Sebuah cerita manis kesuksesan seseorang pasti terdapat sisi kelam kegagalan yang dialaminya dalam segi proses seseorang itu tumbuh. Hal itu juga yang dialami oleh beberapa pelatih top sepakbola dunia dengan sederet gelar yang diraihnya.
Selama menjalani karirnya sebagai pelatih sepakbola tidak selalu mulus seperti apa yang dilihat di era sekarang. Para pelatih itu dalam debutnya melatih tim justru mengalami kegagalan. Berikut pelatih hebat yang pada awal karirnya mengalami kegagalan.
Daftar Isi
Arsene Wenger (Nancy)
Yang pertama adalah Arsene Wenger. Wenger merupakan icon dari Premier League yang banyak menuai prestasi bersama Arsenal. Namun siapa sangka Wenger dalam mengawali karir kepelatihannya pernah mengalami kegagalan.
Pada tahun 1984, Wenger memulai debut sebagai pelatih dengan membesut Nancy di Ligue 1. Wenger menerima tawaran untuk memanajeri Nancy meski dengan target sulit: bertahan di Ligue 1. Masalahnya kualitas pemain Nancy tak cukup bagus. Sementara Wenger tak diberi banyak uang untuk beroperasi di bursa transfer.
First Team managed by Arsène WENGER : Nancy 1984-85 pic.twitter.com/4U9OHRGy6C
— Old School Panini (@OldSchoolPanini) February 25, 2016
Alih-alih membenahi skuadnya dengan beli pemain, Wenger justru mendatangkan ahli gizi untuk mengukur makanan pemain, dan melarang para pemainnya ngemil sebelum pertandingan. Hal itulah yang menjadi dasar yang dibawanya ketika di Arsenal.
Wenger hanya membawa Nancy ke posisi ke-12 klasemen Ligue 1 sampai pertengahan musim. Hal tersebut sangat mengejutkan, mengingat Wenger terus menerus mengubah komposisi pemain dari timnya tiap pertandingan. Namun, dengan strategi itu tidak banyak kemajuan yang dibawa Wenger. Bahkan, Nancy harus terperosok ke Ligue 2 yang berujung pemecatan pada dirinya.
Antonio Conte (Arezzo)
Antonio Conte, pelatih yang dikenal penuh semangat dan keras dalam melatih ini telah menjelma salah satu pelatih top di dunia, dengan beberapa gelarnya di Juventus maupun Inter Milan. Meski begitu, awal karier kepelatihan Conte ternyata tidak berjalan mulus.
Setelah pensiun sebagai pemain Juventus pada tahun 2004, Conte bekerja sebagai asisten pelatih di klub Siena, bersama Luigi De Canio di musim 2005/06. Dia kemudian ditunjuk sebagai manajer klub Serie B, Arezzo pada Juli 2006. Namun, pada Oktober 2006 ia dipecat setelah serangkaian hasil mengecewakan.
Anehnya, Conte dipanggil kembali untuk melatih Arezzo pada Maret 2007, setelah pelatih sebelumnya juga dianggap gagal. Dalam masa kepelatihannya yang kedua, Conte sempat membawa Arezzo menang lima kali beruntun dan meraih 19 poin dari 7 pertandingan. Conte sempat memberi harapan kepada klub tersebut untuk lolos dari jurang degradasi. Namun, Conte gagal meloloskan Arezzo dari degradasi di pekan terakhir.
Antonio Conte during his days as Arezzo coach. pic.twitter.com/TqP3vUVitV
— TweetChelseaUK (@TweetChelseaUK) October 19, 2017
Zinedine Zidane (Castilla)
Zinedine Zidane adalah legenda Prancis dan Real Madrid yang dalam dunia kepelatihan telah menjelma salah satu pelatih ternama dengan meraih gelar Champions League tiga kali berturut-turut bersama Real Madrid dari 2016 sampai 2018.
Namun, siapa sangka karier Zidane di dunia kepelatihan dimulai dari gagalnya dia mengelola tim Castilla Real Madrid. Meskipun ternyata ketika itu menjadi polemik, lantaran Zidane sendiri melatih Castilla tanpa sertifikasi kepelatihan dari UEFA atau Lisensi PRO UEFA.
Dalam debutnya, Zidane yang menuai pro dan kontra mengalami beberapa kekalahan. Dari 6 pertandingan, Castilla 5 kali mengalami kekalahan. Tentu ini menjadi hal yang buruk bagi debutnya. Castilla pun hanya mampu diantarkannya finis di urutan ke-6 Segunda Division B. Akan tetapi, Zidane ketika itu tetap dipertahankan manajemen. Zidane dipercaya untuk mengembalikan mereka ke Segunda Division A musim berikutnya.
👀⚽️💪
Zinedine Zidane and Castilla coach Santiago Solari watched over today’s joint training session at #RMCity.#HalaMadrid pic.twitter.com/Sh2OZKuFRc— Real Madrid C.F. 🇬🇧🇺🇸 (@realmadriden) August 31, 2017
Rafael Benitez (Valladolid)
Pelatih yang sukses mengantarkan Liverpool juara Champions League 2005, dan sempat melatih klub besar seperti Real Madrid, Chelsea, maupun Inter Milan ini ternyata dulu dia sempat gagal di awal karirnya.
Benitez menjadi manajer tim senior Real Valladolid pada musim 1995/96. Namun ia jauh dari kata sukses. Di musim itu, Real Valladolid hanya menang 2 kali dari 23 pertandingan. Ia pun dipecat musim itu juga dan melanjutkan karirnya ke klub Spanyol lainnya Osasuna.
Benitez menjadi manajer Osasuna pada musim 1996/97, namun ia kembali gagal seperti halnya di Valladolid. Umurnya di Osasuna seperti seumur jagung. Ia hanya tercatat memimpin 9 pertandingan bersama Osasuna sebelum ia dipecat.
Nama Rafael Benitez sendiri baru dikenal dunia ketika berhasil membesut Valencia menggeser hegemoni Real Madrid dan Barcelona di awal tahun 2000an. Ketika itu Rafael Benitez mampu membawa Valencia juara La Liga.
Rafael Benitez’s first top-flight game as manager of Real Valladolid came against Barcelona…
…whose side that day included midfielder Pep Guardiola.
Newcastle are trailing at the moment.
Follow live: https://t.co/3YVpng8kR1 pic.twitter.com/3matlYdpdV
— BBC Sport (@BBCSport) December 27, 2017
Diego Simeone (Racing)
Diego Simeone dengan Atletico Madrid telah meraih banyak gelar. Disamping, tentu saja membuat Los Rojiblancos menjadi perusak dominasi Barcelona dan Real Madrid. Namun, itu berbeda saat ia memulai kariernya sebagai pelatih.
Diego Simeone mengawali kariernya sebagai pelatih pada 2006 bersama klub asal Argentina, Racing. Klub yang juga merupakan pelabuhan terakhirnya ketika masih aktif sebagai pemain. Simeone melatih Racing saat usianya terbilang muda, yaitu 35 tahun.
5️⃣0️⃣ años de vida. 5️⃣0️⃣ años de pasión. 5️⃣0️⃣ años enamorado de Racing 💙🎓
¡Feliz cumpleaños, @Simeone! 🥳
#FelizCumpleCholo #SentidoDePertenencia pic.twitter.com/yz4OtIKZiA— Racing Club (@RacingClub) April 28, 2020
Sayangnya, di bawah Simeone, Racing sendiri cukup terpuruk. Saat itu Racing hanya bertengger di peringkat 18 Liga Argentina. Hal itu membuatnya dipecat tak lama berselang. Setelah itu Simeone melanglang buana ke beberapa klub seperti Estudiantes, River Plate, Catania, hingga ke Atletico Madrid.
Jose Mourinho (Benfica)
Nama The Special One, Jose Mourinho merupakan salah satu pelatih klub hebat di generasi 2000-an. Beberapa trophy bergengsi telah diraihnya di level klub baik itu berapa Porto, Chelsea, Real Madrid, Inter, maupun MU.
Namun tak disangka, The Special One tertatih ketika debutnya melatih sebuah klub. Awal karir kepelatihan Mourinho adalah bersama Benfica. Setelah empat tahun menjabat sebagai asisten pelatih di Barcelona, The Special One dipercaya menjadi juru taktik klub besar asal Portugal itu.
Namun, kerjasama Jose Mourinho dan Benfica tak berlangsung lama. Mourinho yang saat itu baru berusia 37 hanya diberi 3 bulan dengan 11 pertandingan saja sebelum kontraknya diputus. petualangan Mourinho dengan Benfica hanya seumur jagung. Ia direkrut pada September 2000 dan dipecat pada awal Desember di tahun yang sama.
A short thread of Mourinho’s managerial years through pictures.
Benfica (2000) pic.twitter.com/XEDszRtX2j
— J (@MourinhoPics) January 26, 2021
Karir Mourinho menanjak sebagai pelatih ketika ditunjuk klub besar Portugal lainnya yakni Porto di 2004. Di sana ia mampu mengejutkan dunia dengan trophy Champions League.
Jurgen Klopp (Mainz)
Lalu ada The Normal One, Jurgen Klopp yang sukses bersama Dortmund dan Liverpool hingga sekarang. Namun, siapa sangka dirinya pada awal karir sebagai pelatih, Klopp pernah merasakan kegagalan.
Klopp mengawali karier kepelatihannya bersama Mainz pada 2001. Pada penghujung musim 2006/07, Mainz terdegradasi tetapi Klopp bersikeras bertahan di klub tersebut dan memberikan janji manis untuk segera promosi musim kemudian.
2⃣0⃣ years ago today Jurgen Klopp’s managerial career began 🗣
He took his first ever job as a manager with Mainz 05 ⚽️
What do you think he’d go back and tell his younger self now? 🤔 pic.twitter.com/FGHoCVRerp
— GOAL (@goal) February 27, 2021
Ia baru hengkang pada akhir kompetisi 2007/08 karena tak berhasil menepati janjinya untuk membawa Mainz kembali promosi ke Bundesliga. Dan Klopp pun memulai perjalanan baru bersama Dortmund di 2008. Dari situ karirnya menanjak dan dikenal dunia luas setelah beberapa gelar diraihnya di Dortmund dan sekaligus menyulitkan hegemoni Bayern Munchen.
Roberto Mancini (Fiorentina)
Yang terakhir ada Roberto Mancini. Siapa sangka ia dulunya juga struggle ketika melatih sebuah tim. Setelah gantung sepatu pada tahun 2001, Roberto Mancini tak berpikir panjang untuk memulai karier kepelatihannya. Fiorentina menjadi klub pertama yang ia tangani sebagai pelatih utama. Sebelumnya, Mancini pernah menjadi asisten pelatih di Lazio.
Kariernya di klub kota Florence itu terbilang cukup singkat. Ditunjuk pada Februari 2001, ia hanya bertahan hingga Januari 2002. Selama menangani Fiorentina, Mancini menjalani 43 pertandingan. Hasilnya, Fiorentina kalah dalam 22 pertandingan dan hanya mampu menang dalam 11 laga. Fiorentina kala itu tengah dalam titik terendah. Banyak bintang mereka yang memutuskan hengkang. Ketika Mancini pergi, Fiorentina tengah berjuang di zona degradasi
Ditahun 2001 #Fiorentina, menjadi tim pertama yg ditukangi #MANCINI sebagai pelatih.#todaybirthday pic.twitter.com/9uUaopExN2
— IG : bldrofficial (@OfficialBLDR) November 27, 2014
https://youtu.be/MGidFWq2-Oc
Sumber Referensi : fourfourtwo, uk.sports, idntimes