Pada Piala Dunia 2010, ada momen unik terjadi di pertandingan babak penyisihan Grup D antara Ghana melawan Jerman. Di pertandingan tersebut ada kakak beradik yang saling berhadapan. Yaitu Jerome Boateng yang membela timnas Jerman dan Kevin-Prince Boateng yang dengan bangga berseragam Ghana. Kedua kakak beradik itu dipertemukan dalam satu pertandingan sebagai lawan.
Kevin-Prince Boateng and Jerome Boateng are the first and only brothers to play against each other at a FIFA World Cup match. They did this at the South Africa 2010 World Cup when Ghana played against Germany with Kevin-Prince representing Ghana and Jerome representing Germany. pic.twitter.com/1BZT2b1uXS
— Africa Archives ™ (@Africa_Archives) July 4, 2021
Sebelum pertandingan itu berlangsung, mereka mengaku tidak saling berbicara satu sama lain bahkan sesaat sebelum Piala Dunia 2010 dimulai. Keadaan tersebut membuat tensi diantara keduanya semakin panas. Apalagi sebelumnya, Kevin-Prince sudah dibenci warga Jerman setelah melakukan pelanggaran terhadap Michael Ballack, yang membuat Ballack tidak bisa ikut Piala Dunia.
Kasus unik dua saudara yang membela dua tim nasional yang berbeda pun menimbulkan banyak pertanyaan. Bagaimana hubungan mereka sebenarnya? dan mengapa dua saudara bisa membela dua negara yang berbeda? dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang menarik untuk dibahas.
Daftar Isi
Awal Perjalanan Kevin
Cerita bermula ketika sang ayah, Prince Boateng pindah dari Ghana ke Jerman pada tahun 1981. Kevin-Prince lahir di tahun 1987 dan Jerome lahir dari ibu yang berbeda di tahun 1988. Mereka berdua sebenarnya punya kakak yang lebih tua, yaitu George Boateng. Namun sang kakak lebih memilih karir musik, ia kemudian menjadi rapper di Jerman dengan nama panggung BTNG. Meskipun dipercaya ia punya bakat yang lebih besar daripada kedua adiknya itu.
Ketika George Boateng memilih untuk tidak berkarir di dunia sepak bola profesional, karir Kevin-Prince dan Jerome baru saja akan dimulai. Kevin-Prince sempat tergabung dalam akademi Herta Berlin dan sempat tembus ke tim senior di sana. Ia juga menjadi pemain muda yang menjanjikan bahkan di tahun 2006 mendapatkan penghargaan Fritz Walter, penghargaan bergengsi Jerman untuk pemain-pemain muda.
Di tahun 2007 ia pun pindah ke London untuk memperkuat Tottenham Hotspurs. Namun, dirinya tidak bisa bersaing di tanah Inggris. Meskipun punya potensi yang besar sebagai pemain muda, dirinya hanya mampu mencatatkan 14 penampilan selama dua musim. Ia pun dipulangkan ke Jerman untuk dipinjamkan ke Borussia Dortmund.
ON THIS TRANSFER DAY: In 2007, Kevin-Prince Boateng joined Tottenham from Hertha Berlin for a reported fee of £5.4m. pic.twitter.com/2N4l9GPftd
— Squawka (@Squawka) July 31, 2015
Bergabung dengan skuad Dortmund di musim pertama Jurgen Klopp, Karir Kevin-Prince seperti berada di jalur yang benar. Namun sayangnya masa peminjamannya di Dortmund hanya selama enam bulan saja. Padahal tahun-tahun setelahnya Dortmund meraih kejayaan bersama Klopp. Klopp juga sebenarnya punya rencana untuk mempermanenkan Kevin-Prince namun saat itu klubnya sedang terkendala finansial. Ketika kembali ke Tottenham, Kevin-Prince sudah tidak dibutuhkan lagi oleh Harry Redknapp. Ia pun dibuang ke Portsmouth pada tahun 2009.
Perbedaan Nasib di Timnas
Tahun 2009 memang tahun yang berat bagi Kevin-Prince. Sebab di tahun itu juga ia hengkang dari timnas Jerman. Dan itu yang membuat semuanya berubah. Setelah beberapa tahun membela Der Panzer muda, Kevin-Prince memilih untuk membela tim nasional negara leluhurnya, Ghana. Keputusan tersebut ia ambil setelah dirinya didepak dari skuad Jerman untuk kompetisi Euro U-21 tahun 2009.
Kevin-Prince sebenarnya termasuk pemain vital tim muda Jerman. Bersama Mesut Ozil, Matt Hummels, Sami Khedira, Neuer dan adiknya Jerome Boateng. Namun sesaat sebelum skuad muda Jerman berangkat ke turnamen itu, Kevin-Prince dan beberapa rekan setimnya malah mlipir ke klub malam.
Kelakuan itu tidak bisa diterima oleh jajaran pelatih, ia pun dikeluarkan dari skuad Jerman untuk Euro U-21. Sialnya bagi Kevin-Prince, Jerman menjadi juara di kompetisi itu setelah mengalahkan Inggris di final. Ia pun hanya bisa menonton lewat tv selagi teman-temannya merayakan kesuksesan itu.
Germany’s 2009 UEFA U-21 European Championship-winning squad featured six future FIFA World Cup winners:
🇩🇪 Jérôme Boateng
🇩🇪 Benedikt Höwedes
🇩🇪 Mats Hummels
🇩🇪 Sami Khedira
🇩🇪 Manuel Neuer
🇩🇪 Mesut ÖzilA classic #U21EURO team. pic.twitter.com/uoje70cKxS
— Scouted Football (@scoutedftbl) July 4, 2019
Berbeda dengan adiknya, Jerome Boateng menikmati kesuksesan yang perlahan tapi pasti. Ia memperkuat Herta Berlin di musim 2006/07 dan masuk di skuad utama ketika usianya baru 18 tahun. Di akhir musim, Jerome meninggalkan Berlin untuk bergabung bersama Hamburg SV. Ia kemudian semakin berkembang sebagai seorang bek muda. Selama tiga tahun di Hamburg, ia mencatatkan penampilan sebanyak 75 kali.
Sementara sang kakak memperjuangkan karirnya di sana-sini, Jerome menjalani kehidupan yang tenang di Hamburg. Jerome Boateng juga ikut serta dalam kejayaan skuad Jerman di Euro U-21. Skuad yang nantinya juga akan dibawa ke Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Dan di Piala Dunia itulah, kakak beradik dipertemukan sebagai rival beda negara.
Pertemuan Boateng Bersaudara
Di Afrika Selatan, tepatnya di Johanesburg’s Soccer City Kevin-Prince dan Jerome bertemu. Cerita mereka berdua tentu memunculkan drama di media bahkan sebelum pertandingan berlangsung. Terlebih lagi, sorotan warga Jerman tertuju kepada Kevin-Prince. Bukan karena dirinya tidak mau membela Jerman sebagai tanah kelahirannya, tapi apa yang diperbuat olehnya kepada Michael Ballack sebelum Piala Dunia dimulai.
Kejadiannya adalah pada laga final FA antara Chelsea melawan Portsmouth. Kevin-Prince yang saat itu membela Portsmouth melakukan tackle keras terhadap Michael Ballack. Meskipun Ballack mencoba untuk tetap melanjutkan pertandingan, ia akhirnya menepi lapangan sebelum babak pertama selesai.
Cedera yang dialami Ballack saat itu ternyata cukup parah. Dampaknya pun juga diderita oleh timnas Jerman. Ia harus istirahat dan tidak bisa ikut membela Jerman di Piala Dunia. Warga Jerman yang tahu bahwa timnya akan melemah tanpa diperkuat sang kapten, melimpahkan kekesalan mereka kepada Kevin-Prince.
This injury broke my heart. FA Cup final 2010. Boateng vs. Ballack. Our Capitano missed the 2010 World Cup because of this… 💔 pic.twitter.com/5v4ndiMksw
— Buddy (@BuddyFifa_) May 10, 2020
Namun setidaknya warga Jerman bisa sedikit puas. Di laga tersebut Jerman bisa mengalahkan Ghana dengan skor 1-0 lewat gol dari Mesut Ozil. Tapi kedua negara tersebut bisa sama-sama lolos grup. Jerman dengan generasi emasnya bisa melaju sampai merebut juara ketiga. Sedangkan penampilan Ghana di Piala Dunia itu juga cukup impresif. Mereka menjadi satu-satunya tim Afrika yang lolos babak grup dan melaju sampai quarter final.
Setelah Piala Dunia berakhir, Kevin-Prince Boateng pindah ke Italia untuk memperkuat AC Milan. Ia menjalani musim yang cukup impresif dan itu pun melambungkan namanya di Serie A. Kevin-Prince bersama Milan bahkan sempat mendapatkan gelar Scudetto di musim 2010/11. Ia menjelma menjadi pemain penting AC Milan pada masa itu.
Perbedaan Nasib di Klub
Berbeda dengan kakaknya, nasib Jerome Boateng setelah Piala Dunia 2010 tidak terlalu baik. Ia pindah ke Inggris untuk membela Manchester City, tapi di sana ia malah bergelut dengan cedera berkepanjangan. Jerome hanya bertahan satu musim saja di City sebelum akhirnya pulang ke Jerman dan memperkuat Bayern Munchen. Kepindahannya ke Munchen ini lah yang membuat karir Jerome kembali ke puncak.
Pada tahun 2014, Jerome dan Kevin-Prince kembali bertemu di ajang Internasional. Sama seperti sebelumnya, pertemuan ini adalah laga penyisihan grup Piala Dunia. Kali ini lokasinya di Estadio Castelao, Brasil. Di pertemuan kali ini tensi keduanya sudah tidak terlalu panas. Pertandingannya pun hanya berjalan imbang 2-2. Tapi Kevin bersama Ghana tidak bisa lolos grup tahun itu sedangkan Jerome bersama Jerman menjadi Juara Dunia di akhir kompetisi.
Happy birthday, Jerome Boateng!
He went 56 Bundesliga games unbeaten between November 2012 and December 2014; a league record. 🇩🇪 pic.twitter.com/3ig7Da9wOw
— Squawka (@Squawka) September 3, 2017
Perbedaan nasib mereka tidak sampai situ saja. Setelah Piala Dunia edisi ini, giliran Jerome yang punya karir mulus di klub. Di Bayern Munchen, Jerome bisa menggali potensinya sebagai bek tengah lebih dalam lagi. Bersama Matt Hummels ia membangun tembok pertahanan yang paling kokoh seantero Eropa. Ia menjadi bagian penting perolehan dua gelar treble Bayern Munchen.
Sementara itu, Kevin-Prince masih menikmati kejayaannya di Milan, namun tidak terlalu lama baginya untuk tergantikan dan hengkang dari Italia. Ia hanya bertahan tiga musim kemudian. Setelahnya ia pindah ke Schalke dimana ia mengalami kemunduran performa karena cedera. Lalu ia kembali ke Milan hanya untuk enam bulan saja sebelum ia berkelana ke klub-klub lain seperti Las Palmas, Frankfurt, Sassuolo hingga Barcelona. ya, ia pernah di Barcelona dengan status pinjaman dan hanya tampil di lima pertandingan saja di tahun 2019.
Hubungan yang Renggang
Meskipun mereka membela tim nasional yang berbeda, mereka tetap memiliki prinsip yang sama. Mereka bangga dengan latar belakang mereka yang berakar dari Afrika. Mereka juga sama-sama vokal dalam berbicara masalah rasisme dan menentang diskriminasi ras dimanapun mereka bermain.
Kevin bahkan berani melakukan aksi walk off di pertandingan persahabatan bersama AC Milan setelah fans meneriakan ejekan rasis. Jerome juga sangat vokal menyarakan kebanggannya membela Jerman meskipun sempat banyak ditentang karena ia adalah anak seorang imigran. Kakak beradik itu sama-sama menunjukan kualitasnya di dalam maupun luar lapangan.
Namun, hubungan mereka menjadi renggang sejak tahun 2021. Ketika itu Jerome divonis bersalah karena telah melakukan kekerasan terhadap pacarnya. Kevin yang kecewa mengaku sudah tidak menghubungi adiknya lagi sejak saat itu. Kevin berkata bahwa dirinya mendukung hukum di Jerman dan menentang keras kekerasan terhadap perempuan.
The court in Munich has sentenced Jérôme Boateng for physical assault against his ex-girlfriend. The court imposed a fine of 120 daily rates of €10,000. #Boateng pic.twitter.com/CNU2OqkqVu
— Bayern & Football (@MunichFanpage) November 2, 2022
Kevin-Prince Boateng dan Jerome Boateng memang memiliki nama yang sama, bahkan lahir dari ayah yang sama. Tapi perjalanan karir mereka sangat berbeda. Dan akan selalu dikenang dalam sejarah sepakbola sebagai kisah dua saudara yang unik.
Sumber referensi: Guardian, Footballtimes, Barcelona