Barcelona vs Real Madrid: Final Copa del Rey 2025, Perjudian Carlo Ancelotti

spot_img

Pada tanggal 27 April mendatang, Estadio de La Cartuja di Seville bakal jadi saksi pertarungan antara dua klub terbaik Spanyol, Barcelona dan Real Madrid. Sekali lagi, dua klub yang memiliki sejarah rivalitas yang panjang itu akan saling berhadapan demi memperebutkan satu buah trofi. 

Setelah pada awal tahun mereka memperebutkan Piala Super Spanyol, kini kedua klub akan saling sikut demi mengamankan trofi Copa Del Rey. Trofi ini bisa jadi yang kedua bagi Barcelona musim ini. Namun, di sisi lain, trofi ini barangkali jadi satu-satunya kesempatan bagi Madrid untuk menyelamatkan wajah mereka di hadapan publik Spanyol.

Untuk mencari gambaran, siapa yang akan memenangkan pertandingan ini, mari kita analisis bersama peta kekuatan kedua tim.

Head to Head

Bermain dalam satu naungan liga yang sama, membuat Real Madrid dan Barcelona sudah sering berhadapan satu sama lain. Bahkan, di Copa Del Rey pun termasuk sering. Mereka punya kemungkinan yang sangat besar untuk bertemu di babak gugur. Entah itu perempat final atau semifinal.

Final yang akan diselenggarakan pada tanggal 27 April nanti bakal jadi pertemuan kelima mereka di Copa Del Rey dalam sepuluh tahun terakhir. Empat pertemuan sebelumnya selalu tersaji di babak semifinal. Pada musim 2022/23 dan 2018/19. Tak cuma itu, Madrid dan Barca juga beberapa kali bertemu di partai puncak.

Ini jadi pertemuan ketiga mereka di final Copa Del Rey sejak musim 2010/11. Menariknya, di dua pertemuan terakhir, Barca selalu gagal mengalahkan Real Madrid. Di final tahun 2010/11, Barca takluk dengan skor 1-0 setelah laga harus melewati babak extra time. Sedangkan di musim 2013/14, Real Madrid mampu meredam kekuatan La Blaugrana asuhan Gerardo Martino dengan skor 2-1. 

Di edisi tersebut, Carlo Ancelotti lah yang jadi sosok mastermind di balik kemenangan El Real. Di dua pertemuan terakhir pun Barca selalu kalah dan gagal mencetak gol ke gawang Madrid. Statistik ini seharusnya jadi modal yang kuat bagi Madrid. Namun, sebelum kita menyimpulkan, mari kita lihat kondisi terkini dari kedua tim.

Perjalanan Menuju Final

Baik Barcelona maupun Real Madrid, mereka punya jalan masing-masing menuju roma. Dari riwayat tim yang dihadapi mereka, Madrid dirasa memiliki jalur yang lebih mudah untuk menuju final. Sama-sama memulai dari babak ketiga, Kylian Mbappe dan kolega menghadapi Deportiva Minera dari kasta kedua.

Setelah meraih kemenangan mudah, Madrid hanya menghadapi Celta Vigo dan Leganes di babak 16 besar dan perempat final. Praktis, lawan terberat Madrid baru hadir di babak semifinal, yakni saat menghadapi Real Sociedad. Itu pun nggak susah-susah amat. Karena musim ini Sociedad tampil kurang meyakinkan.

Lain halnya dengan Barcelona yang sudah menghadapi lawan yang lebih sulit. Setelah mengalahkan UD Barbastro di babak ketiga, Barca langsung menghadapi Real Betis, tim yang sedang on fire. Lalu Valencia di babak perempat final. Lalu menghadapi tim kuat lainnya, Atletico Madrid di babak semifinal. Barca unggul tipis 5-4 dalam agregat.

Dari sini, kita bisa menyimpulkan bahwa kekuatan Barcelona lebih teruji ketimbang Real Madrid. Namun, apakah sepak terjang di Copa Del Rey bisa jadi patokan? Bisa saja, tapi kurang cukup untuk memenuhi variabel di konten analisis ini.

Kondisi Terkini

Kita akan membedah kondisi kedua tim jelang laga final. Dimulai dari performa Real Madrid dan Barcelona di Liga Spanyol. Baik Madrid maupun Barca, keduanya sama-sama baru mengantongi lima kekalahan. Namun, Barca lebih unggul soal kemenangan. Hingga pekan ke-33, Barca sudah mengemas 24 kemenangan, sedangkan Madrid baru 21 kemenangan.

Itu karena El Real terlalu sering menelan hasil imbang dan masih menyimpan satu pertandingan lagi. Secara performa, Madrid lebih fluktuatif ketimbang Barca. Pasukan Carlo Ancelotti bahkan sempat menempati posisi pertama, ketiga, bahkan kelima. Sedangkan Barca, cukup konsisten. 

Mereka sudah memimpin klasemen sejak pekan-pekan awal. Sempat turun ke urutan ketiga di pertengahan musim, kini pasukan Hansi Flick kembali memuncaki klasemen sementara. Mereka telah mengumpulkan 76 poin. Selisih tujuh poin dengan Real Madrid yang mengekor di urutan kedua.

Di kompetisi Eropa, Madrid juga kurang mujur. Los Merengues terhenti di babak perempat final usai disingkirkan oleh tim yang tak memiliki DNA Eropa sama sekali. Kekalahannya pun terbilang telak, yakni 5-1. Berbeda dengan Barcelona yang masih lanjut ke babak semifinal usai mengalahkan Borussia Dortmund dengan agregat 5-3.

Kehilangan Para Pilar

Yang jadi masalah adalah kondisi skuad dari kedua tim. Keduanya sama-sama diprediksi tak akan tampil dengan kekuatan terbaik. Menurut situs Transfermarkt, Barcelona masih belum bisa memainkan kiper utama, Marc-Andre Ter Stegen. Selain itu, Barca juga dikabarkan tidak akan membawa Alejandro Balde dan sang striker utama, Robert Lewandowski

Balde yang mengalami cedera hamstring akan diperiksa lebih lanjut apakah dirinya memungkinkan untuk dibawa, sedangkan Lewandowski mengalami cedera otot yang cukup parah. Kabarnya, Lewy baru bisa kembali latihan pada awal Mei. Hansi Flick harus memutar otak untuk memperbaiki lini depannya.

Tanpa striker asal Polandia itu, ketajaman di lini depan tentunya pasti berkurang. Selain itu, keseimbangan dan kualitas aliran bola pun tidak akan sebagus biasanya. Itu dibuktikan dengan pertandingan melawan Mallorca kemarin. Di laga tersebut, posisi Lewandowski digantikan Ferran Torres.

Eks Manchester City itu belum menunjukan standar performa yang diinginkan oleh Hansi Flick. Dirinya hanya bermain selama 77 menit. Performanya tak bisa dianggap baik. Karena dalam jangka waktu segitu, Torres hanya melepaskan empat tembakan. Terlihat semakin buruk karena hanya ada satu tembakan yang menyasar gawang. Sisanya? Tendangan jumpa fans. Patut dinanti, siapa yang akan menggantikan peran Lewy di laga final nanti.

Jika permasalahan Barca cukup merata, maka Madrid masih bermasalah pada lini pertahanan. Ini bak sebuah bahaya laten. Permasalahan di lini bertahan seperti tak kunjung pulih. Jika yang satu sembuh, maka yang lain gantian cedera. Saat ini, ada tiga pemain kunci yang absen, mereka adalah Ferland Mendy, Eder Militao, dan Dani Carvajal.

Sejauh ini, Carlo Ancelotti memang sudah bisa mengatasi permasalahan ini. Pelatih asal Italia itu menggunakan pemain-pemain versatile, macam Federico Valverde dan Lucas Vazquez sebagai penambal lubang. Hasilnya pun cukup memuaskan, setidaknya jika itu menghadapi klub-klub La Liga.

Penghakiman Bagi Ancelotti

Real Madrid memang terlihat lebih siap dalam mengatasi permasalahannya. Namun, tekanan yang didapat menjelang laga final justru lebih besar ketimbang Barca. Sebab, laga ini bisa jadi kesempatan terakhir El Real untuk meraih trofi di musim ini. Jika gagal, maka bisa jadi Madrid akan mengakhiri musim 2024/25 dengan status puasa gelar.

Selain Copa Del Rey, Madrid sebetulnya masih berpeluang untuk menggondol trofi La Liga. Namun, beberapa pengamat sepakbola yakin bahwa Barcelona akan sulit diimbangi. Apalagi selisih poinnya sampai tujuh poin. Dengan performa Barca yang masih konsisten, Madrid yang masih menyimpan satu laga pun agaknya sulit untuk mengejar.

Bukan cuma mengatasnamakan klub. Beban yang menggunung juga hinggap di pundak Carlo Ancelotti. Menurut laporan Daily Mail, Ancelotti bahkan akan langsung diberhentikan seandainya Real Madrid kalah dari Barca. Ruang ganti pun sudah tak lagi percaya pada taktik sang pelatih. Dengan kata kata lain, final Copa Del Rey bakal jadi hari penghakiman bagi Don Carlo.

Sumber: Daily Mail, FC Barcelona, Aljazeera, Managing Madrid

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru