Indonesia memang belum punya prestasi apa pun di kancah sepak bola dunia. Namun, dalam urusan bisnis, beberapa orang Indonesia cukup tajir untuk membeli klub-klub Eropa. Beberapa memang murni urusan bisnis, tapi tak jarang masing-masing dari mereka punya kesadaran untuk memberikan sedikit kontribusi pada kemajuan sepak bola Indonesia. Setidaknya terdapat lima orang Indonesia yang pernah membeli klub asing…
Sihar Sitorus – FC Verbroedering Dender
Pengusaha kelapa sawit Sihar Sitorus memang bukan orang baru di sepak bola nasional. Selain pernah mengembangkan klub Pro Duta FC, ia juga beberapa kali jadi pengurus PSSI. Tahun lalu, ia mengakui sudah membeli klub divisi tiga Belgia, FC Verbroedering Dender. Ia menyebut, klub tersebut punya sistem pembinaan yang baik, yang disertai kompetisi usia muda yang rutin digelar. Selain itu, negara Belgia juga terhitung mudah untuk urusan imigrasi. Sihar sudah pernah mengirim tiga pemain muda dari Sumatera Utara ke klubnya tersebut.
Iman Arif – Leicester City
Iman Arief sempat menghebohkan publik saat pada 2010 membeli sebagian 20% saham Leivester City. Saat itu, Leicester masih berkutat di Divisi Championship Inggris. Namun, ia hanya memegang saham tersebut selama setahun karena ia langsung menjualnya pada 2011. Ia juga tak pernah tercatat berkontribusi untuk sepak bola Indonesia selama menjadi salah satu pemilik Leicester. Kelak, Leicester menjuarai Liga Inggris di bawah pimpinan Vichai Srivaddhanaprabha, orang yang menjadi pemilik saham mayoritas saat Iman Arief masih di Leicester.
Grup Bakrie – CS Vise dan Brisbane Roar
Keluarga Bakrie memang terkenal gila bola. Selain Nirwan D. Bakrie yang lama dikenal sebagai wakil ketua umum PSSI, anak-anak perusahaan Grup Bakrie juga tercatat pernah membeli CS Vise, klub di divisi dua belgia. Klub ini sempat menampung beberapa pemain jebolan SAD Indonesia yang menimba ilmu di Uruguay. Manahati Lestusen dan Alfin Tuasalamony adalah nama tersukses yang dihasilkan SAD dan Vise.
Bisnis Bakrie yang hidup dari konstruksi dan pertambangan sempat menyentuh klub Australia Brisbane Roar. Akan tetapi, selama di bawah kepemilikan Bakrie, Brisbane Roar diketahui memiliki kondisi finasial yang tidak stabil, bahkan pernah menunggak gaji pemain.
Erick Thohir – DC United dan Brisbane Roar
Erick Thohir barangkali adalah pengusaha tersukses Indonesia yang merambah dunia olahraga. Ia diketahui pernah memiliki klub basket Philadelphia 76ers. Selain itu, ia juga membeli DC United pada 2012. Andik Vermansyah pernah trial di sana, dan Syamsir Alam pernah mendapat kontrak di sana sejak Erick Thohir menjadi pemilik DC.
Pada 2013, ia mulai mencoba melebarkan sayap ke sepak bola Eropa. Tak tanggun-tanggung, ia membeli 70 persen saham klub besar Italia Inter Milan. Sebagai pemilik saham mayoritas, ia lalu didapuk sebagai presiden klub menggantikan Massimo Moratti. Ia pernah memberangkatkan Djadjang Nurdjaman untuk mempelajari kepelatihan Inter Milan pada 2016.
Yusuf Mansur – Lechia Gdansk
Yusuf Mansur sebelumnya lebih dikenal sebagai penceramah di televisi. Melalui bisnis teknologi finansial bermerk PayTren yang dibangunnya, ia mencoba bergerak ke bidang sepak bola, olahraga yang digemarinya.
Pada awal musim ini, ia sudah mulai mengucurkan dana untuk Persika Karawang di Liga 2. Kabar yang lebih mengejutkan datang pada pekan ini. Ia mengumumkan telah menguasai 10 persen saham Lechia Gdansk, klub yang sebelumnya telah mengontrak Egy Maulana Vikri.