Di jeda libur musim dingin ini, klub yang mengalahkan Arsenal di partai pembuka, Brentford mulai bergeliat mencari pemain baru. Klub yang baru saja promosi ke Premier League itu kabarnya mengincar beberapa pemain, termasuk salah satunya pemain andalan Denmark, Christian Eriksen.
Kedatangan Eriksen bisa menjadi amunisi baru bagi Brentford untuk mengarungi sisa kompetisi. Bukan hanya itu, apabila kedatangan Eriksen ini betul-betul terwujud, itu artinya Eriksen adalah pemain asal Denmark kesekian yang didatangkan Brentford.
Yup benar, The Bees memang rajin mendatangkan pemain-pemain dari Denmark. Bahkan tak hanya pemain, pelatihnya sekalipun juga dari Denmark. Pertanyaannya, apa hubungan yang terjalin antara Brentford dan Denmark?
Christian Eriksen’s in advanced talks with Brentford on a six month deal. Agreement ready. Option until June 23 included. 🇩🇰 #Eriksen
Medical/important tests are needed before Christian will be able to sign the contract, as @jaydmharris reported. He wants to play football again. pic.twitter.com/BAbwvKoLWE
— Fabrizio Romano (@FabrizioRomano) January 23, 2022
Kepemilikan Brentford
Ketika saham Brentford terancam pailit, seorang bekas pemain judi kelas kakap, Matthew Benham datang ke Brentford untuk memberikan dana pinjaman ke suporter The Bees untuk membeli saham klub itu. Nilainya bahkan mencapai 700 ribu US Dollar atau sekira Rp 9,9 miliar.
Dia pun pada akhirnya menjadi pemilik Brentford tahun 2012. Mulai dari situ, Benham terbilang jor-joran buat Brentford. Dia juga pernah memompa dana lebih dari 90 juta poundsterling atau sekitar Rp 1,7 triliun ke tim utama dan juga infrastruktur klub. Berkat dia, Brentford jadi punya stadion berkapasitas 20 ribu orang, dan sebuah akademi.
Dalam waktu singkat, Benham telah membawa Brentford dari titik terendah hingga promosi ke Premier League. Model yang dipakai Benham terbilang unik, yakni dengan memanfaatkan tren statistik, dan data yang sering dikenal dengan istilah “Moneyball”.
Tak puas hanya Brentford, Benham juga berinvestasi ke klub Liga Denmark, Midtjylland pada tahun 2014. Apa yang dia terapkan di Brentford juga diterapkan di Midtjylland.
Benham mengumpulkan tim dengan ide serupa, terdiri dari Rasmus Ankersen yang sekarang menjabat sebagai direktur sepak bola di Brentford bersama Phil Giles. Ketika Benham mengambil alih FC Midtjylland, para pemain Denmark mulai berdatangan untuk bermain di tim Brentford B. Mereka bersaing untuk bisa masuk ke tim utama Brentford.
Sejak dikuasai Benham, Brentford mengalami peningkatan yang signifikan. Dimulai dari promosi ke League One pada tahun 2014, lalu melaju ke Championship tahun 2015, dan akhirnya mampu bersaing di Premier League musim 2021/22. Keberhasilan ini adalah buah perencanaan strategis, inovasi, dan penggunaan analisis data oleh Benham dan Ankersen.
But Brentford have a secret weapon.
Their owner and lifelong fan, Matthew Benham, owns a gambling consultancy called Smartodds.
Smartodds was founded in 2004, and is the reason Benham became wealthy enough to acquire Brentford in the first place.
(4/12) pic.twitter.com/nW3hoZem9I
— The xG Philosophy (@xGPhilosophy) May 28, 2021
Dari kebijakan dan strategi Benham dan Ankersen, yang melakukan eksperimen “Moneyball” bahkan membuat model serupa di klub Denmark, mereka jadi mudah untuk mengontrak pemain atau pelatih yang sesuai filosofi data mereka, terutama dari Denmark.
Pelatih Thomas Frank
Tak hanya pemain yang pelan-pelan datang ke Brentford, pada Oktober 2018, Benham menunjuk seorang pelatih asal Denmark, Thomas Frank untuk menukangi Brentford. Benham dan Ankersen memberikan kesempatan pada pelatih Denmark itu, setelah ia mencapai kesuksesan dengan klub Denmark, Brøndby.
Ia juga menghabiskan dua tahun terakhir sebagai asisten pelatih di Brentford sejak 2016 dibawah Dean Smith. Dari sejarah karier kepelatihannya, Frank juga pernah melatih Timnas Denmark U-17. Dia bekerja dengan pemain seperti Christian Eriksen, Hojbjerg, dan Viktor Fischer.
Penunjukan Frank tidak terlepas dari andil direktur sepak bola mereka Brentford Rasmus Ankersen yang juga dari Denmark. Hal itu dilakukan untuk memuluskan jalan bagi para pemain dari Denmark yang akan dipromosikan.
Pelatih Brentford, Thomas Frank dan asisten pelatih, Brian Riemer yang juga dari Denmark telah menandatangani kontrak jangka panjang baru di tahun 2022. Mereka kini terikat kontrak hingga akhir musim 2024/25.
✍ We’re delighted to announce that Head Coach Thomas Frank and Assistant Head Coach Brian Riemer have signed new contracts through to 2025
📄 https://t.co/Ei7PqoORjJ#BrentfordFC pic.twitter.com/aF1QViGRRY
— Brentford FC (@BrentfordFC) January 24, 2022
Frank dan Brian telah bekerja sama di Brentford sejak akhir 2018. Brian Riemer bergabung dengan The Bees dari FC Copenhagen pada Oktober 2018, beberapa hari setelah Frank mengambil peran sebagai Pelatih Brentford.
Jadi, bisa dikatakan kesuksesan Brentford tak bisa lepas dari koneksi Denmark di dalam tubuh The Bees. Thomas Frank sebagai pelatih, strategi perekrutan, dan filosofi statistik serta Matthew Benham dan Ankersen adalah kolaborasi “Danish Connection” yang canggih.
Thomas Frank dan asisten pelatih Brian Remer sangat kuat akarnya pada budaya Denmark dan mampu membina para pemain Denmark di klubnya. Beberapa pembelian pemain pun cenderung memilih dari negara asal mereka Denmark, terlepas juga rekomendasi Benham dan Ankersen dengan datanya.
Pemain Denmark di Brentford
Eksodus pemain Denmark ke Brentford sebetulnya tidak langsung. Benham dan Ankersen melakukannya secara bertahap dari musim ke musim sejak kali pertama mengakuisisi FC Midtjylland.
Dimulai dari musim 2015/2016, pemain Denmark pertama yang didatangkan adalah bek Andreas Bjelland yang diboyong dari FC Twente dan penyerang, Lasse Vibe yang dibeli dari klub Swedia, Goteborg.
Brentford sign Denmark forward Lasse Vibe http://t.co/Jb0U6H7xaL pic.twitter.com/jaQAXb0wn5
— BBC Sport (@BBCSport) July 24, 2015
Kemudian pada musim 2016/2017 mereka mendatangkan pemain muda Justin Shaibu dari klub Denmark, Koge, dan Henrik Dalsgaard dari FC Midtjylland.
No messing about from Brentford! The high-flying Bees have taken the lead at Pride Park against Derby. Henrik Dalsgaard with the goal.
Follow live: https://t.co/IjAjnVgUai pic.twitter.com/dXe4WOtQUP
— Match of the Day (@BBCMOTD) September 22, 2018
Pada musim 2017/2018 mereka kembali mendatangkan pemain denmark lainnya yakni bek Mach Bech Sorensen dari klub Denmark, Horsen, dan gelandang serang Emiliano Marcondes dari klub Denmark, Nordsjaelland.
Emiliano Marcondes opens up on being released by Brentford despite his Wembley heroics and why a trip to Ghana lent perspective.
— Sky Sports Premier League (@SkySportsPL) June 24, 2021
Musim 2018/2019 Brentford kedatangan dua pemain muda Denmark, Luka Racic dan Nicola Kirk dari FC Copenhagen dan Midtjylland. Lalu di musim berikutnya banyak pemain Denmark yang datang sekaligus.
Mereka yang datang adalah Mads Roslev Rasmussen dari FC Copenhagen, Mathias Jensen dari Celta Vigo, Christian Norgaard dari Fiorentina dan Gustav Mogensen dari Aarhus. Sementara di musim berikutnya hanya Mads Bidstrup pemain Denmark yang didatangkan dari klub Jerman, RB Leipzig.
#OnThisDay in 2019, Mathias Jensen became a Brentford player!
Our playmaker has made just shy of 1⃣0⃣0⃣ appearances during his time so far#BrentfordFC pic.twitter.com/PEV7wuMGQn
— Brentford FC (@BrentfordFC) July 10, 2021
Musim 2021/22, Brentford kembali menambah amunisi dari Denmark. Mereka adalah Mathias Jorgensen atau Zanka secara free agent dan kiper Jonas Lossl dari FC Midtjylland.
Brentford secure loan deal for ex-Everton goalkeeper Jonas Lossl https://t.co/OaCva0gyyu
— MailOnline Sport (@MailSport) December 31, 2021
Total, ada delapan pemain yang menghiasi skuad Brentford. Jika paruh musim 2021/22 Brentford sukses mendatangkan Eriksen, itu artinya sudah ada sembilan pemain Denmark yang merumput bersama The Bees. Mereka bakal bersaing dengan para pemain Brentford lainnya yang bukan dari Denmark.
7 – Jonas Lössl is the 7th different Danish player used by @BrentfordFC in the Premier League. Despite this only being their 22nd game in the competition, they have now used more different Danes than any other side in the competition’s history. Diaspora. pic.twitter.com/eAqSfCqKm7
— OptaJoe (@OptaJoe) January 19, 2022
Brentford yang memiliki koneksi Denmark, tentu menjadi keuntungan tersendiri, terutama untuk menggaet fans lebih banyak, terutama warga Denmark. Jika fans bertambah, otomatis pendapatan pun akan meningkat. Apalagi semenjak banyaknya pemain Denmark yang merumput bersama The Bees, media olahraga di Denmark sekarang sering melaporkan berita tentang Brentford setiap minggunya.
https://youtu.be/BK9DsKO6Onc
Sumber Referensi : breakthelines, transfermarket, theguardian, beesunited