Kisah Real Madrid Membangun Proyek Galacticos

spot_img

Ketika Luis Figo pindah ke Real Madrid secara kontroversial, saat itu juga, Real Madrid, melalui Florentino Perez resmi mengumumkan proyek Los Galacticos. Bintang asal Portugal itu diplot sebagai simbol kedigdayaan Perez di kancah sepak bola dunia. Dia menjadikan Figo yang saat itu memang masih berada dalam masa jaya nya, sebagai anak pertama dari kekuatan luar biasa yang akan dibesarkannya.

Awal dari mega proyek ini tentu sudah terlihat, yakni ketika Perez mengambil alih kursi presiden klub dari Lorenzo Sanz. Ketika Sanz menduduki kursi penting di manajemen el Real, klub tersebut mengalami masa yang buruk. Oleh sebab itu, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menunjuk sang pemimpin anyar.

Perez sendiri merupakan seorang pebisnis dan mantan politikus. Dia merupakan pemilik dari ACS (Actividades de Construcción y Servicios), sebuah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi, transportasi dan pelayanan publik. Pria kelahiran Hortaleza ini dikabarkan punya kekayaan yang ditaksir hingga 1,8 miliar dollar Amerika Serikat atau sekitar 18 triliun rupiah lebih.

Seperti diketahui, sebelum Perez datang, Real Madrid kalah bersaing dengan FC Barcelona yang begitu memukau dengan istilah “Dream Team”. Sekitar tahun 1988 sampai 1996, Barcelona milik Johan Cruyff bisa disebut sebagai galactico karena mereka mampu mendominasi dunia, dan diisi pemain-pemain hebat seperti Romario, Michael Laudrup, sampai Hristo Stoichkov.

Saking hebatnya Barcelona saat itu, di tahun 90-an, Real Madrid bisa dibilang hanya boleh menghuni posisi kedua. Tim yang bermarkas di Camp Nou juga tidak kalah populer saat dipegang oleh Louis van Gaal.

Sebelum melanjutkan perjalanan Perez pasca resmi mendatangkan Figo dengan biaya senilai 62 juta euro atau setara 997 miliar rupiah, ada baiknya kita mengenal istilah Galacticos itu sendiri. Dalam bahasa Spanyol, Galactico berarti ‘Galactic’. Kata tersebut biasa digunakan oleh orang-orang disana untuk menyebut superstar sepakbola. Definisi superstar sepakbola sendiri adalah seorang pemain yang punya kehebatan luar biasa dan sering menjadi penentu kemenangan sebuah tim.

Selain berkat talenta luar biasa, galactico mulai memiliki arti luas. Sekarang, kata itu sering disebutkan untuk seorang pemain sepakbola yang memiliki harga mahal dan juga punya gaji selangit, plus dibarengi dengan performa mentereng.

Sebetulnya, istilah Galacticos untuk Real Madrid sudah ada sejak era 60 an ketika mereka berhasil menjadi juara Eropa selama bertahun tahun. Real Madrid di era tersebut dihuni oleh nama-nama seperti Alfredo di Stefano, Ferenc Puskas, hingga Raymond Kopa.

Di era milenium baru sendiri, persis ketika Florentino Perez datang membawa banyak uang, Real Madrid mulai dihuni oleh para pemain bintang di setiap lini. Setelah Figo berhasil menggegerkan dunia dengan kepindahannya ke ibukota, Perez mendatangkan anak berikutnya dalam diri Zinedine Zidane pada tahun 2001. Ketika itu, Zidane keluar sebagai pemain termahal dunia setelah ditebus Real Madrid dengan nilai 77,5 juta euro. Sama seperti Figo yang berhasil menyumbangkan trofi La Liga, Zidane yang memang dikenal sebagai pemain dunia juga tak mau ketinggalan dalam mengangkat nama tim kebangaan. Pria dengan akurasi tendangan terbaik serta kontrol bola luar biasa ini berhasil sumbangkan satu trofi Liga Champion Eropa pada tahun 2002.

Ketika itu, dia malah menjadi pemain yang paling disorot dengan gol spektakuler di laga melawan Bayer Leverkusen.

Mendatangkan dua bintang dunia itu masih belum cukup bagi Perez untuk membangun skuad menakutkan. Kali ini, bintang Piala Dunia 2002, Ronaldo Luis Nazario de Lima berhasil didatangkan di Estadio Santiago Bernabeu. Saat itu, Ronaldo datang dengan harga 46 juta euro atau sekitar 739 miliar rupiah.

Seakan uang sakunya masih penuh uang untuk dibelanjakan, Perez terus mendorong troli di pusat perbelanjaan para pemain bintang. Hasilnya, dia berhasil membungkus nama-nama hebat seperti David Beckham, Michael Owen, Robinho, sampai Sergio Ramos.

Namun begitu, proyek Galactico pertama Perez dianggap kurang bersinar. Meski miliki skuad yang terbilang komplit dan sulit untuk ditaklukkan, mereka justru alami penurunan performa. Hal itu ditengarai dengan terpilihnya Carlos Quieiroz sebagai pengganti Vicente Del Bosque.

El Real ketika itu hanya sempat merengkuh Piala Super Spanyol 2003 sebelum akhirnya melempem dan selalu gigit jari selama tiga musim beruntun. Bahkan, pada musim 2003/04 Real Madrid harus bercokol di urutan empat klasemen La Liga.

Sempat mendatangkan bocah ajaib asal Italia, Antonio Cassano, untuk melengkapi skuad muda bersama Robinho hingga Michael Owen juga tidak merubah apa-apa. Pada periode 2003 hingga 2006, mereka gagal mencapai fase semifinal kompetisi Eropa, dan bahkan dua kali tumbang lebih dini di perdelapan final pada 2004/05 dan 2005/06.

Hal itupun membuat Perez merasa gagal dan putuskan mundur pada Februari 2006.

Selain prestasi yang tak kunjung membaik serta kerapnya dilakukan pergantian pelatih, masalah lain yang dianggap telah membuat Perez kecewa adalah karena tidak adanya kekompakan antar pemain Real Madrid.

Setelah tiga tahun tak lagi injakkan kaki di Bernabeu, Perez akhirnya mau kembali.

Era kembalinya Perez ke Real Madrid dinamakan media sebagai Galactico jilid II. Hal itu tentu merujuk pada aktivitas Perez yang masih gemar dan begitu berambisi datangkan para pemain bintang.

Pembelian yang membuat dunia tercengang saat itu adalah Ronaldo dari Manchester United. Dengan target ingin mengembalikan Madrid ke panggung juara Eropa, Perez rela mengeluarkan dana senilai 80 juta pounds hanya untuk datangkan sang bintang asal Portugal.

Ketika datang ke Spanyol, Ronaldo disambut bak bintang. Ada sekitar 75 ribu penonton yang menyaksikan langsung kedatangan sang bintang di tanah ibukota.

Pembelian yang juga tak kalah tenar adalah Ricardo Kaka dari AC Milan. Peraih penghargaan Ballon D’or itu ditebus dengan nilai sebesar 65 juta pounds.

Selain itu, untuk semakin memuluskan langkahnya membentuk skuad tak terkalahkan, pemain hebat seperti Xabi Alonso, Karim Benzema, Angel di Maria, Mesut Ozil, Isco Alarcon, Luka Modric, Gareth Bale, Toni Kroos, hingga James Rodriguez, juga ikut diboyong. Mereka semua adalah bintang dan tengah berada dalam masa jaya-jayanya ketika menandatangani kontrak bersama Los Blancos.

Dengan keberadaan para pemain tersebut, plus ditangani oleh pelatih kelas dunia, Real Madrid berhasil wujudkan mimpi. Gelontoran dana besar dari saku Florentino Perez membuahkan hasil yang sangat besar. Dia sukses mengembalikan Madrid ke panggung juara, dengan torehan sejumlah gelar bergengsi, termasuk empat Piala Liga Champions Eropa.

Sampai saat ini, meski sudah mulai ditinggalkan para bintangnya, Real Madrid terus mencoba menjaga eksistensi di panggung tertinggi. Mereka juga masih mendatangkan beberapa pemain hebat ke Stadion Santiago Bernabeu.

Hal itu tentu beriringan dengan keberadaan Florentino Perez di kursi presiden klub. Seperti diketahui, sekitar 2017 silam, Real Madrid sebenarnya sempat membuka lowongan untuk siapa saja yang ingin menjadi Presiden klub. Tapi karena standart yang sangat tinggi, sampai dengan batas waktu yang ditentukan tercatat hanya ada nama Florentino Perez seorang dalam bursa pencalonan.

Dengan begitu, jadilah ia kembali menguasai Real Madrid, sampai setidaknya tahun 2021 mendatang.

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru