Goodbye Shin Tae-yong, Komitmen PSSI Omong Kosong! 

spot_img

Senin, 6 Januari 2025 suatu saat nanti mungkin akan menjadi hari yang tidak akan pernah dilupakan penggemar Timnas Indonesia. Di hari itu, pelatih yang kita cintai selama ini, dipecat oleh PSSI. Federasi menyebutnya, “mengakhiri kerja sama”. Tentu saja kabar ini membuat orang yang bahkan belum tidur tiga hari, bisa tiba-tiba terbelalak.

Shin Tae-yong dipecat? Nggak salah nih PSSI?

Pertanyaan semacam itu yang menari-nari di pikiran kita. Perjalanan Timnas Indonesia, katakanlah di Kualifikasi Piala Dunia 2026 saja masih panjang. Sementara PSSI juga toh belum lama memperpanjang kontrak STY hingga 2027. Kok bisa memutus kontrak STY, bahkan ketika perpanjang kontrak itu belum genap enam bulan dilalui?

Drama yang Sudah Lama

Pengumuman pemecatan STY pada Senin siang kemarin boleh dibilang episode terakhir dari sekian episode drama di tubuh sepak bola Indonesia. Dengung #STYOut mengeras sejak Timnas Indonesia yang ditarget menang atas Tiongkok di Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, justru kalah.

Usai laga Shin Tae-yong dihantam tsunami kritik. Dari para pundit sepak bola sampai orang-orang yang sok lebih paham taktik dari STY. Ujung-ujungnya, sebagian besar orang terutama di media sosial, mulai menyuarakan pemecatan STY.

Namun Shin Tae-yong menjawab desakan keluar dengan kemenangan meyakinkan melawan Arab Saudi. Euforia kemenangan itu menenggelamkan isu pemecatan STY hingga tak kelihatan seperti prestasi Manchester United.

Baru pada gelaran ASEAN Mitsubishi Championship 2024 atau Piala AFF, gema pemecatan Shin Tae-yong muncul lagi. Pemicunya kegagalan Timnas Indonesia lolos dari fase grup. Kala itu Indonesia hanya mampu finis di posisi ketiga, berada di bawah Filipina dan Vietnam.

Indonesia sebenarnya berpeluang lolos ke fase gugur andai imbang di laga pamungkas melawan Filipina. Nahasnya pasukan Shin Tae-yong justru bertekuk lutut. Gol semata wayang Bjorn Kristensen dari titik putih tak kuasa dibalas oleh pasukan Merah Putih.

Kritik Makin Keras ke STY

Usai kalah dari The Azkals, gelombang isu pemecatan Shin Tae-yong lagi-lagi menerjang. Kritik ke pelatih asal Korea Selatan itu datang bagai air bah. Dulu, kita kenal Bung Towel seorang yang getol mengkritik STY. Usai tersingkir dari Piala AFF 2024, giliran semua orang ngikutin Bung Towel.

Bahkan pundit kesayangan kamu, Coach Justin juga ikut berkomentar. Malahan, pria yang juga akrab disapa Koci ini sampai menyarankan agar PSSI mengganti STY apabila Indonesia lolos ke Piala Dunia. Yang cukup menarik adalah beberapa hari setelah bilang begitu, Koci mendadak stop membahas STY.

Mantan pelatih Timnas Futsal Indonesia itu tak mau membahayakan dirinya dan keluarga hanya karena terlalu kritis pada STY. Respons ini seolah mempertebal spekulasi adanya buzzer. Entah buzzer yang mendengungkan agar STY dipecat, maupun sebaliknya, buzzer yang terus meminta STY untuk stay.

PSSI Mengkhianati Janjinya

Apa pun itu, yang jelas intinya Shin Tae-yong resmi diberhentikan. Pemberhentian ini sudah melalui diskusi yang juga melibatkan Badan Tim Nasional. Melalui konferensi pers, Erick Thohir juga mengatakan ada dinamika di balik pemberhentian ini. Tapi ia tidak menjelaskannya lebih detail.

Pada intinya PSSI dan STY berpisah secara baik-baik. Pria asal Korea Selatan itu, menurut Erick Thohir, juga menerima keputusan ini. STY, kata Erick, juga mendoakan agar Timnas Indonesia bisa menggapai mimpinya lolos ke Piala Dunia. Tetapi di sisi lain, pemutusan kontrak perlu dipertanyakan.

Belum lama ini PSSI berkomitmen untuk bersama STY hingga 2027. Soal target pun, PSSI tidak menargetkan lolos ke Piala Dunia. Baca saja di laporan CNN Indonesia, Juli 2024 lalu. Mengutip laporan tersebut, Exco PSSI, Arya Sinulingga menyatakan bahwa lolos Piala Dunia tidak masuk target yang dibebankan STY.

Sebab, menurutnya, target utama bukan itu, melainkan membawa Indonesia ke 100 besar FIFA. Tapi dalam konferensi pers Senin siang, dan pernyataan Erick Thohir beberapa waktu lalu, PSSI menarget Piala Dunia. Sebuah target yang bahkan bisa jadi membuat orang Galapagos ikut terpingkal-pingkal. Tapi target yang sulit dimengerti itu pun masih mungkin dicapai STY.

Lihat saja di klasemen Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Indonesia mengumpulkan enam poin. Jumlah poin yang sama dengan Bahrain, Tiongkok, dan Arab Saudi. Pertandingan masih tersisa empat lagi. Shin Tae-yong minimal berkesempatan meloloskan Indonesia ke putaran empat terlebih dahulu.

STY Sering Memenuhi Target

Jika melihat ke belakang, Shin Tae-yong juga toh lebih sering memenuhi target PSSI ketimbang tidak. Lolos ke Piala Asia di berbagai jenjang usia? Shin Tae-yong melakukannya.

Awal tahun 2024 kemarin, Shin Tae-yong ditarget lolos setidaknya ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Itu juga sudah dibuktikan. Masih di tahun yang sama, STY juga dibebani target lolos ke 16 besar Piala Asia 2023 yang berlangsung tahun 2024. Targetnya sulit, tapi STY memenuhinya, walau dengan sedikit keajaiban.

STY memang gagal membawa Indonesia ke Olimpiade 2024. Tapi finis empat besar di Piala Asia U-23 dengan mengalahkan negaranya sendiri di perempat final, itu sebuah prestasi yang bahkan pelatih-pelatih sebelumnya tak mampu melakukan itu. Jadi, kurang apa lagi? Kalau memang inginnya lolos ke Piala Dunia, ya PSSI sabar dong.

Tidak Belajar dari Kasus Luis Milla

Penyakit PSSI ternyata masih sama: nggak sabaran. Dulu ketika kampanye menjadi calon Ketua Umum PSSI, Erick Thohir mendengungkan bahwa ia BEDA dengan ketum-ketum di masa lalu. Tapi apa? Tabiatnya sama saja. PSSI nggak belajar dari kasus Luis Milla.

Timnas Indonesia di tangan mantan pemain Real Madrid itu, memang tidak meraih trofi apa pun. Tapi secara permainan mulai enak dilihat. Ketika melihat Timnas Indonesia besutan Luis Milla, kita seolah melihat timnas yang modern. Permainan umpan-umpan cantik, penguasaan bola yang menawan, dan mentalitas yang beda.

Namun karena nggak sabar, Milla dipecat, dan apa yang sudah ia bangun ambruk. Setelahnya, Timnas Indonesia seperti istana pasir: gampang hancur. Tidak jelas arah, sampai kita memasuki era kegelapan di mana pelatih Simon McMenemy yang, entah atas pertimbangan apa, tiba-tiba melatih timnas dan gagal total.

Betul, terlalu dini mengatakan pengganti STY akan jauh lebih buruk. Tapi menggantinya lebih kurang dua bulan sebelum menghadapi Australia, sangat beresiko. Pelatih baru mesti mengintegrasikan taktiknya di timnas, membangun kemistri yang itu jelas tidak bisa sebentar, hingga menyeleksi pemain lagi.

Soal terakhir ini beresiko. Mungkinkah pelatih baru akan tetap memakai pemain naturalisasi yang sudah ada? Kalau iya, oke. Tapi kalau ternyata pemain-pemain yang ada tidak cocok dengan skema pelatih baru gimana?

Ya meskipun, dalam konferensi pers, pemberhentian Shin Tae-yong ini juga salah satunya atas faktor keberadaan pemain keturunan. Selama ini STY dikritik karena tak kunjung lancar berbahasa Inggris. Padahal sebagian besar pemain di Timnas Indonesia penutur bahasa Inggris. Secara eksplisit, PSSI tidak terus terang mengatakan alasan pemecatan.

Membayar Kompensasi

Balik lagi ke mengganti STY di tengah jalan. Legenda Timnas Indonesia, Bambang Pamungkas pada 2023 lalu, saat perpanjangan kontrak STY masih menggantung, juga pernah berpendapat bahwa mengganti pelatih di tengah jalan bukan solusi tepat. Itu berdasarkan pengalaman membela Timnas Indonesia selama 13 tahun.

Namun, yah apa boleh buat. PSSI sudah mengumumkan pemecatan itu. Dengan memecat STY sebelum kontraknya habis, PSSI juga harus mengeluarkan uang kompensasi. Perkara nominalnya, hingga usai konferensi pers, belum pasti. Pengacara STY dan PSSI akan saling bertemu dulu.

Kendati beberapa media sudah memberitakan nilai kompensasinya berkisar Rp70,8 miliar. Setelah memberhentikan STY, yang jadi pertanyaan berikutnya siapa penggantinya? Nah, kalau itu cari informasi sendiri atau silakan komentar. Mimin masih syok mendengar kabar ini.

Sumber: PSSI, Jawapos, CNNIndo, Detikcom, Suara, CNBCIndonesia, Okezone

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru