Sempat terpuruk. Jatuh. Diremehkan. Tapi satu hal yang tidak pernah hilang dari Leeds United. Yakni semangat perlawanan. Dengan kembalinya ke Premier League musim 2025/26, Leeds siap melunturkan segala stigma buruk. Leeds lelah terus-terusan disebut klub Yo-yo. Mereka ingin jadi penghuni tetap papan atas.
Dengan berbekal pemain-pemain haus pembuktian dan pelatih yang memegang kendali penuh, Leeds menatap musim 2025/26 dengan tekad baja. Mereka bukan lagi tim promosi yang gugup. Mereka adalah serigala yang baru bangkit dari tidur panjang. Apalagi kini Leeds dikendalikan oleh sosok revolusioner, Jurgen Klopp.
Buat fans The Reds, tenang dulu. Jangan buru-buru panas. Klopp di Leeds bukan sebagai pelatih. Meski begitu, ia tetap memegang peran sentral. Konon, Klopp bakal menyulap Leeds jadi tim yang siap tebar ancaman di Premier League musim 2025/26. Benarkah begitu?
Daftar Isi
Geliat Transfer
Seperti yang sudah disampaikan tadi, Leeds United menatap musim depan dengan cara pandang yang berbeda. Mereka ingin menancapkan memori pahit bagi lawan-lawan mereka di Premier League musim 2025/26. Untuk mewujudkan misi besar itu, Leeds memulainya dengan cara mematangkan skuad. Amunisi baru pun dengan cepat dihadirkan.
Geliat transfer Leeds United di musim panas 2025 terasa jauh lebih tajam dan agresif dibanding musim-musim sebelumnya. Tak lagi sekadar bereaksi atas kebutuhan, klub ini kini bergerak dengan visi yang jelas. Leeds menyasar pemain-pemain yang sesuai dengan filosofi permainan dan kebutuhan jangka panjang.
Bahkan Leeds sama sekali tak mengambil pemain dari kasta bawah. Sejauh ini, semuanya berasal dari lima liga top Eropa. Ini menunjukan keberanian klub dalam berinvestasi pada kualitas dan pengalaman pemain.
Nama-nama yang didatangkan seperti Anton Stach, Lukas Nmecha, hingga Sebastiaan Bornauw yang punya segudang pengalaman di Bundesliga. Lalu, ada Gabriel Gudmundsson dan Lucas Perri yang sudah menjajal Ligue 1. Tak lupa, ada Jaka Bijol yang sejak 2022 tampil apik di Serie A bersama Udinese.
Leeds juga mendatangkan pemain yang punya pengalaman di Premier League, seperti Sean Longstaff. Produk asli akademi Newcastle ini sudah mengemas 171 pertandingan bersama The Magpies. Setelah kesulitan menembus skuad utama musim lalu, Longstaff pun mengambil langkah berani untuk bergabung proyek Leeds musim depan.
Rumor
Meski sudah mendapatkan tujuh pemain baru, Leeds United kabarnya belum berhenti untuk berburu pemain baru. Kabarnya, gelandang dan penyerang berpengalaman jadi prioritas klub musim panas ini. Beberapa nama besar pun mulai dikaitkan. Seperti misalnya di lini depan ada nama Callum Wilson, Nikola Krstovic, hingga Kasper Dolberg.
Dari nama-nama itu, Wilson kabarnya jadi yang paling memungkinkan. Sebab, dirinya berstatus tanpa klub setelah dilepas oleh Newcastle United. Dirinya juga dinilai punya pengalaman mentas di Premier League. Kedewasaan, pengalaman, dan kemampuan tekniknya bisa membantu Joel Piroe mencapai potensi maksimalnya.
Sementara di posisi gelandang, opsi Leeds cukup minim. Menurut beberapa situs transfer, Leeds dikaitkan dengan kepulangan Douglas Luiz ke Premier League. Lalu, The Peacock juga dirumorkan sedang mendekati gelandang muda berbakat milik Leicester City, Bilal El Khannouss. Beberapa nama ini masih dalam tahap negosiasi. Belum ada kesepakatan yang tercapai.
Campur Tangan Klopp
Namun, dengan pergerakan yang terlihat lebih gesit dari biasanya, bukan tidak mungkin, Leeds akan mendatangkan dua atau tiga pemain lagi. Namun, dari situasi ini muncul pertanyaan baru. Siapa otak di balik transfer jitu Leeds United? Nah, di sinilah Jurgen Klopp memainkan perannya.
Klopp bukan sekadar menjadi wajah baru di Leeds United, tetapi juga otak utama di balik proyek ambisius klub untuk kembali bersinar di Premier League. Tidak menjabat sebagai pelatih kepala, melainkan dipercaya sebagai direktur olahraga global atau bisa dibilang sebagai penasihat teknis senior, sebuah peran strategis yang memungkinkan dirinya mengendalikan arah pembangunan tim secara menyeluruh.
Mantan pelatih Borussia Dortmund ini bertugas merancang identitas permainan, memberi masukan dalam rekrutmen pemain, serta membangun sistem pelatihan yang selaras dari tim utama hingga akademi. Pengaruh Klopp terlihat dari kebijakan transfer yang lebih terstruktur dan terarah, serta pemilihan staf pelatih yang berpikiran progresif.
Kok Bisa Ada Klopp di Leeds?
Beringasnya Leeds di pasar pemain musim panas ini tak lepas dari pengaruh Klopp. Yaaa, meskipun pada akhirnya yang mengambil keputusan mana pemain yang cocok tetap Daniel Farke selaku pelatih. Tapi, kok bisa Klopp tiba-tiba muncul di kursi manajemen Leeds? Semua berawal pada Januari 2025.
Pada 1 Januari 2025, Klopp resmi menjabat sebagai Head of Global Soccer di Red Bull. Dalam peran ini, Klopp bertugas sebagai penasihat strategis yang mengawasi filosofi bermain, pengembangan pemain dan pelatih, serta kegiatan scouting di seluruh jaringan klub Red Bull dunia.
Sementara klub asal Yorkshire itu sudah menjadi bagian dari jaringan Red Bull sejak pertengahan 2024. Perusahaan minuman berenergi itu membeli sebagian saham Leeds dan bergabung dengan pemilik saat ini 49ers Enterprises. Red Bull hadir sebagai pemegang saham minoritas dan sponsor utama. Alhasil, Klopp pun cawe-cawe di segala urusan sepakbola Leeds musim panas ini.
Pramusim Meyakinkan
Selain sat-set di bursa transfer, Leeds United juga menunjukan keseriusan menatap Premier League musim depan dari pramusim. Bukan hanya sebatas laga pemanasan, jadwal persahabatan Leeds disusun layaknya rangkaian ujian bertingkat. Tujuannya untuk menakar sejauh mana kesiapan tim ini menghadapi kerasnya kompetisi papan atas Inggris.
Laga pertama melawan Manchester United di Stockholm. Meski berakhir imbang tanpa gol, pertandingan itu menunjukkan organisasi pertahanan yang solid dan stamina yang menjanjikan dari anak asuh Daniel Farke.
Dua laga berikutnya juga tak kalah penting. Melawan wakil Spanyol, Villarreal yang dikenal sebagai tim dengan penguasaan bola yang rapat. Lalu, menghadapi ratu Eropa, AC Milan. Kedua klub ini menjadi lawan yang ideal untuk menguji adaptasi taktik dan koordinasi antar lini.
Daniel Farke
Jika membicarakan kekuatan Leeds United musim depan, jelas core-nya adalah Daniel Farke. Mengutip dari Total Football Analyst, musim terakhirnya di Championship, Farke membentuk identitas kuat di tubuh Leeds United. Melalui gaya bermain yang sangat terstruktur dan berbasis penguasaan bola, build up dari belakang, dan dominasi di lapangan tengah Leeds merengkuh gelar juara dengan torehan 100 poin.
Formasi utama yang diusung Farke adalah 4‑2‑3‑1. Sang pelatih biasanya mengandalkan dua pivot lini tengah yang bertugas menahan bola dan mendikte tempo permainan. Namun, karena Joe Rothwell sudah dilepas ke Rangers, Ao Tanaka masih butuh bala bantuan. Maka dari itu, Leeds mengincar Douglas Luiz. Sedangkan para full-back diinstruksikan untuk menguasai lebar lapangan dan menciptakan overload di sisi sayap.
Langkah awal dari setiap serangan klub pemilik tiga gelar Premier League itu sering dimulai dari kaki Pascal Struijk dan Joe Rodon. Mereka diposisikan sedikit lebih tinggi dari garis pertahanan dan sesekali melebar guna memulai build-up yang progresif dengan umpan datar atau lambung. Farke bahkan telah menyiapkan pemain-pemain berpostur tinggi untuk melancarkan skema ini.
Untuk urusan memecah pertahanan lawan, Farke akan mengandalkan Brendan Johnson. Sedangkan di lini depan, jika Leeds tak menemukan striker impian, Joel Piroe dirasa masih oke untuk dijadikan muara serangan. Jika Farke bisa membangun kepercayaan dirinya, Piroe punya peluang untuk meneruskan performa apiknya musim depan.
Proyeksi Masa Depan
Dengan segala elemen yang kini sedang disiapkan Leeds United. Mulai dari struktur organisasi yang kini diperkuat oleh sosok Jurgen Klopp sebagai penasihat proyek, hingga skema taktik Daniel Farke yang telah terbukti solid di Championship. Proyeksi performa mereka di Premier League 2025/26 layak mendapat perhatian serius.
Kini, tantangan terbesar Leeds United adalah transisi dari intensitas Championship ke Premier League. Banyak tim promosi terlihat menjanjikan di awal, namun rontok setelah masuk ke ritme ketat papan atas. Namun, jika Daniel Farke cs bisa mengelola tim dengan baik, maka Leeds bisa jadi layaknya ular derik. Ancaman serius yang tak terdeteksi.
___
Sumber: Talksport, The Sun, The Athletic, BBC, ESPN


