Sevilla kembali jadi yang terbaik di Liga Eropa setelah menundukan AS Roma asuhan Jose Mourinho di partai puncak. Kesuksesan Los Palanganas musim ini berkat campur tangan sang pelatih, Jose Luis Mendilibar. Ia bukan pelatih top macam Carlo Ancelotti atau Pep Guardiola, tapi jadi sosok yang mampu menyelamatkan wajah Sevilla di kancah Eropa.
Daftar Isi
Penunjukan Mendilibar
Musim 2022/23 jadi salah satu musim terburuk Sevilla. Terjerembab ke dasar klasemen Liga Spanyol membuat manajemen klub berusaha memperbaiki situasi dengan mengganti pelatih. Sayangnya, memecat Julen Lopetegui dan membawa kembali Jorge Sampaoli ke kursi kepelatihan justru memperburuk keadaan.
Akhirnya, Sevilla kembali memecat Sampaoli. Ia kehilangan pekerjaannya karena cuma mampu mempersembahkan enam kemenangan dari 19 pertandingan La Liga. Catatan buruk itu pun membuat Los Nervionenses kian sulit keluar dari papan bawah klasemen.
Tak butuh waktu lama, manajemen langsung mengumumkan Jose Luis Mendilibar sebagai pelatih Sevilla yang baru. Namun, Sevilla hanya mengontraknya sampai akhir musim 2022/23. Prioritas Mendilibar memperbaiki citra Sevilla di kompetisi domestik.
Pasalnya, selama ini mereka dikenal sebagai klub yang selalu bersaing di papan atas untuk memperebutkan satu tiket ke Liga Champions setiap musimnya. Bukan malah jadi klub yang disibukan dengan cara bagaimana meloloskan diri dari zona degradasi.
Rekam Jejak
Jose Luis Mendilibar sendiri bukan pelatih kemarin sore. Ia memiliki riwayat hidup yang panjang di persepakbolaan Spanyol. Tercatat, ia sudah melatih sejak tahun 1994. Meski berpengalaman, ternyata kiprah Mendilibar di Spanyol tak begitu spesial.
Selama karirnya di dunia kepelatihan, Mendilibar dikenal sebagai pelatih tim-tim medioker. Mungkin jika dilihat status klubnya sekarang, Athletic Bilbao jadi tim terbaik yang pernah dilatih oleh Mendilibar. Karir kepelatihannya dihabiskan dengan menukangi klub-klub kecil macam Eibar, Aurrera, Real Valladolid, Osasuna, hingga Alaves.
Mendilibar dipekerjakan oleh Sevilla untuk memperbaiki performa klub di Liga Spanyol. Namun, menariknya, pelatih kelahiran Zaldibar, Spanyol ini bukan tipikal pelatih yang terbiasa menyelamatkan tim dari degradasi macam Sean Dyche atau Sam Allardyce.
Dalam tiga tahun terakhir, Mendilibar justru dicap sebagai pelatih yang gagal. Ia tak mampu menyelamatkan Eibar dari degradasi musim 2020/21. Ia juga gagal total saat menukangi Alaves musim 2021/22. Dari 12 laga bersama Alaves, ia hanya mengantongi sebiji kemenangan. Lantas, mengapa Sevilla menunjuk pelatih medioker seperti Jose Luis Mendilibar ini?
Kenapa Mendilibar?
Sevilla punya alasan tersendiri mengapa menunjuk pelatih yang namanya kurang populer itu sebagai pengganti Jorge Sampaoli. Selain karena minim opsi, pengalaman Jose Luis Mendilibar ini tak bisa dianggap remeh. Ia jadi salah satu pelatih paling berpengalaman dan dihormati di Spanyol.
Dengan sembilan tim berbeda yang sudah ditangani selama berkarir di Spanyol, Sevilla berharap pengalaman Mendilibar bisa membantu klub untuk keluar dari paceklik. Berbekal kemampuan analisa serta kesederhanaan dari sang pelatih yang membuat Mendilibar memiliki kemampuan man manajemen yang baik sangat membantu tim untuk bangkit.
Itu terbukti dalam beberapa pertandingan terakhir. Mendilibar terlihat seperti merekonstruksi ulang tim, tapi dengan materi pemain yang sama. Ia membawa Sevilla yang sedang hilang arah untuk kembali ke titik awal dan memulai dari awal secara perlahan.
Selain ilmu soal sepakbola Spanyol yang sudah ngelotok, pertimbangan manajemen Sevilla memilih Mendilibar bisa jadi karena ada beberapa pemain Los Nervionenses yang menjadi anak asuhnya di Eibar. Di antaranya, Joan Jordan, Bryan Gil, dan sang penjaga gawang Marko Dmitrović. Jadi tak heran Mendilibar berani mencadangkan Bono demi memainkan Dmitrovic di La Liga.
Bagaimana Mendilibar Memperbaiki Sevilla?
Yang jadi pertanyaan, bagaimana pelatih yang terlihat biasa-biasa aja, bisa membawa Sevilla lolos dari situasi sulit hanya dalam beberapa bulan saja? Ya, pendekatan dari Mendilibar memang cukup unik. Ia merupakan pelatih yang menolak kemewahan teknologi. Ia dikenal sebagai pelatih anti-modern.
Bahkan itu diakui oleh Mendilibar sendiri. Dikutip dari The Athletic, ia berbicara kalau dirinya bukan pelatih modern yang berkeliling sambil memegang tablet pintar atau menghabiskan banyak waktu di depan komputer. Menurutnya, hal terbaik dalam sepakbola adalah melakukannya dengan sesederhana mungkin.
Mendilibar mengandalkan komunikasi yang jujur kepada seluruh pemain. Ia terbuka dan mau berbicara dari hati ke hati. Bahkan meskipun usianya tak muda lagi, ia tak segan untuk mengabaikan statusnya sebagai pelatih kepala hanya untuk bermain kartu bersama pemain-pemainnya. Itu membuat pemain Sevilla merasa nyaman dan mampu meningkatkan rasa kekeluargaan.
Menurut laman resmi UEFA, Mendilibar mencoba untuk tidak membuat hal-hal terlalu rumit bagi para pemain. Ia mencoba membuat para pemain merasa nyaman, dan dari situ mereka bisa mulai berkembang dan bangkit dari keterpurukan.
Sang pelatih selalu menciptakan situasi latihan yang asik dan menyenangkan bagi para pemainnya. Pola latihan yang keras namun tetap efisien karena dikemas secara sederhana dan menyenangkan. Mendilibar tak mau pemainnya takut sehingga malas-malasan untuk meningkatkan kualitas diri di sesi latihan.
Gaya Bermain yang Sederhana tapi Tepat
Secara gaya permainan Mendilibar juga sangat berbeda dari dua pelatih Sevilla sebelumnya. Julen Lopetegui cenderung mengedepankan penguasaan bola sedangkan Mendilibar tak peduli soal itu.
Memenangkan second ball untuk melakukan serangan balik yang mematikan atau mengambil inisiatif untuk menyerang lebih dulu merupakan gaya sepakbola yang dianut oleh Mendilibar. Ia membuang jauh-jauh membangun serangan secara hati-hati ala Lopetegui.
Sepakbola ala Mendilibar memang cukup berani. Sesekali para pemain Sevilla diinstruksikan untuk memancing lawan terlebih dahulu sebelum akhirnya mengeksploitasi ruang yang telah ditinggalkan. Menurut salah satu pemainnya, yakni Luis Ocampos, Mendilibar telah mengembalikan jati diri Sevilla, yakni sebagai tim yang tampil menyerang.
Di sisi lain, pengganti Lopetegui, yakni Jorge Sampaoli dirasa terlalu rumit. Ia memiliki cara komunikasi yang sulit dimengerti. Bahkan beberapa pemain kesulitan untuk mencerna instruksi pelatih asal Argentina itu. Nah, kedatangan Mendilibar membuat hal-hal rumit itu menjadi lebih sederhana. Dengan pendekatan dan komunikasi yang baik, Mendilibar mampu memberikan apa yang dibutuhkan oleh tim.
Pencapaian Mendilibar Bersama Sevilla
Meski hanya menukangi tim selama tiga bulan, Jose Luis Mendilibar telah menunjukan kepiawaiannya dalam mengelola tim. Hanya dalam hitungan minggu, Sevilla asuhan Mendilibar tak terkalahkan dalam lima pertandingan La Liga. Mereka meraih empat kemenangan dan hanya sekali imbang dari Celta Vigo.
Prioritas utama Mendilibar adalah menyelamatkan tim dari degradasi. Itu sudah terbukti. Dari 11 pertandingan yang telah dimainkan, ia membantu Los Palanganas menjauhi zona degradasi. Sempat terperosok ke peringkat 19, di pekan ke-37, Sevilla sudah berada di urutan ke-11 klasemen sementara Liga Spanyol.
Meski Europa League sudah bukan prioritas bagi Sevilla. Mendilibar justru memberikan kejutan. Menghadapi klub-klub sekaliber Manchester United, Juventus, hingga AS Roma, Sevilla tak menelan satu kekalahan pun. Setelah meladeni perlawanan sengit Roma di babak final, Mendilibar membawa trofi Europa League kembali kepelukan Sevilla. Sekaligus menjadikannya trofi pertamanya selama menjadi pelatih.
Sumber: The Athletic, UEFA, The Guardian, ESPN, Goal