Campur Tangan Donald Trump dan Tumpukan Masalah Piala Dunia 2026

spot_img

Piala Dunia 2026 tinggal sebentar lagi dan denyut nadi persiapannya semakin mengundang atensi. Kalau kemarin Coldplay, kali ini Donald Trump yang jadi pusat perhatian. Presiden Amerika Serikat berambut pirang itu, baru saja ditunjuk sebagai ketua pelaksana Piala Dunia 2026. 

Penunjukkan Trump disampaikan saat pertemuan khusus dengan Presiden FIFA Gianni Infantino di White House, Washington DC, 8 Maret 2025. Politisi Partai Republik itu tidak akan sendirian dalam mempersiapkan segala printilan untuk kebutuhan Piala Dunia. Trump langsung gercep dengan mendeklarasikan sebuah satuan tugas khusus.

Nantinya, satuan tugas itu akan membantu Trump untuk berkoordinasi dengan unsur stakeholder yang terkait dengan keamanan dan perencanaan pemerintah federal untuk turnamen empat tahunan tersebut. 

Meski begitu, ada beberapa pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh Trump dan satgasnya untuk memastikan Piala Dunia 2026 berjalan lancar. Hal itu tak lepas dari penyelenggaraan Copa America 2024 di Amerika Serikat yang dicap terburuk sepanjang masa. 

Apa saja yang harus dibenahi Amerika Serikat di sisa waktu ini? Mari kita bahas. Sebelum masuk ke pembahasan, kalian bisa subscribe dan nyalakan lonceng notifikasi agar tidak ketinggalan konten terbaru dari Starting Eleven. 

Kualitas Lapangan Yang Buruk Di Beberapa Stadion

Lapangan selalu jadi elemen penting yang wajib hukumnya memiliki kondisi prima jelang pertandingan, apalagi untuk event sepak bola setenar Copa America. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Sepanjang Copa America 2024 bergulir, ditemukan beberapa kasus rumput stadion yang buruk bahkan ada yang permukaannya tidak rata. 

Timnas Argentina jadi korban yang tiga kali ketiban sial karena bertanding di stadion yang lapangannya amburadul. Kejadian pertama saat La Albiceleste jumpa Kanada di pembuka fase Grup A pada 20 Juni 2024. Mercedes Benz Stadium, Atlanta dipilih jadi venue untuk laga tersebut. 

Argentina memang berhasil memadamkan perlawanan Kanada dengan gol Julian Alvarez dan Lautaro Martinez, tapi kemenangan tersebut dihiasi dengan kondisi lapangan yang bikin ngelus dada. 

Selepas laga, Emiliano Martinez bicara blak-blakan di hadapan awak media tentang rumput Mercedes Benz Stadium malam itu. Mengutip dari One Football, kiper Aston Villa ini mengungkapkan kondisi lapangan sangat buruk dan bergelombang. 

Masalah yang sama dijumpai Argentina saat menjajal Hard Rock Stadium, Miami dan MetLife Stadium, New Jersey. Lapangan kedua stadion diketahui juga tidak rata dan membuat aliran bola jadi alot. 

Lebih parahnya, mega bintang Lionel Messi sampai harus mengerang kesakitan saat jatuh ke permukaan lapangan Hard Rock Stadium usai menguber Luis Diaz. La Pulga pun terpaksa harus ditarik akibat terkilir. 

Bukan hanya Argentina saja yang mengeluhkan kualitas lapangan yang jelek. Gelandang Amerika Serikat, Weston McKennie mengakui bahwa permukaan lapangan sulit untuk memainkan bola, sementara pelatih Peru, Jorge Fossati berpendapat bahwa penyebab kapten timnya, Paolo Guerrero mengalami cedera Achilles karena kontur lapangan yang dimanipulasi. 

Sudah barang tentu, ini menjadi hal yang dikhawatirkan jelang hajatan Piala Dunia. Sebagai informasi, mayoritas stadion yang dipakai untuk Copa America tahun lalu nantinya juga digunakan untuk laga Piala Dunia 2026 mendatang. 

Oleh karena itu, panitia penyelenggara perlu segera fokus membenahi kualitas lapangan di venue-venue yang telah didaftarkan ke FIFA. Langkah pertamanya adalah mengganti rumput sintetis yang dipasang saat Copa America dengan rumput alami sesuai standar FIFA untuk turnamen besar. Usut punya usut, rumput sintetis lazim digunakan oleh stadion milik tim MLS. 

Langkah kedua, memperbaiki kontur lapangan yang tidak rata. Beberapa lapangan di Amerika diketahui ada yang diletakkan di atas rumput buatan, di atas pasir, bahkan beberapa ada yang di atas beton. Akibatnya ada yang terlalu kering, sedangkan beberapa lainnya terlalu basah. Inilah yang membuat permukaan lapangan bisa terlalu keras dan ada yang bisa terlalu lunak. 

Keduanya perlu untuk secepatnya dilakukan mumpung hari pertama Piala Dunia masih lumayan jauh. Tujuannya, tentu saja agar membuat pemain nyaman selama menjejak rumput hijau dan mengurangi risiko cedera saat terjatuh di permukaan lapangan. 

Fasilitas Training Center Yang Terkesan Dibedakan

Selain masalah keadaan lapangan yang serampangan, Copa America 2024 juga diwarnai dengan perlakukan yang terkesan membeda-bedakan negara peserta. Melansir dari Goal, Timnas Bolivia dikabarkan mendapatkan tempat training center yang ala kadarnya selama turnamen. 

Orang yang buka suara atas kejadian ini adalah Marcelo Bielsa, juru latih Timnas Uruguay. Bielsa mengamuk kepada panitia penyelenggara yang tidak mempersiapkan kebutuhan peserta dengan baik, termasuk kepada Timnas Bolivia yang ia anggap tidak bisa berlatih dengan serius karena training center mereka fasilitasnya kacau. 

Entah ini kelalaian atau kesengajaan, perlakuan yang dialami skuad Bolivia selama di Amerika ramai diartikan sebagai cara panitia membeda-bedakan fasilitas yang diberikan sesuai status peserta. Kalau negara itu terkenal, maka disediakan akomodasi yang kelasnya bintang lima. Lain cerita dengan negara antah berantah, pasti akan dianaktirikan dengan fasilitas yang sedapatnya. 

Sangat jelas kejadian seperti ini tidak boleh terulang lagi di piala dunia nanti. Panitia harus menyamaratakan fasilitas yang disiapkan untuk 47 tamu yang datang, entah itu penginapan maupun training center. Bayangkan kalau nanti Timnas Indonesia mendapatkan fasilitas yang dibeda-bedakan, kan kasian. 

Masalah Keamanan Di Dalam dan Luar Stadion

Selain membenahi infrastruktur, satuan tugas Donald Trump juga perlu memperhatikan aspek keamanan, baik di dalam maupun di luar stadion. Tragedi di Copa America 2024 bisa dijadikan pelajaran untuk menyiapkan sistem pengamanan yang baik dan terstruktur. 

Dari dalam tribun, perlu disiagakan barisan keamanan dalam jumlah banyak dan tentunya harus sigap guna mengantisipasi kerusuhan yang terjadi antar suporter. Seperti yang terjadi pada laga Uruguay vs Kolombia di mana kedua pendukung saling rusuh dan membuat suasana chaos. 

Sayangnya, petugas keamanan yang berjaga di dalam stadion lalai dan kurang tanggap dalam melerai sehingga perlu waktu lama untuk memadamkan kejadian itu.  Sementara di luar stadion, diperlukan sistem crowd control yang terstruktur untuk mencegah kejadian di Hard Rock Stadium terulang kembali. Ketika itu, pihak keamanan kesulitan untuk mengatur massa yang membludak. 

Hal itu semakin diperparah dengan adanya miskomunikasi dengan petugas di gate masuk yang sempat membuka akses yang akhirnya dimanfaatkan oleh oknum fans tanpa tiket. Alhasil, desak-desakan pun tak terelakkan hingga membuat banyak orang yang dilarikan ke rumah sakit akibat cedera. 

Untuk event sekaliber Piala Dunia, kekacauan itu haram hukumnya terjadi karena jumlah massa yang datang akan jauh lebih banyak dibanding Copa America. 

Imigrasi Di Bandara Yang Berbelit-belit 

Penyelenggaraan Piala Dunia sudah pasti akan menarik jutaan manusia untuk datang ke Amerika. Ada yang ingin menyaksikan negara tercinta tanding sampai para wartawan dari seluruh dunia yang ingin meliput berita terkini dari hajatan akbar ini.

Namun, Amerika Serikat tengah dihadapkan dengan sistem imigrasi dan bea cukai di bandara yang berbelit-belit. Keresahan itu disampaikan oleh Presiden dan CEO Asosiasi Perjalanan AS Geoff Freeman serta presiden dan CEO MGM Resorts International, William Hornbuckle.  Mereka menilai jika pemerintah tidak memperbaikinya, berpotensi akan menimbulkan antrian yang sangat panjang di bandara dan bisa menimbulkan chaos. 

Freeman dan Hornbuckle memang memaklumi kalau pengetatan sistem imigrasi itu untuk melindungi Amerika Serikat dari warga asing yang berpotensi membahayakan, tetapi selama orang itu datang membawa visa dan tiket pertandingan, sebisa mungkin jangan dipersulit karena mereka datang ke Amerika dengan bukti yang sah.  

bbc.com, cbssports.com, usatoday.com, cnn.com, wusf.org, goal.com, sports.yahoo.com

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru