Ustadz Felix Siauw pernah berkata, kita tak bisa membuat semua orang menyukai kita. Hal itu sama mustahilnya dengan membuat semua orang membenci kita. Kalimat itu berarti, bahwa mau sebaik apa pun kita, pasti ada aja yang tidak suka, mencela, bahkan menghina. Nah, nasib yang kurang lebih sama tengah dialami Timnas Indonesia.
Performa dan pamor yang sedang naik, Skuad Garuda justru terus digempur kalimat sinisme dari beberapa media asing. Mereka seakan tak senang dengan segala pencapaian yang diraih oleh Timnas Indonesia. Salah satu yang paling sering menguliti Indonesia sih, media Vietnam.
Hampir setiap hari, ada saja bahan untuk mencela Timnas Indonesia. Sekali dua kali sih nggak apa. Tapi kalau keseringan jadi cringe gitu nggak sih? Jadi keliatan banget kurang kerjaan dan kepengen pansos sama warga Indonesia. Dan berikut ini Starting Eleven lampirkan bukti-buktinya.
Daftar Isi
Tetangga Julid
Dalam satu tahun terakhir, Timnas Indonesia telah mendunia. Skuad Garuda dibicarakan oleh hampir seluruh dunia. Mereka membahas tentang kemajuan sepakbola dan bagaimana PSSI menjaring bakat-bakat terbaik dari Benua Biru. Beberapa media besar seperti ESPN hingga The Athletic pun tak mau ketinggalan untuk mengulas tim yang sedang naik daun ini.
Namun, ketika skuad racikan Shin Tae-yong mulai mendapat apresiasi dari media-media Eropa, media-media Asia Tenggara justru berkelakuan sebaliknya. Entah karena sirik atau bagaimana, sudut pandang media-media ASEAN selalu buruk jika membahas sepakbola Indonesia.
Dari mulai Malaysia, Thailand, hingga Vietnam, semuanya pasti memuat berita negatif tentang tim nasional tercinta ini. Namun, dari negara-negara tersebut, media Vietnam jadi yang paling rajin menghujat Indonesia. Sudah banyak buktinya. Beberapa kali, Starting Eleven pun mengulas perkataan-perkataan sinis mereka.
Penggunaan Pemain Keturunan
Media Vietnam memang dikenal kritis soal mengamati sepakbola negara-negara pesaingnya. Kebiasaan media Vietnam menguliti Timnas Indonesia pun sudah sejak lama. Bahkan sudah sejak Piala AFF 2018 dan mungkin jauh lebih lama lagi. Itu berarti, dendam kesumat Vietnam sudah terpupuk jauh sebelum kedatangan Shin Tae-yong ke Indonesia.
Setelah kedatangan pelatih asal Korea Selatan itu, media Vietnam jadi makin rajin menguliti tim nasional Indonesia. Bukan karena performa buruk, tapi tentang bagaimana Indonesia meraih prestasi-prestasinya. Seperti yang dituliskan oleh Plo Vn, di mana mereka mengkritik kebijakan PSSI yang gencar mendatangkan pemain keturunan untuk mendongkrak performa tim.
Mereka menilai kehadiran pemain-pemain keturunan termasuk yang terbaru, yakni Mees Hilgers dan Eliano Reijnders membuat kesempatan bagi pemain lokal semakin tertutup rapat. “Kini, dengan tiga wajah baru, peluang pemain Indonesia untuk bermain di lapangan pun semakin tidak menentu,” tulis Plo vn yang dikutip oleh TVOnenews.
Komentar tersebut jelas tak berdasar. Jika benar kalau pemain lokal tidak mendapat tempat lagi, maka kita tak akan mengenal sosok Malik Risaldi di tim nasional. Di laga-laga tertentu, Shin Tae-yong juga tetap memberikan kesempatan pada pemain-pemain Liga 1 lainnya seperti Rizky Ridho, Witan Sulaeman, dan Wahyu Hulk.
Merendahkan Timnas U-19
Bukan cuma tim nasional senior aja yang kena. Media Vietnam juga sampai meluangkan waktu untuk mengurusi Garuda Muda asuhan Indra Sjafri. Media Vietnam yang berinisial The Thao 247 mengkritik performa Timnas Indonesia asuhan Indra Sjafri yang sedang berpartisipasi di Piala AFF U-19.
Mereka menulis bahwa Garuda Muda tampil kurang greget saat menghadapi Kamboja di Stadion Gelora Bung Tomo. Meski pada akhirnya Indonesia menang 2-0, media Vietnam itu tetap nyinyir bahkan menertawakan Arkhan Kaka cs yang sempat kesulitan menjebol gawang Kamboja. Menurut mereka, seharusnya Indonesia bisa menang telak lawan The Young Angkor Warriors.
Kritikan ini pun cuma direspons santai oleh Indra Sjafri. Menurutnya, hal itu sangat wajar terjadi di lapangan dan tidak patut ditertawakan. Apalagi ketika melawan tim yang mengandalkan pertahanan total macam Kamboja. Coach Indra meminta media asing untuk melihat fakta di lapangan sebelum menulis berita.
Lucunya lagi abis dikritik kayak gitu, Indonesia justru kian trengginas di Piala AFF U-19. Jens Raven dan Donny Tri Pamungkas jadi pemain yang paling disorot kontribusinya. Keduanya bahkan berhasil membantu Indonesia mengakhiri kompetisi dengan gelar juara. Sedangkan Vietnam U-19, lolos ke fase gugur saja enggak.
Disebut Anak Emas AFF
Masih seputar Piala AFF, media Vietnam kembali cuap-cuap ketika mengetahui ada wacana pengunduran jadwal kick off Piala AFF 2024. Beberapa bulan lalu, ada berita yang mengungkapkan kalau jadwal Piala AFF yang sedianya akan diselenggarakan November hingga Desember 2024, mundur menjadi Desember 2024 hingga Januari 2025.
Mendengar hal itu, media Vietnam, Soha pun geger. Mereka tanpa ragu menuding bahwa perubahan jadwal Piala AFF bisa menguntungkan rival Timnas Vietnam, yakni Indonesia. Mundurnya agenda Piala AFF akan membuat Indonesia punya waktu yang cukup untuk melakukan persiapan.
Karena jika diadakan sesuai jadwal awal, Indonesia tak punya waktu untuk persiapan karena masih fokus dalam agenda ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. Alhasil, Soha menyimpulkan kalau wacana ini tak lebih dari upaya AFF untuk memberi keringanan bagi Indonesia. Media Vietnam itu merasa Indonesia selalu di anak emaskan. Padahal belum fix diundur, tapi udah kebakaran jenggot duluan.
Salahkan Pemain Lokal Indonesia
Tak bosan-bosannya bikin berita miring tentang Indonesia, media Vietnam kembali menulis berita tentang kekalahan Indonesia di kandang China kemarin. Yang pertama dari Publik Negeri Naga Biru yang menilai kualitas Timnas Indonesia masih jauh di bawah Timnas China. Dalam konteks ini terbukti benar, karena Indonesia kalah 2-1 dari tim tuan rumah.
Bukan cuma media itu. Dikutip Suara.com, Soha mengatakan penggunaan pemain lokal yang berlebihan sebagai penyebab kekalahan itu. Hal ini ditambah lagi dengan performa Witan Sulaiman dan Asnawi Mangkualam yang berada di bawah standar.
Serba salah kan? Pakai banyak pemain keturunan katanya mematikan karir pemain lokal. Sekarang pas pakai pemain lokal, dicap sebagai biang keladi kekalahan. Keliatan banget cari panggungnya. Tak cuma pemilihan line up, pemilihan kapten pun tak luput dari perhatian negara rival kita itu.
Soha menyebut Shin Tae-yong melakukan blunder dalam penunjukan kapten tim. Alih-alih menunjuk Jay Idzes sebagai kapten, Shin Tae-yong justru mempercayakannya pada Asnawi. Padahal dalam laga sebelumnya melawan Bahrain, bek Port FC itu tidak bermain sama sekali.
Diragukan Lawan Jepang dan Arab Saudi
Masih dari media yang sama, Soha meragukan skuad Timnas Indonesia jelang menghadapi Jepang dan Arab Saudi. Mereka yakin kalau Indonesia akan dengan mudah dikalahkan oleh The Blue Samurai dan Green Falcon. Soha bahkan menekankan kepada Skuad Garuda kalau banyaknya pemain keturunan tidak akan berpengaruh apa-apa.
Media Vietnam menuliskan “Meski menurunkan puluhan bintang naturalisasi, kemungkinan besar Tim Indonesia hanya mengincar satu poin saat melawan Jepang di laga mendatang. Namun resiko kalah wakil Asia Tenggara di laga ini sangat besar,” Jepang akan mengalahkan Indonesia dengan mudah.
Emang ya, media Vietnam tuh semangat kalau disuruh ngawang-awang. Bola itu bundar, apa pun bisa terjadi. Udah kayak cenayang aja nih media Vietnam. Awas aja nanti. Kalau pada akhirnya Indonesia bisa menuai hasil positif di dua laga tersebut, bakal mimin rujak tuh si Soha itu.