Eden Hazard. Saat kita menyebutkan nama tersebut, satu hal yang terlintas secara refleks dalam ingatan kita adalah bagaimana saat dia menjadi pemain yang sangat bersinar bersama Chelsea. Namanya bahkan selalu diperhitungkan masuk jajaran pemain terbaik Premier League. Skill individunya kerap membuat kelimpungan barisan pemain lawan, bahkan satu-satunya cara paling realistis untuk menghentikan pergerakan Hazard adalah dengan mengawalnya sepanjang laga, seperti taktik yang pernah diterapkan MU kala memerintahkan Ander Herrera dan Scott McTominay untuk selalu berlari di belakang Hazard kemanapun dia pergi. Iya gengs, saling ajaibnya kemampuan si Hazard ini.
Selama berseragam biru, Hazard juga menjadi aktor utama kesuksesan Chelsea dengan membantu Singa London menjuarai Premier League, Europa League, dan FA Cup. Pemain Belgia tersebut tidak hanya bisa menjadi orang jenius yang rutin memberikan assist, tapi juga berkontribusi langsung dalam terjadinya gol. Dari 352 kali bermain, Hazard membukukan 110 gol, membuatnya minim kritikan karena kekonsistenan dia selama di Chelsea.
Usai melewati musim yang indah dan panjang di ibukota Inggris, Hazard membuat keputusan untuk hijrah ke raksasa Spanyol, Real Madrid. Tidak ada yang salah sebenarnya, namanya pemain pasti ingin merasakan tantangan baru untuk mencoba liga-liga lain, apalagi jika penawaran itu datang dari klub besar seperti Los Blancos yang langganan juara UCL. Sulit rasanya untuk ditolak.
Saat ini terhitung sudah hampir dua musim berselang Eden Hazard menjadi pemain Real Madrid, namun dia hanya bolak-balik keluar masuk klinik BPJS di Madrid. Cedera mulu kerjaannya. Harapan awal saat Florentino Perez memboyong Hazard ke Real Madrid tentu supaya bisa membantu menjadi daya gedor lini serang Madrid yang baru sejak ditinggalkan Ronaldo ke Juventus. Namun sayangnya harapan itu sampai sekarang masih menjadi harapan tanpa kejelasan.
Entah ada masalah hidup apa, tapi Hazard yang kini di Real Madrid amat berbeda dengan Hazard yang kita kenal dulu kala membela Chelsea. Performanya ketika diturunkan sebenarnya tidak bisa dibilang ancur-ancuran banget, tapi masalah cederanya ini yang bikin pusing. Seperti bulan Januari lalu, baru gacor sebentar, di laga berikutnya malah kena cedera, absen lagi di waktu yang cukup lama sekitar tujuh laga karena cedera otot. Pertengahan Maret kemarin juga sama, baru bermain seperempat jam saat menghadapi Elche, masalah otot Hazard kumat lagi. Bahkan dari catatan statistik penampilan Hazard, dia lebih banyak menghabiskan waktu di meja perawatan daripada merumput di lapangan.
Saat tujuh tahun lamanya mencari nafkah di Inggris, Hazard hanya absen sebanyak 41 pertandingan, iya beb nggak nyampe 50 kali bolos meskipun hampir satu dekade main disono. Itupun tiga laga yang dia tidak ikuti karena kena hukuman kartu merah. Berbanding dengan di Real Madrid yang angka absennya sudah lebih dari 50, bahkan berpotensi semakin bertambah karena kondisinya sekarang yang rentan kambuh.
Eden..🚑This is his 6th separate fitness issue this season. He’s missed 24 games and been available for 15, starting 9.
Eden Hazard has had 9 different injuries (and COVID) ever since joining Real Madrid for €150M back in 2019, 36 games & four goals in just two seasons. pic.twitter.com/PcR8lMlQGL
— Enock Essel Niccolo Makaville (@EsselKobina39) March 15, 2021
Seringnya cedera yang menghampirinya, membuat banyak kemungkinan terburuk jika seandainya Hazard kembali mengalami cedera serius yang butuh operasi. Sejak awal menginjakkan kakinya ke Santiago Bernabeu sampai saat ini, Hazard sudah mengalami cedera sebanyak 13 kali. Karena cederanya yang sudah belasan kali itu Hazard berpikiran dia bisa sembuh total dari cedera jika melakukan operasi engkel. Sayangnya pemikiran Hazard ini bertentangan dengan dr. Jose Gonzalez. Sebagai tenaga medis, yang tentunya lebih paham mengenai dunia percidroan, dr. Jose Gonzalez menyarankan Hazard untuk memikirkan kembali keputusannya itu. Karena terlalu beresiko jika Hazard kembali melakukan operasi pada engkelnya. Dilansir dari Givemesport, dr. Jose Gonzalez menyarankan seperti ini.
The last time Eden Hazard played a full 90 was 514 days ago pic.twitter.com/VhVIaIGPWQ
— Yahya (@CFCYahya) March 26, 2021
“Menurut pengamatan gue nih ya, keknya susah buat Hazard bermain maksimal di Real Madrid kalo kita liat cemana kondisi dia sekarang. Karena biasanya pemain kalo nggak rajin latihan pas abis kena cedera lama, ya kedepannya bakal cedera lagi cuy. Kalo gue lihat nih, dia tuh kek frustasi gitu loh, dia sebenernya pengen ngasih sepenuhnya buat main, tapi sayangnya belum kesampean juga. Dan terkait operasi engkelnya dia, itu tuh beresiko banget, kalo kumat lagi kemungkinan dia bisa pensiun.”
Dari pernyataan si dokter, kita bisa mengambil beberapa poin penting dari jawabannya dia. Yang pertama adalah kemungkinan kambuhnya cedera Hazard jika dia tidak memiliki banyak waktu untuk latihan, ini amat mungkin terjadi karena menurut John Obi Mikel selaku mantan rekan satu klub Hazard ketika di Chelsea dulu, Hazard ini orangnya mageran tiap disuruh latihan. Ya walaupun dulu tetap bisa berkontribusi dengan baik, tapi saat ini bagaimana dia sekarang? Jangankan berperan penting, main pun enggak.
Metode perawatan cedera Eden Hazard oleh dokter dari Belgia pic.twitter.com/AAQmS2rYTT
— 👹👹👹 (@RockMourinho) March 27, 2021
“Lu tau nggak sih, dulu tuh jaman kita masih satu tim, setiap yang lain pada latihan, dia cuma berdiri doang ngliatin kita-kita yang pada latihan. Hazard tuh nggak pernah bener cuy tiap latihan, pokoknya dia itu pemain paling mager yang pernah gue temuin. Tapi ya dulu dia pas main tetep keren aja.”
Dan terkait rasa cemas atau frustasi yang dituturkan dr. Jose Gonzalez tadi itu memang benar adanya, mengutip dari Marca, pelatih timnas Belgia yaitu Roberto Martinez juga menuturkan hal yang sama, dimana Hazard mengalami frustasi terkait kondisinya tersebut.
“Nggak peduli berapa banyak pengalaman yang kalian punya, ketika kalian adalah seorang pemain sepak bola yang nggak bisa turun ke lapangan buat main, itu tuh rasanya aneh (bikin frustasi cuy).”
Deretan cedera yang kini menimpa Hazard sebetulnya sudah diprediksi oleh Jose Mourinho sejak bertahun-tahun lamanya. Seperti yang kita ketahui, jika Mourinho dan Hazard pernah bekerjasama saat di Chelsea dulu, meskipun endingnya antara dua orang ini agak kurang baik dan Mourinho akhirnya dipecat. Tepatnya pada tahun 2015 silam, Mourinho sempat menyoroti aksi lawan-lawannya Hazard yang suka seenak jidat nebas kaki anak asuhnya itu.
“Yakin deh gue, kalo orang-orang yang suka nonton bola udah pasti suka sama gaya permainan Hazard, tapi gue ngrasa kalo suatu hari nanti kita nggak bakal bisa liat lagi aksi dia yang bagus itu. Tau kenapa? Karena pemain lawan itu suka ngasih pelanggaran keras sama Hazard, mereka asal nendang udah kek mo ngabisin si Hazard aja.”
Dan ya memang benar, saat ini kita sulit sekali melihat sosok Hazard yang hebat seperti waktu di Chelsea dulu. Satu laga kita melihat Hazard versi Chelsea, di laga berikutnya dia mengalami cedera dan absen berbulan-bulan. Begitu terus siklusnya.
Karena tak kunjung menemukan performa terbaiknya seperti dulu, kabarnya Real Madrid siap menjual Hazard dengan harga 50 juta euro. Tapi kabar ini masih dipertanyakan dan baru rumor belaka, biasalah mendekati bursa transfer seperti sekarang tentu banyak rumor-rumor bertebaran. Namun jika itu benar terjadi pasti akan sangat merugikan pihak Real Madrid, mereka ini dulu ngebeli Hazard dengan harga 115 juta euro.
Jadi gimana? Adakah cara lain supaya Madrid tidak rugi? Ada. Setiap masalah tentu ada jalan keluarnya, betul? Saya setuju dengan penuturan Fernando Hierro jika Real Madrid perlu lebih mendisiplinkan pemainnya itu untuk menjalankan pemulihan cederanya. Menerapkan metode yang tepat supaya Hazard tidak mageran dan kembali top perform seperti dulu lagi.