Beranda blog Halaman 291

Sangar! Ini Para Pelatih Liga Arab Saudi yang Punya CV Mentereng

0

Arab Saudi masih menjadi perbincangan hangat di kancah sepak bola. Datangnya pemberitaan sepak bola hari ini tidak luput dari Liga Pro Arab Saudi. Keberhasilan tim-tim Arab Saudi mendatangkan pemain berlabel bintang Eropa menjadi pemicunya. Apalagi mereka yang melakukannya adalah klub-klub yang boleh dibilang klub “pelat merah”.

Selain gencarnya pemain Eropa hijrah ke Arab Saudi, mulai dari yang tua-tua seperti Karim Benzema dan Cristiano Ronaldo sampai pemain muda yang masih berusia 21 tahun seperti Gabriel Viega, tak sedikit klub Arab Saudi kini juga mempunyai pelatih yang dengan curriculum vitae yang mentereng.

Malahan tidak sedikit klub-klub Arab Saudi bukan hanya mendatangkan pemain Eropa, tapi juga pelatih dari Benua Biru. Nah, berikut ini adalah pelatih dengan CV mentereng yang melatih tim-tim di Liga Pro Arab Saudi.

Cosmin Contra (Damac FC)

Damac FC bukanlah klub masyhur di Arab Saudi. Ia tidak termasuk dalam empat tim yang didanai oleh PIF. Tidak ada juga rumor transfer mencengangkan dari klub yang bermarkas di Khamis Mushait ini. Namun, klub ini mempunyai pelatih yang CV-nya lumayan mentereng, lho.

Yup, orang itu adalah Cosmin Contra. Apa, kamu tidak pernah mendengar nama ini? Wajar saja soalnya Contra adalah pemain yang merengkuh kesuksesan di awal tahun 2000-an. Contra pernah berseragam Deportivo Alaves, AC Milan, Atletico Madrid, sampai Getafe.

Ia juga menjadi salah satu pilar penting bagi Timnas Rumania. Seperti misalnya di ajang EURO 2008. Pemain yang pernah menjadi pemain terbaik Rumania tahun 2001 ini melanjutkan kariernya sebagai manajer usai pensiun tahun 2011.

Sebagai pelatih, Contra lumayan sukses di Rumania. Ia meraih trofi Romania League Cup musim 2016/17 bersama FC Dinamo 1948 dan Romanian Cup bersama Petrolul Ploiesti. Sebelum melatih Damac, Contra pernah melatih Al-Ittihad.

Steven Gerrard (Ettifaq)

Pada Juli 2023, Al-Ettifaq memberi kejutan ketika merekrut Steven Gerrard. Padahal menurut laporan ESPN, eks pemain Liverpool itu sempat menolak untuk melatih. Tapi setelah dibujuk Gerrard akhirnya terbuka untuk menukangi tim yang bermarkas di Dammam, Arab Saudi itu.

Presiden klub Khalid Al-Dabal mengungkapkan kebahagiaannya setelah berhasil membuat Gerrard menandatangani kontrak berdurasi dua tahun. “Dia tidak asing dengan trofi. Seorang legenda yang membawa sejarah gemilang dan masa depan cerah bagi Ettifaq,” demikian pernyataan resmi dari klub.

Pernyataan Al-Ettifaq sama sekali tidak keliru. Saat merumput, pemain yang dijuluki “hokage” itu memang bermandikan trofi. Liga Champions, Piala Super Eropa, Liga Eropa, Piala Liga, Piala FA, Community Shield, sampai UEFA Best Player pernah diraih Gerrard. Namun, pernyataan itu bisa jadi keliru besar kalau melihat rekam jejak Gerrard sebagai pelatih.

Betul Gerrard membawa Rangers juara Liga Skotlandia musim 2020/21. Akan tetapi ketika melatih tim Inggris, Aston Villa, Gerrard gagal mengangkat performa tim. Malahan belum genap 12 bulan melatih, Gerrard sudah didepak oleh tim yang bermarkas di Villa Park itu.

Luis Castro (Al-Nassr)

April 2023 lalu, Al-Nassr resmi memberhentikan Rudi Garcia sebagai pelatih. Rudi kini menukangi Napoli. Usai tak ditukangi pelatih kelahiran Nemours, Prancis itu, Al-Nassr menunjuk Luis Castro. Konon penunjukkan Castro ini atas “mandat” dari empunya Al-Nassr, Cristiano Ronaldo.

Seumur-umur CR7 memang belum pernah dilatih Castro. Tapi keduanya memiliki koneksi karena sesama orang Portugal. Sama seperti pelatih-pelatih lainnya, Castro adalah mantan pemain yang memutuskan pensiun tahun 1997. Kariernya kemudian berlanjut sebagai pelatih, meski harus memulainya dari lingkup kecil.

Nama Castro mulai harum ketika melatih tim Ukraina, Shakhtar Donetsk antara tahun 2019 sampai 2021. Selain menjuarai Liga Ukraina musim 2019/20, Castro juga membantu Shakhtar Donetsk melangkah ke semifinal Liga Eropa di musim yang sama.

Setelah dari Shakhtar, ia mencari pengalaman di Asia dengan melatih klub Qatar, Al-Duhail. Namanya makin harum setelah membawa tim itu juara Emir Cup. Kemudian ia pindah ke klub ambisius Brasil, Botafogo. Di sana Castro menyumbangkan trofi Taca Rio.

Setelah dari sana, kabarnya Ronaldo memberikan rekomendasi ke Castro agar ia melatih Al-Nassr. Ia pun setuju dan bergabung ke Al-Nassr. Di sana trofi Liga Champions Arab sudah berhasil direngkuh.

Jorge Jesus (Al-Hilal)

Sementara Al-Nassr dilatih Castro, Al-Hilal ditukangi pelatih kenamaan lainnya, Jorge Jesus. Siapa yang tak kenal Jorge Jesus? Ia ditunjuk untuk menukangi klub hingga musim 2023/24 selesai. Meskipun sebetulnya pelatih asal Portugal sudah pernah melatih Al-Hilal antara tahun 2018-2019.

Jesus membangun reputasinya sebagai pelatih sejak menukangi Benfica tahun 2009. Bersama tim Portugal itu, belasan trofi sudah diraih. Selama melatih Benfica, Jesus kerap meraih trofi domestik. Ia pernah membawa Benfica tiga musim beruntun juara di Piala Liga Portugal dari musim 2009/10 sampai 2011/12.

Jesus bahkan pernah meraih treble domestik di Benfica pada musim 2013/14. Ia juga pernah setidaknya membawa Benfica di dua final Liga Eropa dan mencatatkan berbagai rekor. Ia hampir selalu memberikan trofi kepada tim yang dilatih. Di Al-Hilal saja ia sudah memberikan trofi Piala Super Arab Saudi musim 2018/19.

Slaven Bilic (Al-Fateh)

Tim di luar PIF lainnya, Al-Fateh juga merekrut manajer kenamaan, Slaven Bilic. Bilic mungkin tidaklah asing di telinga kita. Bilic yang menggantikan Giorgos Donis di Al-Fateh adalah mantan pemain yang malang melintang di Eropa. Ia pernah bermain untuk West Ham dan Everton.

Karier kepelatihannya dimulai dari Hajduk Split. Ia juga pernah memimpin Timnas Kroasia U21 tahun 2004 hingga 2006. Namanya sebagai pelatih kemudian makin melambung ketika melatih Timnas Kroasia di EURO 2008. Bilic memberi kesan manis ketika membawa Kroasia ke perempat final ajang tersebut.

Bilic tak lagi melatih timnas tahun 2012. Ia lanjut melatih klub seperti Lokomotiv Moscow, Besiktas, sampai West Ham. Bersama mantan klubnya itu, Bilic meraih hasil positif, termasuk dua kali membawa West Ham ke kualifikasi Liga Eropa. Kini ia melatih Al-Fateh. Kontraknya akan berakhir tahun 2025 mendatang.

Matthias Jaissle (Al-Ahli)

Al-Ahli juga tak mau ketinggalan merekrut pelatih top. Mereka berhasil memboyong eks manajer RB Salzburg, Matthias Jaissle ke Jeddah, Arab Saudi. Al-Ahli berpisah dengan manajer Pitso Mosimane yang sebetulnya baru ditunjuk September 2022 lalu pada Juni 2023.

Padahal pelatih asal Afrika Selatan ini membantu Al-Ahli promosi musim lalu. Jaissle kemudian menggantikannya. Al-Ahli memang telah menjalin pembicaraan dengan Jaissle ketika sudah memecat Mosimane. Dan pihak Salzburg yang belum memecatnya untuk sementara selama masa negosiasi dengan Al-Ahli.

Manajer yang masih berusia 35 tahun itu pun sepakat gabung Al-Ahli. Ini cukup mengejutkan. Melatih Salzburg adalah loncatan karier bagi pria Jerman itu. Apalagi di klub Austria, Jaissle sudah memenangkan gelar Bundesliga Austria dua kali dan sekali meraih trofi Piala Austria.

Tidak hanya itu, Salzburg di tangannya juga berhasil memenangkan 64 laga dan hanya kalah sembilan kali, sisanya berakhir imbang. Bahkan persentase kemenangan Jaissle di Salzburg lumayan tinggi, yaitu 68%. Dengan gabung Al-Ahli, ia akan melatih pemain seperti Riyad Mahrez, Edouard Mendy, sampai Roberto Firmino.

Nuno Espirito Santo (Al-Ittihad)

Dan…. yang terakhir adalah Nuno Espirito Santo yang sudah menukangi Al-Ittihad sejak musim lalu. Benar, saat nganggur setelah dipecat Tottenham Hotspur tahun 2021, Nuno menerima pinangan Al-Ittihad pada awal musim lalu. Sebagai seorang pelatih, ia memang tidak punya trofi mengkilap.

Salah satu yang mungkin menarik hanyalah membawa Wolverhampton Wanderers kembali ke Premier League dengan menjuarai EFL Championship musim 2017/18. Namun, jangan salah, sebagai pemain, trofi Nuno Espirito ini banyak sekali. Apalagi ketika berseragam FC Porto.

Salah satunya terlibat dalam raihan gelar Liga Champions Porto musim 2003/04 bersama Jose Mourinho. Meski kariernya kepelatihan sebelumnya bapuk, di tangan Nuno, Al-Ittihad menjadi tim yang sangat tangguh.

Bahkan persentase kemenangan Al-Ittihad selama ditukanginya bisa menyentuh 72%. Musim lalu saja ia sudah membawa klubnya Benzema itu double winner di kancah domestik, dengan meraih trofi Liga Pro Arab Saudi dan Piala Super Arab Saudi.

Sumber: AlArabiya, ESPN, Goal, Sportsunfold, SEE, FutballNews, DailyMail

Saat Gelar Liga Inggris City Pep Guardiola Dirampas, Apa Sebabnya?

0

Liga Inggris sebagai liga nomor satu dunia tak mau dianggap menjadi liga petani yang juaranya hanya itu-itu saja. Pasalnya kita tahu sejak era Manchester City dipegang Pep Guardiola, kok kayaknya yang juara Liga Inggris hanya City lagi, City lagi.

Emangnya se-super itukah mereka? Faktanya pernah juga kok satu musim dimana gelar juara Pep itu dirampas oleh klub lain. Nah bagaimana cerita selengkapnya, dan apa pula penyebabnya?

Musim 2019/20

Ya, musim itu adalah musim 2019/20. Musim keempat Pep Guardiola memegang The Citizens. Sebelumnya Pep sudah meraih gelar Liga Inggris secara back to back dari musim 2017/18 dan 2018/19. Namun nahas, hattrick gelarnya di Liga Inggris tak mampu terwujud.

City di musim itu harus rela menyerahkan gelar juara Liga Inggris pada Liverpool. Mereka hanya menjadi runner-up di bawah anak asuh Klopp dengan mengoleksi 81 poin. Selisihnya jauh oleh The Reds yakni 18 poin.

Padahal di awal musim mereka sudah memperoleh gelar Community Shield lho. Bahkan tim yang dikalahkan ketika itu yakni Liverpool lewat adu penalti. Apa mungkin City ini kena kutukan juara Community Shield yang tak bisa juara Liga Inggris?

Kehilangan Vincent Kompany

Tak hanya kutukan, ada juga beberapa sebab lain yang membuat gelar Liga Inggris City raib. Salah satunya yakni kehilangan kapten sekaligus ikon klub Vincent Kompany. Legenda City tersebut berpisah dan memilih pensiun sebagai pemain musim itu. Tak dipungkiri beberapa kesuksesan City salah satunya berkat mental kepemimpinan seorang Kompany.

Kekokohan lini belakang City juga salah satunya berkat komando bek Belgia tersebut. Dengan kehilangan Kompany, otomatis Pep harus segera bergerak mencari cara lain guna tetap menjamin pertahanan City tetap kokoh.

Tak Beli Bek Tengah

Tapi apa yang dilakukan? Musim tersebut Pep ternyata tak mendatangkan bek pengganti sama sekali. Kehilangan Kompany tidak ditambal dengan bek baru. Incaran mereka musim itu Harry Maguire ternyata lebih memilih MU ketimbang City.

Pep nampaknya yakin dengan stok lini pertahanan yang ada. Saat itu stok bek tengah City hanya ada John Stones yang angin-anginan performanya, Nicolas Otamendi yang sudah melambat, Eric Garcia yang masih bau kencur, maupun Aymeric Laporte yang rentan cedera.

Benar kejadian, keempat bek tersisa di musim itu semuanya tak konsisten penampilannya. Bahkan nih, Pep sempat menaruh beberapa kali seorang gelandang bertahan yakni Fernandinho menjadi bek tengah.

Bayangkan, menurut catatan Transfermarkt Fernandinho ini jadi bek tengah di musim itu sebanyak 37 kali. Bukan apa-apa, kalau solid sih tak masalah. Tapi dengan usia Fernandinho yang sudah uzur dan makin melambat, tentu berpengaruh pada rapuhnya bek tengah City.

Rapuhnya bek City terpampang nyata dari segi hasil. Mereka di musim itu 9 kali menderita kekalahan dan kebobolan 35 kali. Bandingkan dengan musim sebelumnya ketika masih ada Kompany. City hanya kebobolan 23 gol, dan menderita kekalahan sebanyak 4 kali saja di musim 2018/19.

Tak Melakukan Penyegaran Di Lini Serang

Sudah rapuh di lini belakang, ternyata Pep di musim tersebut tak juga melakukan penyegaran di lini serang mereka. Tak ada gelandang serang, sayap serang, maupun striker baru yang dibeli City musim itu. Praktis hanya mengandalkan serdadu di musim sebelumnya.

Polanya hampir mudah ditebak, ada De Bruyne dan David Silva di gelandang serang, sayap mereka di kanan ada Sterling, di kiri ada Sane, dan sebagai striker ada Aguero. Sebagai pelapis ada pemain macam Foden, Gundogan, Mahrez maupun Gabriel Jesus.

Secara hasil, nyatanya musim tersebut kemenangan City hanya 26 kali. Terbukti juga di beberapa pertandingan seringkali mereka terkena deadlock dan susah menang.

Kehilangan Poin Lawan Tim Papan Bawah

Hal itu kelihatan saat City kalah melawan klub-klub yang melakukan Low Block. Apalagi tim-tim di Liga Inggris mayoritas sudah hafal banget dengan pola penyerangan City. Ditambah juru gedornya juga tak berubah alias hanya itu-itu saja.

Apesnya dikala juru gedor City asik menyerang, beberapa kali City dihukum oleh tim-tim papan bawah yang mengandalkan serangan balik. Tercatat City di musim tersebut sempat kalah dua kali melawan Wolves, sekali melawan tim promosi Norwich City, dan sekali melawan Southampton.

Melawan Wolves mereka dua kali kalah akibat serangan balik lewat Adama Traore maupun Raul Jimenez. Kalah lawan Norwich juga berkat serangan balik dari Teemu Pukki dan Todd Cantwell. Semantara kalah lawan Soton berkat blunder lini belakang mereka yang terbukti rapuh.

Kena Mental Kalah Oleh MU

Selain kalah melawan tim papan bawah, yang membuat City tak juara musim itu adalah dua kali dipecundangi rival abadi mereka MU. Ya, bagaimanapun MU polesan Ole turut andil menjegal anak asuh Pep meraih juara dengan kemenangan dua kali.

Bagi City, hasil tersebut tentu menjadi pukulan mental. Performa MU di musim pertama Ole resmi menjadi pelatih utama MU, tak dipungkiri sempat menjadi sorotan. Mereka solid dan bahkan bisa finish di urutan 3 klasemen.

Bertemu City di Etihad pasukan Ole bermain pragmatis dan mengandalkan serangan balik. Hasilnya sempurna, MU mampu menang 1-2. Di laga kedua lewat permainan pragmatis bahkan dengan memasang lima bek sekaligus United berhasil menekuk City 2-0.

Dipecundangi Jose Mourinho

Tak hanya di pecundangi MU dan Ole, Pep Guardiola di musim itu juga dipecundangi mantan rivalnya dulu di Real Madrid, Jose Mourinho. The Special One ketika itu masih menukangi Spurs. Bertemu dua kali di Liga Inggris, The Lilywhites yang pragmatis bersama Mourinho mampu menjinakan pasukan Pep.

Yang pertama ketika laga dihelat di Etihad pada pekan kedua musim tersebut Mourinho mampu menahan imbang 2-2. Sedangkan pertemuan kedua di Tottenham Hotspur Stadium anak asuh Mourinho sukses membuat City tak berkutik dengan kemenangan 2-0.

Faktor Liverpool Yang Konsisten

Sudah kena mental kalah dua kali melawan MU, lalu tak bisa menang atas timnya Mourinho, tentu membuat mental anak asuh Pep luntur. Nah beberapa kelengahan City tersebut ternyata mampu dimanfaatkan pesaingnya yakni Liverpool.

Pasukan Klopp benar-benar serius merebut gelar Liga Inggris musim itu. Kapan lagi penantian gelar selama 30 tahun itu akan diakhiri? Setelah menjuarai Liga Champions di musim sebelumnya, praktis fokus The Reds di musim tersebut adalah merampas gelar Liga Inggris dari City.

Benar saja The Reds mampu meraup total 99 poin dan akhirnya menjadi juara. Mereka tak lagi tersandung beberapa masalah musim itu, baik itu kalah melawan tim bawah, maupun tim papan atas. Mereka bahkan hanya kalah 3 kali dan seri 3 kali saja musim itu.

Ya, kesimpulannya ternyata disamping beberapa kelemahan City di musim tersebut, juga dipengaruhi oleh pesaingnya yang konsisten memanfaatkan kelemahan tersebut. Namun, pertanyaannya sekarang, kapan lagi kejadian tersebut akan terulang kembali? Mungkin hanya waktu yang akan menjawabnya.

Sumber Referensi : independent, espn, mancitysquare, manchestereveningnews, mancity.com

Tottenham Hotspur Gugur dari Carabao Cup, tapi Jangan Salahkan Ange Postecoglou

0

Ada keraguan yang menghinggapi pendukung Tottenham Hotspur di awal musim 2023/2024 ketika klub menunjuk Ange Postecoglou sebagai pengganti Antonio Conte. Wajar saja, sebab sebelum menunjuk Postecoglou, Spurs lebih dulu dikaitkan dengan beberapa pelatih kenamaan. Seperti Xabi Alonso, Arne Slot, Ruben Amorim, Julian Nagelsmann, hingga Mauricio Pochettino.

Singkatnya, Ange Postecoglou bukanlah pilihan pertama. Selain itu, background Postecoglou juga membuatnya mendapat pandangan sinis.

Inggris punya stigma negatif terhadap orang yang berasal dari negara yang menyebut sepak bola sebagai “soccer”. Meski berdarah Yunani, Ange Postecoglou tercatat sebagai Warga Negara Australia, salah satu negara yang menyebut sepak bola sebagai “soccer”.

Sejatinya, Postecoglou bukanlah pelatih kacangan. Ia adalah salah satu pelatih paling terpandang di Benua Asia dan sebelum ditunjuk sebagai pelatih anyar Spurs, ia sudah mencatat prestasi domestik bersama Celtic di Liga Skotlandia.

Akan tetapi, catatan tersebut belum membuat pendukung Spurs tenang. Mereka butuh bukti di atas lapangan hijau dan dalam waktu yang singkat, Ange Postecoglou berhasil membalikkan situasi.

Postecoglou Datang, Spurs Kembali Bergairah

Seperti yang kita tahu, musim lalu berjalan bak bencana bagi klub asal London Utara tersebut. Conte dipecat setelah mengungkap borok Spurs di depan media dan setelahnya klub yang diketuai oleh Daniel Levy itu finish di peringkat 8 dan gagal lolos ke kompetisi UEFA musim ini.

Situasi makin berat setelah icon sekaligus pencetak gol terbanyak mereka, Harry Kane, jadi pindah ke Bayern Munchen. Dengan beban seberat itu, wajar bila pendukung Spurs ragu dengan kapabilitas Ange Postecoglou. Namun, setelah musim 2023/2024 berjalan, kiprah Tottenham Hotspur di Premier League justru kembali bergairah.

Di pekan pertama, The Lilywhites menahan Brentford 2-2 di kandangnya. Mereka kemudian mencatat kemenangan penting dengan memberi Manchester United dan Erik Ten Hag kekalahan 2-0 di pekan kedua. Skor kemenangan identik kemudian kembali diraih tatkala Spurs bertandang ke markas Bournemouth di pekan ketiga.

Tujuh poin dari tiga pertandingan pertama jadi awal yang bagus bagi Spurs dan sebuah impresi positif dari Ange Postecoglou. Taktiknya yang kemudian dinamai “Angeball” juga langsung mendapat tempat di hati para simpatisan The Lilywhites.

Formasi dasar yang disukai Ange Postecoglou adalah 4-3-3 atau 4-2-3-1. Saat dalam fase menyerang, tim bisa terlihat bermain dengan formasi 3-3-4 dengan gelandang serang yang sejajar dengan striker. Sementara satu full-back akan maju ke poros kedua, mengisi posisi tengah dan bertindak sebagai pemain nomor 8.

“Angeball” yang pada dasarnya adalah taktik menyerang ini bisa dibilang telah merevolusi kembali gaya bermain Tottenham. Dengan pressing tinggi dan serangan balik cepat sebagai salah satu senjata andalannya, Tottenham di bawah asuhan Ange Postecoglou setidaknya kembali menghadirkan permainan yang menghibur.

Ange Postecoglou: Seorang Orator yang Ulung

Akan tetapi, senjata utama Ange Postecoglou di Tottenham tak hanya sebatas racikan taktiknya saja. Lebih daripada itu, senjata utama Postecoglou di Spurs adalah bahasa. Pelatih asal Australia itu dikenal sebagai orator yang ulung.

Kemampuan tersebut jadi salah satu penilian Spurs berani mempekerjakan Ange Postecoglou. Seperti kata Daniel Levy, “Ange membawa mentalitas positif dan gaya permainan yang cepat dan menyerang. Dia memiliki rekam jejak yang kuat dalam mengembangkan pemain dan pemahaman tentang pentingnya hubungan dari akademi – segala sesuatu yang penting bagi Tottenham.”

Racikan taktik yang pas dipadukan dengan kemampuan verbal yang bagus membuat Ange Postecoglou memiliki rekam jejak posisif dalam mengembangkan bakat pemain atau mengembalikan performa seorang pemain.

Dalam skuad Tottenham musim ini, sudah ada beberapa pemain yang menonjol dan menunjukkan perkembangan positif di bawah asuhan Ange Postecoglou. Seperti Guglielmo Vicario, Pape Matar Sarr, Yves Bissouma, Destiny Udogie, dan tentu saja James Maddison.

Vicario telah menyelamatkan 93,3% dari semua tembakan yang ia hadapi di Premier Leaguedengan dan sudah 2 kali mencatat clean sheets. Udogie yang bermain sebagai bek kiri sudah mencatat 1 asis. Pape Sarr yang musim lalu hanya mencatat 1 asis dalam 11 pertandingan kini tercatat sudah mencetak 1 gol dan 1 asis hanya dalam 3 laga. Sementara itu, James Maddison langsung nyetel dan sudah menyumbang 1 gol dan 2 asis.

Hasil positif yang didapat dalam tiga pertandingan awal Premier League musim ini telah menghadirkan harapan bagi fans Tottenham Hotspur. Beberapa fans sudah yakin kalau Postecoglou adalah sosok yang tepat untuk membimbing klub mengakhiri paceklik gelar.

Bak seorang penyihir, dalam waktu singkat, magis Ange Postecoglou telah sukses membuat fans Tottenham Hotspur kembali bergairah. Namanya langsung jadi primadona di media sosial. Attitude pelatih Australia itu juga mendapat pujian. Ia bahkan sudah punya chant sendiri yang sudah dinyanyikan para fans usai kemenangan kontra Bournemouth.

Nama Ange Postecoglou juga makin harum setelah Robbie Williams membuat laga untuknya. Bintang Pop asal Inggris itu menyanyikan lagu hitsnya yang berjudul “Angels” tetapi dengan lirik Ange Postecoglou sebagai penghormatan kepada pelatih baru Spurs. Gara-gara Postecoglou, Robbie Williams menjadi fans baru Tottenham. Apa yang Robbie Williams lakukan hanyalah sedikit dari ungkapan kebahagiaan fans Tottenham Hotspur yang menyambut hangat Ange Postecoglou.

Tottenham Hotspur Tetaplah Tottenham Hotspur

Akan tetapi, Tottenham Hotspur akan selalu menjadi Tottenham Hotspur. Baru saja dipuji dan dilambungkan, The Lilywhites sudah kembali ke setelan pabrik.

Bulan madu Ange Postecoglou dan Tottenham rusak setelah mereka tersingkir dari Piala Liga. Bertandang ke markas Fulham di ronde kedua Carabao Cup, Tottenham Hotspur kalah adu penalti setelah bermain imbang 1-1 di waktu normal.

Di pertandingan tersebut, Postecoglou mengganti 9 dari 11 pemain utama. Sebuah keputusan yang memupus harapan Tottenham. Carabao Cup bisa dibilang sebagai gelar paling realisitis bagi Tottenham musim ini. Postecoglou bahkan bilang kalau Carabao Cup adalah prioritasnya.

Namun, jangan salahkan Ange Postecoglou. Pelatih Australia itu punya pembelaan, sebab dengan tidak lolosnya Spurs ke Eropa, para pemain cadangan perlu mendapat kesempatan bermain dan Carabao Cup adalah kompetisi paling pas untuk melakukan rotasi.

Sebuah alasan yang cukup masuk akal. Kedalaman skuad Tottenham memang masih butuh perbaikan, tetapi lebih daripada itu kekalahan mereka di Carabao Cup kembali membuktikan sesuatu.

Kami paham kalau liga baru saja dimulai, terlalu dini untuk menilai. Namun, Tottenham Hotspur akan selalu jadi Tottenham Hotspur. Mereka memang klub kaya dan digandrungi banyak selebritas dunia. Tapi, sebagai sebenar-benarnya klub sepak bola, Tottenham adalah klub yang tak punya DNA juara. Sejarah adalah buktinya dan kini kembali terulang di Carabao Cup musim ini.

Maka dari itu, naskah ini ditulis bukan untuk memprediksi ataupun menaikkan predikat Tottenham Hotspur sebagai calon pesaing juara Premier League musim ini. Melainkan mengajak Football Lovers untuk sejenak menikmati sajian dari Ange Postecoglou.

Harus diakui memang kalau kehadiran Ange Postecoglou telah berhasil menyihir Premier League dan telah membuat pendukung Tottenham Hotspur kembali bergairah. Namun, kita semua setuju bukan, kalau pekerjaannya di Tottenham adalah salah satu pekerjaan paling sulit di dunia.


Referensi: Coaches Voice, Sportbible, Si, Goal, The Athletic.

Lionel Messi Menghadapi Kemustahilan Taklukan MLS

0

Menurut World Soccer Talk, 2% adalah peluang yang dimiliki oleh Lionel Messi untuk membawa Inter Miami lolos ke babak play off MLS musim 2023. Itu jadi peluang yang begitu kecil untuk tim yang baru saja menjuarai Piala Liga. Meski begitu, Messi ingin menjaga asa itu tetap ada. Apalagi Miami telah menjelma jadi klub yang jauh lebih kuat.

Inter Miami berubah 180 derajat setelah kedatangan Lionel Messi. Dari yang awalnya jadi lumbung gol, The Herons berubah jadi tim yang bisa mengalahkan siapapun. Lantas, mampukah Lionel Messi cs memanfaatkan peluang sekecil lubang jarum untuk meloloskan Inter Miami ke babak play off Major League Soccer edisi kali ini?

Inter Miami Sebelum Kedatangan Messi

Kondisi Inter Miami sebelum kedatangan Lionel Messi begitu memprihatinkan. Inter Miami bahkan tak dihuni oleh pemain-pemain bintang seperti musim-musim sebelumnya. Gonzalo Higuain jadi pemain bintang terakhir yang berseragam The Herons sebelum akhirnya pensiun pada tahun 2022 kemarin.

Sayangnya harapan itu terlalu tinggi. Inter Miami mengawali musim 2023 dengan sangat buruk. Setelah memenangkan dua laga awal, Miami mengalami enam kekalahan beruntun. Dari sepuluh laga awal, Miami hanya mengantongi tiga kemenangan. 

Musim 2023 mungkin jadi yang terburuk dalam sejarah klub. Miami hanya meraih 15 poin dari 15 pertandingan awal. Alhasil, Neville pun dipecat pada awal Juni kemarin. Pasca pemecatan Neville, performa Miami justru makin nggak karuan. The Herons tak mengantongi satu kemenangan pun dari delapan pertandingan berikutnya.

Hasil yang tak pernah diharapkan itu telah membawa tim yang identik dengan warna merah muda itu ke lembah kehancuran. Inter Miami terdampar di dasar klasemen sementara Major League Soccer 2023 wilayah Timur. Meski tak ada degradasi, ini jadi momen memalukan, mengingat Inter Miami jadi salah satu tim paling populer di MLS.

Perubahan Besar-besaran

Paceklik yang dihadapi pun membuat direksi klub mengadakan rapat darurat guna membahas strategi berikutnya. Beberapa opsi telah dikantongi, salah satunya adalah membangkitkan ketertarikan mereka kepada salah satu pemain terbaik di dunia, Lionel Messi. Perlu diketahui, Inter Miami memang sudah lama memantau situasi Messi di PSG. 

Tak mudah untuk menggaet Messi dari PSG. Selain menghadapi wakil-wakil Arab Saudi, Messi juga masih berpeluang memperpanjang kontraknya dengan klub asal Prancis itu. Namun, akhirnya Messi menerima tawaran dari Miami. Tawaran dari klub David Beckham itu dirasa jadi yang paling menguntungkan bagi sang pemain.

Selain Messi, tentu kita sudah tahu kalau Inter Miami juga berhasil mendatangkan beberapa nama beken lagi. Miami berhasil menggaet dua mantan rekan Lionel Messi di Barcelona, yakni Sergio Busquets dan Jordi Alba. The Herons juga tak lupa merombak tim kepelatihan dengan mendatangkan Gerardo Martino yang sudah malang melintang di sepakbola Amerika dan Eropa. 

Pelatih yang akrab disapa Tata Martino itu dipilih karena sebelumnya sudah pernah bekerjasama dengan ketiga pemain baru tersebut kala menukangi Barcelona tahun 2013 hingga 2014. Di tengah eksodus pemain top Eropa ke Liga Arab Saudi, geliat transfer Inter Miami jadi warna yang berbeda di musim panas 2023.

Dampak Positif Lionel Messi

Bermain di kompetisi yang levelnya jauh di bawah lima Liga Top Eropa, Lionel Messi tampak terlalu kuat untuk sepakbola Amerika Serikat. Perbedaan kualitas begitu terlihat. Saking gampangnya Messi menggocek lawan dan mencetak gol banyak yang beranggapan kalau tim-tim lawan sengaja mengendurkan kekuatan agar Miami meraih kemenangan.

Namun, di luar itu skill dan visi bermain Messi belum menunjukan penurunan. Di laga debutnya saja, La Pulga sudah memberikan pertunjukan yang membuat mata penonton terbelalak. Melalui tendangan bebas yang indah, Messi memberikan kemenangan pertama bagi Inter Miami dalam sebelas pertandingan terakhir.

Setelah ada Messi, permainan Inter Miami jelas terlihat lebih atraktif dari biasanya. Didukung dengan strategi Tata Martino yang pas, Miami mampu mendominasi lawan-lawannya. Mengandalkan skema 4-3-3, Messi jadi otak di setiap permainan Miami. Menariknya, meski Messi sudah tak secepat dulu, Martino justru mengembalikan posisi sang pemain ke penyerang sayap namun tetap dibebaskan untuk bergerak ke tengah.

Selain peningkatan kualitas bermain, Messi juga berhasil membantu Inter Miami untuk menjuarai Piala Liga dengan catatan sempurna. Dari tujuh pertandingan yang dijalani, Miami tak sekalipun menelan kekalahan. 

Tak lupa Messi juga berperan penting dalam proses Miami mencapai laga final US Open. Mereka akan menantang Houston Dynamo akhir September mendatang. Hingga dibuatnya narasi video ini, Messi sudah mencatatkan sebelas gol dan tiga assist dalam sembilan pertandingan di semua kompetisi.

Kebugaran Pemain Jadi Perhatian Khusus

Namun PR utama Messi adalah membangkitkan performa klub yang terpuruk di paruh musim pertama. Sempat berada di dasar klasemen, kini Inter Miami sudah naik satu peringkat setelah menang 2-0 atas New York RB pekan lalu. Setidaknya Messi harus membawa Miami finis di urutan kesembilan agar lolos ke babak play off MLS.

Untuk mencapai tujuan itu, Messi harus meminimalisir kesalahan. Ia harus memaksimalkan semua peluang yang ada. Tapi usianya yang sudah tak muda lagi membuatnya tak bisa selalu diandalkan. Ia menghadapi masalah kebugaran di tengah jadwal yang super padat.

Masalah Itu bahkan sudah disadari oleh sang pelatih, Tata Martino. Dilansir Goal, menurutnya, pemain Inter Miami memiliki potensi kelelahan setelah sebulan terakhir berjuang habis-habisan di Piala Liga. Apalagi Messi yang hampir bermain 90 menit penuh di setiap pertandingan kompetisi tersebut. 

Martino merasa kalau sistem MLS jauh berbeda dengan liga-liga lain. Bahkan setiap klub bisa memainkan dua pertandingan liga dalam satu pekan. Jadi, ia merasa kalau tim kepelatihan harus pandai-pandai dalam mengatur menit bermain kepada Messi agar tak mengalami cedera.

Memanfaatkan Perbedaan Kualitas

Dengan kedalaman skuad yang tak begitu baik, Lionel Messi cs bisa mengandalkan perbedaan kualitas dengan lawannya. Apabila melihat pesaingnya, Inter Miami sedikit lebih unggul. Itu sudah dibuktikan di ajang Piala Liga kemarin. Miami dengan mudah melibas Atlanta United dan Orlando City.

Selain mengandalkan Sergio Busquets dan Jordi Alba, Lionel Messi bisa mengandalkan rekan-rekannya yang lain. Dalam beberapa pertandingan terakhir, pemain asal Argentina itu sudah membangun kemitraan yang cukup baik dengan Robert Taylor yang berposisi sebagai sayap kiri. Setelah berkolaborasi dengan Messi, Taylor sudah terlibat dalam tujuh gol Inter Miami.

Selain Taylor, lini depan Inter Miami juga cukup tajam. Mengandalkan pergerakan Josef Martinez atau Leonardo Campana di lini depan, Messi bisa dengan mudah mengkreasi serangan melalui sisi sayap atau tengah lapangan. Jika digabungkan, kedua striker itu sudah mencetak 16 gol sejauh ini.

Peluang Miami ke Play Off MLS

Di sisa pertandingan yang ada, mungkin lawan terberat Inter Miami adalah Los Angeles FC. Selain Inter Miami, LAFC jadi tim yang performanya cukup konsisten dan masih diperkuat beberapa mantan bintang Eropa. Jadi, meski sudah tak diperkuat Gareth Bale, LAFC tetap jadi ancaman nyata bagi anak asuh Tata Martino.

Berada di peringkat 14 dengan selisih poin yang cukup jauh dari zona play off, perjuangan Lionel Messi terasa mustahil. Namun, kita sedang membicarakan pemain terbaik di dunia yang dikenal bisa mengubah suatu ketidakmungkinan jadi mungkin. Butuh sedikit keajaiban untuk membawa Inter Miami lolos ke play off MLS. Dan Messi punya itu.

Sumber: Goal, ESPN, World Soccer Talk, The Athletic, MLS

Berita Bola Terbaru 30 Agustus 2023 – Starting Eleven News

BERITA BOLA TERBARU DAN TERKINI

TOTTENHAM TERSINGKIR DI PIALA LIGA INGGRIS

Tottenham Hotspur tak mampu melangkah lebih lanjut di ajang Piala Liga Inggris (EFL Cup) atau Carabao Cup. Hal ini setelah mereka menyerah kepada Fulham lewat adu penalti dalam pertandingan di Stadion Craven Cottage, Rabu (3/8/2023) dini hari WIB. Kedua tim bermain seri 1-1 dalam waktu normal. Bunuh diri Micky Van de Ven membuat Fulham unggul lebih dahulu pada babak pertama. Namun, pasukan Ange Postecoglou menyamakan skor pada menit ke-56 berkat gol Richarlison. Di babak tos-tosan, Spurs tumbang 5-3 dari Fulham.

HAALAND REBUT GELAR PEMAIN TERBAIK PFA 2022/23

Penampilan sensasional Erling Haaland diganjar penghargaan Pemain Terbaik versi PFA 2022/23. Bomber haus gol asal Norwegia itu mengemas total 52 gol di musim pertamanya memperkuat Manchester City. Kontribusi Haaland membantu The Citizens memenangi Liga Inggris, Piala FA, dan Liga Champions. Haaland mendapatkan suara terbanyak dalam voting PFA (Asosiasi Pesepakbola Profesional) mengalahkan rekan-rekan setimnya: John Stones dan Kevin de Bruyne serta mantan striker Tottenham Hotspur Harry Kane serta duo Arsenal Bukayo Saka dan Martin Odegaard.

SAKA RAIH PENGHARGAAN PFA YOUNG PLAYER OF THE YEAR 2022/23

Penyerang sayap Arsenal, Bukayo Saka meraih penghargaan Professional Footballers Association (PFA) Young Player of the Year musim 2022/23 atau pemain muda terbaik Liga Inggris. Saka mengalahkan sejumlah nominasi pemain muda terbaik di antaranya penyerang Manchester City Erling Haaland, rekan setimnya Gabriel Martinelli, gelandang Aston Villa Jacob Ramsey, dua pemain Brighton Moises Caicedo dan Evan Ferguson.

RONALDO CETAK 2 GOL, AL NASSR BANTAI AL SHABAB 4-0

Al Nassr membantai Al Shabab 4-0 dalam laga pekan keempat Liga Pro Arab Saudi di Stadion Al Awal Park at King Saud University, Rabu (30/8) dini hari WIB. Cristiano Ronaldo jadi bintang Al Nassr usai cetak dua gol dari titik penalti. CR7 mencetak gol masing-masing di menit ke-13, dan menit 38. Sementara dua gol Al Nassr lainnya dicetak oleh Sadio Mane dan Sultan.

MU AJUKAN TAWARAN UNTUK REKRUT CUCURELLA

Klub Liga Inggris, Manchester United sudah mengirim tawaran ke Chelsea untuk Marc Cucurella dengan status pinjaman. Menurut Fabrizio Romano, biaya pinjaman yang ditawarkan MU lebih dari 2 juta Pound. Akan tetapi, Chelsea menginginkan lebih, pembicaraan sedang berlangsung untuk mewujudkannya. Sementara itu, Cucurella menyatakan dengan terbuka bahwa ia mau saja bergabung dengan Manchester United sejak Sabtu lalu.

MAU PIERRE-EMILE HOJBJERG, MU HARUS SETOR SEGINI KE TOTTENHAM

Manchester United nampaknya bakal menemui kendala untuk merekrut Pierre-Emile Hojbjerg. Sang gelandang dibanderol cukup mahal oleh Tottenham Hotspurs. Pemain timnas Denmark itu dibanderol di kisaran 35 juta pounds di musim panas ini. Tottenham menilai harga itu layak disematkan untuk sang pemain karena kontraknya masih tersisa dua tahun. Selain itu mereka melepaskan sang gelandang ke klub rival, jadi mereka layak mendapatkan kompensasi lebih.

LUKAKU DISAMBUT HANGAT FANS AS ROMA

Suporter AS Roma menyambut meriah kedatangan Romelu Lukaku ketika ia mendarat di bandara menjelang transfer pinjamannya dari Chelsea. Pendukung Giallorossi pun bersorak antusias saat lelaki Belgia itu turun dari pesawat. Lukaku, yang diperintahkan berlatih bersama Chelsea U-21 musim ini, bisa dimasukkan dalam skuad matchday Roma melawan AC Milan pada Jumat.

HERE WE GO! PAVARD AKHIRNYA MERAPAT KE INTER MILAN

Bek Bayern Munchen, Benjamin Pavard, akhirnya jadi merapat ke raksasa Liga Italia, Inter Milan. Kepastian tersebut dikonfirmasi langsung oleh ahli mercato, Fabrizio Romano. Dalam cuitannya di Twitter, Selasa (29/8/2023) malam WIB, Fabrizio Romano telah bersabda “here we go” perihal transfer Benjamin Pavard. Kedua tim telah sepakat di harga 30 juta pounds. Pavard akan terbang ke Milan untuk menjalani tes medis dan penandatanganan kontrak pada hari Rabu.

VINICIUS ABSEN ENAM PEKAN

Klub La Liga Spanyol, Real Madrid pada Selasa (29/8) mengkonfirmasi penyerang sayap Vinicius Junior mengalami cedera otot femoris pada bisep kanan. Vinicius Jr diperkirakan akan menepi selama enam pekan atau dapat mulai bermain kembali pada 7 Oktober mendatang untuk pemulihan cedera. Pemain tim nasional Brasil itu dipastikan akan melewatkan pertandingan derby Madrid menghadapi Atletico Madrid (25/9/2023) dan pekan perdana UEFA Champions League.

VAN DIJK DIDAKWA FA USAI DIKARTU MERAH LAWAN NEWCASTLE

Kapten Liverpool, Virgil van Dijk, terancam skorsing lebih lama. FA mendakwa Van Dijk dengan perilaku tidak pantas usai dikartu merah melawan Newcastle United. Kala itu, Van Dijk tidak terima mendapatkan kartu merah dari wasit. Van Dijk tertangkap kamera televisi menunjuk-nunjuk serta melontarkan kata-kata makian ke arah Brooks. Lebih jauh lagi, Van Dijk juga berdebat dengan ofisial keempat saat menuju ruang ganti. Kata FA, Virgil van Dijk punya waktu sampai Jumat, 1 September untuk merespons dakwaan ini

DIIKAT HINGGA 2027, BETO PERKUAT LINI DEPAN EVERTON

Everton memperkuat lini depannya dengan mengontrak striker berusia 25 tahun, Norberto Bercique Gomes Betuncal atau dikenal dengan nama Beto, empat tahun atau hingga 2027. Sang pemain direkrut dari klub asal Serie A, Udinese. Dua klub ini dikabarkan mencapai kesepakatan transfer senilai 30 juta poundsterling atau sekitar Rp 575 miliar.

EDEN HAZARD HILANG HASRAT

Eden Hazard dikabarkan menerima tawaran dari klub-klub Arab Saudi sampai MLS. Namun diyakini, Hazard sudah kehilangan hasrat bermain bola dan mau pensiun dini. Tim-tim Arab Saudi dan Amerika, yang tertarik pada Hazard sebelum ia berstatus tanpa klub, dilaporkan telah menanyakan tentang ketersediaannya. Tiga tim dari Prancis – Nice, Marseille dan Lille – juga tertarik, sementara ada tim besar Turki yang melakukan pendekatan. Tapi, Hazard telah mengesampingkan opsi tersebut.

KEJUTAN, GUARDIOLA BAKAL GANTIKAN SOUTHGATE DI TIMNAS INGGRIS?

Dilansir Football Espana, Pep Guardiola akan mempertimbangkan melatih sebuah negara setelah kontraknya di Man City habis pada 2025. Dilaporkan, Guardiola sebelumnya menawarkan dirinya ke FA Inggris pada tahun 2012, namun mereka malah memilih A. Kini, dengan Gareth Southgate mendekati turnamen keempatnya dan mungkin yang terakhir sebagai pelatih tim nasional Inggris, pembicaraan kembali dimulai antara kedua belah pihak (Guardiola dan FA Inggris). 

FIFA DISEBUT AKAN HUKUM RUBIALES 15 TAHUN

Presiden Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) Luis Rubiales disebut bakal kena sanksi selama 15 tahun dari FIFA menyusul aksi tidak senonoh pada final Piala Dunia Wanita 2023. “FIFA akan menekan Luis Rubiales untuk pencekalan dari sepak bola selama 15 tahun karena tidak mempedulikan aspirasi petinggi [di Spanyol] untuk mundur,” kata FIFA dilansir Marca. Sementara para jaksa penuntut di pengadilan kriminal Spanyol dikabarkan sedang melakukan penyelidikan terhadap tindakan Rubiales yang mencium bintang timnas putri Spanyol, Jenni Hermoso.

DAFTAR 27 PEMAIN INDONESIA UNTUK KUALIFIKASI PIALA ASIA

Pelatih Timnas Indonesia U-23, Shin Tae-yong, memanggil 27 pemain untuk persiapan Kualifikasi Piala Asia U-23 2024. Komposisi skuad yang dipilih Coach Shin terbilang mentereng, sebab ada banyak nama yang sebelumnya jadi andalan di skuad senior Indonesia. Seperti Pratama Arhan, Elkan Baggot, Witan Sulaeman, hingga Rizki Ridho. Kualifikasi Piala Asia U-23 2024 sendiri akan berlangsung pada 4-12 September. Seluruh duel di Grup K akan bergulir di Stadion Manahan Surakarta pada 6, 9, dan 12 September.

JOHN HERDMAN MUNDUR DARI JABATAN PELATIH TIMNAS KANADA

Kabar mengejutkan hadir dari persepakbolaan Kanada. Di tengah krisis keuangan yang melanda sepakbola Kanada, pelatih Timnas Pria, John Herdman justru mundur dari jabatannya. Dilansir ESPN, ini jadi keputusan yang sulit diterima bagi federasi maupun pemain, mengingat sang pelatih telah berjasa mengantarkan Timnas Kanada ke Piala Dunia 2022. Herdman memutuskan mundur dan memilih untuk melatih klub lokal, Toronto FC.

SEBELUM JUARA DUNIA, TERNYATA PELATIH TIMNAS WANITA SPANYOL HAMPIR DIPECAT

Baru saja mengantarkan Timnas Wanita Spanyol juara dunia, nama Jorge Vilda langsung jadi perbincangan. Namun, dirinya ternyata hampir dipecat sesaat sebelum Piala Dunia. Dilansir Football Espana, Vilda hampir dipecat beberapa saat sebelum Piala Dunia Wanita karena terjadi konflik internal di tubuh Timnas Wanita Spanyol. Gara-gara tindakan yang tidak profesional, 15 pemain mengundurkan diri dari tim. Itu hampir membuat Vilda dipecat. Tapi itu tak pernah terjadi hingga akhirnya sang pelatih menjawab segala keraguan di Piala Dunia kemarin.

SULIT DAPATKAN SALAH, AL-ITTIHAD INCAR PEMAIN LIVERPOOL LAINNYA

Setelah kesulitan untuk mendapatkan Mohamed Salah, Al-Ittihad dilaporkan mengalihkan targetnya pada pemain Liverpool yang lain. Menurut Fabrizio Romano, pemain yang dimaksud adalah Joe Gomez. Al-Ittihad memandang Gomez sebagai pemain yang serba bisa dan itu akan jadi suntikan tenaga yang sempurna bagi tim. Tapi Liverpool tetap belum tergoda untuk melepasnya.

HABIS CETAK GOL, BENZEMA JUSTRU ALAMI CEDERA

Karim Benzema baru-baru ini konsisten mencatatkan namanya sebagai pencetak gol bersama Al-Ittihad. Namun, untuk beberapa minggu ke depan, kita tak akan melihat aksinya karena sang pemain mengalami cedera. Dilansir AS, Al-Ittihad mengkonfirmasi kalau mantan punggawa Real Madrid itu akan absen dalam beberapa pekan. Meski belum diketahui Benzema cedera apa, tapi kondisi ini sudah tak mengejutkan lagi. Selain karena usianya yang sudah tua, fisiknya sudah jauh menurun dan itu disadari oleh Real Madrid yang akhirnya memilih untuk melepasnya.

WOLVES SIAP DATANGKAN IHEANACHO

Baru mencetak dua gol dari tiga pertandingan Liga Inggris, Wolves dengan cepat berburu striker di sisa waktu yang ada. Dilansir Football Insider, Wolves baru saja membuka negosiasi dengan Leicester City untuk memboyong Kelechi Iheanacho. Wolves tampak pede dengan negosiasi ini karena sang pemain sangat ingin kembali ke Premier League. Meski begitu, belum ada kesepakatan yang tercapai. 

BAYERN INCAR PEMAIN CHELSEA UNTUK GANTIKAN PAVARD

Bayern Munchen dikabarkan tengah berada dalam negosiasi dengan Chelsea untuk transfer Trevoh Chalobah. Menurut cuitan Fabrizio Romano, Bayern hanya ingin meminjam sang pemain, tapi Chelsea menolak. The Blues hanya ingin menjual Chalobah secara permanen. Negosiasi pun tetap berlanjut. Kabarnya, kesepakatan Chalobah jadi penentu transfer Benjamin Pavard ke Inter Milan. Bayern hanya mau melepas Pavard apabila sudah menemukan penggantinya.

ALEXIS SAELEMAEKERS JOIN BOLOGNA

Punggawa AC Milan, Alexis Saelemaekers dikabarkan bakal bergabung dengan Bologna di akhir bursa transfer musim panas ini. Dilansir Football Italia, Milan melepas sang pemain dengan kesepakatan pinjaman serta opsi pembelian senilai 9 juta euro (Rp148 miliar) di akhir musim depan. Tes medis sudah dijadwalkan dan Saelmaekers tinggal selangkah lagi untuk merampungkan transfer ini.

INZAGHI KOMENTARI TRANSFER LUKAKU KE AS ROMA

Transfer Romelu Lukaku ke AS Roma tampaknya menimbulkan banyak komentar dari pengamat sepakbola. Tak terkecuali mantan pelatihnya sendiri, Simone Inzaghi. Menurutnya, Lukaku bakal jadi penandatanganan yang bagus bagi Roma. Jose Mourinho dinilai beruntung memiliki pemain sekelas Lukaku. Bahkan Inzaghi menyebut transfer ini bisa jadi kabar bahagia untuk Serie A.

GUENDOUZI JOIN LAZIO

Lazio dikabarkan telah mendapatkan mantan gelandang Arsenal, Matteo Guendouzi dari Olympique Marseille. Menurut cuitan Fabrizio Romano, Lazio mendapatkan sang pemain dengan kesepakatan pinjaman bernilai 1 juta euro (Rp16 miliar) dan memiliki klausul wajib membeli di akhir masa peminjaman. Menurut laporan, 12 juta euro (Rp198 miliar) jadi angka yang cukup untuk mempermanenkan Guendouzi musim depan.

FOREST DAN BAYERN REBUTAN GELANDANG LEICESTER CITY

Nottingham Forest dilaporkan sedang berusaha untuk mendatangkan gelandang Leicester City, Wilfred Ndidi. Dilansir Talksport, kabarnya Ndidi pun berminat untuk kembali bermain di Premier League. Namun, di sisi lain Bayern Munchen juga menginginkan sang pemain. Jika tawaran lebih menguntungkan, bukan tidak mungkin The Bavarian bisa menikung Forest.

Terlalu Cepat Dilepas, 6 Penjualan Ini Patut Disesali Manchester City

Sebagai klub besar dan kaya, Manchester City memang punya kuasa untuk mempertahankan para pemain bintangnya. Tapi tak jarang, mereka membiarkan pemainnya pergi terlalu cepat. Seperti 6 pemain ini, yang penjualannya patut disesali Manchester City.

Jerome Boateng

Pemain pertama yang patut Man City sesali karena telah menjualnya adalah Jerome Boateng. The Cityzen tidak memberikan banyak kesempatan kepada bek Jerman itu untuk menunjukkan kebolehannya. Bahkan, pasti banyak yang lupa kalau Boateng pernah bermain untuk Manchester City.

Well, itu memang karena Boateng hanya bertahan semusim saja di Etihad. City membeli Boateng dari Hamburg SV di tahun 2010 dengan harga 15 juta euro. Itu langsung tampak seperti pembelian yang buruk untuk City. Sebab Boateng langsung terkena cedera di awal musim. Saat di City Boateng juga dimainkan di posisi full back. Padahal posisi naturalnya adalah center back.

Di musim panas 2011 Boateng pun meminta dijual ke Bayern Munchen. City setuju untuk memberinya jalan ke Munchen dengan harga 12 juta euro. Di musim itu, ternyata City langsung bisa juara Premier League pertama mereka. Tapi Boateng mengaku tidak menyesal telah meninggalkan City.

“Jelas saya senang di Bayern. Saya tidak akan berkata saya menyesali apapun tentang musim lalu di City” Ucapnya dikutip dari Daily Mail.

Boateng memang tidak perlu menyesal. Sebab setelah meninggalkan City ia jadi salah satu bek tengah terhebat saat itu. Ia pun mendapat 9 gelar Bundesliga, 2 Liga Champions, bahkan Piala Dunia.

Kasper Schmeichel

Sama seperti Jerome Boateng, pasti banyak yang lupa kalau Kasper Schmeichel pernah bermain untuk Manchester City. Anak dari legenda Manchester United, Peter Schmeichel itu bahkan adalah lulusan akademi Manchester City.

Ia sudah menembus tim utama sejak tahun 2007. Tapi Schmeichel tidak bisa menembus starting eleven dan lebih sering dipinjamkan. Di tahun 2009, ia pun mengambil langkah besar. Ia berani meninggalkan City yang bermain di Premier League untuk bergabung dengan Notts County yang bermain di divisi 4.

Baginya yang terpenting bukan bermain di klub besar di Premier League. Tapi mendapatkan menit bermain dan pengalaman sungguhan di lapangan. Schmeichel pun berkata itu adalah keputusan terbaik dalam hidupnya.

“Itu adalah keputusan terbaik yang pernah saya ambil dalam hidup saya. Saya tidak memiliki prospek di Manchester City jadi tidak ada alasan bagi saya untuk tinggal.” Ucapnya dikutip dari Sky Sports.

Dari Notts County, Schmeichel pun pindah ke Leeds kemudian Leicester City. Bersama the foxes itu lah ia jadi salah satu kiper terbaik di Premier League. Bahkan mengantarkan Leicester juara Premier League di tahun 2016.

Daniel Sturridge

Sama seperti Kasper Schmeichel, Daniel Sturridge juga lulusan akademi Manchester City. The Cityzen sebenarnya tidak ingin melepas Sturridge saat itu. Tapi Sturridge bersikeras ingin pindah ke Chelsea karena merasa tak dapat menit bermain yang cukup di Etihad.

Mantan pelatih City, Roberto Mancini mengaku menyesal Sturridge sudah pergi saat ia datang. Baginya Sturridge sangat cocok dalam gaya permainannya.

“Saya tahu kemampuan Sturridge cukup baik. Jika diberikan kesempatan pasti saya akan mempertahankannya. Saya tahu dengan pasti ia adalah pemain muda terbaik yang pernah bermain di sini”

City memang patut untuk menyesal tidak mempertahankan Sturridge saat itu. Apalagi setelah City mendatangkan Roque Santa Cruz yang malah flop. Sedangkan Sturridge menjelma jadi penyerang yang mematikan.

Sturridge jadi semakin mengerikan saat berduet dengan Luis Suarez di Liverpool. Bayangkan saja bagaimana ngerinya City kalau Sturridge bertahan dan berduet dengan Edin Dzeko atau Carlos Tevez.

Stefan Savic

Manchester City sebenarnya cukup jeli telah melihat bakat Savic yang saat itu masih bermain di Liga Serbia. Tapi setelah ia dibeli di tahun 2011 itu, ia tampil sangat buruk. Bahkan dicap sebagai pembelian flop.

Di tahun 2012, City pun melepasnya ke Fiorentina. Setelah pindah Savic justru jadi banyak berkembang. Ia membantu Fiorentina finis di empat besar Serie A tiga musim berturut-turut. Juga mengantarkan sampai semifinal Europa League.

Ia kemudian semakin tumbuh jadi bek kelas dunia ketika dibeli Atletico Madrid pada tahun 2015. Ia membantu Atletico menjuarai La Liga dan Europa League. Jika saja Man City mempertahankan Savic, mungkin mereka tidak perlu membakar uang 45 juta euro untuk membeli Nicolas Otamendi.

Nicolas Anelka

Nicolas Anelka memang punya karir yang cukup aneh. Sebelum di City, Anelka sudah berkelana di klub-klub besar. Sebut saja Arsenal, Real Madrid, dan Liverpool. Manchester City membelinya dari PSG di tahun 2002 dengan harga 15 juta pounds.

Sebenarnya Anelka bisa tampil bagus di City. Ia mencetak 14 gol di musim pertamanya. Tapi karena cedera, Anelka pun dijual ke Fenerbahce di tahun 2005. City mengira karir Anelka sudah habis sehingga rela dijual dengan harga 7 juta euro saja.

Tapi ternyata itu salah. Anelka menemukan magisnya lagi setelah pindah ke Bolton kemudian Chelsea di tahun 2008. Berduet dengan Drogba, Anelka pun jadi striker paling mematikan di Inggris. Jika saja Manchester City tidak buru-buru menjualnya, mungkin Anelka bisa sangat membantu masa-masa awal kebangkitan the cityzen di Inggris

Leroy Sane

Manchester City membeli Sane dari Schalke di tahun 2016. Ia sebenarnya bisa tampil bagus di bawah asuhan Pep Guardiola. Tapi Man City melepasnya begitu saja di tahun 2020 ke Bayern Munchen.

Dilansir dari Daily Mail, keputusan ini dibuat karena Sane ingin pindah dan Pep tidak bisa memaksakan kehendaknya. Tapi ada beberapa faktor yang penjualan Sane patut disesali. Pertama, Sane terbukti langsung jadi pemain andalan Bayern dengan mencetak 10 gol dan 12 assist di musim 2020/21. Catatan itu tetap konstan dan semakin membaik di tiap musimnya.

Kedua, Man City menjual Sane hanya seharga 49 juta euro. Padahal diyakini saat itu harga pasarnya adalah 80 juta euro mengingat usianya yang masih muda. Kemudian yang ketiga, Sane dibiarkan pergi karena City sudah punya Mahrez. Tapi di musim panas 2023 Mahrez pergi. Kemudian sebagai gantinya, City membeli Jeremy Doku seharga 60 juta euro.

Sumber referensi: Transfers, Sky, SMole, Daily, Daily 2, Daily 3

Rekrut Si Bengal Cancelo, Barcelona Yakin Bisa Menggunakannya?

Kehadirannya tak diinginkan Pep Guardiola hingga Thomas Tuchel. Namun kini akhirnya ia ditampung Xavi Hernandez. Ya, nasib “si bengal” Joao Cancelo akhirnya terselamatkan musim ini. Ia sudah sepakat untuk mendarat di Barcelona dengan status pinjaman.

Melihat catatan performanya, bek serba bisa Portugal tersebut sebenarnya menawarkan apa yang dibutuhkan Blaugrana. Tapi yang jadi persoalan adalah, apakah Xavi bisa menggunakannya? Atau jangan-jangan ia malah akan berkonflik lagi nantinya di Barca?

Bek Modern Terbaik

Cancelo ini tipikal bek modern yang termasuk salah satu terbaik di dunia. Bertipe versatile dengan atribut menyerangnya yang mumpuni, Cancelo bahkan bisa diandalkan sebagai gelandang.

Masih ingat ketika ia bertransformasi menjadi bek yang dikenal sebagai Inverted Full Back? Ketika dipoles Pep Guardiola sejak kedatangannya dari Juventus 2019, Cancelo benar-benar tumbuh sebagai bek potensial yang serba bisa.

Jasa Pep tentu tak bisa dinafikan Cancelo begitu saja ketika bersama di City. Menurut catatan Transfermarkt, selama dipoles Pep ia total sudah berikan 9 gol dan 22 assist selama berseragam The Citizens. Tiga gelar juara Liga Inggris pun sudah ia raih bersama City sejak kedatangannya.

Konflik Dengan Pep

Tapi sesuatu tak mengenakan terjadi pasca gelaran Piala Dunia 2022. Hal itu jadi titik balik nasib Cancelo di City. Cancelo tiba-tiba jarang dimainkan oleh Pep. Padahal sebelumnya di paruh musim pertama 2022/23, ia selalu jadi andalan.

Banyak spekulasi yang beredar bahwa ketika performanya dianggap menurun sejak Piala Dunia, Cancelo marah ketika sering dicadangkan Pep. Kalau dilihat catatannya di Piala Dunia bersama Portugal, ia juga ternyata sudah tak jadi starter sejak babak knockout.

Pep tak senang jika ada pemain yang menganggap dirinya lebih besar dari pada pemain lainnya. Apalagi kalau sudah ngambek gara-gara dicadangkan. Bayangkan, secara catatan Cancelo ini hanya main sebagai starter tiga kali dari 10 laga pasca Piala Dunia.

Harapan Awal Di Tempat Baru

Tak pikir panjang, dari pada membuat keruh ruang ganti Pep benar-benar tak menginginkannya lagi ia berada di skuad. Dilepas sebagai pemain pinjaman ke Bayern Munchen menjadi opsi menarik bagi dirinya.

Sesampainya di Die Roten, tentu ada harapan besar baginya untuk membuktikan kualitasnya kepada Pep, bahwa ia salah mencampakkannya. Bergabung dengan pelatih yang juga gila taktik, Julian Nagelsmann harapan itu pun terbuka lebar. Buktinya assist Cancelo di laga debut DFB Pokal melawan Mainz, dan laga debut Bundesliga melawan Wolfburg sempat menyakinkan harapan tersebut.

Kenapa Munchen Tak Mempermanenkan Cancelo?

Tapi seiring berjalannya waktu, ternyata umur Nagelsmann di Allianz Arena tak panjang. Nagelsmann dipecat dan kemudian datanglah Thomas Tuchel. Cancelo pun harus beradaptasi lagi dengan pelatih yang dikenal “berkepala batu” itu.

Awalnya sih ia dijanjikan menit bermain lebih oleh Tuchel. Tuchel juga sempat menyanjung bek Portugal tersebut sebagai bek yang fantastis ketika di City. Cancelo juga sempat berharap lebih lho pada Tuchel. Ia bahkan ngomong langsung kepada Tuchel agar bisa menolong karirnya.

Tapi apa yang terjadi? Menit bermain Cancelo pun kembali terganggu di masa Tuchel. Nasib Cancelo di Bavarians pun mulai tak jelas, seiring dengan pembicaran tentang penebusan dirinya yang dianggap terlalu mahal oleh Munchen. Awalnya City ini minta biaya sekitar 60 juta pounds untuk penebusan Cancelo secara permanen. Tapi pihak Munchen pun memilih diam ketika melihat harga yang terlalu tinggi tersebut.

Begitupun Tuchel. Dilansir Manchester Evening News ia membeberkan kenapa tak jadi mempermanenkan Cancelo. Meski pihak City sudah menurunkan harganya sekitar 30 juta pounds, namun klubnya berdalih sudah mendapatkan bek sayap baru yakni Raphael Guerreiro secara gratis. Apalagi Alphonso Davies tak jadi hengkang dan sudah sembuh total dari cederanya.

Tak Lagi Masuk Rencana Pep Di Musim Baru

Apes benar Cancelo ini. Tak jadi dipermanenkan Munchen, ia mau tidak mau harus kembali ke klub City musim baru ini. Celakanya, tak ada sikap yang berubah dari Pep terhadap dirinya. Meski beberapa kali dimainkan di laga uji coba pramusim City, nyatanya Cancelo tetap tak masuk rencana Pep musim ini.

Namun titik terang akhirnya menghampiri Cancelo jelang bursa transfer musim panas ini ditutup. Barcelona datang dengan opsi peminjaman. Win-Win Solution pun akhirnya dibicarakan beberapa pihak dan kesepakatan itu pun menemui titik temu.

Cancelo akhirnya kembali menjadi pemain pinjaman selama satu musim dengan opsi penebusan permanen di akhir musim. Nilai penebusannya diperkirakan sekitar 25 juta pounds.

Kebutuhan Bek Kanan Barca

Xavi bukan tanpa sebab mendatangkan pemain yang sempat berseteru dengan Pep itu. Barca masih butuh sosok bek kanan murni yang mumpuni musim ini. Kounde dan Araujo yang sering menempati posisi tersebut dianggap terlalu kaku. Mereka lebih cocok hanya untuk jadi bek tengah. Sergi Roberto yang semakin menua, Sergino Dest yang kini dipinjamkan ke PSV juga dianggap tak begitu baik menjadi bek kanan Barca.

Cancelo diharapkan Xavi meneruskan legacy apa yang pernah ditinggalkan Dani Alves. Maklum, sepeninggal Dani Alves 2016 silam, Barca tak lagi menemukan bek kanan yang cocok. Dari pembelian Aleix Vidal, Nelson Semedo, hingga Sergino Dest, semuanya selalu flop. Sampai-sampai nih, Dani Alves di usia senjanya pernah lho dihadirkan Xavi. Meskipun untuk jangka pendek pada Januari 2022 lalu, saking krisisnya bek kanan Barca.

Bagaimana Xavi Akan Menggunakannya?

Cancelo juga diharapkan Xavi untuk menjadi bek kanan yang Inverted. Cancelo bisa menjadi opsi sebagai gelandang tambahan mendampingi Oriol romeu, Pedri, Gundogan maupun Frankie De Jong. Ya, perannya diharapkan seperti ketika ia digunakan Pep di City. Xavi pun pernah juga lho melakukan hal serupa pada Dani Alves ketika ia dipanggil kembali pada Januari 2022 lalu.

Umpan-umpan progresinya, kecepatannya, teknik dribbling-nya, maupun crossing-crossing akuratnya diharapkan Xavi untuk menambah variasi serangan Barca musim ini. Baik dari sektor tengah, maupun sayap. Selain tentu, Xavi sudah punya Alejandro Balde yang makin eksplosif di sisi kiri.

Dengan formasi 4-3-3 ataupun 4-2-3-1, Cancelo akan cocok masuk dalam skema tersebut sebagai bek kanan inti. Entah itu akan difungsikan normal sebagai bek kanan yang overlap menyisir sisi flank kanan ataupun bergerak agak ke tengah.

Di luar hal tersebut, yang terpenting kini Xavi juga harus menjinakan sikap Cancelo terlebih dahulu. Takutnya nih, kalau ia malah ngambek lagi ketika sewaktu-waktu tak dijadikan starter. Pasalnya hal-hal seperti itu justru malah akan jadi bumerang bagi keharmonisan skuad Barca.

Tapi bagaimanapun Barca kini punya harapan baru lagi di sektor bek kanan. Syukur-syukur, Cancelo bisa bangkit dan kembali gacor di tangan Xavi. Jadi, Barca tak sungkan nantinya jika mau mempermanenkannya.

Sumber Referensi : theguardian, goal, barcauniversal, manchestereveningnews, dailypost, onefootball, transfermarkt

Bisakah Phil Foden Gantikan De Bruyne Sebagai Penyuplai Bola?

0

Manchester City memang menyapu bersih tiga laga awal Premier League musim 2023/24 dengan kemenangan. Pasukan Josep Guardiola sudah duduk di posisi teratas jelang pekan keempat dimulai. Namun, dalam dua laga menghadapi Newcastle United dan Sheffield United, Manchester City terlihat kesulitan.

Bukan hanya karena ketidakberadaan Guardiola di tepi lapangan, tapi gol-gol The Citizens terbilang seret. Mesin golnya, yakni Erling Haaland seolah lupa caranya mencetak gol. Kevin de Bruyne yang absen disinyalir menjadi penyebabnya. Absennya pemain Belgia itu membuat suplai bola ke Haaland atau striker City lainnya tersendat.

Cederanya De Bruyne

Pemain Belgia itu memasuki musim baru dengan cara yang kurang enak. Kevin De Bruyne harus menepi setelah pada laga pertama kontra Burnley mengalami cedera yang kabarnya cukup serius. Menurut laporan The Guardian, seperti yang disampaikan Josep Guardiola, De Bruyne mengalami cedera hamstring dan harus ditarik keluar pada menit ke-23 di laga kontra Burnley.

Usai Piala Super UEFA pada 17 Agustus lalu, dilansir NBC Sports, Guardiola mengatakan bahwa De Bruyne perlu menjalani operasi akibat cederanya itu. Alhasil pemain Timnas Belgia itu harus beristirahat cukup lama. “Saya tidak tahu. Mungkin ini akan memakan waktu tiga atau empat bulan,” kata Guardiola.

Cederanya De Bruyne menjadi pukulan telak bagi The Citizens. Hal itu bahkan diakui sendiri oleh sang entrenador. Guardiola masih punya alternatif lain untuk menggantikan peran Kevin De Bruyne. Namun, perihal keterampilan dan bakat, De Bruyne memang sulit tergantikan.

Pengaruh De Bruyne

Ini bukan kali pertama City kehilangan De Bruyne. Tapi kehilangannya di awal musim? Ayolah, ini semacam petaka buat The Citizens. Konsep yang sudah disusun Guardiola di musim ini bisa jadi berantakan karena pemain vitalnya itu absen cukup lama. Memang, De Bruyne bisa saja pulih lebih cepat, tapi itu tetap saja membutuhkan waktu.

Selama ini permainan The Citizens sangat tergantung pada Kevin De Bruyne, terutama para penyerangnya. Haaland bisa tampil menakjubkan di musim pertamanya itu pun berkat De Bruyne. Dengan absennya pemain Belgia itu tidak ada pemain yang mendapatkan dampak besar selain Erling Haaland.

Walau bagaimana perpaduan Haaland-De Bruyne musim lalu mematikan. Kolaborasi keduanya bisa menciptakan 25 peluang musim lalu. Perpaduan antara De Bruyne yang berkaki kanan dan Haaland yang berkaki kiri sering pula menghasilkan gol di tiang belakang. Eks pemain Arsenal, Thierry Henry pernah menguraikan bagaimana perpaduan Haaland dan De Bruyne ini musim lalu.

“Kita semua tahu, De Bruyne selalu bisa menemukan posisi Haaland dengan cara apa pun. Kami tahu dia suka melakukan gerakan tiba-tiba,” kata Henry dikutip The Athletic.

Pemain yang musim lalu mengemas 18 asis di Liga Inggris itu juga ruh permainan Manchester City. De Bruyne adalah dirigen dari orkestra permainan City. Ketika dia menguasai bola, para pemain lainnya pasti akan diinstruksikan oleh Guardiola untuk mencari ruang di mana De Bruyne bisa melepaskan umpan. Dan lawan akan kesulitan menebak ke mana umpan De Bruyne itu akan berlabuh.

Tak ayal kalau selain dengan Haaland, De Bruyne juga bisa menciptakan peluang lewat kolaborasi dengan pemain lain, seperti Jack Grealish (11 peluang), Rodrigo (10 peluang), sampai Phil Foden (7 peluang). Makanya ketika De Bruyne absen, penampilan Manchester City kurang menggigit bahkan kala menghadapi tim selevel Sheffield United.

Spekulasi Pengganti De Bruyne

Akhirnya daripada ruh permainan City lenyap sebelum berkembang, mereka mencoba mencari pengganti yang cocok untuk peran De Bruyne. Pemain pertama yang menarik minat Manchester City usai De Bruyne cedera adalah Lucas Paqueta. Pemain Brasil itu memang tak memiliki kualitas serangan dan asis sebaik De Bruyne, tapi telah tumbuh sebagai gelandang luar biasa.

Lucas Paqueta awalnya sepakat untuk bergabung. Bahkan tawaran sekitar 80 juta poundsterling (Rp1,5 triliun) sudah disepakati West Ham. Namun, kasus perjudian yang menimpa sang pemain mengurungkan niat Manchester City untuk merekrutnya. City pun memilih mencari opsi lain.

Matheus Nunes dari Wolverhampton Wanderers adalah incaran City lainnya. The Citizens menawar 47 juta poundsterling (Rp903 miliar) untuk memboyong Nunes. Tetapi Wolves tak sudi melepas pemain Portugal itu andai City membayar kurang dari 60 juta poundsterling (Rp1,1 triliun). Sampai naskah video ini dibuat, transfer Nunes ini masih tarik ulur. Sang pemain bahkan sudah mogok latihan karena timnya tak mengizinkannya pergi ke Etihad.

Sebetulnya selain mendatangkan pemain anyar, Guardiola sudah menyiapkan opsi yang paling masuk akal untuk menggantikan De Bruyne. Orang itu adalah Phil Foden. Produk asli akademi itu dipandang tepat untuk menggantikan Kevin De Bruyne. Benarkah demikian?

Menimbang Phil Foden

Para pundit banyak yang sudah menganalisis apakah Phil Foden tepat untuk menggantikan ruang yang ditinggalkan De Bruyne. Tak sedikit dari mereka yang menyebut kalau Foden tidak sepenuhnya tepat sebagai pengganti De Bruyne. 

Mantan pemain Liverpool yang sekarang pakar, Stephen Warnock seperti dikutip Manchester City News mengatakan bahwa Foden bukanlah pengganti yang mudah. Menurutnya, Foden bisa saja menggantikan tanggung jawab De Bruyne, tapi ia adalah tipe pemain yang sama sekali berbeda.

Menurut Warnock, Foden adalah tipe pemain yang menerima bola dengan kaki belakangnya. Foden juga seorang pembawa bola, tidak seperti De Bruyne yang bisa mengirimkan bola dari jarak 50-60 yard. “Dia (Foden) lebih merupakan pemain yang suka menarik pemain keluar dari posisinya. Sedangkan De Bruyne pemain yang pintar menemukan ruang lewat kualitas umpannya,” kata Warnock.

Kolaborasi Foden dengan Haaland

Mark Carey dari The Athletic juga sudah menganalisis bagaimana Foden akan mengambil peran De Bruyne, terutama kolaborasinya dengan Erling Haaland. Musim lalu kolaborasi Foden-Haaland telah menciptakan 13 peluang di Premier League. Angka itu bahkan hanya separuh lebih sedikit dari jumlah peluang yang diciptakan De Bruyne-Haaland.

Selain itu perpaduan Foden yang berkaki kiri dan Haaland yang identik juga menggunakan kaki kiri dinilai akan menyulitkan keduanya. Dalam hal ini Haaland lah yang harus memahami ke mana Foden akan memberikan umpan. Haaland juga mesti mengontrol bolanya terlebih dahulu, sebab terkadang umpan-umpan Foden tidak mudah.

Inilah yang bisa memperlambat serangan Manchester City seperti apa yang ditunjukkan ketika menghadapi Newcastle United. Guardiola bukannya tidak sadar akan hal itu. Maka ia sudah mengantisipasinya dengan memberikan garnish yang berbeda di atas permainan Manchester City dengan memanfaatkan kemampuan Foden dalam membawa bola.

Langsung Berefek

Perubahan itu seketika berefek di laga kontra Newcastle. Foden berhasil memberi asis pada Julian Alvarez dan membuahkan satu-satunya gol kemenangan di laga itu. Menurut Squawka, di laga kontra The Magpies, Foden menciptakan sembilan peluang dan sejauh ini lebih banyak dari pemain mana pun di tujuh liga top Eropa.

“Seluruh pertandingan menyala ketika Foden mendapatkan bola. Anda merasakan energi yang berbeda,” kesan Ally McCoist, eks pemain Rangers melihat permainan Foden malam itu.

Penampilan Foden malam itu juga dipuji rekannya sendiri, Rodrigo. Bagi Rodri, Foden adalah pemain di lini tengah terbaik timnya yang bermain malam itu. “Ketika dia bermain di sana saya sangat menyukainya,” kata Rodri.

Foden yang dinobatkan sebagai Man of The Match di laga kontra Newcastle juga menjadi pemain ketiga Manchester City di bawah asuhan Guardiola yang bisa melahirkan tujuh atau lebih peluang dalam satu pertandingan di Liga Inggris. Ia berada di bawah David Silva dan Kevin De Bruyne.

Premier League masih panjang. Tersisa banyak kesempatan bagi Foden untuk membuktikan dirinya layak menggantikan peran De Bruyne. Meskipun tentu saja dengan sedikit mengubah pola permainan. Lakukanlah, Foden!

Sumber: TheAthletic, Squawka, ManchesterCityNews, Goal, TheGuardian, NBCSports, MEN