Real Madrid memulai abad baru dengan gebrakan yang luar biasa. Presiden baru mereka kala itu, Florentino Perez, membuat kebijakan yang spektakuler. Perez membuat proyek yang kita kenal sebagai Galacticos, yakni mengisi skuad Real Madrid dengan para bintang. Proyek tersebut memang pernah terlaksana beberapa kali, namun edisi perdana proyek ini cukup menarik untuk dibahas.
Bagaimana tidak? Proyek Galacticos jilid pertama ini bisa dibilang gagal total meski tampak meyakinkan di awal. Galacticos perdana gagal membuat Los Merengues mendominasi Eropa. Pun di Spanyol, ternyata mereka juga masih harus bekerja keras. Lantas, seperti apa sebenarnya proyek penyatuan para mega bintang ini?
Daftar Isi
Naiknya Florentino Perez Menjadi Presiden
Dikutip dari Vice, Florentino Perez memulai karirnya di sektor publik. Dirinya berkali-kali mencoba untuk masuk ke politik, namun gagal. Kemudian, dirinya mencoba peruntungan berbisnis dan tak disangka dirinya mulai menikmati kesuksesan.
Perez naik sebagai presiden Real Madrid sejak tahun 2000. Dikutip dari Cityam, Perez menang pemilu dengan perolehan suara 55% dari kandidat petahana, Lorenzo Sanz. Meskipun calon petahana sebelumnya berhasil memberi Los Merengues 2 gelar Champions League, yakni 1997/98 dan 1999/00, janji Perez untuk membajak Luis Figo dari Camp Nou nampaknya lebih menggoda para pemilih.
Untuk memuluskan proyeknya tersebut Perez kemudian menjual tempat latihan Los Merengues, Ciudad Deportiva dengan pendapatan sekitar 480 juta euro (Rp 8,3 triliun). Pendapatannya tersebut digunakan untuk menutup utang Los Merengues dan membangun tempat latihan penggantinya. Sisanya, dipakai untuk menjalankan proyek pembajakan Luis Figo dari Barcelona.
🗓 #OTD in 2000: #Florentino #Perez became #RealMadrid president. What’s the most important signing during his era? Comment! #Zidane #Figo #Hazard #Ronaldo #CristianoRonaldo pic.twitter.com/lBbhP5kJVg
— 365Scores (@365Scores) July 16, 2019
Fatamorgana di Awal Masa
Bursa transfer musim panas 2000 adalah penanda dimulainya rezim Perez. Proyek Galacticos dimulai dengan realisasi janji Perez untuk membajak Luis Figo dari Camp Nou. Transfer fenomenal tersebut menjadi rekor transfer terbesar di zamannya. Barcelona mendapat uang tebusan Luis Figo sebesar 60 juta euro (Rp 1,04 triliun). Angka yang cukup fantastis untuk sebuah pengkhianatan.
Dikutip dari Vice, sebenarnya Perez sudah bersepakat dengan agen Figo terkait kepindahan kliennya. Kesepakatan tersebut juga berisi janji bahwa Perez akan memberi Figo uang apabila ternyata Perez gagal jadi presiden. Berpikir bahwa Perez tak mungkin menang dari Lorenzo Sanz, sang agen menyepakati.
Ternyata Perez menang. Sang agen dan Figo telah bersepakat dan pastinya harus dengan jantan menepati janjinya. Terlebih, uang sebesar itu juga membuat Barcelona tak berkutik. Kapan lagi bisa dapat durian runtuh?
Alhasil, Figo pindah ke Madrid. Fans Los Merengues antara tak percaya dan tercengang melihat berita yang dilihatnya. Perez benar-benar tak bergurau ketika berceletuk mengenai keinginannya mendatangkan Figo. Pria asal Portugal tersebut benar-benar dibajak dari Camp Nou.
Tak hanya Figo, Perez juga berhasil membuat seorang winger Argentina membelot dari sang tetangga, Atletico Madrid. Los Merengues membajak Santiago Solari dengan mahar 3,5 juta euro (Rp 60,8 miliar). Angka yang tak begitu tinggi karena saat itu Los Rojiblancos terdegradasi dan akan bermain di Segunda Division 2000/01.
Tak hanya itu, Perez juga berhasil mendatangkan pemuda berbakat bernama Claude Makelele. Berdasarkan data Transfermarkt, pemain nomor 6 ikonik tersebut didatangkan dari Celta Vigo dengan mahar 14 juta euro (Rp 243,3 miliar).
Proyek ini langsung berbuah trofi La Liga 2000/01. Kesuksesannya tersebut membuat Perez semakin bernafsu. Galacticos perlahan akan terbangun. Musim panas 2001, Zinedine Zidane datang. Los Merengues membayarnya dari Juventus dengan harga 77,5 juta euro (Rp 1,3 triliun). Angka yang jauh lebih mahal dari harga Luis Figo.
Hasilnya? Champions League 2001/02. Zizou bahkan mencetak gol di laga final dan menghempaskan asa Bayer Leverkusen di final. Manisnya hasil di awal proyek Galacticos ini semakin membuat Perez bernafsu. Galacticos harus terjadi dan Eropa harus dikuasai.
Do you remember @realmadrid‘s 2-1 #ChampionsLeague final victory against Leverkusen in 2002? – http://t.co/2deR66vI pic.twitter.com/CYK63soF
— UEFA Champions League (@ChampionsLeague) December 28, 2012
Periode Kegagalan
Kata galactico itu sendiri sebenarnya bukan hal yang baru bagi Real Madrid. Dikutip dari Sportco, kata tersebut adalah julukan Real Madrid di era 1950-an hingga 1960-an. Sebab, kala masih dipegang oleh Santiago Bernabeu, Los Merengues kala itu menjadi tim yang bertabur bintang.
Sebut saja Alfredo Di Stefano, Ferenc Puskas, hingga Jose Santamaria, mereka adalah para pemain yang berhasil memberi 12 gelar La Liga dan 6 gelar Champions League. Tim legendaris inilah yang mengilhami Florentino Perez.
Setelah memiliki pemain-pemain seperti Figo, Zizou, Raul Gonzalez, Jose Maria Guti, Roberto Carlos, dan Iker Casillas, sang presiden akan menambah 2 bintang lagi. Pertama, Ronaldo Nazario pada musim panas 2002 dan David Beckham pada musim panas 2003. Sebenarnya, Perez sangat ingin mendatangkan satu nama lagi, yakni Francesco Totti. Namun, Sang Raja Ke-8 Roma tersebut memilih setia bersama il Lupi.
Memang Los Merengues berhasil meraih La Liga 2002/03, tapi Champions League yang didambakannya masih belum tergapai. Bahkan ketika Beckham masuk, mereka gagal di perempat final pada 2003/04. Parahnya dua edisi berikutnya, mereka selalu gagal di 16 besar.
Di Spanyol, sejak kedatangan Beckham, mereka malah selalu finis di bawah Barcelona. Malahan, Blaugrana yang jadi jawara pada musim 2004/05 dan 2005/06. Kenyataan semakin pahit kala Barcelona malah keluar sebagai juara Champions League 2005/06.
Proyek ambisius Perez gagal. Meskipun sempat terlihat meyakinkan di awal. Bukan Eropa yang mereka dapat, tapi nestapa yang didapatnya. Dikutip dari Eurosport, Perez mundur dari jabatannya setelah Los Merengues kalah 2-1 dari Mallorca pada Februari 2006. Ini menandai berakhirnya Galacticos jilid pertama.
David Beckham at Real Madrid was a vibe 😎🇪🇸 pic.twitter.com/dV7NCARLH3
— GOAL (@goal) July 23, 2020
Pelajaran yang Dipetik Perez dari Proyek Pertamanya
Florentino Perez kembali memegang kendali Real Madrid pada 2009. Dirinya datang untuk membentuk Galacticos jilid kedua dengan Cristiano Ronaldo sebagai ikonnya. Kali ini, Perez belajar dari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukannya di jilid pertama. Kelak, saat Galacticos era Ronaldo berakhir, Perez juga memulai Galacticos jilid ketiga dengan Jude Bellingham sebagai mesinnya.
Kesalahan pertama dalam proyek Galacticos pertama adalah nafsu Perez untuk mendatangkan pemain bermental penyerang alih-alih menambal pertahanan. Setelah ditinggal Claude Makelele dan Esteban Cambiasso, lini tengah Los Merengues kehilangan sosok yang bisa mengimbangi mental menyerang pemain lain. Gampangnya, jika AC Milan bisa digdaya bersama Gennaro Gattuso, lini tengah Real Madrid tak punya tukang jagal.
Kedua, kurangnya stabilitas Real Madrid. Pengaruh Perez dalam taktikal Los Merengues bisa dikatakan besar kala itu. Setelah memecat Vicente del Bosque, dirinya langsung menunjuk asisten Sir Alex Ferguson, Carlos Queiroz. Sang juru taktik tersebut diduga diintervensi untuk selalu memainkan pemain bintang hanya demi meningkatkan eksposur dan urusan marketing.
Terakhir, kebijakan transfer yang aneh. Kedatangan David Beckham ke Real Madrid menjadi contoh paling bagus untuk masalah ini. Mega bintang ini datang ketika Real Madrid sudah memiliki Luis Figo sebagai wing kanan. Hasilnya, Beckham sering dimainkan di luar posisinya.
Kesalahan ini yang diperbaiki oleh Perez di periode-periode berikutnya. Tak hanya fokus membeli pemain bermental menyerang. Perez juga sudi menyisihkan sedikit uangnya untuk menyeimbangkan timnya dengan membeli pemain seperti Raphael Varane, Casemiro, Dani Carvajal, hingga Toni Kroos dan Luka Modric.
Toni Kroos, €25M.
Luka Modric, €35M.
Casemiro, €5M.Real Madrid spent just €65 million on one of the GREATEST trio’s of all time. pic.twitter.com/dIiIMJYXYU
— TC (@totalcristiano) July 17, 2020
https://youtu.be/IvOabpvQbJ0
Sumber: Vice, Cityam, Sportco, Eurosport, dan Transfermarkt