Andalusia: Pusat Peradaban Islam Sekaligus Kiblat Sepakbola Spanyol

spot_img

Berjalan-jalan menyusuri selatan Spanyol, sebuah peninggalan penting terdapat di sana. Di wilayah Andalusia tepatnya. Sebuah pusat awal peradaban Islam di Eropa. Selain sebagai pusat peradaban Islam, Andalusia juga dikenal menjadi salah satu kiblat persepakbolaan Spanyol.

Di Andalusia terdapat beberapa klub sepakbola yang tak kalah mentereng dibanding wilayah-wilayah lainnya di Spanyol macam Catalunya, Madrid, maupun Basque. Tak jarang pula beberapa pemain terbaik lahir dari wilayah ini.

Jejak Andalusia

Al-Andalus atau kemudian sering disebut Andalusia adalah gerbang pintu masuknya Islam di kawasan Eropa. Islam datang ke Spanyol lewat Semenanjung Iberia. Agama itu dibawa oleh orang keturunan Arab dari Afrika Utara tepatnya pada abad ke-7 atau 711 masehi.

Tak dipungkiri wilayah inilah yang paling penting keberadaannya bagi tumbuhnya Islam di Eropa. Bangunan-bangunan bersejarah seperti Istana Al-Hambra dan Masjid Raya Cordoba, adalah beberapa peninggalan arsitektur indah di abad itu.

Dari aspek penduduknya, banyak pula akhirnya para muslim yang menjamur di kawasan tersebut. Terutama di wilayah Cordoba yang jadi pusat pemerintahan ketika itu. Andalusia sendiri secara provinsi dibagi menjadi delapan bagian.

Diantaranya adalah Cordoba, Almeria, Cadiz, Granada, Huelva, Jaén, Málaga, dan Seville. Nah, dari beberapa wilayah otonom itulah terbentuk beberapa klub sepakbola yang mewakili wilayahnya masing-masing.

Beberapa Klub Dari Andalusia

Melihat wilayah Andalusia yang cukup luas, wajar saja bila wilayah ini banyak memiliki klub sepakbola. Dimulai dari ibukota Andalusia, sekaligus kota terbesar di Andalusia yakni Seville. Seville adalah rumah bagi Derby terbesar di wilayah Andalusia, EL Gran Derby antara Sevilla FC vs Real Betis Balompie.

Sekitar 250 km dari timur Seville, terdapat wilayah Granada. Sebuah wilayah yang mempunyai klub bernama Granada CF. Ke arah utara jauh dari pantai, terdapat pusat pemerintahan Andalusia Cordoba yang mempunyai kesebelasan bernama Cordoba CF.

Di wilayah paling barat Andalusia, terdapat wilayah Huelva. Wilayah yang mempunyai klub tertua di Spanyol bernama Recreativo Huelva. Di sebelah selatan Huelva, terdapat Cadiz. Sebuah wilayah kecil tempat klub Cadiz CF lahir.

Lalu di dekat pantai yang berbatasan dengan Gibraltar terdapat kawasan Malaga. Letaknya berdekatan dengan kawasan liburan ternama di Spanyol, Marbella. Di sanalah lahir klub bernama Malaga CF. Dari Malaga sekitar 200 km ke arah timur, kita akan menemukan kawasan terpencil dari Andalusia yakni Almeria. Di situlah klub bernama UD Almeria lahir.

Prestasi dan Pencapaian Tim Asal Andalusia

Dari beberapa klub yang ada, tentu perlu diketahui seberapa menterengnya sih prestasi klub asal Andalusia tersebut? Sevilla dan Real Betis menjadi nama teratas yang paling mentereng secara prestasi. Terutama Sevilla, klub ini dalam beberapa dekade terakhir menjadi klub tersukses di Andalusia dengan menggondol beberapa gelar domestik maupun Eropa.

Di luar prestasi, dalam perjalanannya klub ini cukup menuai banyak perhatian. Beberapa pemain handal pun kerap muncul dari klub ini. Bahkan pemain sekelas Diego Maradona pun pernah singgah di tim ini.

Tak lupa pula sejarah keberadaan para pemain muslim di Sevilla yang ikonik. Misal Frederic Kanoute yang menggalang dana untuk pembangunan sebuah masjid di Sevilla. Ataupun jejak keberadaan pemain muslim yang silih berganti berseragam Sevilla macam Karim Rekik, Munir El Haddadi, Yassine Bounou, maupun En-Nesyri.

Sementara Real Betis sebagai klub dengan pendukung terbanyak di Andalusia tak mau kalah. Mereka punya Benito Villamarin, stadion terbesar di Andalusia yang dibanggakan.

Kolektivitas serta sikap spartan para pendukungnya terlihat selalu menonjol, terutama ketika bentrok melawan Sevilla. Dari segi trofi, Betis memang tak sementereng Sevilla. Betis hanya pernah menjadi juara La Liga sekali dan Copa Del Rey tiga kali.

Malaga CF meski miskin trofi, namun klub ini setidaknya pernah menyita perhatian di musim 2012/13. Ketika mereka diakuisisi oleh taipan Qatar dan berfoya-foya membeli beberapa pemain bintang, mereka berhasil mencapai babak perempatfinal Liga Champions.

Rival Malaga di Derby Andalusia Timur yakni Granada CF, juga pernah mencuri perhatian di La Liga. Mereka mencatatkan sejarah masuk kompetisi Eropa untuk pertama kalinya yakni Europa league setelah finish di peringkat 7 La Liga musim 2019/20.

Merepotkan Klub Papan Atas

Sementara klub lain seperti Almería, Córdoba, Recreativo Huelva, maupun Cadiz masih miskin prestasi. Tapi setidaknya klub seperti Cadiz di La Liga sempat menjadi momok bagi klub-klub papan atas termasuk Real Madrid dan Barcelona.

Seperti misalnya pada tahun 2020, ketika Cadiz pernah mengalahkan Barcelona dan Real Madrid dalam satu musim. Barca kalah 2-1 di Desember 2020, sementara Real Madrid kalah 1-0 di Oktober 2020.

Jauh sebelum Cadiz klub seperti Almeria juga pernah menyulitkan Real Madrid. Tepatnya di musim 2007/08. Dimana Almeria sempat melibas Los Blancos 2-0. Di musim itu juga, tiga dari lima kekalahan Real Madrid dihasilkan oleh klub dari Andalusia yakni Sevilla, Betis dan Almeria.

Sumbangsih Pemain Asal Andalusia Bagi Timnas Spanyol

Disamping beberapa prestasi yang diraih, Andalusia juga mahir dalam mencetak bakat-bakat terbaik. Bakat-bakat Andalusia ini dalam perjalanan nya juga sangat bermanfaat bagi timnas Spanyol.

Bagaimana tidak, ketika La Furia Roja meraih trofi Piala Eropa dan Piala Dunia periode 2008 hingga 2012, para produk Andalusia juga turut andil dalam tim. Mereka diantaranya adalah Pepe Reina, Carlos Marchena, Sergio Ramos, Daniel Guiza, maupun Jesus Navas.

Jika ditarik lagi ke belakang, banyak juga pemain asli Andalusia yang pernah bersinar macam Diego Tristán di Deportivo La Coruña, Fernando Hierro di Real Madrid, Joaquin di Real Betis, Jose Antonio Reyes di Arsenal, maupun Isco ketika di Real Madrid.

Kondisi Terkini Klub

Lalu di musim 2022/23 ini, bagaimana sih kondisi para klub asal Andalusia? Di La Liga, empat klub Andalusia masih berjuang menempati peringkat terbaiknya hingga akhir musim. Mereka adalah Real Betis, Sevilla, Cadiz, dan Almeria.

Hanya Real Betis asuhan Pellegrini yang sementara masih bercokol di papan 10 besar. Sevilla musim ini mengalami kemunduran di La Liga. Pelatih mereka Jorge Sampaoli pun juga sudah dipecat. Namun di sisi lain, mereka masih menjadi harapan bagi Spanyol sebagai satu-satunya wakil di Europa League.

Sementara Cadiz dan Almeria hanyalah tim medioker yang inkonsisten. Mereka tak lagi mengejutkan tim-tim besar lagi musim ini. Sementara itu di Segunda B ada Granada dan Malaga. Namun nasib berbeda dialami dua klub itu di Segunda B.

Granada masih bercokol di papan atas Segunda dan menjaga asa promosi ke La Liga musim depan bersama pemain macam Jose Callejon. Sementara Malaga yang sempat dihantui krisis keuangan terdampar di papan bawah klasemen Divisi Segunda dan terancam degradasi. Sementara itu Cordoba CF masih berada di divisi tiga dan Recreativo Huelva berada di divisi empat La Liga.

Andalusia dengan segala cerita jejak keislamannya ternyata memiliki warna lain dari segi persepakbolaan di tanah Matador. Namun satu yang masih menjadi pertanyaan besar, kapan ya salah satu wakil dari Andalusia mendominasi La Liga atau bahkan menjadi juara?

Sumber Referensi : laligaexpert, laliga, footballclubssevilla, soccerfootball

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru