Seminggu lagi penganugerahan Ballon d’Or 2018 akan dihelat. Sementara Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo telah menguasai arena ini selama sepuluh tahun terakhir, bagaimana dengan mereka yang bergelimang trofi tak tak pernah mendapat kesempatan mendekat? Berikut 12 pemain yang merentang dalam 20 tahun terakhir…
Sergio Ramos
Dalam usia 32 tahun, Ramos telah memenangi semua trofi baik di level klub maupun tim nasional. Ia juga berstatus kapten di Real Madrid dan timnas Spanyol. Para bek memang tak pernah dijagokan memenangi penghargaan ini, tapi Ramos bisa dijadikan pengecualian. Dia bisa mencetak gol, bahkan gol penentu di laga krusial. Dia mencetak gol dalam dua pertandingan final Liga Champions, dan kerap kali melakukan aksi heroik untuk tim.
Ryan Giggs
Barangkali meraih lebih banyak trofi daripada siapa pun di dunia sepak bola. Kariernya juga amat panjang, dimulai dari remaja berkecepatan kilat, hingga pria 40 tahun yang rutin yoga. Sejak musim treble pada 1998/99, atau trofi eropa lagi sembilan musim kemudian, atau saat ia menjuarai Liga Inggris sebanyak 13 kali, kapan sebaiknya ia dianuerahi Ballon d’Or?
Neymar
Dia masih punya banyak waktu, dan sekarang pun tak ada yang meragukan kualitasnya. Telah memenangi Liga Champions dan dua liga besar Eropa, Neymar juga bersinar di tim nasional dengan mencetak 60 gol di usia 26 tahun. Jika ia sekali lagi mampu menjadi motor timnya dalam menjuarai Liga Champions, banyak yang akan mendukungnya mendongkel Messi dan Ronaldo…
Philip Lahm
Para bek jarang diperhitungkan, tapi Philip Lahm bisa jadi pengecualian juga. Dia bisa disebut sebagai bek kanan terbaik, bek kiri terbaik, atau bahkan gelandang terbaik Bayern Munich dan timnas Jerman. Otak encernya sudah diakui Pep Guardiola, aura kepemimpinannya mampu membawa Jerman juara piala dunia. Jika Fabio Cannavaro mampu meraih Ballon d’Or pada 2006, mengapa Lahm tidak?
Zlatan Ibrahimovic
Memang bukan pemain terbaik, tapi jelas mampu mencetak gol-gol terbaik. Petualang dari Swedia ini juga mampu sukses di klub-klubnya, yang merentang dari Spanyol, Italia, Belanda, Perancis, Inggris, hingga Amerika. Satu-satunya cacat dalam kariernya hanyalah kegagalan untuk sukses di Liga Champions…
Thierry Henry
Michael Owen memenangkan Ballon d’Or pada 2001 walau di tahun-tahun berikutnya meredup. Di klub sebelah, Thierry Henry mampu mempertahankan performa sejak tahun-tahun awal Owen hingga akhir karier Owen. Jadi, dengan trofi Piala Dunia di tangan dan beberapa gelar Liga, kenapa Henry tak diganjar penghargaan seperti Owen?
Arjen Robben
Di luar Messi dan Ronaldo, pemain paling konsisten dalam sedekade terakhir ialah Arjen Robben dan Franck Ribery. Duet Robbery sanggup mengubah jalannya laga dan menentukan nasib Bayern Munich. Sementara Ribery dinominasikan sampai urutan tiga pada tahun 2013 ketika Bayern juara Liga Champions, seharusnya sang rekan di sisi lain lapangan juga mendapat nominasi serupa…
Luis Suarez
Pada era ketika taktik false nine dan penyerang bayangan merajalela, Luis Suarez mampu membuktikan diri sebagai striker murni terbaik di generasinya. Setelah merasa tak ada lawan tanding di Inggris, ia pindah ke Barcelona untuk menaklukkan Eropa. Gol dan trofi sudah ia berikan, tapi bermain bersama Messi memaksa dirinya untuk tak jadi pusat perhatian…
Gianluigi Buffon
Lev Yashin tercatat sebagai satu-satunya kiper yang meraih penghargaan ini, yakni pada 1963. Jika Buffon tak mampu menyamai catatan tersebut, muncul pertanyaan akankah ada kiper yang bisa mendekati penghargaan tersebut. Satu-satunya kekurangan dalam dirinya hanyalah trofi Liga Champions, tapi keabadiannya seharusnya dihiasi dengan trofi Ballon d’Or…
Xavi Hernandez
Mesin utama Barcelona dan timnas Spanyol yang menaklukkan dunia. Dia tiga tahun berturut-turut masuk tiga besar nominasi pada 2009 hingga 2011, tapi selalu kalah dari rekan setimnya yang dari luar planet. Sebagai orang yang begitu sering menjadi juara, banyak yang menyayangkan ia tak jadi nomor satu dalam nominasi Ballon d’Or
Paolo Maldini
Paolo Maldini tidak hidup di era yang sama dengan Messi dan Ronaldo. Ia juga memenangi lima Liga Champions. Jadi, masih menjadi misteri mengapa seorang bek yang mampu tampil di level tertinggi selama 25 tahun tak pernah memenangi penghargaan prestisius ini…
Andres Iniesta
Jika Maldini, Buffon, dan Xavi tak memenangi Ballon d’Or karena mereka adalah kiper, bek sayap, dan inisiator serangan, maka alasan yang sama seharusnya tak berlaku bagi Iniesta. Dia adalah pesulap yang mencetak gol-gol penting bagi Barcelona dan timnas Spanyol. Seharusnya, ia bisa meraih posisi lebih tinggi dibanding peringkat kedua pada 2010…
Well, era Messi dan Ronaldo akan habis seturut menuanya usia mereka. Momen ini seharusnya jadi tonggak bagi pemain-pemain lebih muda untuk saling bunuh guna mendapatkan Ballon d’Or…