Karir Pemain ini Hancur Setelah Berpisah Dengan Jurgen Klopp

spot_img

Jurgen Klopp merupakan seorang pelatih yang nyentrik, kharismatik dan unik. Bahkan Ia tak segan memangkas jarak dengan para pemainnya. Dengan kepiawaiannya membangun kedekatan dengan pemain, tak jarang ia juga berhasil memoles pemain yang awalnya biasa-biasa saja jadi luar biasa.

Sayangnya, tak selamanya pemain hasil polesan Klopp akan tetap bermain untuknya. Beberapa bahkan memiliki hengkang lantaran banyak sebab, termasuk tentu saja uang. Ironisnya, pemain yang memilih berpisah dengan Jurgen Klopp justru pelan-pelan karirnya hancur. Siapa saja mereka?

Philippe Coutinho

Philippe Coutinho menunjukan perkembangan luar biasa setelah didatangkan The Reds dari Inter Milan. Tak butuh waktu lama bagi Coutinho untuk menjadi idola baru di Anfield. Gocekannya, tendangan pisangnya, freekick tajamnya, semua menjadi tontonan yang selalu dinanti oleh para fans. 

Coutinho jadi penjualan terbesar yang pernah dilakukan Liverpool eranya Jurgen Klopp. Klub melepas The Little Magician ke Barcelona dengan harga 135 juta euro atau Rp2 triliun lebih. Hasil penjualannya bahkan bisa untuk membeli Van Dijk dan Alisson.

Namun, keputusan Coutinho untuk berpisah dengan Jurgen Klopp adalah keputusan yang salah. Hingga kini, ia masih memegang status sebagai pembelian terburuk La Blaugrana. 

Dengan uang sebanyak itu, Barca tak mendapatkan kualitas yang sebanding. Coutinho gagal menunjukan permainan yang luar biasa seperti di Liverpool. Kini ia hanya bermain untuk klub gurem Aston Villa. Barca bahkan rela jual rugi demi membuang Coutinho.

Nuri Sahin

Nuri Sahin di era Jurgen Klopp memang luar biasa. Kepiawaiannya mengawal lini tengah menjadi bukti bahwa Turki juga memiliki talenta hebat. Bahkan performanya membuat Real Madrid tertarik mendatangkannya dengan mahar 10 juta euro (Rp153 miliar) pada tahun 2011.

Keputusannya untuk berpisah dengan Klopp ternyata salah. Ia telah memulai kehancuran dalam karirnya. Pemain Turki itu hanya memainkan 10 pertandingan untuk EL Real. Ia menghabiskan waktunya di Madrid sebagai pemain pinjaman.

Sempat dipinjamkan ke Liverpool, akhirnya ia dipinjamkan kembali ke Dortmund. Reuni dengan Klopp membuatnya perlahan memperbaiki performanya. Bahkan, Sahin tak tergantikan di lini tengah Dortmund. Oleh karena itu, Dortmund rela membelinya lagi dengan harga 7 juta euro (Rp107 miliar). 

Namun semua berubah ketika Klopp pergi tahun 2015. Sahin tak jadi andalan di lini tengah. Tuchel  justru mendatangkan Julian Weigl untuk menggantikannya. Sahin mengaku Klopp adalah sosok paling penting bagi karir sepakbolanya. Bahkan ia sangat bergantung dengan skema permainan Klopp.

Mario Gotze

Sang pahlawan Jerman di Piala Dunia 2014 ini juga merupakan mantan anak asuh Jurgen Klopp. Mereka bahu-membahu membangun skuad Dortmund era 2010-an.

Bersama Klopp, Gotze dikenal sebagai si bocah ajaib. Di usianya yang masih belia, ia sudah menjadi andalan di skuad De Borussen. Ingat era 2011 dan 2012 saat Jurgen Klopp meruntuhkan dominasi Bayern Munchen di Bundesliga? Gotze jadi salah satu pemain yang mengukir sejarah itu.

Tapi sayang, setelah membangun dinasti sepakbola yang luar biasa bersama Klopp, Gotze masih kurang puas. Akhirnya 2013 ia menantang dirinya dengan bergabung Bayern Munchen. 

Pep Guardiola yang kala itu menukangi Bayern, ternyata tak menyukai pemain false nine sepertinya. Meskipun Lucien Favre mengatakan Gotze bisa bermain di mana saja, nyatanya fleksibilitas tak membantu Gotze di Bayern.

Tahun 2016 ia kembali ke Dortmund untuk menemukan kembali performa terbaiknya, namun upaya Gotze terlambat, Klopp sudah meninggalkan Jerman. Jarang dimainkan membuatnya kehilangan insting dan kecepatan. Kini ia hanya mampu menyesali keputusannya sembari terus bermain di Liga Belanda bersama PSV Eindhoven.

Shinji Kagawa

Sama dengan Gotze, Shinji Kagawa memainkan peran penting di bawah asuhan Jurgen Klopp. Kagawa tergabung dalam skuad yang meruntuhkan dominasi Bayern Munchen musim 2010/2011 dan 2011/2012. 

Fase yang luar biasa itu juga yang membuat Sir Alex Ferguson tergoda untuk mendatangkannya ke Old Trafford. Akhirnya Kagawa pun berpisah dengan Klopp pada awal musim 2012/2013. Meski tak selalu menjadi pilihan utama, di musim debutnya Kagawa berhasil membantu United meraih gelar Liga Inggris terakhir mereka.

Setelah itu? Kagawa tersisih. Sepakbola Moyes yang cenderung lamban tak cocok untuknya yang terbiasa bermain dengan intensitas tinggi khas Jurgen Klopp. Akhirnya Moyes mendatangkan Marouane Fellaini dan Juan Mata, sehingga tak ada lagi tempat untuk Kagawa. 

Di akhir musim, Kagawa balik ke Dortmund untuk bekerjasama kembali dengan Jurgen Klopp. Namun saat Kagawa mulai menemukan ritme permainan, Klopp justru pergi ke Liverpool. Setelah berpisah untuk kedua kalinya, penampilan Kagawa angin-anginan. Sempat berpindah-pindah klub, kini ia bermain di Liga Belgia bersama Sint-Truiden.

Georginio Wijnaldum

Selain Philippe Coutinho kepindahan Georginio Wijnaldum ke PSG juga cukup mengejutkan. Beberapa bulan sebelum berpisah dengan Jurgen Klopp, ia selalu dikaitkan dengan Barcelona. Namun, PSG tiba-tiba datang dengan tawaran gaji yang lebih tinggi untuk menikung Barca di menit-menit akhir.

Wijnaldum telah membangun reputasi sebagai gelandang luar biasa bersama Liverpool. Diangkut Klopp dari Newcastle, pemain berpaspor Belanda itu langsung menjadi idola baru di Anfield. Ia tergabung dalam skuad yang mengakhiri puasa gelar selama 30 tahun lamanya.

Dicintai fans. Mungkin hal itu tak akan ia rasakan di Paris. penampilannya bersama Les Parisiens justru menuai kritik. Ia dianggap tak mampu beradaptasi dengan pola permainan Pochettino. Selain itu, Ego dari pemain bintang PSG juga mengganggunya. 

Bahkan, belum genap semusim, Marca sudah mewartakan bahwa Gini tak betah di PSG. Ia jadi pemain kesekian yang gagal berkembang setelah berpisah dengan Jurgen Klopp

Emre Can

Emre Can menjadi pemain yang handal dan serbaguna di Liverpool. Namun, ia ragu dengan masa depan Klub di bawah Jurgen Klopp. Saat The Reds menawarkan perpanjangan kontrak, ia menolak dengan halus dan memilih untuk bergabung dengan Juventus secara gratis pada tahun 2018.

Can mengira, pindah ke Juventus adalah peningkatan karir. Nyatanya itu salah besar. Liverpool justru memenangkan banyak trofi termasuk Liga Champions setelah ia pergi. Sementara karirnya di Turin berujung bencana.

Apesnya, setelah kedatangan Maurizio Sarri pada 2019, Can malah dicoret dari skuad Liga Champions. Dengan sedikit emosi, ia menuntut klub untuk menjualnya. Beruntung Dortmund mau menampung mantan pemain Bayern Munchen itu.

Can bernasib lebih baik di Jerman, tetapi ia mengakui bahwa ia menyesali keputusannya untuk meninggalkan Liverpool. Meski demikian, ia tetap berhubungan baik dengan Liverpool, terutama Jurgen Klopp, mantan pelatihnya.

Xherdan Shaqiri

Xherdan Shaqiri jadi salah satu pemain yang memiliki karir paling aneh dalam sepak bola. Setelah bermain untuk Bayern Munich dan Inter Milan, ia malah bergabung dengan Stoke City sebelum Jurgen Klopp menyelamatkan karirnya setelah The Potters tak mampu bertahan di kasta tertinggi.

Shaqiri digunakan Klopp sebagai supersub, ia menjadi pemain yang berguna ketika tim sedang mengalami kebuntuan. Tapi ia memilih untuk tidak memperpanjang masa baktinya dan bergabung dengan Lyon tahun 2021.

Namun, pemain berusia 30 tahun itu malah tampil mengecewakan di Ligue 1, setengah musim bermain dengan Lyon, ia hijrah ke klub MLS, Chicago Fire. Entah apa yang dipikirkan Shaqiri, sudah enak-enak main di Liverpool eh malah pindah ke Lyon.

https://youtu.be/-3B29NdEs94

Sumber: Planetfootball, ESPN, Bleacher Report, Transfermarkt

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru