Dulu Cuek Bebek, Sekarang Pemain Keturunan Ini Cinta Mati Sama Timnas Indonesia

spot_img

Layaknya ombak di pantai Pulau Dewata yang terus menerjang batu karang, gelombang pemain keturunan pun terus bergulir seiring perjuangan Timnas Indonesia menuju Piala Dunia 2026. Yang terbaru, Erick Thohir mengumumkan bahwa PSSI akan menambah tiga pemain baru jelang pertandingan melawan Australia akhir Maret nanti.

Bahkan, demi mempercepat prosesnya. Dua hari setelah deklarasi, PSSI langsung menyerahkan berkas Joey Pelupessy, Emil Audero, dan Dean James ke pihak Kementerian Pemuda dan Olahraga. Hal itu sudah dikonfirmasi langsung oleh Mas Menteri, Dito Ariotejo. Kabarnya, Dito akan berusaha secepat mungkin untuk menyelesaikan proses perpindahan status warga negara ketiga pemain tersebut.

Yang menarik dari tiga nama itu, dua di antaranya pernah menolak tawaran PSSI sebelumnya. Dua pemain itu adalah Joey dan Emil. Namun, jika dilihat daftarnya, ternyata mereka bukan angkatan pertama pemain yang berubah pikiran. Berikut ini ada daftar pemain-pemain yang dulu cuek bebek, sekarang malah cinta mati sama Timnas Indonesia. Penasaran, siapa saja pemain tersebut? Selengkapnya mari kita bahas.

Emil Audero

Tentu kalian udah ngerti lah bagaimana susahnya menggoda kiper Palermo, Emil Audero. Menurut beberapa sumber, PSSI sebetulnya sudah menghubungi pihak Emil untuk menawari status WNI sejak tahun 2016. Sebab, Emil memiliki potensi besar karena saat itu masih bermain untuk Juventus.

Selain karirnya yang dirasa cemerlang, Emil ini bukan pemain keturunan biasa. Berbeda dengan pemain-pemain lain yang bukan kelahiran Indonesia, Emil justru lahir di Mataram, Nusa Tenggara Barat. Darah Indonesia Emil mengalir dari sang ayah yang asli Lombok.

Percobaan pertama gagal karena Emil masih fokus meniti karir di Serie A. Toh, dirinya kala itu masih berusia 20 tahun. Dirinya juga masih jadi andalan di Timnas Italia usia muda. Emil tercatat sudah bermain untuk Italia sejak U-15 hingga U-21. Maka dari itu, Emil masih mengabaikan Indonesia, karena masih ada kemungkinan membela Timnas Italia. 

Pada tahun 2021, setelah Gianluigi Donnarumma diplot sebagai kiper utama Timnas Italia di Euro 2020, isu naturalisasi Emil kembali mencuat. Namanya menjadi incaran Shin Tae-yong. Namun, respons sang ayah, Edy Mulyadi justru di luar dugaan. Dirinya menegaskan kalau anak kandungnya itu tidak akan membela tim Merah Putih.

https://www.facebook.com/BeritaCalcio/videos/tanggapan-edy-mulyadi-ayah-emil-audero-mulyadi-ttg-niat-pssi-membujuk-kembali-em/874094699943140/

Edy Mulyadi: “Mimpi kali, kalau si Emil ingin jadi pemain Piala Dunia ya harus ambil di sana (Italia) dong. Kita lolos Asia aja enggak, apalagi Piala Dunia. Nggak usah lah, apa sih penghargaannya di sini,” kata Edy. 

Pernyataan ini pun sempat viral di jejaring media sosial. Jawaban ketus ini dianggap sebagai penutup pintu kemungkinan bagi Emil membela Timnas Indonesia. Namun, apakah pernyataan ayah Emil membuat PSSI berhenti mencoba? Tentu tidak. Ketika tonggak kepemimpinan PSSI bergeser ke Erick Thohir, Emil kembali didekati. 

Erick dan Arya Sinulingga bahkan beberapa kali menyambangi Italia guna berdiskusi dengan Emil. Dengan pendekatan yang lebih personal dan serius, Emil pun akhirnya terketuk hatinya. Setelah beberapa kali pertemuan, Emil akhirnya setuju untuk bergabung. 

Emil merasa bahwa PSSI era Erick punya masa depan. Selain itu, Emil juga sudah tidak melihat kemungkinan untuk membela Timnas Italia di masa depan. Jadi, memilih Indonesia adalah keputusan yang realistis untuk saat ini. Ia sadar, bahwa ini waktu yang tepat untuk membela tanah kelahirannya.

Kevin Diks

Penantian panjang juga kita rasakan saat membujuk Kevin Diks. Pemain yang baru saja merampungkan transfer ke Borussia Monchengladbach ini berstatus Grade A+. Namanya sudah muncul di daftar incaran PSSI 2020 lalu. Kala itu, ia dipilih karena terus jadi andalan di klubnya dan sering main di kompetisi Eropa. Pengalaman dan kualitasnya tak bisa dikesampingkan lagi.

Namun, prosesnya cukup berkelit. PSSI era Iwan Bule tidak memandang Kevin yang berposisi sebagai bek kanan sebagai prioritas. Apalagi, Kevin belum pasti mau membela Ibu Pertiwi. Tapi Shin Tae-yong tetap ngotot untuk mendatangkan Kevin Diks demi memperbaiki kedalaman skuad.

Alhasil, PSSI pun benar-benar menghubungi Kevin pada tahun 2022. Namun apa yang dikhawatirkan PSSI beneran terjadi. Kevin merasa terhormat ditawari status WNI, tapi dirinya belum mau menerima pinangan PSSI. Ketika itu kebetulan Kevin baru saja menjuarai Liga Denmark musim 2021/22 bersama FC Copenhagen. 

Gelar itu membuat penggemar Beyonce itu mengesampingkan Indonesia. Ia percaya bahwa suatu saat nanti Timnas Belanda akan memanggilnya. Baru pada tahun 2024, STY yang masih penasaran meminta PSSI untuk kembali menghubungi Kevin. Proses pendekatannya pun cukup lama. Karena Kevin tak punya banyak waktu untuk menemui wakil PSSI.

Di sisi lain, Erick sangat terbantu dengan aksi fans Indonesia yang juga membujuk Kevin melalui kolom komentar dan DM Instagram. Kevin yang kagum dengan antusias dan keseriusan PSSI pun akhirnya membuka hati. Apalagi proyek “Piala Dunia 2026” yang ditawarkan Erick terlihat sangat realistis.

Proses naturalisasinya pun berjalan cepat. Kevin langsung bisa dimainkan di laga melawan Jepang pada November 2024. Meski sempat menolak, Kevin tetap disambut baik oleh fans yang hadir di stadion. Itu membuat jiwa nasionalismenya tumbuh. Di laga itu, Kevin bahkan rela jatuh bangun demi mengamankan pertahanan Indonesia. Saking bersemangatnya, ia sampai mencederai lututnya sendiri dan harus ditarik keluar pada menit 41.

Mees Hilgers

Di tahun yang sama saat tawaran PSSI ditolak Kevin Diks, Mees Hilgers memberikan respons serupa. Namun, Hilgers punya alasan yang berbeda dengan Kevin. Hilgers tak mendapat restu dari kedua orang tuanya.

Hal itu dikonfirmasi langsung oleh EXCO PSSI kala itu, Hasani Abdulgani. Orang tuanya mengizinkan Hilgers untuk bermain di Timnas Indonesia apabila Hilgers bisa memegang dua paspor sekaligus. Tapi hal itu mustahil. Indonesia hanya mengenal paspor tunggal, bukan dwi-kewarganegaraan seperti Belanda.

Di sisi lain, Hilgers yang kala itu masih berusia 21 tahun merasa tak mau terlalu terburu-buru untuk menentukan karir internasionalnya. Di dalam lubuk hati yang dalam, Hilgers masih berharap bisa membela Timnas Belanda suatu hari nanti. Impian itu tak terdengar mustahil karena sebelumnya, Hilgers konsisten membela Timnas Belanda kelompok umur. Bahkan, pemain yang doyan nyengir ini pernah dipanggil untuk Kualifikasi Euro U-21 tahun 2023.

Meski demikian, PSSI belum memutus hubungan dengan Hilgers. Menariknya, kala itu PSSI sangat dibantu oleh agen Hilgers, yakni Fardy Bachdim. Kakak dari Irfan Bachdim itu secara konsisten terus mengontrol performa dan kondisi Hilgers di Belanda. Tak lupa, Fardy juga sesekali menggoda Hilgers untuk menerima pinangan PSSI.

Hilgers mulai kepikiran dengan godaan Fardy dan PSSI. Di suatu malam, Hilgers seperti mendapat motivasi berlebih untuk membela Indonesia. “Lambat laun saya mulai merasa tertarik kepada Indonesia. Saya mulai berpikir, kenapa tidak? Kenapa saya tidak bermain untuk Timnas Indonesia saja?” kata Hilgers kepada Tempo.

Bek berusia 23 tahun itu pun kemudian mengirim pesan kepada Fardy Bachdim bahwa dia bersedia membela Timnas Indonesia. Respon PSSI pun senang bukan kepalang. PSSI sempat tak menyangka Hilgers mau bergabung dengan Indonesia. Setelah proses yang sat-set, Hilgers pun langsung debut di laga melawan Bahrain. 

Justin Hubner

Masih dari sektor pertahanan, ada Justin Hubner yang dulu sempat mengabaikan panggilan Timnas Indonesia. Kasus Hubner bahkan bisa dibilang lebih parah lagi dari rekan-rekan satu tim yang lain. Mengapa demikian? Karena pemain Wolves U-21 itu pernah berpotensi merusak komitmennya dengan PSSI.

Pemain yang kini berusia 21 tahun itu dihubungi PSSI pada 2022. Hubner ditawari kesempatan untuk bermain di Piala Dunia U-20 yang rencananya diselenggarakan pada 2023. Mendengar itu, Hubner pun terbuka dengan kesempatan ini. 

Bersama Ivar Jenner dan Rafael Struick, namanya diajukan ke pemerintah Indonesia untuk segera tindak lanjuti. Namun, hal di luar dugaan terjadi. Piala Dunia U-20 batal digelar di Indonesia. Kala itu, FIFA merasa Indonesia tidak bisa menjamin keamanan para kontestan di tengah banyaknya penolakan terhadap tim Israel U-20.

Hubner pun mengambil langkah mengejutkan. Ia meminta PSSI untuk menghentikan proses naturalisasi. Padahal sudah setengah jalan. Selain karena batal tampil di Piala Dunia, Justin juga mendapat panggilan dari Timnas Belanda U-20. Ia merasa ada kemungkinan baginya untuk membela Belanda.

Sialnya, setelah mengabaikan Indonesia, Justin tetap gagal tampil di Piala Dunia U-20 karena Belanda tak lolos ke putaran final. Akhirnya sang pemain pun menjilat ludahnya sendiri dan kembali menghubungi PSSI. Meski pada akhirnya Justin menjadi pemain Indonesia, komitmennya sempat diragukan.

Namun, Justin menampik semua isu negatif dengan penampilan heroik. Justin jadi pemain yang memiliki passion tinggi ketika membela Indonesia. Ia bahkan tak segan mengambil resiko demi menjaga pertahanan Indonesia.

Joey Pelupessy

Masuk ke sektor gelandang, ada Joey Pelupessy. Jauh sebelum Indonesia mendapatkan Thom Haye, Joey adalah pilihan utama Shin Tae-yong untuk masuk dalam program naturalisasi 2020 silam. Kala itu, PSSI era Iwan Bule pun sudah lebih dulu mengontak sang pemain yang masih membela klub Inggris, Sheffield Wednesday.

Namun, sang pemain menolak dengan hormat. Dirinya merasa belum berpikir untuk membela tim nasional karena ingin fokus memperbaiki karirnya di Eropa. Perlu diketahui, kontrak Joey saat itu akan habis di akhir musim 2020/21. Oleh karena itu, mencari klub baru pun lebih diprioritaskan. Setelah mengabaikan Indonesia, Joey pun pindah ke klub Turki Giresunspor pada 2021.

Setelah penolakan ini, nama Joey tak pernah terendus lagi. PSSI pun beralih pada Thom Haye yang dinilai lebih stylish dan muda. Sebetulnya target utama PSSI tahun ini adalah Jairo Riedewald dari Royal Antwerp. Namun, menurut Erick Thohir, cukup sulit untuk mencapai kesepakatan dengan pemain. Alhasil, Joey pun kembali dihubungi.

Joey yang sudah di penghujung karirnya pun tak ada alasan lain untuk menolak Timnas Indonesia. Usianya kini 31 tahun dan kemungkinan untuk membela Timnas Belanda jelas sudah tidak ada. Patrick Kluivert membutuhkan pemain yang lebih berpengalaman untuk menjadi partner Haye. Joey pun dinilai cocok dengan karakteristik itu.

Ragnar Oratmangoen

Wak Haji Ragnar pun awalnya ragu dengan tawaran yang disodorkan PSSI. Pada tahun 2022, Ragnar Oratmangoen sempat menerima panggilan dari perwakilan PSSI. Tapi itu hanya sebatas kontak saja tidak ada kelanjutan. Melihat ketidakjelasan dari pihak federasi Indonesia, Ragnar mengurungkan niat untuk membela Skuad Garuda.

Ceritanya, Ragnar ini awalnya cuma cadangan. Prioritas PSSI era Iwan Bule dan Shin Tae-yong adalah Kevin Diks dan Mees Hilgers. Tapi karena kedua pemain itu tak menyanggupi panggilan Timnas Indonesia, PSSI kembali menghubungi Ragnar. Nah, di tawaran kedua ini Ragnar tidak memberi kabar. Tidak menolak, tapi juga tak mengatakan iya.

Nama Ragnar muncul lagi ketika Erick Thohir memimpin PSSI. Setelah beberapa kali negosiasi, Ragnar tertarik dengan perkembangan sepakbola Indonesia. Selain itu, keberadaan Jordi Amat dan Shayne Pattynama jadi pertimbangan Ragnar menerima pinangan Indonesia.

Bersamaan dengan Thom Haye, Ragnar pun resmi berseragam Indonesia di laga melawan Vietnam Maret 2024. Di laga debutnya itu, Ragnar langsung menyumbangkan gol yang spektakuler. Tak lupa, di waktu selangnya, Ragnar juga mengunjungi tanah leluhurnya di Maluku. Kunjungannya tidak hanya sebagai perjalanan pribadi, tetapi juga sebagai pengakuan terhadap ikatan yang dalam dengan warisan Maluku.

Ole Romeny

Terakhir ada calon striker Timnas Indonesia di laga melawan Australia nanti, Ole Romeny. Sebelum akhirnya menyandang status WNI, Ole butuh waktu yang cukup lama untuk mempertimbangkan tawaran PSSI. Pertama kali Ole dihubungi oleh wakil PSSI adalah pada 2023. Saat itu, usianya masih 23 tahun. 

Saat itu, dirinya juga baru pindah dari FC Emmen ke FC Utrecht. Tak heran jika karir internasional bukan pembahasan yang didahulukan. Sebab, dirinya lebih fokus untuk membangun reputasi di kasta tertinggi sepakbola Belanda. Selain itu, dirinya juga memahami bahwa Timnas Belanda juga sedang kekurangan penyerang.

Dari pemain-pemain lainnya, Ole dianggap jadi yang paling berpeluang membela Timnas Belanda di kemudian hari. Namun, hal tersebut tidak membuat PSSI gentar. Secara berkala, Erick Thohir dan kolega tetap menjaga hubungan baik dengan Ole. Dan yup, dengan segala pertimbangan, Ole akhirnya sepakat untuk bergabung dalam proyek Indonesia pada akhir 2024.

Menariknya, yang memegang peran penting dalam pengambilan keputusan Ole bukan Erick, melainkan Ragnar Oratmangoen. Karena Ragnar adalah kawan karib Ole sejak di NEC Nijmegen. Ragnar menyelinap sebagai agen khusus untuk membujuk Ole. Ragnar memberi testimoni positif agar Ole tertarik. Toh, sebuah tim dengan fanatisme tinggi adalah destinasi idaman bagi setiap pemain Eropa. 

Sumber: Tempo, TVOnenews, Kumparan, Superball

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru