Kontroversi Anthony Taylor, Wasit yang Dicaci Maki Jose Mourinho

spot_img

Perlakuan tidak menyenangkan diterima wasit yang memimpin laga final Liga Europa 2023, Anthony Taylor. Wasit Inggris berusia 44 tahun itu tengah menunggu jadwal keberangkatan pesawat di bandara Budapest Hungaria yang akan membawanya pulang ke Inggris. Namun, kedamaiannya terusik setelah keberadaannya diketahui suporter AS Roma.

Mengetahui Anthony Taylor tengah berada di food court bandara Budapest, sekelompok suporter AS Roma yang juga tengah berada di bandara tersebut langsung menyerbu Anthony Taylor. Keributan pun pecah.

Suporter Roma yang kesal dan marah itu kemudian melemparkan berbagai macam umpatan kepada Anthony Taylor. Tak hanya caci maki, para suporter itu juga sempat melempar botol minum ke arahnya. Dari beberapa video amatir yang tersebar di media sosial, terdapat pula suporter yang melempar kursi dan siap adu jotos dengan seseorang yang diduga sebagai kerabat Anthony Taylor.

Ironisnya, tindakan pelecehan tersebut tak hanya menimpa Anthony Taylor, tetapi juga keluarganya, khususnya anak dan istrinya yang ikut mendampingi Taylor bertugas di Budapest. Bayangkan bagaimana jika kamu dan keluargamu yang diperlakukan serendah itu.

Mengetahui keamanan Anthony Taylor dan keluarganya terancam, pihak bandara Budapest bergerak cepat dan memberi pengawalan hingga ke tempat aman.

Bikin Kontroversi di Final Liga Europa 2023, Anthony Taylor Dicaci Maki Jose Mourinho

Insiden di bandara Budapest tentu sebuah pemandangan yang menyedihkan. Sayangnya, itu bukan perlakuan tidak menyenangkan pertama yang dialami Anthony Taylor seusai memimpin final Liga Europa 2023 antara Sevilla vs AS Roma.

Sebelumnya, pelatih AS Roma, Jose Mourinho sudah lebih dulu mencaci maki Anthony Taylor. Mourinho yang memang terlihat kesal dengan kepemimpinan Taylor yang dinilai merugikan timnya, menunggu dan mencegat wasit asal Inggris itu di parkiran Puskes Arena, tak lama setelah pertandingan berakhir. Tindakan Mourinho tersebut dinilai sebagai pemicu serangan suporter Roma terhadap Taylor di bandara Budapest.

Laga final Liga Europa 2023 antara Sevilla dan AS Roma memang berjalan sengit dan panas. Total 13 kartu kuning di mana 7 di antaranya diberikan kepada pemain Roma, dikeluarkan Anthony Taylor di laga yang dimenangkan Sevilla lewat babak adu penalti tersebut. Ini adalah jumlah kartu kuning terbanyak dalam satu pertandingan Europa League dan merupakan sebuah rekor untuk sebuah laga final.

Oleh fans Roma sendiri, termasuk Mourinho, Anthony Taylor dianggap sebagai biang kerok kekalahan Roma di final Liga Europa 2023. Beberapa keputusan Taylor memang kontroversial. Inilah yang memicu amarah Mourinho dan terjadinya insiden pelecehan di bandara Budapest.

Ada beberapa keputusan Anthony Taylor yang kontroversial di final Liga Europa 2023, seperti potensi kartu merah untuk Erik Lamela dan hadiah penalti untuk Sevilla yang kemudian dibatalkan VAR.

Namun, yang paling ramai diperbincangkan dan disebut sebagai pemicu kemarahan Roma adalah saat tendangan Nemanja Matic mengenai tangan Loic Bade di dalam kotak penalti Sevilla. Meski sudah meninjau VAR, Anthony Taylor tak menganggapnya sebagai handball dan Roma tak mendapat hadiah penalti yang berpotensi mengubah hasil pertandingan.

Daftar Kontroversi Anthony Taylor, Chelsea yang Paling Banyak Dizalimi

Ini bukan kali pertama Anthony Taylor mendapat sorotan atas kepemimpinannya di atas lapangan hijau. Jauh sebelum final Liga Europa 2023, Anthony Taylor sudah terkenal sebagai wasit kontroversial.

Para penikmat setia Liga Primer Inggris mungkin sudah biasa dengan berbagai keputusan kontroversial Anthony Taylor di tiap pekannya. Menariknya, Chelsea bisa dibilang sebagai tim yang paling sering dizalimi Anthony Taylor.

Masih ingat dengan insiden Marc Cucurella yang dijambak rambutnya oleh Christian Romero? Momen tersebut terjadi di laga pekan kedua Premier League musim ini antara tuan rumah Chelsea vs Tottenham Hotspur. Dan wasit yang memimpin laga tersebut adalah Anthony Taylor.

Insiden tersebut terjadi sebelum terciptanya gol penyama kedudukan yang membuat Spurs terhindar dari kekalahan. Oleh Taylor, penjambakan rambut Marc Cucurella oleh Christian Romero tak dianggap sebagai pelanggaran. Bahkan Taylor tak meninjau tayangan VAR. Beberapa hari kemudian, Mike Dean, yang di pertandingan tersebut bertugas sebagai wasit VAR, mengakui kalau keputusan tersebut keliru dan seharusnya ia meminta Anthony Taylor untuk mengecek VAR secara langsung.

Insiden tersebut bukan satu-satunya kontroversi yang dibuat Anthony Taylor di laga tersebut. Pelatih Chelsea kala itu, Thomas Tuchel juga menilai kalau gol pertama Spurs yang dicetak Pierre-Emile Hojbjerg juga tidak sah karena Richarlison yang berada di posisi offside dianggap mengganggu pandangan Edouard Mendy.

Tuchel juga merasa kalau sebelumnya Kai Havertz dijatuhkan oleh Rodrigo Bentancur, 40 detik sebelum gol pertama Spurs tercipta. Namun, Anthony Taylor tak menggapnya sebagai pelanggaran.

Berbagai keputusan kontroversial tersebut membuat Thomas Tuchel, yang di laga tersebut berselisih dengan Antonio Conte, geram bukan main. Seusai laga, Tuchel sampai bilang kalau Anthony Taylor tak seharusnya diberi wewenang lagi untuk memimpin laga Chelsea karena sudah terlalu sering merugikan The Blues.

Senada dengan Tuchel, pendukung Chelsea sampai membuat petisi online di Change.org untuk melarang Anthony Taylor memimpin pertandingan Chelsea di masa mendatang. Alasan pendukung The Blues tak hanya soal insiden di laga melawan Spurs. Mereka juga menyertakan beberapa keputusan kontroversial Anthony Taylor di laga Chelsea yang luput dari hukuman selama bertahun-tahun lamanya.

Salah satu yang disebutkan dalam petisi tersebut adalah saat Anthony Taylor memimpin laga final Piala FA 2020 antara Arsenal vs Chelsea. Di laga tersebut, Mateo Kovacic dihadiahi kartu kuning kedua di menit ke-73. Pendukung The Blues menilai kalau pelanggaran tersebut tak seharusnya diberi kartu merah.

Di laga tersebut, juga terjadi momen kontroversial ketika Emiliano Martinez tertangkap kamera menangkap bola di luar kotak penalti. Namun, Anthony Taylor memilih tetap melanjutkan permainan.

Masih di musim yang sama, Chelsea juga merasa dirugikan saat mereka bertandang ke markas Spurs di pekan ke-18 Premier League, Desember 2019. Saat itu, Marcos Alonso terkena ‘tendangan kung-fu’ Paulo Gazzaniga. Namun, Anthony Taylor justru memberi hadiah tendangan bebas kepada Spurs.

Keputusan tersebut kemudian direvisi oleh VAR. Chelsea mendapat hadiah penalti dan Gazzaniga dihukum kartu kuning. Akan tetapi, menurut manajer The Blues kala itu, Frank Lampard, Gazzaniga harusnya diberi kartu merah.

Kemudian di laga pekan ke-26 Premier League, Februari 2020, Chelsea kembali mendapat keputusan kontroversial dari Anthony Taylor di laga melawan MU. Serupa tapi tak sama, di laga tersebut Michy Batshuayi terkena tendangan Harry Maguire, tepat di alat vitalnya. Setelah meninjau VAR, Anthony Taylor memutuskan tak memberi hukuman apapun kepada Maguire.

Itulah beberapa daftar kontroversi Anthony Taylor di laga yang melibatkan Chelsea. Sebetulnya, masih banyak lagi. Seperti handball dan kartu merah kontroversial Reece James di laga melawan Liverpool musim lalu dan gol Alexis Sanchez di final Piala FA 2017.

Akan tetapi, Chelsea bukan satu-satunya pihak yang pernah merasa dirugikan dengan keputusan Anthony Taylor. Di musim ini saja, ia pernah menjadi sorotan ketika memimpin laga Manchester City dan Arsenal, 15 Februari 2023.

Kontroversi terjadi ketika Ederson bertrabakan dengan Eddie Nketiah di dalam kotak penalti. Taylor kemudian menunjuk titik putih yang membuat dirinya dikepung pemain Manchester City yang tak terima dengan keputusannya. Sementara di pinggir lapangan Pep Guardiola terlihat geram.

Anthony Taylor Pernah Dapat Pujian di Euro 2020

Tak bisa dipungkiri memang kalau “wasit kontroversial” seperti sudah menjadi label yang melekat kepada Anthony Taylor. Namun, meski begitu, ia sebetulnya termasuk wasit dengan karier yang cemerlang dan termasuk dalam jajaran wasit dengan rating terbaik di Inggris.

Sejak terjun ke dunia perwasitan pada 2002 silam, karier Anthony Taylor terus menanjak dari divisi bawah hingga akhirnya menembus Premier League di tahun 2010. Tiga tahun kemudian, ia mendapat lisensi FIFA yang membuat dirinya dapat memimpin pertandingan di kancah Eropa dan internasional.

Sejak mendapat lisensi FIFA, Anthony Taylor tercatat pernah memimpin laga final Piala Super Eropa 2020, Euro 2020, UEFA Nations League 2021, dan Piala Dunia 2022.

Menurut catatan transfermarkt, Anthony Taylor telah memimpin 688 pertandingan, mengeluarkan 2369 kartu kuning, dan 72 kartu merah. Tergolong kejam dan murah kartu. Dari catatan ini saja kita tahu kalau Taylor memang wasit kontroversial.

Namun, jangan kaget. Mungkin kalian lupa kalau Anthony Taylor juga pernah mendapat apresiasi yang begitu tinggi. Ini terjadi tatkala ia memimpin laga Denmark vs Finlandia di Euro 2020.

Seperti yang kita tahu, di laga tersebut Christian Eriksen tiba-tiba kolaps dan tak sadarkan diri di tengah lapangan. Anthony Taylor yang menjadi wasit di laga tersebut mengambil peranan penting dengan segera menghentikan laga dan memberi isyarat kepada petugas medis untuk segera masuk. Taylor juga menunda pertandingan hingga mendapat kabar pasti soal keadaan Eriksen.

Sayangnya, kini tindakannya ini mungkin sudah dilupakan banyak pihak. Insiden di tengah pertandingan dan pasca pertandingan final Liga Europa 2023 telah menasbihkan kembali nama Anthony Taylor sebagai wasit kontroversial.

Akan tetapi, se- kontroversial apapun seseorang, khususnya wasit, ia tak pantas mendapat pelecehan seperti yang dialami Anthony Taylor di bandara Budapest beberapa waktu lalu. Apalagi, pelecehan tersebut juga menimpa anggota keluarganya.

Semoga aksi tidak terpuji suporter AS Roma tak terulang kembali dan tidak menjadi contoh bagi suporter lainnya.


Referensi: CNN, Goal, Change, Givemesport, Goal, Transfermarkt, BBC.

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru