Jangan Geer! Arsenal Pernah Gagal Juara Walau Puncaki Klasemen di Paruh Musim

spot_img

Betapa bahagianya fans Arsenal saat jeda Piala Dunia 2022 berlangsung. Klub yang, tentu saja mereka bangga-banggakan itu berhasil menyegel pucuk klasemen sementara Liga Primer Inggris sebelum jeda Piala Dunia. Arsenal duduk manis sekaligus menggigil di puncak mengungguli Manchester City dengan defisit lima poin.

Namun, Arsenal adalah tim yang sudah sangat ahli dalam meruntuhkan ekspektasi para penggemarnya. Betul bahwa tim yang memuncaki klasemen di paruh musim, peluang untuk juara sangat terbuka. Tapi Arsenal pernah melakukan itu dan gagal.

Bahkan itu bukan hanya sekali. Nah, berikut ini kala Arsenal puncaki klasemen di paruh musim, tapi gagal menjadi juara. Kira-kira para gooners ingat nggak ya?

Musim 1996/97

Arsenal sedang dalam misi untuk meraih kejayaan pada musim 1996/97. The Gunners kemudian menunjuk pelatih anyar, Arsene Wenger. Awalnya, kedatangan Wenger diragukan oleh publik Arsenal. Sebab Wenger adalah pelatih yang sebelumnya cuma melatih tim Jepang, Nagoya Grampus.

Namun, Wenger memang dipilih untuk merevitalisasi tim. Ketika itu Arsenal sedang tahap membangun ulang timnya. Bersamaan dengan itu, Wenger mendatangkan pemain anyar termasuk Patrick Vieira yang kala itu masih berusia 20 tahun.

Di awal kepelatihannya, Wenger ngegas dan mengerek posisi Arsenal ke puncak klasemen sebelum paruh musim. Setelah kemenangan 3-0 atas Leeds United, Arsenal pun memuncaki klasemen di pekan kesebelas.

Sebelum dilatih Wenger, Arsenal sudah tersingkir dari Piala UEFA. Pelatih asal Prancis itu pun diberi misi untuk membawa Arsenal lolos ke Liga Champions. Berada di puncak klasemen membuka peluang untuk itu. Namun, usai kemenangan atas Leeds, Arsenal malah tergelincir ke peringkat ketiga setelah kekalahan 1-0 atas Manchester United.

Namun, The Gunners lekas bangkit. Mereka kemudian memuncaki klasemen lagi setelah kemenangan 2-1 atas Newcastle. Arsenal pun bertahan di puncak klasemen sampai paruh musim tiba. Sayangnya itu tidak bisa dipertahankan Arsenal.

Banyak menuai hasil imbang, kebobolan, dan bahkan kalah membuat Arsenal merosot di peringkat ketiga. Kekalahan atas Newcastle 0-1 di jelang musim berakhir membuat mereka makin terhempas dari zona Liga Champions yang kala itu hanya dua tim teratas yang lolos. Di akhir musim Arsenal harus puas di peringkat ketiga, kalah selisih gol dari Newcastle di posisi kedua.

Musim 2002/03

Arsenal tampil sangat meyakinkan di musim 2002/03. Tampak mereka akan kembali meraih gelar Liga Inggris. Setelah mengalahkan Tottenham Hotspur 3-0, Arsenal naik ke puncak klasemen pada pertengahan November 2002. Sebelum kemenangan atas Spurs tersebut, Arsenal sangat bagus.

Kemenangan atas The Lilywhites menggenapi 14 pertandingan tak terkalahkan Arsenal. Ketika itu bahkan pasukan Arsene Wenger tidak pernah kalah di laga tandang dan selalu mencetak gol. Kekalahan 3-2 atas Southampton di laga berikutnya bukan masalah.

Arsenal toh masih memuncaki klasemen. Anak asuh Arsene Wenger juga berhasil menahan imbang pesaing terberat mereka, Manchester United 2-2 pada pertengahan April 2003. Sampai bulan April, Arsenal masih berada di puncak klasemen. Gelar Liga Inggris di depan mata dan menyisakan tiga laga lagi.

Arsenal semestinya bisa menyapu bersih tiga laga itu, karena musuhnya juga tidak sulit. Namun dasar Arsenal, mereka justru hanya meraih imbang kontra Bolton Wanderers. Dan nahasnya, Arsenal justru kalah atas Leeds di kandang sendiri 3-2.

Tepat di titik itu, Manchester United menyalip Arsenal. Pasukan Sir Alex akhirnya memperlebar jarak menjadi lima poin. Meski menang besar atas Sunderland, Arsenal pun gagal meraih juara. United yang berhasil meraih trofi Liga Inggris musim itu.

Musim 2007/08

Pada musim 2007/08, Arsenal kian berkembang. Ketika itu, maskapai penerbangan Fly Emirates sudah masuk menjadi sponsor The Gunners. Penampilan Arsenal di Liga Inggris pun kian menggigit. Kepercayaan anak asuh Arsene Wenger sedang meletup-letup.

The Gunners tidak terkalahkan dalam 15 pertandingan awal di Liga Inggris musim itu. Tim yang sudah diperkuat William Gallas itu berhasil memuncaki klasemen hingga pertengahan musim. Lebih tepatnya sejak pertengahan September hingga awal Maret 2008. Dengan catatan tak terkalahkan di kandang.

Namun Arsenal tetap mengecewakan. Petaka sebenarnya sudah dimulai ketika Arsenal harus menghadapi Birmingham di pekan ke-22 pada Februari. Kala itu The Gunners gagal meraih kemenangan. Meski sebetulnya Arsenal bisa saja menang.

Jelang bubar, pemain Arsenal melakukan pelanggaran di kotak penalti. Gol penalti dari pemain Birmingham menyamakan kedudukan di menit-menit akhir. Skor imbang 2-2 tersaji, dan Gallas sangat emosional dengan tetap berada di lapangan usai laga. Sementara itu, Manchester United mengambil inisiatif untuk menyalip Arsenal dan memuncaki klasemen.

Hasil imbang tiga kali berturut-turut setelah itu dan kekalahan atas Chelsea bikin Arsenal makin terpuruk. The Gunners pun terlempar dari pucuk klasemen. Mereka turun hingga posisi tiga, disalip Chelsea. Di akhir musim The Gunners hanya mengumpulkan 83 poin, terpaut empat poin dari timnya Fergie di puncak.

Musim 2013/14

Arsenal barangkali memang diciptakan untuk mendatangkan kekecewaan pada penggemarnya. Coba bayangkan! Pada musim 2013/14 Arsenal nyaris menjuarai Liga Inggris. Kekalahan 6-3 atas Manchester City pada Bulan Desember adalah kekalahan sepele. Karena walaupun kalah, Arsenal masih bisa memuncaki klasemen.

Pasukan Wenger tampil konsisten. Bahkan tidak hanya dalam separuh musim. Pada musim dingin, Arsenal tetap stabil. Penampilannya terus naik dan duduk di puncak dengan nyaman. Total, 128 hari Arsenal berada di puncak klasemen Liga Inggris musim 2013/14.

Sayangnya, ketika berkunjung ke Anfield, Arsenal kena bantai 5-1. Kekalahan itu adalah awal dari keterpurukan Arsenal. The Gunners kembali menabung kekalahan. Mereka kalah melawan Everton dan Stoke City. Tidak hanya itu, kekalahan 6-0 atas Chelsea benar-benar menghancurkan mental anak asuh Wenger.

Arsenal pun terjungkal dari puncak klasemen. The Gunners turun ke peringkat keempat, dan bertahan hingga akhir musim. Meski menyapu lima laga terakhir dengan kemenangan, tapi Arsenal gagal kembali ke puncak. Musim itu Manchester City yang jadi juara, sedangkan Arsenal cuma mengumpulkan 79 poin.

Musim 2015/16

Dengan modal juara Piala FA pada musim 2014/15, Arsenal menatap Liga Inggris berikutnya dengan cara optimistis. Harusnya sih, begitu. Namun yang terjadi Arsene Wenger tampaknya terlalu pede dengan skuadnya. Nyaris tidak ada penambahan pemain mentereng untuk musim 2015/16.

Kiper anyar dari Chelsea, Petr Cech yang pada musim sebelumnya mencatatkan 16 clean sheets jadi satu-satunya penandatangan mentereng Arsenal kala itu. Keraguan pun menyelimuti Arsenal. Jack Wilshere dan Mikel Arteta diragukan kebugarannya. Tidak hanya itu, Arsenal juga dianggap bermain tanpa gaya.

Permainan Arsenal di bawah Wenger basi. Apalagi di laga pertama musim itu Arsenal sudah takluk atas West Ham 2-0. Namun dengan tertatih-tatih Arsenal sukses memuncaki klasemen di paruh musim 2015/16 berkat kemenangan 2-0 atas Bournemouth. Arsenal bertahan di puncak sebelum menelan kekalahan atas Chelsea untuk kedua kalinya.

Penampilan The Gunners kian merosot. Tim Wenger terasa tidak punya motivasi seperti kekalahan 3-2 atas MU di Old Trafford. Hal itu dimanfaatkan tim-tim lain untuk menyalip Arsenal, termasuk Leicester City. Leicester yang tampil apik, sedangkan Arsenal hobi mengoleksi hasil imbang membuat peluang untuk meraih juara menyusut.

Pada enam laga terakhir di musim itu, Arsenal hanya memenangi dua laga, sisanya berakhir imbang. Mereka gagal menggusur Leicester di puncak klasemen yang sudah terlanjur melaju kencang. Arsenal pun harus puas di posisi kedua dengan 71 poin. Kalah 10 poin dari Leicester yang akhirnya menjadi juara.

Arsenal beserta para penggemarnya boleh berbangga karena berada di puncak klasemen di paruh musim. Namun, kalau bisa sih harus mawas diri juga. Karena Arsenal bermain di Liga Inggris bukan Liga Ti-Phone. Konsistensi adalah kuncinya, The Gunners!

https://youtu.be/7ZcAaxKWnbo

Sumber: Mirror, JustArsenal, TheSun, Talksport, BR, Transfermarkt

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru