Adalah Ruben dos Santos Gato Alves Dias, atau lebih dikenal dengan nama Ruben Dias. Pemain yang saat ini menjadi bek andalan Pep Guardiola di Manchester City. Berposisi sebagai bek tengah, ia digadang-gadang bakal menjadi bek masa depan tim nasional Portugal, menggantikan Pepe yang semakin uzur.
Lahir di Amadora, Portugal pada 14 Mei 1997, Dias memulai karir sepakbolanya di klub lokal Estrela da Amadora. Sebelum akhirnya pindah ke akademi muda Benfica pada tahun 2008. Di sana, Dias menimba ilmu sepakbola hingga tahun 2015. Setelah itu, dirinya bergabung dengan Benfica B dan menjalani debut profesionalnya pada ajang Liga Pro musim 2015/16 melawan Chaves.
Tak butuh waktu lama bagi Dias untuk menembus skuad utama Benfica. Menjelang musim 2017/18, ia dipromosikan oleh Rui Vitoria ke tim utama. Kala itu, Dias bersanding dengan bek-bek senior Benfica seperti Jardel dan Luisao.
Musim perdananya bersama Benfica dilalui dengan gemilang. Dias punya catatan istimewa sebagai seorang bek tengah. Pemain bertinggi 186 cm ini bisa membuat rata-rata 1,1 tekel dan 1,3 intersep dalam 24 penampilan di kompetisi domestik. Rata-rata sapuan per laga yang dilakukan Dias juga cukup tinggi yakni tiga, hanya kalah dari Jardel dan Luisao.
Sejak saat itu, nama Dias mulai dikenal oleh publik. Namanya melambung seiring dengan permainan apiknya bersama Benfica. Namun, di musim tersebut Dias masih belum bisa mengantarkan Benfica merebut gelar liga. Meski demikian, ia berhasil menyabet gelar pemain muda terbaik. Pencapaian itu sudah cukup untuk menjadi pengakuan atas kemampuannya.
Musim berikutnya, Dias kembali menjadi andalan di lini pertahanan Benfica. Musim itu bisa dikatakan sebagai musim terbaiknya bersama Benfica. Betapa tidak, Dias sukses membawa Benfica keluar sebagai juara liga Portugal setelah finis di posisi teratas dengan 87 angka, unggul dua angka atas FC Porto yang berada di tempat kedua.
Dias punya pengaruh besar atas keberhasilan Benfica menjadi kampiun liga. Pada musim 2018/19 itu, ia hanya absen dua kali. Satu hal yang menandakan bahwa Dias bukanlah bek sembarangan, ia punya kualitas yang membuat pelatih berpikir dua kali untuk tidak memainkannya.
Dias tidak hanya tangguh mengawal lini belakang, namun ia punya kelebihan lain yang tak semua bek memilikinya. Kelebihan tersebut adalah kemampuan berkomunikasi dan jiwa kepemimpinan, tidak hanya di atas lapangan namun juga di ruang ganti. Dias memiliki itu. Meski masih muda, ia tidak sungkan meneriaki dan menginstruksi rekan satu timnya.
Kelebihan tersebut menjadi hal yang amat dibutuhkan dari seorang pemain bertahan. Dias tegas dalam mengatur atau memberi arahan kepada rekan-rekannya yang berada di depan dan mengorganisasi lini pertahanan.
Kualitas mumpuni itulah yang membuat Dias selalu menjadi pilihan utama Benfica. Setelah mengakhiri musim 2019/20 dengan catatan 49 penampilan dan mencetak tiga gol, Dias kemudian berpindah klub. Adalah Manchester City yang kepincut terhadap sosok pemuda asal Portugal tersebut.
Tepat pada bursa transfer musim panas 2020 bulan oktober, Dias merampungkan kepindahan ke tim yang bermarkas di Etihad Stadium tersebut. Tak tanggung-tanggung, manajemen Manchester City disebut berani merogoh kocek sangat dalam sebesar 65 juta pounds untuk merekrut pemain muda tersebut.
Biaya 65 juta Pound atau setara Rp 1,2 triliun yang dikeluarkan Manchester Biru untuk mendatangkan Dias membuatnya menjadi bek kelima termahal di dunia. Berdasarkan data dari Transfermarkt, Dias berada di bawah Harry Maguire (87 juta Euro), Matthijs de Ligt (85,5 juta Euro), Virgil van Dijk (84,65 juta Euro), dan Lucas Hernandez (80 juta Euro).
Dias sebenarnya bukan pilihan utama The Cityzen. Ia didatangkan karena kegagalan Manchester City merekrut bek Napoli, Kalidou Koulibaly. Tapi agaknya, keputusan manajemen City untuk merekrut Dias dengan banderol tinggi tampaknya tidak perlu disesali.
Sebab, Dias juga punya kualitas jempolan. Di samping itu, kehadiran Dias juga menjadi jawaban bagi City yang dalam semusim terakhir merindukan sosok Vincent Kompany, bek tangguh asal Belgia yang juga punya jiwa kepemimpinan yang hebat. Dias dianggap sebagai bek tengah yang layak menggantikan peran Kompany.
Di atas kertas, Dias juga tampak sebagai bek tengah ideal bagi manajer City, Pep Guardiola. Menurut Who Scored, salah satu kekuatan sang pemain terletak pada operan terukur. Terhitung sejak Liga Portugal 2018/19, Dias mencatatkan operan akurat sukses terbanyak di antara para pemain di kompetisi itu, yakni 3.668 kali. Hal tersebut sangat cocok dengan karakter bermain City asuhan Guardiola, yang memang mengandalkan umpan kaki-ke-kaki dari lini belakang ke depan.
Dias merupakan pemain berkaki kanan dan bisa dimainkan baik di pos bek tengah kiri atau kanan. Namun, Dias lebih sering bermain di bek tengah-kanan. Dias juga cocok kalau main di sistem tiga bek. Ia punya kecepatan yang bisa menutup area luar di belakang wingback kalau dibutuhkan.
Salah satu aset berharga Dias adalah kemampuannya untuk menghadapi tekanan tinggi. Ia memiliki pengalaman tersebut dalam tiga tahun karirnya di skuat senior Benfica. Selain itu, Dias juga cukup cermat membaca permainan lawan. Oleh karenanya, dirinya bisa mengantisipasi lawan yang punya kecepatan.
Kemampuan lainnya yang tak tak kalah penting adalah penguasaan bahasa. Dias diketahui jago berbahasa Portugis dan Inggris. Sebuah modal yang sangat bagus untuk mengarungi ketatnya Liga Primer Inggris. Perlu dicatat, bahasa Portugis sangat krusial di Manchester City karena setidaknya Dias bisa berkomunikasi tanpa hambatan dengan para pemain Portugal dan Brasil di sana.
Atribut lengkap yang dimiliki Dias membuat ia berpeluang menjadi pemain besar, yang kehadirannya selalu dinantikan, tidak hanya oleh klub, penggemar, bahkan negaranya.
Sejauh ini, bersama Manchester City Dias tampil sangat baik. Ia menjadi pilar penting di lini pertahanan. Ia mampu menambal lubang-lubang di lini belakang City sejak ditinggal oleh Vincent Kompany beberapa tahun silam.
Statistik menunjukkan bahwa keberadaan Dias sangat berpengaruh bagi Manchester City. Ia sudah bermain dalam 25 pertandingan Liga Primer dari 28 laga yang sudah dimainkan City. Dalam 28 laga itu, gawang City baru kebobolan sebanyak 19 kali.
Salah satu kunci keberhasilan klub ini adalah padunya Dias dan John Stones. Kedua bek itu sama-sama kuat dalam bola atas dan bisa mengatasi kecepatan lawan. Komunikasi keduanya juga berjalan dengan baik.
Apa yang sudah dilakukan Dias untuk Manchester City mendapat apresiasi dari Pep Guardiola. Sang pelatih menyebut bek berusia 23 tahun itu telah memberikan dampak yang sangat besar bagi Manchester City.
“Dampak yang dia berikan sangat besar,”
“Tidak hanya bermain dengan John [Stones], saat dia tampil bersama Aymeric [Laporte], Eric [Garcia] atau Nathan [Ake], dia adalah seorang pria yang memiliki kemampuan untuk menjalani setiap aksi selama 95 menit.” ucap Guardiola.
Selain di level klub, Dias juga menjadi pilihan utama bagi negaranya. Sejak melakoni debut pada tahun 2018, ia telah mengoleksi 24 caps dan mencetak 2 gol untuk timnas Portugal. Di usianya yang masih 23 tahun, bukan tidak mungkin, Dias masih bisa berkembang lebih baik lagi.
[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=Q79oRXNGig0[/embedyt]