Pesawat yang membawa Jadon Sancho akhirnya mendarat di Bandar Udara Dortmund. Ini jadi jawaban setelah situasinya sunyi senyap selama beberapa bulan. Jurnalis ternama asal Italia, Fabrizio Romano pun sudah bersabda bahwa jebolan akademi Manchester City itu akan segera merampungkan transfernya ke Borussia Dortmund.
Kembalinya Sancho ke Jerman jadi episode terbaru dari drama yang selama ini bergulir. Ketegangan yang terjadi antara Sancho dan Erik Ten Hag tampaknya tak menemukan ending yang diinginkan oleh Manchester United. Lantas, apakah transfer ini merupakan langkah yang tepat atau cuma menunda masalah saja?
Daftar Isi
Awal Permasalahan
Musim ini Manchester United mungkin layak mendapat julukan FC Hollywood layaknya Bayern Munchen. Klub yang bermarkas di Old Trafford itu seakan tak bisa dipisahkan dari intrik dan drama yang terjadi. Entah drama transfer pemain, perselisihan, hingga kekerasan dalam rumah tangga, semuanya memenuhi laman berita setiap pekannya.
Beberapa pemain disibukkan dengan masalah di luar lapangan, tak terkecuali ya si Jadon Sancho ini. Perpecahan berawal setelah laga melawan Arsenal pada awal Bulan September 2023. Kala itu United takluk 1-3 dan Sancho sama sekali tak muncul di daftar pemain yang dibawa Ten Hag.
Ketika ditanya mengapa, sang pelatih terbuka bahwa pemain berkebangsaan Inggris itu tak masuk skuad karena kurangnya usaha dalam sesi latihan. Ten Hag merasa Sancho tak memberikan 100% kemampuan dan dedikasinya pada Manchester United.
Lebih rincinya, The Athletic menuturkan kalau Ten Hag frustasi dengan lambatnya perkembangan Jadon sancho. Sementara rekan satu timnya juga tidak senang dengan kelakuan Sancho yang seenak jidat. Sang pemain bahkan kedapatan sering terlambat datang ke Carrington.
Mendengar pernyataan menohok itu, Sancho pun tak terima dan memberikan balasan yang tak kalah tajam. Melalui akun X-nya, Jadon Sancho mengatakan bahwa dirinya hanya dijadikan kambing hitam atas situasi sulit yang sedang dialami klub.
Sancho Ogah Minta Maaf
Karena tindakan ini, Sancho mendapat kecaman dari berbagai pihak. Namun Ten Hag tak mau gegabah mengambil sikap. Ia masih mau memberikan kesempatan lagi bagi Sancho untuk memperbaiki ini semua. Syaratnya menghapus postingan tersebut dan meminta maaf kepadanya.
Sayang, opsi itu tampaknya tak begitu menarik bagi pemain yang namanya mirip dengan merk minyak goreng tersebut. Pada akhirnya, Sancho memang berkenan menghapus postingan yang berisikan pembelaan tersebut. Namun, tak ada sedikit pun itikad baik dari sang pemain untuk menyelesaikan masalahnya dengan Ten Hag.
Sungguh keras kepala pemain yang satu ini. Respons itu bikin Ten Hag geram. Manajer Manchester United itu menghukum Sancho atas sikap anti-kritiknya itu dengan melarangnya ikut latihan sampai waktu yang tidak ditentukan.
Situasi semakin memburuk saat Ten Hag meningkatkan hukumannya menjadi larangan terhadap Sancho untuk menggunakan segala fasilitas di lingkungan Manchester United, termasuk ruang makan. Jadi, saking jengkelnya pelatih berkepala gundul itu, Sancho sampai nggak dibolehin makan bareng skuad MU.
Polemik antara Sancho dan ten Hag ini membuat sejumlah pemain seperti Marcus Rashford, Harry Maguire, dan Luke Shaw sampai turun tangan. Mereka bertiga yang kebetulan sama-sama membela tim nasional Inggris membujuk Sancho agar segera minta maaf kepada sang pelatih agar masalahnya cepat selesai.
Namun, Sancho masih saja keras kepala. Dia masih menolak untuk menyampaikan permintaan maaf kepada Erik Ten Hag atas sikap anti-kritiknya tersebut. Daripada jadi virus menular, pihak Manchester United pun memutuskan untuk melepas Sancho pada bursa transfer Januari 2024. Dan sang pemain pun terbuka untuk segala kemungkinan.
Kebiasaan Sejak Dulu
Ketika Jadon Sancho bersikeras kalau dirinya bukan seperti apa yang dibicarakan oleh media, beberapa bukti bahwa Sancho adalah pembawa masalah justru mulai bermunculan. Ketegangannya dengan Ten Hag sejatinya hanya puncak gunung es. Nyatanya masalah kepribadian Sancho sudah jadi bahaya laten.
Setelah Sancho dibekukan dari skuad Manchester United, pemain berusia 23 tahun itu tetap diserbu oleh pemberitaan miring. Salah satunya dari media Mirror yang memberitakan kalau sikap malas-malasan sudah jadi kebiasaan buruk sang pemain. Kabarnya, sebelum akhirnya menyepakati kembalinya Sancho, Dortmund sempat ragu.
Klub yang bermarkas di Signal Iduna Park itu sudah tahu kelakuan minus Sancho. Mantan pemain Manchester City terkenal tidak disiplin. Sancho juga sering datang ke tempat latihan dengan keadaan ngantuk karena malamnya sibuk bermain playstation dan game online hingga larut malam.
Tak hanya itu, Sancho juga sering keluyuran nggak jelas. Kadang sampai dua hari nggak ada kabar. Tindakan indisipliner sang pemain pun kerap jadi omongan oleh rekan-rekan dan tim pelatih yang kala itu dipimpin Lucien Favre. Tokoh-tokoh senior Dortmund juga dikabarkan sempat khawatir kembalinya Sancho dapat meresahkan skuad saat ini.
Gabung Dortmund Lagi
Biar pun Borussia Dortmund sudah mengerti soal kelakuan Jadon Sancho, tampaknya mereka tetap berani untuk mengambil segala resiko yang ada. Sejak bursa transfer musim dingin dibuka, ada banyak spekulasi terkait masa depan Sancho. Dortmund bukan satu-satunya tim yang berminat untuk menampungnya. Klub-klub Arab Saudi juga sudah ngantri sambil bawa duit sekoper.
Namun, karena masih muda dan Arab Saudi bukan pilihan yang ideal untuk perkembangan karirnya, Sancho memprioritaskan klub lamanya itu. Manchester United pun mempercepat negosiasi agar Sancho lekas pergi. Menurut Fabrizio Romano, Manchester United akhirnya sepakat untuk melepas Sancho ke Dortmund namun bukan dalam kesepakatan permanen, melainkan dengan kesepakatan pinjaman selama enam bulan.
Menariknya, tidak ada klausul pembelian permanen dalam kontrak sang winger. Sebagian besar gaji Sancho pun masih MU yang bayar. Dortmund hanya membayar sebesar 4 juta euro atau sekitar Rp68 miliar untuk fee pinjaman. Itu berarti Sancho akan tetap kembali ke Old Trafford ketika masa peminjamannya berakhir.
Menyelesaikan Masalah?
Usai kesepakatan tercapai, Jadon Sancho pun langsung diterbangkan ke Jerman oleh pihak Borussia Dortmund. Pemain berusia 23 tahun itu juga terlihat sudah mengaktifkan kembali akun instagramnya. Bio dan postingannya memang kosong, tapi foto profilnya mampu menarik perhatian publik.
Di saat transfernya belum diresmikan, Sancho justru sudah menggunakan foto profil yang menampilkan gambar kakinya yang terbalut kaos kaki kuning khas The Black Yellow. Ini menandakan kalau hati Sancho memang sudah tak berada di Manchester. Namun, apakah membiarkannya pergi ke Dortmund adalah langkah yang tepat?
Belum tentu. Karena Sancho hanya pergi dengan status pinjaman tanpa opsi pembelian. Itu sama saja dengan lari dari masalah. Karena peminjaman tak akan menjamin hubungan Ten Hag dengan Sancho akan membaik. Maka dari itu, satu semester di Jerman akan sangat berpengaruh pada karir Sancho di Manchester.
Ada dua kemungkinan mengapa Sancho hanya dilepas dengan status pinjaman. Pertama, karena Manchester United masih percaya pada talenta sang pemain. Karena selama di Manchester, Sancho belum menunjukan potensi maksimal. Jadi, MU masih ngarep kalau Sancho mau memperbaiki semua dan bekerja lebih giat lagi.
Kedua, peminjaman hanyalah trik agar United bisa menjual Sancho dengan harga yang lebih tinggi di akhir musim. Musim ini Sancho hanya bermain selama 76 menit saja. Tentu akan sulit mendapat harga tinggi untuk pemain yang jarang main. Nah jika dipinjamkan, MU berharap Sancho sedikit menunjukan kemampuannya sehingga menarik minat para pembeli. Toh, pemain yang tak memiliki komitmen sepertinya, layak untuk dibuang.
Sumber: The Guardian, Goal, The Sun, Mirror, United in Focus