villa?

Girona

Selain Barcelona, Real Madrid, dan Atletico Madrid, La Liga sering bergantian mengirimkan wakilnya di UCL seperti Sociedad, Valencia, Villarreal, hingga Sevilla. Nah, musim ini La Liga mengejutkan dengan mengirim Girona ke UCL.


Ya, klub asal Catalunya ini mampu tampil apik musim ini. Bahkan mereka sempat berebut tahta puncak klasemen dengan Real Madrid. Girona di bawah tangan dingin Michel, disulap sebagai tim yang tampil dengan gaya yang atraktif.

Selain itu, Michel juga membuat timnya tajam dalam menyerang. Lihat saja, hingga Jornada 37, jumlah gol Girona (78) lebih banyak dari Barcelona (77). Produktivitas Girona tersebut tak lepas dari andil striker menakutkan asal Ukraina, Artem Dovbyk yang sudah mencetak 21 gol.

Disamping peran Michel, kesuksesan Girona juga tak lepas dari sentuhan City Football Group. Namun menjadi bagian dari CFG, malah jadi masalah baru bagi Girona. Pasalnya, kelolosan mereka ke UCL musim depan jadi terancam. Soal ini kamu bisa menonton video di Starting Eleven Story.

Jika nantinya Girona lolos dari jeratan aturan tersebut, menarik untuk ditunggu kiprah mereka. Jangan-jangan, mereka bisa lebih baik prestasinya di UCL musim depan daripada tetanggannya Barcelona.

https://youtu.be/dIcIlyWJ7eg

Sumber Referensi : le’equipe, ligue1, apnews, bundesliga, eurosport, espn

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru