Janji Nggak Nangis?! 2025 Jadi Tahun Perpisahan Para Legenda Klub Ini

spot_img

Apapun genre ceritanya, ending adalah mutlak, tak terkecuali tentang sepakbola. Seperti tahun 2025 yang menjadi fase terakhir bagi sejumlah legenda yang selama ini menjadi jiwa dari klub mereka. Layaknya bab terakhir dari sebuah novel, musim ini diwarnai momen haru, tepuk tangan panjang, dan pipi yang diam-diam basah oleh air mata.

Salah satu yang baru saja terkonfirmasi kepergiannya adalah Lucas Vazquez. Pemain asli Spanyol itu memutuskan untuk hengkang dari Real Madrid, klub yang memperkenalkannya dengan sepakbola profesional. Ya, Vazquez sudah menimba ilmu di Madrid sejak usia belia. Dan kini, setelah 18 tahun yang penuh warna, ia memutuskan untuk melangkah jauh dari Bernabeu.

Sedih? Itu pasti. Tapi, mau bagaimanapun, hidup dan mimpi fans Los Merengues harus tetap berjalan. Sialnya, bukan hanya Lucas Vazquez yang memutuskan pergi. Ada banyak legenda yang sudah menyerah. Dan berikut ini para legenda yang memutuskan untuk menyudahi kisah cintanya bersama timnya di tahun 2025.

Kevin De Bruyne

Kevin De Bruyne barangkali jadi salah satu contoh ending yang pahit. 2024/25 jadi musim terakhir Kevin bersama Manchester City. Sayangnya, The Sky Blue justru sedang dalam kondisi sekarat. Alhasil, De Bruyne menutup satu dekade penuh kejayaan dan dedikasi dengan kehampaan. City nol trofi.

City adalah tim yang paling berjasa dalam mengerek karir KDB. Di saat tim biru yang lain mencampakkannya, City justru membalutnya dengan hangat. Pada 2015, De Bruyne ditebus City dari klub Bundesliga, Wolfsburg. City seakan memberikan kesempatan kedua bagi De Bruyne untuk membangun karir di sepakbola Inggris. 

Pada akhirnya, KDB tak hanya membuat Chelsea menyesal. City pun menyesal dibuatnya. Menyesal kenapa tak membawanya ke Manchester lebih awal. Belasan gelar berhasil ia  hadirkan di Etihad Stadium, termasuk enam gelar Premier League dan satu gelar Liga Champions. 

Jika diibaratkan sebagai sebuah benda, peran De Bruyne di Manchester City bak sebuah Arc Reactor di dada Tony Stark. Ia adalah sumber energi utama bagi City. Untuk menghargai kontribusinya, City bahkan dikabarkan bakal membangun patung KDB di kawasan Etihad Stadium.

Jamie Vardy

Meski gagal menyelamatkan Leicester City dari degradasi, Jamie Vardy tetap bisa mengucap salam perpisahan dengan cara yang sempurna. Vardy mencetak gol ke-200 dalam penampilan ke-500-nya untuk Leicester saat menghadapi Ipswich Town. Menariknya, laga tersebut dimainkan di tanggal 18 Mei 2025. Hari yang sama saat dirinya pertama kali bergabung The Foxes 13 tahun lalu.

Ia adalah saksi hidup dari perjalanan klub yang meluncur bak roller coaster. Tawaran dari klub-klub papan atas pun seakan hanya angin lalu baginya. Vardy tak sekejam itu untuk meninggalkan sang serigala yang mau menampungnya, di saat yang lain justru meremehkannya.

Selama masa baktinya, Vardy telah mencatatkan berbagai prestasi gemilang, baik individu maupun secara tim. Seperti saat dirinya membawa Leicester meraih gelar Premier League pada musim 2015/16, memenangkan FA Cup pada 2021, dan menjadi pencetak gol terbanyak Premier League musim 2019/20. 

Pencapaian itu yang membuat fans tetap respect dengan keputusannya. Meski pergi dari Leicester, Vardy belum berniat pensiun. Ia masih berambisi tampil di Premier League musim depan. Crystal Palace dan Manchester United pun menunjukan minat.

Trent Alexander-Arnold

Jika Vardy dan De Bruyne meninggalkan klub saat dalam keadaan merana, maka Trent Alexander-Arnold kebalikannya. Bek berpaspor Inggris itu meninggalkan Liverpool setelah berhasil menghadirkan gelar juara Premier League. 

TAA sendiri sudah berseragam Liverpool sejak kecil. Tahun 2007 jadi kali pertama dirinya terdaftar sebagai pemain akademi The Reds. Jurgen Klopp barangkali jadi sosok paling berjasa pada perkembangan karirnya. Ia yang memberikan kesempatan pertama kali bagi TAA untuk mentas di skuad utama.

Bek kanan berusia 26 tahun ini mengumumkan keputusannya untuk meninggalkan klub setelah kontraknya berakhir tahun ini. Tujuannya cuma satu, yakni untuk bergabung dengan klub terbaik di Eropa, Real Madrid. TAA pergi ke Madrid dengan catatan yang gemilang. 

Dua kali juara Premier League, satu kali Liga Champions, dan satu Piala FA. Sayangnya, kontribusi besarnya selama bertahun-tahun seketika sirna saat dirinya memutuskan hengkang ke Madrid. Dirinya sempat dicemooh fans sendiri dan tak mendapat hormat saat melakoni laga kandang terakhir di Anfield.

Joel Ward

Masih dari Premier League, ada legenda Crystal Palace, Joel Ward yang memutuskan hengkang setelah mengantarkan tim menjuarai Piala FA 2024/25. Ini jadi gelar yang sangat istimewa bagi Palace dan Ward itu sendiri. Karena gelar tersebut merupakan gelar perdana dalam sejarah perjalanan hidup mereka.

Ini jadi akhir yang manis bagi Ward. Setelah meraih gelar, Ward memutuskan untuk mengakhiri perjalanan 13 tahunnya bersama Crystal Palace. Ward mencatatkan 363 penampilan untuk Palace, menjadikannya pemain dengan jumlah penampilan terbanyak kedelapan dalam sejarah klub.

Kepergian Joel Ward menandai akhir dari era penting di Crystal Palace, meninggalkan warisan sebagai simbol loyalitas, profesionalisme, dan dedikasi yang akan dikenang oleh para penggemar dan klub selamanya. Setelah pergi dari Selhurst Park, Ward belum memutuskan pensiun. Namun, belum jelas, apakah ia akan tetap berkarir di Inggris atau tidak.

Fernando Muslera

Apakah cuma dari Liga Inggris saja? Tentu tidak. Kita bergeser ke Turki untuk membahas perpisahan Fernando Muslera dengan Galatasaray. Bergabung pada tahun 2011 dari Lazio, penjaga gawang asal Uruguay itu pun memutuskan untuk mengakhiri kebersamaannya dengan Gala setelah 14 tahun bersama.

Muslera telah mencatatkan 550 penampilan untuk Galatasaray, memenangkan delapan gelar liga dan lima Piala Turki. Ia juga menjadi pemain dengan jumlah trofi terbanyak dalam sejarah klub, total 19 gelar. Kontrak Muslera yang berakhir pada Juni 2025 tak diperpanjang. Menurut beberapa sumber, Muslera ingin melanjutkan karirnya di Liga Uruguay.

Pada pertandingan terakhirnya melawan Kayserispor, Muslera mencetak gol lewat sepakan penalti yang membantu Galatasaray memastikan gelar Liga Turki ke-25. Momen ini disambut dengan sorakan meriah dari para penggemar dan rekan satu tim. Momen hangat ini menandai akhir era seorang legenda di klub Istanbul tersebut.

Thomas Muller 

Yang juga sukses bikin mewek adalah kepergian Thomas Muller dari Bayern Munchen. Muller dan Munchen adalah dua nama yang sulit untuk dipisahkan. Selama lebih dari dua dekade, selalu ada Muller jika kita sedang membicarakan raksasa Bundesliga itu. Namun di tahun 2025, dongeng panjang itu mencapai halaman terakhirnya.

Pada usia 35 tahun, sang Raumdeuter, sang penjelajah ruang, atau apa pun you name it lah. Telah mengumumkan perpisahannya dari klub yang sudah dibelanya sejak usia remaja. Bukan karena cinta yang pudar, tetapi karena ia sadar bahwa hidup itu soal gantian. Ia tak bisa selamanya berseragam Munchen. Harus ada pemain yang lebih muda untuk menggantikannya.

Dia pergi dengan sejuta kenangan dan prestasi. Selain mengemas 248 gol dan 274 assist, Muller juga memiliki segunung trofi, termasuk dua gelar Liga Champions dan 13 gelar Bundesliga. Laga terakhirnya di Allianz layaknya hari pemakaman. Semua memasang raut muka yang murung. 

Namun, tidak dengan Muller. Si “Badut” tetap tersenyum karena tahu, karirnya belum usai. Ia masih mau bermain, tapi bukan untuk Munchen. Kabarnya, MLS jadi tujuan paling realistis untuk pemain yang memiliki jiwa entertain tinggi sepertinya.

Jonathan Tah

Bagi kalian penikmat Bundesliga, barangkali terlalu fokus pada perpisahan Thomas Muller dengan Bayern Munchen. Sampai lupa kalau ada Jonathan Tah yang juga memutuskan pergi dari Bayer Leverkusen. Tahun 2025 jadi tahun kesepuluh sekaligus tahun terakhirnya bersama tim. Ia memutuskan untuk tidak memperpanjang masa baktinya di BayArena.

Selama membela Leverkusen, Jonathan Tah tampil dalam lebih dari 300 pertandingan resmi. Ia menjadi pilar utama di lini pertahanan dan berperan penting dalam membawa klub meraih gelar Bundesliga pertama dalam sejarah. 

Saat ini, Tah tengah mempertimbangkan dua opsi utama untuk kelanjutan kariernya. Antara Bayern Munchen atau Barcelona. Munchen dikabarkan telah mencapai kesepakatan pribadi dengan Tah. Namun, Barca masih punya kesempatan untuk menikung. Itu pun jika masih ada sisa ruang untuk menanggung gaji Tah. 

____

Sumber: CPFC, Standard, Man City, BBC

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru