Beberapa pihak meyakini sejak kedatangan Mohamed Salah, Liga Inggris jadi liga yang kian ramah pada pemain-pemain beragama Islam. Namun, jauh sebelum itu sudah ada klub yang terkenal kerap memiliki pemain-pemain muslim. Klub tersebut adalah Arsenal. Dari dulu sampai sekarang, Arsenal selalu memiliki pemain jempolan yang beragama Islam.
Di musim ini contohnya. Arsenal memiliki beberapa pemain yang beragama Islam. Sebut saja seperti Mohamed Elneny, Thomas Partey, dan Granit Xhaka. Dan apabila mereka tak menjual semua pemain muslimnya, barangkali mereka bisa jadi tim paling islami di Liga Inggris. Kira-kira begini line-upnya.
Daftar Isi
Rami Shaaban
Dari penjaga gawang, Arsenal pernah dibela oleh pemain muslim bernama Rami Shaaban. Ia beragama muslim karena lahir dari keluarga yang memiliki keturunan Mesir dari ayahnya. Karir Shaaban di Arsenal tak begitu istimewa. Ia hanya bermain beberapa kali saja untuk The Gunners.
Kedatangan Shaaban pada tahun 2002 diharapkan jadi pelapis yang sepadan untuk David Seaman. Namun, karirnya di Arsenal kandas setelah mengalami patah kaki di tahun pertamanya sehingga membuat dirinya sulit berkembang di London. Ketika sudah menjalani pemulihan, semuanya terlambat. Jens Lehmann terlanjur merebut posisinya selepas Seaman pensiun.
Kolo Toure
Untuk sektor bek, ada Kolo Toure. Didatangkan pada tahun 2002, Toure jadi salah satu bagian penting di skuad Arsenal yang mengamankan gelar Liga Inggris musim 2003/04 tanpa satu kekalahan pun. Tercatat, Toure mengantongi dua gelar Liga Inggris selama tujuh tahun berseragam The Gunners sebelum akhirnya bergabung dengan Manchester City pada tahun 2009.
Di lingkungan Arsenal, Kolo Toure dikenal muslim yang taat. Ia bahkan jadi salah satu pemain yang tetap aktif berpuasa meski menghadapi padatnya jadwal kompetisi. Toure yang lahir di keluarga kurang mampu merasa agama Islam telah banyak membantunya dalam karir sepakbola. Oleh karena itu, ia menjunjung tinggi agamanya.
Shkodran Mustafi
Sebagai tandem Kolo Toure, Arsenal punya Shkodran Mustafi. Pemain berkebangsaan Jerman ini mengenal agama Islam dari Ayahnya, Kujtim Mustafi yang berdarah Albania-Makedonia. Pemain yang menjuarai Piala Dunia 2014 ini mengakui bahwa Islam telah melepas semua beban hidupnya dan senantiasa mengajarkan untuk selalu bersyukur.
Didatangkan dari Valencia pada tahun 2016, Mustafi langsung menjadi andalan di lini bertahan The Gunners. Ia bahkan berperan penting dalam dua gelar Piala FA pada tahun 2017 dan 2020. Namun, dalam tahun-tahun terakhirnya, permainan Mustafi jauh menurun. Ia bahkan kerap salah dalam pengambilan keputusan. Sehingga ia dijuluki rajanya blunder Arsenal.
Sead Kolasinac
Sebagai pemain kelahiran Bosnia Herzegovina, Sead Kolasinac merupakan muslim yang taat di Arsenal. Bahkan beberapa kali, Kolasinac memanjatkan doa terlebih dahulu sebelum peluit kick off dibunyikan. Ia juga sesekali memposting kegiatan keagamaan di media sosialnya, terutama untuk memperingati hari-hari besar Islam.
Didatangkan dari Schalke, Kolasinac memiliki karir yang cukup oke di Arsenal. Kolasinac tercatat berseragam Arsenal selama kurang lebih lima tahun dan menghadirkan tiga trofi mayor yang salah satunya adalah Piala FA pada tahun 2020. Kini, Kolasinac bermain untuk Marseille dan jadi pemain yang masih aktif berpuasa meski tengah menjalani pertandingan.
Bacary Sagna
Untuk mengisi posisi bek kanan, Bacary Sagna barangkali jadi pilihan yang tepat. Selama di Arsenal, Sagna juga dikenal sebagai seorang muslim yang taat. Kecepatannya dalam menyisir pinggir lapangan membuat Sagna selalu menjadi pilihan utama Arsene Wenger. Meski demikian, karirnya di Arsenal minim trofi. Selama tujuh tahun, ia hanya menghadirkan satu Piala FA pada 2014.
Tangguh di lapangan tidak membuat Sagna lupa dengan kewajibannya sebagai seorang muslim. Mantan punggawa Manchester City ini sering mengunggah kegiatannya selama bulan Ramadan di media sosial. Dengan gamis serba putih, ia sesekali mengabadikan momen saat hendak jumatan.
Abou Diaby
Beralih ke sektor gelandang, Abou Diaby akan mengisi pos gelandang bertahan. Keislaman dari Abou Diaby sudah tak diragukan lagi. Meski cedera berkepanjangan membuat karirnya tak begitu cemerlang di Arsenal, hal itu tak membuat Diaby melalaikan kewajiban sebagai seorang muslim. Ia bahkan mendapat gelar Hafidz Qur’an kala masih berseragam Arsenal.
Diaby sendiri sempat dianggap sebagai penerus Patrick Vieira di Arsenal. Namun, kondisi fisiknya yang mudah terkena cedera membuat Diaby tak pernah mencapai potensi maksimalnya di Arsenal. Meski berada di London selama sembilan musim, ia jarang terlibat dalam momen-momen penting karena lebih sering duduk di ruang perawatan.
Granit Xhaka
Sebagai lawan main Diaby, ada Granit Xhaka. Sedikit yang mengetahui kalau Xhaka merupakan seorang muslim. Meski berkewarganegaraan Swiss, ia merupakan keturunan Kosovo dan Albania yang mayoritas penduduknya beragama Islam.
Didatangkan dari Borussia Monchengladbach pada tahun 2016, Xhaka telah menjelma salah satu pemain paling penting di lini tengah Arsenal. Ia bahkan sempat menjabat sebagai kapten tim selama beberapa tahun. Kini, Xhaka cs tengah berusaha mempertahankan posisinya di puncak klasemen Liga Inggris guna mengamankan gelar di akhir musim.
Mesut Ozil
Selanjutnya ada Mesut Ozil. Tentu sudah tak perlu dijelaskan lagi kalau Ozil merupakan salah satu pemain paling identik dengan Islam. Sang pemain tak pernah malu untuk mengakui agamanya di depan publik. Bahkan kita bisa menyebut kalau Ozil lah pemain muslim paling terkenal di dunia.
Meski kini sudah pensiun, perjalanan karir Mesut Ozil di Arsenal jadi salah satu yang terbaik. Selama enam tahun membela The Gunners, kemampuan Ozil dalam mengkreasi peluang di sepertiga area pertahanan lawan sangat membantu tim untuk bersaing di papan atas Liga Inggris. Dalam 254 penampilan untuk Arsenal, Ozil telah mengumpulkan 79 assist dan empat trofi Piala FA.
Samir Nasri
Di sisi kiri, bisa diisi oleh Samir Nasri. Karirnya bersama Arsenal memang tak bergelimang trofi. Terlebih ia hanya sebentar di Arsenal. Gelandang asal Prancis ini tercatat hanya tiga tahun membela klub asal Kota London tersebut. Namun, tiga tahun itu sudah cukup bagi Nasri membangun reputasi sebagai salah satu pemain muslim terhebat di masanya.
Ketika hendak berlaga, pemain yang terlahir dengan nama lengkap Samir Ben Said Nasri ini sering tertangkap kamera sedang menengadahkan kedua tangannya, khusyuk berdoa. Ia berasal dari keluarga muslim keturunan Aljazair, sama seperti Zinedine Zidane, Karim Benzema, dan beberapa pesepakbola Prancis lainnya.
Marouane Chamakh
Bergeser ke sektor penyerang, Arsenal bisa menggunakan dua bomber beragama muslim. Yang mana salah satu posnya bisa diisi oleh Marouane Chamakh. Setelah sukses bersama Bordeaux, Chamakh bergabung dengan Arsenal pada tahun 2010. Kabarnya, ia jadi pemain Maroko pertama yang berseragam The Gunners.
Sayang, Chamakh gagal menjawab kepercayaan Arsene Wenger. Ia gagal melanjutkan performa apiknya di Liga Inggris. Selama tiga musim tak menunjukan perkembangan signifikan, ia sempat dipinjamkan ke West Ham sebelum akhirnya dilepas ke Crystal Palace pada tahun 2013. Bersama Arsenal, ia memainkan 67 laga dan hanya mencetak 14 gol.
Emmanuel Adebayor
Sebagai tandem Chamakh, Arsenal bisa memasang Emmanuel Adebayor. Selama membela Arsenal sejak 2006 hingga 2009, ia sudah bermain sebanyak 142 kali dan mencetak 62 gol serta 19 assist. Nama baik Adebayor sempat tercoreng di mata fans Arsenal saat dirinya memutuskan untuk bergabung dengan klub kaya baru saat itu, Manchester City. Ia dianggap sebagai pemain mata duitan.
Terlepas dari itu, Adebayor punya perjalanan spiritual yang menarik. Salah satunya ketika ia memutuskan untuk hijrah memeluk agama Islam. Beda dengan pemain Arsenal lain di daftar ini, Adebayor merupakan seorang mualaf. Ia memutuskan untuk mengucap kalimat syahadat pada tahun 2015 silam.
Sumber: Arsenal, Sportsbrief, Tribuna, Football London, Pundit Arena, Tirto