Karena Sejarah Ini Arsenal atau PSG Bisa Juara Liga Champions 2024/25!

spot_img

Seperti yang sudah ditetapkan jauh-jauh hari oleh UEFA, partai final Liga Champions musim 2024/25 akan dihelat di Allianz Arena, Munich. Empat tim yang masih tersisa akan saling bacok untuk sampai ke rumput stadion megah berkapasitas 75.000 penonton itu. Tahun ini merupakan kelima kalinya Munich dipilih menjadi venue final Liga Champions. 

Selain menjadi kota yang bersejarah bagi sepak bola Jerman, Munich juga selalu memunculkan juara Eropa yang baru setiap kali ditunjuk sebagai kota penyelenggara final Liga Champions. Sejak pertama mengadakan laga final pada musim 1978/79, sudah ada empat tim berbeda yang ditahbiskan menjadi raja benua biru untuk pertama kalinya. 

Siapa saja empat tim yang pernah merasakan keajaiban dari Munich dengan menjuarai Liga Champions? Akankah musim ini jadi waktunya bagi Arsenal atau Paris Saint-Germain untuk angkat trofi yang pertama?

Nottingham Forest Musim 1978/79

Kota Munich memulai debut menyelenggarakan final pada musim 1978/79 saat kompetisinya masih bernama European Cup. Olympiastadion Munich yang terkenal dengan atapnya yang berbentuk jaring-jaring dipercaya UEFA karena dianggap sukses mengadakan ajang akbar Olimpiade musim panas pada 1972.

Maka tibalah hari pertandingan final pada 30 Mei 1979 sesuai jadwal. Dua tim yang memastikan tempat berlaga di Munich tahun itu adalah Nottingham Forest dan Malmo. Bagi kedua tim, ini adalah pertama kalinya mereka tampil di laga puncak . Sebelum laga dimulai, baik Forest maupun Malmo sama-sama berpeluang menjadi juara Eropa yang baru. 

Namun, setelah peluit wasit dibunyikan, Dewi Fortuna lebih memihak kepada wakil Inggris. Forest yang dipimpin oleh pelatih legendaris, Brian Clough mengakhiri pertandingan dengan skor 1-0. Gol semata wayang Forest dipersembahkan oleh Trevor Francis. Kemenangan ini akan selalu dikenang oleh fans, mengingat ini merupakan gelar Eropa pertama dalam sejarah Forest.

Yang menarik, setelah juara di Munich, di musim berikutnya Forest kembali menyabet gelar itu. Nama Nottingham Forest pun melambung tinggi. Bersanding dengan Manchester United dan Liverpool yang sudah lebih dulu memenangi Liga Champions. 

Olympique Marseille Musim 1992/93 

Setelah cukup lama tak dilirik, Munich kembali dipilih oleh UEFA pada musim 1992/93 saat nama kompetisinya sudah berganti menjadi Champions League. Kali ini, ada Olympique Marseille dan AC Milan yang tampil di final. Kedua tim menyambut final ini dengan membawa tujuan yang berlainan. Marseille datang ke Munich dengan harapan tak mengulang kekalahan di final musim 1990/91. 

Sementara itu, Milan yang sebelum final ini sudah mengantongi empat trofi UCL jelas diunggulkan untuk menambah pundi-pundi trofi. Apalagi skuad Rossoneri saat itu dihuni sederet nama bintang berkualitas, seperti Paolo Maldini, Franco Baresi, dan Marco van Basten. 

Namun, Marseille memilih tak gentar dan sanggup menghadirkan perlawanan yang merepotkan. Terbukti, gawang Sebastiano Rossi jebol oleh sundulan dari Basile Boli yang memberikan keunggulan Marseille. Tak hanya gencar menusuk barisan difensori Milan melalui Rudi Voller dan Didier Deschamps, Marseille juga mampu mematikan serangan balik yang dilancarkan ke arah Fabien Barthez. 

Tidak ada gol balasan yang tercipta dari Milan, sehingga Marseille ditetapkan sebagai juara Liga Champions yang baru. Langit malam Kota Munich jadi saksi bisu penganugerahan mahkota Eropa yang pertama untuk klub asal tenggara Prancis itu. Hingga kini itu adalah trofi Liga Champions satu-satunya yang diraih Marseille. Juga selama 32 tahun belum ada lagi tim Prancis yang menjuarai selain Marseille. 

Borussia Dortmund Musim 1996/97

Keberhasilan Marseille menjinakkan klub papan atas Serie A, juga diikuti Borussia Dortmund di final musim 1996/97. Die Borussen yang menarik atensi sebagai tim underdog sampai ke final usai menumbangkan juara edisi 1968, Manchester United. Lawan yang dihadapi di Munich tak kalah terkenalnya dari United, yakni Juventus. 

Berbeda dengan Dortmund yang pendatang baru di final Liga Champions, Si Nyonya Tua adalah juara dua kali sekaligus juara bertahan musim sebelumnya. Sudah barang tentu, klub asal itu Turin mengincar trofi ketiga. Marcello Lippi begitu pede dengan membawa kekuatan terbaik pada diri Christian Vieri, Zinedine Zidane, dan Alessandro Del Piero. 

Tapi, apalah arti tim yang bergelimang pemain hebat bila ending-nya kalah dari lawan yang tampil nothing to lose. Begitulah yang terjadi antara Dortmund dan Juve. Perwakilan Jerman bermain lepas dan tanpa beban. Dortmund menutup babak pertama dengan memimpin 2-0, berkat sumbangan dua gol Karl Heinz Riedle.

Pangeran Turin, Del Piero memang sempat memperkecil ketertinggalan. Namun, gol dari Lars Ricken seketika buyarkan mimpi Juve.  Papan skor di Olympiastadion menunjukkan angka tiga untuk Dortmund, berbanding satu untuk Juve. Matthias Sammer yang bertindak sebagai kapten, menerima trofi Si Kuping Besar dan mengangkatnya ke angkasa, diikuti sorak sorai pendukung.

Hari itu, Dortmund berpesta di rumah musuh bebuyutannya, Bayern Munchen.  Selain menyabet titel Liga Champions pertamanya, Dortmund juga mengakhiri dahaga tim Jerman dalam menjuarai kompetisi tertinggi antarklub Eropa. Sebelum Dortmund, tim Jerman terakhir yang memenangi Liga Champions adalah Hamburg SV pada 1983. 

Chelsea Musim 2011/12

Terakhir, ada Chelsea yang pernah menerima mukjizat di Munich saat menjuarai Liga Champions musim 2011/12. Berbeda dari tiga edisi final sebelumnya, final di Munich 2012 diselenggarakan Allianz Arena, stadion modern yang dibangun khusus untuk menyambut perhelatan Piala Dunia 2006.

Di stadion yang juga menjadi markas baru Bayern Munchen itu, Chelsea akan menghadapi tuan rumah di partai final. Persoalannya, Munchen asuhan Jupp Heynckes sedang ganas-ganasnya. Di lain sisi, klub London Biru merupakan tim kejutan karena berhasil keluar dari gelombang ketidakjelasan usai memecat Andre Villas-Boas di tengah musim.

Waktu itu, kursi pimpinan skuad Chelsea pun diambil alih sementara oleh Roberto Di Matteo, yang sebelumnya asisten pelatih. Sempat dipandang sepele, Chelsea racikan Di Matteo justru tampil bernas, termasuk mengandaskan Barcelona-nya Pep Guardiola di babak dua besar. 

Saat wasit Pedro Proenca membuka pertandingan, Chelsea yang turun dengan formasi unik 4-4-1-1 memainkan pola serangan yang tak sekalipun gentar dengan dukungan fans Munchen yang memadati stadion, layaknya laga home mereka pada umumnya. Situasi ini yang mengharuskan Heynckes untuk putar otak demi bisa membelah pertahanan The Blues. 

Tandukan Thomas Muller dari sudut sempit, sempat menerbangkan asa The Bavarians untuk killing the game. Tapi, Didier Drogba datang menyalakan lagi harapan Chelsea juga lewat sundulan yang mengagetkan Manuel Neuer. Tak ada tambahan gol hingga berakhirnya dua kali extra time. Mau tak mau, pemenang harus ditentukan lewat adu penalti. 

Tendangan eksekutor pertama Chelsea, Juan Mata ditepis Neuer. Tapi kesalahan itu segera ditutup kala Petr Cech membelokkan tembakan Ivica Olic. Drogba yang menjadi eksekutor kelima membawa Chelsea berpesta pora malam itu. Gelar Eropa perdana tercapai juga, menjadikan Chelsea jadi tim asal London pertama yang mengoleksi titel Liga Champions. Kebanggaan Kota London yang sebenarnya. 

Saatnya Akhiri Penantian Panjang Di Munich 

Dengan kisah para juara baru yang lahir di Munich tadi, bisa jadi pemantik semangat bagi Arsenal dan PSG yang sama-sama masih nihil trofi Liga Champions di lemari mereka. Nah kebetulan, final tahun ini diadakan lagi Munich yang bersahabat dengan tim yang belum pernah jadi penguasa Eropa. 

Karena kedua tim sudah ditentukan bertemu di semifinal, maka satu di antaranya harus ada yang tersingkir dan memperpanjang penantian untuk mencicipi juara Liga Champions. Kalau menurut football lovers, siapa di antara mereka yang akan melanjutkan tradisi juara baru di Kota Munich? Atau justru tidak satu pun dari mereka yang juara musim ini? 

https://x.com/Goals360hub/status/1913325256686657807

uefa.com, bbc.com, bvbbuzz.com, skysports.com

 

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru