Pengunduran diri Graham Arnold dari jabatan pelatih utama Timnas Australia bisa jadi alarm bahaya bagi Timnas Indonesia. Australia dikabarkan telah menunjuk pelatih pengganti yang profilnya cukup menjanjikan. Pelatih baru tersebut merupakan salah satu pelatih bagus di Asia bernama Tony Popovic.
Apabila mantan pemain Crystal Palace ini bisa mengembalikan performa Socceroos, kesempatan Timnas Indonesia masuk ke Piala Dunia bisa saja pupus begitu saja. Terlebih, Indonesia masih harus bertemu sekali lagi dengan mereka. Lantas, seperti apa sebenarnya Tony Popovic ini? Mari kita bahas.
Profil Tony Popovic
Tony Popovic bukanlah nama yang asing dalam khazanah sepak bola Australia. Pelatih kelahiran 1973 tersebut merupakan mantan bek Socceroos dengan catatan 59 caps. Popovic memulai karirnya di Sydney United dan pada usia 20 tahun, ia ditunjuk sebagai kapten tim. Di usia semuda itu, ia dinilai sudah cukup matang dan memiliki jiwa kepemimpinan yang bagus.
Setelahnya Popovic sempat bermain untuk raksasa Jepang, Sanfrecce Hiroshima, sebelum akhirnya digaet oleh klub London Selatan, Crystal Palace pada tahun 2001. Karirnya di Inggris juga cukup bagus. Popovic merupakan sosok penting di lini belakang The Eagles. Ia berhasil membantu Palace untuk meraih promosi ke Premier League musim 2002/03.
Di Selhurst Park pun, Popovic pada akhirnya ditunjuk sebagai kapten tim. Uniknya, dia pernah memimpin Crystal Palace mengalahkan skuad Miracle of Istanbul-nya Liverpool pada 27 April 2005. Popovic berhasil menghalau peluan-peluang Liverpool sehingga pertahanannya aman. Akhirnya, The Reds harus kalah 1-0 di Selhurst Park.
Setelah lima musim bersama Palace, Popovic menjadi musafir, dari Al-Arabi SC hingga Sydney FC. Pada tahun 2008, Popovic pensiun dan langsung diangkat sebagai asisten pelatih. Namun, saking dekatnya sosok Popovic dengan Crystal Palace, Dougie Freedman akhirnya membawa kembali ke London untuk menjadi asisten pelatih.
Setelah itu, Popovic pulang ke Australia dan Western Sydney mempercayakannya sebagai seorang pelatih kepala pada tahun 2011. Kesempatan ini tak disia-siakan olehnya. Dimotori oleh mantan pemain Manchester City, Aaron Mooy, Popovic membawa klub ini menjadi juara AFC Champions League pada tahun 2014.
Hasil ini berhasil membuat Popovic dan Western Sydney menjadi pelatih dan klub Australia pertama yang menjuarai kompetisi ini. Tak hanya itu, AFC juga menghadiahi Popovic sebagai AFC Coach of The Year 2014. Setelah 6 tahun bersama Western Sydney, Popovic akhirnya mengembara. Sebelum ditunjuk sebagai pelatih kepala Socceroos, Popovic sempat melatih beberapa klub, yakni Karabukspor, Perth Glory, AO Xanthi, dan Melbourne Victory.
🎈 Happy Birthday Tony Popovic! 🎉 pic.twitter.com/lKDyQC5EWc
— Crystal Palace F.C. (@CPFC) July 2, 2017
Gaya Bermain
Lantas, seperti apa gaya bermain dari Tony Popovic ini? Sebenarnya, taktik Popovic bukanlah sesuatu yang baru dan revolusioner. Popovic bermain dengan mengandalkan penguasaan bola, skema yang jamak dipakai oleh pelatih modern pada umumnya. Namun, dengan skema ini, Popovic bisa mendapatkan 3 kali gelar A-League Coach of the Year. Angka tersebut menjadikannya sebagai satu dari dua pelatih dengan gelar pelatih terbaik terbanyak. Satu pelatih sisanya adalah Graham Arnold.
Saat melatih tim terakhirnya, Melbourne Victory, Popovic sering memainkan skema 4-2-3-1 dan terkadang 4-4-2. Selama memakai taktik ini, tim Popovic memiliki rataan penguasaan bola di angka 60%. Artinya, Popovic akan memilih bermain proaktif dan berusaha mendominasi lawan.
Popovic akan bermain melebar. Ia akan memanfaatkan kelebaran lapangan untuk memaksa tim lawan membuka ruangnya. Dari ruang-ruang yang terbuka inilah, anak asuh Popovic mulai menyisir jantung pertahanan lawan. Terlebih, Popovic juga ditopang dengan winger yang memiliki kelincahan. Anak asuh Popovic akan mengincar kotak penalti, sebab dari dalam kotak penalti lah tembakan ke gawang baru boleh dilancarkan.
Popovic juga punya cara untuk mengatasi tim yang bermain low block dan menumpuk pemainnya di belakang. Di poin ini, Shin Tae-yong harus waspada. Sebab, Indonesia bermain dengan cara seperti ini saat menghadapi Socceroos. Apalagi untuk pertemuan kedua, Tim Garuda harus bertandang ke markas lawan.
Lantas, seperti apa memang taktik Popovic untuk membongkar tim yang bermain low block seperti Timnas Indonesia? Untuk membongkar tim semacam ini, Popovic akan memerintahkan anak asuhnya untuk meningkatkan tempo permainan. Passing mereka akan dilakukan lebih cepat, terutama di area sekitar kotak penalti. Mereka akan menguji fokus lawan habis-habisan. Jay Idzes dan kolega benar-benar harus berhati-hati.
Lalu, apakah profil dan skema Tony Popovic ini bisa dan cocok untuk dimainkan oleh Timnas Australia? Cocok-cocok saja. Terlebih, sayap-sayap Socceroos saat ini sudah memenuhi salah satu prasyarat dalam skema Popovic, yakni sayap yang lincah. Nestory Irankunda dan Awer Mabil adalah salah satunya. Nama terakhir malah cukup berbahaya.
Pada laga melawan Timnas Indonesia lalu, Awer Mabil cukup pintar mengeksploitasi bek kiri Indonesia. Sayangnya, anak asuh Graham Arnold saat itu terlihat cukup kebingungan untuk mendobrak kotak penalti. Mereka lebih memilih melakukan umpan lambung ke jantung pertahanan Indonesia, alih-alih melakukan kombinasi cepat ala Tony Popovic.
Thank you, Boss!
Tony Popovic will depart the Club after three seasons at Melbourne Victory.
Thank you and all the best, Tony 💙
— Melbourne Victory (@gomvfc) June 12, 2024
Yang Harus Diwaspadai oleh Timnas Indonesia
Tugas pertama Tony Popovic baru akan ia jalani pada pertengahan Oktober nanti. Socceroos akan menjamu Tiongkok dan kemudian akan bertandang ke Saitama Stadium untuk menantang Jepang. Kemenangan melawan Tiongkok akan menjadi modal penting Australia untuk melanjutkan perjuangannya di Grup C. Sebab, kemenangan akan membuat kepercayaan diri mereka meningkat.
Dengan meningkatnya kepercayaan diri, mengalahkan Jepang tampaknya bukan sesuatu yang mustahil-mustahil amat buat Socceroos. Hanya karena performa mereka sedang melandai, kita tak boleh lupa bahwa Australia adalah negara dengan level yang setara dengan Tim Samurai. Apabila Australia berhasil menumpas Tim Samurai, ini akan membahayakan Indonesia.
Kok bisa? Pertama, dengan menangnya Australia melawan Jepang, artinya mereka akan memiliki potensi poin yang lebih banyak dari Timnas Indonesia. Sebab, bagi Tim Garuda, mengalahkan Jepang sepertinya masih menjadi sesuatu yang tampak jauh di depan mata. Belum terlihat sama sekali hilalnya. Oleh karena itu, Australia bisa memiliki 3 poin yang sepertinya sulit untuk ditiru karena yang dilawan adalah Jepang.
Dengan potensi poin yang lebih tinggi ini pula, posisi Indonesia di papan tengah Grup C bisa terganggu. Indonesia yang sebenarnya bisa berpotensi finis di posisi 3 apabila performa Australia bikin geleng-geleng kepala, sepertinya bakal rebutan posisi 4 dengan Bahrain. Tim yang pada pertandingan pertama berhasil mempermalukan Graham Arnold.
Terakhir, dengan semakin positifnya tren Australia, Timnas Indonesia bisa menjadi calon bulan-bulanan mereka di laga tandang nanti. Apabila tim seperti Jepang saja berhasil mereka atasi, apalagi dengan tim yang masih belum bisa disebut sempurna seperti Indonesia?
Terlebih, seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, Popovic punya cara untuk mengatasi tim low block macam Indonesia. Shin Tae-yong harus waspada, bek-bek Timnas pun harus menjaga fokusnya, sebab Australia bisa tampil lebih berbahaya.
Full Time in Jakarta.#IDNvAUS #Socceroos pic.twitter.com/VLrL4DNT4Z
— Subway Socceroos (@Socceroos) September 10, 2024
Sumber: Socceroos, ABC Net, The Guardian, A-Leagues, dan Total Football Analysis