Berjudi Dengan Jubah Baru! Peluang Spanyol di Piala Dunia 2022

spot_img

Luis Enrique adalah nama yang akhir-akhir ini banyak disorot di publik Spanyol, setelah ia mengumumkan 26 skuad La Furia Roja yang diboyong ke Qatar. Pasalnya banyak nama-nama senior yang ditinggalkan begitu saja.

Dengan jubah barunya, kini Enrique menatap Qatar dengan penuh perjudian. Lantas seberapa kuat skuad Negeri Matador kali ini? Seberapa jauh pula mereka melangkah?

Era Kejayaan Spanyol Yang Sudah Usai

Tak dipungkiri sepakbola Spanyol sejak 14 tahun mengalami era kejayaan. Sejak era keemasan Barcelona dengan Total Football dan Tiki-Taka nya, La Furia Roja sukses mendominasi Eropa bahkan Dunia pada periode tahun 2008 hingga 2012.

Pola permainan indah dan tak terkalahkan ketika itu, bagaikan nostalgia yang tak pernah terlupakan. Dari semua kenangan indah itu, titik baliknya muncul pada kegagalan di Piala Dunia 2014. Ketidaklolosan Spanyol dari fase grup adalah tanda-tanda mulai runtuhnya era kejayaan itu.

Kemudian kegagalan di Piala Eropa 2016, dan Piala Dunia 2018, juga tak dapat ditolerir terlalu lama. Hal itu semakin mempertegas bahwa sisa-sisa gerbong era kejayaan Spanyol sudah habis.

Nah, pasca kegagalan di 2018, Spanyol langsung bergerak cepat menunjuk Luis Enrique sebagai juru taktik berikutnya. Mantan pelatih yang sukses bersama Barcelona itu dituntut membawa perubahan signifikan. Pemugaran pada skuad sekaligus sistem permainan pun dilakukan. Mereka kini tidak lagi bergantung pada kenangan indah masa lalunya, Tiki-Taka.

Direct Football Enrique

Perlahan perubahan di bawah Enrique mulai terlihat. Termasuk di Piala Eropa 2020 yang lalu. Terbukti regenerasi mulai diunduh La Furia Roja. Para pemain bekas era kejayaan sudah mulai ditinggalkan. Enrique berani melakukan perubahan yang revolusioner demi sebuah regenerasi.

Pola permainan yang disuguhkan Enrique pun terlihat sangat berbeda dari Tiki-Taka. Sistem permainan Enrique lebih mengedepankan Direct Footbal dengan kecepatan aliran bola. Spanyol kini tidak hanya banyak menguasai bola di area sendiri.

Mereka lebih cepat mengalirkan bola ke depan, baik itu dengan Long Ball maupun Crossing. Enrique tahu sepakbola modern telah banyak berubah. Sehingga mereka dituntut untuk banyak beradaptasi.

Nampaknya dengan pola permainan yang diyakini Enrique, Spanyol perlahan mulai merangkak naik secara prestasi. Semifinalis Piala Eropa 2020 yang lalu menjadi bukti langkah awal racikan jubah baru Spanyol di era Enrique.

Regenerasi Yang Mulai Tumbuh dan Diunduh

Tentu saat regenerasi dilakukan, banyak juga pemain baru yang muncul di timnas Spanyol era Enrique. Sebut saja Ferran Torres, Dani Olmo, Pablo Sarabia, Pau Torres, Aymeric Laporte, Unai Simon, maupun Pedri.

Beberapa nama-nama baru tersebut, awalnya tak meyakinkan publik Spanyol karena dianggap tak bernama besar serta minim pengalaman dan prestasi. Namun perlahan amunisi jubah baru Spanyol itu menuai progress yang signifikan.

Selain mencapai semifinal Piala Eropa 2020, Spanyol juga menjadi finalis di Nations League 2020/21. Mereka hingga kini juga masih melaju di babak Final Four Nations League.

Kekuatan Tim Yang Dibawa Ke Qatar

Piala Dunia Qatar 2022 ini adalah kesempatan selanjutnya bagi jubah baru Spanyol membuktikan pada dunia. Spanyol menuju Qatar dengan mulus di babak kualifikasi. Mereka lolos sebagai pemuncak Grup B Zona Eropa dengan hanya sekali kalah.

Sebagian besar kekuatan Spanyol pun berasal dari kerangka skuad mereka di Piala Eropa 2020 yang lalu. Perubahan yang terjadi hanyalah beberapa pemain senior yang kembali berani disisihkan Enrique. Pemain macam Ramos, Thiago, maupun De Gea tak dipanggil oleh Enrique.

Enrique nampaknya sudah berani menanggung segala resiko apa pun di Qatar nanti. Bahkan cibiran sekalipun. Kini ia mulai banyak menuai cibiran ketika mencoret beberapa nama senior tersebut.

Dengan mengandalkan formasi 4-3-3, Enrique mantap membawa 26 pemain yang diyakininya ke Qatar. Dimulai dari posisi kiper. Ada Unai Simon, Robert Sanchez dan David Raya. Unai Simon sepertinya akan tetap dipercaya sebagai nomor satu di bawah mistar.

Kemudian di sektor empat bek. Di Full Back kanan ada Dani Carvajal yang akan dilapisi oleh Azpilicueta. Di Center Back, ada Pau Torres dan Aymeric Laporte. Mereka akan dilapisi oleh pemain debutan dari Valencia, Hugo Guillamon dan Eric Garcia. Di Full Back kiri masih ada Jordi Alba yang akan dilapisi oleh Jose Gaya.

Kemudian di sektor lini tengah. Sebagai gelandang bertahan akan tetap dikomandoi oleh Busquets. Namun kalau lebih berani, seharusnya Enrique mulai memakai jasa Rodri sebagai pengganti Busquets yang mulai melambat. Kemudian dua gelandang lainnya diisi oleh Pedri dan Gavi. Khusus untuk Gavi, mungkin posisinya akan selalu dirotasi dengan Carlos Soler, Koke, maupun Marcos Llorente.

Lalu trio tiga di depan akan diisi Ferran Torres di sisi kanan, yang akan dilapisi dengan Dani Olmo. Sedangkan di sisi kiri, akan ada Pablo Sarabia yang akan dilapisi oleh Marco Asensio dan Ansu Fati. Sebagai striker ujung tombak, tetap akan dipercayakan kepada Alvaro Morata. Ia akan di backup oleh dua nama baru yakni Inaki Williams dan Yeremia Pino jika mengalami deadlock.

Masalah Finishing yang Harus Dicarikan Solusinya

Nah, deadlock lini depan Spanyol inilah yang sebenarnya kerap menjadi masalah. Seperti apa yang mereka tunjukan di babak knockout Piala Eropa 2020 yang lalu. Mereka banyak sekali menciptakan peluang, namun selalu harus berakhir sampai babak adu penalti.

Di posisi striker kini tak lagi ada nama-nama besar. Praktis hanya ada Morata, pemain yang di klubnya saja tak banyak menciptakan gol. Maka dari itu, permasalahan klasik ini harus segera diantisipasi oleh Enrique.

Pemain dari lini kedua macam Pedri, Ferran Torres, Olmo, Asensio maupun Sarabria harus pandai juga melakukan finishing. Pemain baru macam Ansu Fati, Inaki Williams dan Pino juga dapat dijadikan senjata alternatif bagi Enrique mengatasi permasalahan finishing.

Sejauh Mana Langkah Mereka

Di Qatar nanti, La Furia Roja akan bergabung dengan Jerman, Jepang dan Kosta Rika di Grup E. Tak dipungkiri, Spanyol dan Jerman menjadi unggulan untuk lolos dari grup ini. Tinggal siapa yang akan menjadi juara grup.

Lawan terberat mereka Jerman, kini sudah sangat tidak sabar membalaskan dendam kekalahan menyakitkan mereka 6-0 di Nations League 2020/21, dan juga kekalahan di Semifinal Piala Dunia 2010. Namun jangan disepelekan juga Jepang yang makin matang tahun ini. Kosta Rika yang pernah mengejutkan di Piala Dunia 2014 juga tetap harus diwaspadai.

Siapapun yang menjadi juara dan runner up Grup E, nantinya akan ditunggu lawan dari Grup F. Yang secara di atas kertas banyak diprediksi antara Belgia atau Kroasia. Layak untuk ditunggu kiprah La Furia Roja dengan perjudian jubah barunya ini. Namun, kalau menurut Football Lovers, bakal sampai mana nih langkah Spanyol di Qatar nanti?

https://youtu.be/JWtRB__SPf8

Sumber Referensi : goal.com, theguardian, sportingnews

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru