Sungguh mengejutkan. Ditengah hujan yang lebat di St. James Park, harapan Newcastle United di Liga Champions sirna. Tiba-tiba mereka berada di urutan ketiga dalam klasemen sementara Grup F. Dan masih ada pertandingan tandang ke markas Dortmund dan PSG di dua laga Champions selanjutnya.
Magis St. James Park seolah tidak bekerja di laga lawan Borussia Dortmund. Bermain di depan pendukungnya sendiri, the magpies kalah 1-0. Ini adalah kekalahan pertama mereka di kandang sejak bulan Agustus kemarin.
Artinya sebelum laga ini, Newcastle tak terkalahkan di kandang dalam 5 pertandingan sebelumnya. Mereka bahkan bisa menyingkirkan Manchester City di Carabao Cup saat bermain di St James Park bulan kemarin. Kemudian secara heroik bisa menang 4-1 saat menjamu PSG. Lalu mengapa magis St James Park Newcastle bisa hilang saat melawan Dortmund? Berikut ini ulasannya.
Daftar Isi
Eddie Howe Ditampar Kenyataan
Di atas kertas, Newcastle memang sama sekali tidak diunggulkan. Apalagi di pentas Eropa. Tapi hanya ada segelintir klub yang bisa menyaingi the toon army untuk urusan atmosfer di stadion. Ini adalah St. James Park dalam kondisi terbaiknya. Dengan tampilan tifo dari para suporter yang megah diiringi lagu Champions League, cukup bisa mengatur suasana sejak sebelum pertandingan.
Suasana menyihir St James Park inilah yang jadi kekuatan utama Newcastle. Eddie Howe sendiri pernah berkata, Newcastle tidak akan gentar menghadapi tim manapun kalau bermain di St James Park. The Magpies boleh saja tampil buruk saat bertandang ke markas lawan. Tapi saat tiba waktunya pertandingan di St. James Park, tidak ada ceritanya Newcastle kalah.
Eddie Howe semakin percaya dengan perkataannya itu setelah tim mereka mengalahkan PSG dengan skor telak 4-1. Setelah pertandingan berakhir, Howe mengucapkan rasa terima kasihnya kepada para fans. Ia menganggap kalau kemenangan besar ini adalah tuah dari St. James Park
“Mencetak empat gol ke gawang PSG di depan pendukung kami sendiri menjadikan malam ini lebih istimewa. Suasananya sangat Istimewa. Saya tidak bisa cukup berterima kasih kepada para penggemar kami.” Ucapnya dikutip dari the guardian.
Sayangnya Eddie Howe kini terlempar kembali ke bumi. Ia harus disadarkan kalau mengandalkan suporter saja tidak cukup. Terutama untuk pertandingan sekelas Champions League. Pasukan Edin Terzic sudah bisa menguasai pertandingan sejak menit awal. Newcastle bahkan bisa saja tertinggal 2-0 di 10 menit pertama kalau Nick Pope tidak punya reflek yang bagus.
Tapi pada akhirnya gawang Pope bobol juga. Felix Nmecha bisa membuat Dortmund unggul menjelang turun minum. Dari situ Die Borussen bisa dengan nyaman mengakhiri pertandingan dengan kemenangan 1-0.
Kecerobohan Taktik Howe Harus Dibayar Mahal
Newcastle bukanlah tim yang sering melakukan kesalahan ceroboh, apalagi di area berbahaya. Tapi di pertandingan ini terlihat bagaimana kesalahan taktik Eddie Howe. Trippier terlalu menekan maju di sisi kanan. Sedangkan Fabian Schar dan Jamal Lescalles bukan bek tengah yang cepat larinya. Disinilah Dortmund bisa menyerang dengan transisi cepat.
Itu bagaimana cara Dortmund menyerang di babak pertama. Dan itu pula cara Dortmund mencetak gol satu-satunya di pertandingan itu. Di babak pertama Trippier melakukan 48 sentuhan, 31 diantaranya terjadi di sisi lapangan depan. Ini menciptakan ruang kosong yang bisa dieksploitasi oleh die borussen.
Eddie Howe harusnya sudah bisa melihat kelemahan ini sejak menit-menit awal. Sebab semua serangan berbahaya Dortmund di babak pertama tercipta dari sisi kanan Newcastle. Bek tengah Nico Schlotterbeck bahkan bisa dengan santai berjalan ke sisi kanan Newcastle sebelum melepaskan umpan ke Felix Nmecha.
Di babak kedua, Eddie Howe menyadari kesalahannya. Ia pun melakukan perubahan rencana. Ia berusaha merubah jalannya pertandingan lewat pergantian pemain. Namun, nyatanya itu semua sia-sia.
Rencana Yang Gagal Dari Pergantian Pemain
Howie menurunkan Isak sebagai starter di laga itu. Mungkin ia berharap kalau Isak bisa punya momen menghancurkan tim mantan. Sebab Isak sebelumnya adalah striker muda Dortmund. Ia bergabung dengan die borussen saat usianya masih 17 tahun. Kurangnya kesempatan membuatnya harus pindah ke klub lain. Di pertandingan itu harusnya bisa jadi momen balas dendam Isak ke Dortmund.
Sebaliknya, Newcastle malah harus memakai kuota pergantian pemain mereka lebih cepat. Cedera yang dialami Alexander Isak saat pertandingan baru berjalan 15 menit membuatnya harus diganti oleh Wilson Callum. Meski begitu, butuh waktu sampai menit ke-65 bagi Eddie Howe untuk merubah sistem dan juga personilnya.
Jacob Murphy dan Sandro Tonali masuk. Mereka menggantikan Joelinton dan Sean Longstaff. Dengan pergantian pemain ini, Newcastle merubah formasi jadi 4-2-3-1. Rencananya jelas, yaitu menarik Miguel Almiron lebih ke sisi tengah lapangan untuk memicu lebih banyak permainan.
Tapi rencana itu hanya berjalan sebentar saja. Jacob Murphy yang baru masuk malah menderita cedera bahu. Dari ekspresinya yang terpuruk di tanah, sepertinya itu cedera yang cukup parah. Eddie Howe pun mau tidak mau harus kembali menarik keluar Murphy dan menggantikannya dengan Joe Willock. Formasi pun kembali ke 4-3-3 seperti semula.
Kondisi cuaca di Newcastle memang tidak membantu. Tapi yang lebih berdampak adalah anak asuh Eddie Howe tidak bisa menemukan keajaiban yang sama seperti saat mereka menghancurkan PSG di laga sebelumnya. The Tyneside berusaha dengan keras menyamakan kedudukan. Tapi sampai peluit panjang dibunyikan skor tidak berubah.
Momen Nmecha Sebagai Pengganti Bellingham
Di sisi lain, pertandingan ini bisa dilihat sebagai ajang Dortmund memamerkan pengganti Bellingham yang mereka miliki. Orang itu adalah Felix Nmecha yang dibeli dari Wolfsburg musim panas kemarin dengan harga 30 juta euro.
Di pertandingan ini, Felix bisa menunjukkan semua kemampuannya. Meskipun ia terbantu dengan permainan Dortmund yang bisa selalu menemukan ruang. Juga terbantu dengan kelemahan lini belakang Newcastle yang kopong.
Pemain bernomor punggung 8 itu memang dibeli untuk menggantikan peran Jude Bellingham. Tapi sebenarnya ia sangat berbeda dengan Bellingham. Di laga itu Nmecha tidak harus terlalu berbuat banyak untuk menemukan ruang kosong di lini bertahan Newcastle.
Namun setidaknya ia menunjukkan kemampuan teknis penyelesaian yang matang lewat gol tunggalnya itu. Itu adalah gol pertamanya untuk Dortmund musim ini. Total ia telah memainkan 11 pertandingan di semua kompetisi untuk Dortmund. Sebagai seorang gelandang, kemampuan yang ditunjukkan Nmecha memang cukup baik. Tapi untuk disebut sebagai the next Bellingham di Dortmund, masih sangat jauh.
Untuk mengisi peran Bellingham yang lebih sebagai pengatur serangan, Dortmund sudah punya Donyell Malen. Pemain asal Belanda itu membuat repot lini bertahan Newcastle sepanjang pertandingan. Meski tidak menciptakan gol, ini bisa jadi pertanda kalau ia adalah superstar Dortmund selanjutnya.
Grup Neraka Yang Berasa Nerakanya
Kemenangan Dortmund yang tidak diduga ini memunculkan aroma persaingan sengit khas grup neraka. Persaingannya jadi sangat seimbang. Dortmund jadi punya poin yang sama dengan Newcastle, sedangkan PSG memuncaki Grup setelah menang 3-0 lawan Milan.
Saat ini Dortmund ada di atas Newcastle karena die borussen unggul head-to-head. Tapi ujian berat selanjutnya Newcastle masih belum datang. Newcastle harus main di markas lawan saat melawan dua tim terkuat di Grup nanti, yaitu PSG dan Dortmund. Disinilah ujian kekuatan Newcastle terjadi. Akan terjawab apakah the magpies sudah pantas untuk berada di jajaran elit klub-klub Eropa.
Sumber referensi: Athletic, Guardian, Telegraph, Live, Mirror,


