10 Tahun Jesus Vallejo Memahat Luka Dibalik Kejayaan Real Madrid

spot_img

Sepuluh tahun bukan waktu yang singkat. Di sebuah negara yang berbentuk kepulauan, jangka waktu segitu sudah cukup bagi sebagai seorang presiden untuk membangun sebuah dinasti politik yang solid.

Sepuluh tahun bukan waktu yang singkat, apalagi bagi seorang pesepakbola. Di usia karir yang tak lama, sepuluh tahun adalah waktu yang bisa dimanfaatkan untuk membela klub yang dicintai dan membantu mereka meraih gelar. Setidaknya, itu yang diimpikan oleh kebanyakan pemain dan salah satunya adalah Jesus Vallejo. 

Secara kasat mata, ia kini sedang menghidupkan mimpinya. Membela Real Madrid yang ia cintai sedari kecil dan meraih banyak trofi. Namun, dari sudut pandang lain, senyum Vallejo terasa palsu. Di balik kejayaan Real Madrid, diam-diam Vallejo justru menabur garam di atas lukanya sendiri.

Kesetiaan Jesus Vallejo yang tak mendapat apresiasi tertinggi dari Real Madrid. Benarkah demikian? Sebelum kita membahasnya, kalian bisa klik tombol subscribe dan nyalakan lonceng terlebih dahulu agar tak ketinggalan konten terbaru dari Starting Eleven Story.

Bergabung Tahun 2015

Jesus Vallejo Lazaro. Begitulah nama lengkapnya. Lahir dan besar di Zaragoza, Vallejo tidak dibesarkan oleh sepakbola Kota Madrid. Vallejo adalah produk klub lokal, Real Zaragoza. Vallejo baru menarik perhatian Real Madrid pada 2015. Kala itu, di usianya yang masih 18 tahun, Vallejo telah menjadi andalan di sektor pertahanan Zaragoza yang masih berlaga di Segunda Division.

5 juta euro jadi nominal yang dibayarkan Madrid untuk mengikat Vallejo dengan kontrak berdurasi enam tahun. Itu jadi nominal yang cukup tinggi, mengingat market value Vallejo kala itu cuma di angka 2 juta euro. Meski secara catatan sipil Vallejo sudah berstatus pemain Real Madrid, dirinya masih dibiarkan bermain untuk Zaragoza pada musim berikutnya. 

Vallejo dinilai masih terlalu muda untuk bergabung ke skuad utama. Semusim di Zaragoza, Vallejo dijemput Madrid pada 2016. Namun, bukan untuk ke Santiago Bernabeu, melainkan ke Jerman. Vallejo dipinjamkan ke Eintracht Frankfurt pada musim 2016/17. Sang pemain pun masih bersemangat.

Dirinya berusaha menampilkan permainan terbaiknya di Bundesliga. Hal itu dilakukan semata-mata agar para petinggi Madrid terpukau dengannya. Karena dengan cara itu dirinya bisa bermain mengenakan seragam putih-putih kebesaran Los Blancos

Baru Debut Tahun 2017

Usaha sang pemain pun tak sia-sia. Menjadi pilihan utama di Eintracht Frankfurt, Vallejo memainkan 27 pertandingan di semua kompetisi. Pada 2017 dirinya langsung dipanggil ke skuad utama Real Madrid. Ia diberi nomor punggung tiga, yang sebelumnya dikenakan oleh sang legenda, Pepe. Jelas, ini sebuah kehormatan tersendiri bagi Vallejo.

Debut resminya terjadi di laga melawan Fuenlabrada di ajang Copa Del Rey. Meski menang 2-0, Vallejo mengakhiri laga dengan catatan minor. Ia diganjar kartu merah di menit-menit akhir. Setelah laga itu, Zinedine Zidane selaku pelatih beberapa kali memberinya kesempatan.

Total, Vallejo mengemas tujuh pertandingan di La Liga musim 2017/18. Menit bermainnya masih sangat minim. Sebab kala itu lini belakang Madrid masih dikawal oleh duet maut, Sergio Ramos dan Raphael Varane. Situasi tak kunjung membaik di musim berikutnya.

Bahkan bisa dibilang lebih parah. Zidane hanya memberi Jesus Vallejo lima kesempatan di La Liga. Meski begitu, Madrid masih mau bersabar dengan Vallejo. Kontrak baru berdurasi empat tahun kembali disodorkan kepada Vallejo. Sang pemain pun tak kuasa menolaknya. Ini bak sebuah kepercayaan yang ingin segera dibayar tuntas oleh Vallejo.

Dipinjamkan Kembali

Saat harapan mulai membumbung tinggi, kontrak jangka panjang itu ternyata hanya omong kosong. Jesus Vallejo malah dipinjamkan lagi. Kali ini ke klub Inggris, Wolves untuk musim 2019/20. Yang makin bikin sakit hati, saat penerbangan menuju Inggris, Vallejo dikabari bahwa Madrid sudah mencapai kesepakatan dengan bek asal Brazil, Eder Militao.

Vallejo sedikit kecewa karena Madrid lebih memilih untuk mengeluarkan 50 juta euro untuk Militao ketimbang memberinya kesempatan di skuad utama. Di musim panas 2019, Madrid memang jor-joran soal transfer, selain Militao, El Real juga mendatangkan Eden Hazard dari Chelsea, Luka Jovic dari Frankfurt, Rodrygo dari Santos, dan Ferland Mendy dari Lyon.

Bersamaan dengan Madrid yang merajut cinta baru dengan Eder Militao, Jesus Vallejo justru merajut luka di Inggris. Masa peminjamannya di Wolves tidak berjalan seperti apa yang diharapkan. Vallejo gagal membuat pelatih Wolves kala itu, Nuno Espirito Santo terpukau. 

Bukan Pemain Malas

Merasa Wolves hanya membuang-buang waktu Vallejo, Madrid pun menarik kembali sang pemain dan meminjamkannya ke Granada pada Januari 2020. Tidak ada alasan jelas mengapa Nuno tidak banyak memberikan kesempatan kepada Vallejo. Padahal, secara etos kerja, Vallejo bukan pemain yang buruk.

Vallejo dikenal sebagai pemain yang menggilai latihan. Dirinya selalu berusaha datang lebih awal dari rekan-rekannya dan pulang paling akhir demi mendapat porsi latihan tambahan. Budaya itu selalu diterapkan sang pemain dimanapun dirinya bermain. Entah itu Real Madrid atau Wolves, Vallejo tetap berusaha semaksimal mungkin.

Kedatangan David Alaba

Masa peminjaman Jesus Vallejo di Granada pun diperpanjang hingga musim 2020/21. Di Granada, Vallejo tampil mengesankan. Selain jadi andalan di lini belakang, Vallejo juga jadi bagian penting Granada yang berkiprah di Europa League musim tersebut. Kala itu, Vallejo mampu mengantarkan Granada menembus perempat final sebagai tim kuda hitam. 

Langkahnya terhenti usai dikalahkan Manchester United asuhan Ole Gunnar Solskjaer. Meski begitu, Granada mendapat banyak apresiasi dari publik Spanyol karena jadi tim yang merepotkan di Europa League musim itu. Selain sempat mengalahkan PSV Eindhoven, Jesus Vallejo cs juga berhasil menyingkirkan Napoli di babak kualifikasi 16 besar.

Sementara di Liga Spanyol, Vallejo memikul peran vital saat Granada finis di urutan ke-9 klasemen akhir musim 2020/21. Itu seharusnya jadi modal yang cukup bagi Vallejo untuk memukau Real Madrid. Namun, kenyataannya tidak. Carlo Ancelotti yang saat itu baru ditunjuk sebagai nakhoda baru langsung meminta Madrid untuk menampung pemain buangan dari Bayern Munchen, David Alaba. 

Meski berposisi asli sebagai bek kiri, Ancelotti meminta Alaba untuk fokus sebagai bek tengah saja. Agar posisi bek kiri bisa diisi oleh Ferland Mendy. Lantas, bagaimana nasib Vallejo? Tetap berada di skuad Real Madrid. Tapi, ketika menjelang pertandingan, namanya tak pernah dipanggil oleh Ancelotti. Bahkan, sebatas jadi pemain cadangan pun jarang.

Cedera dan Depresi

Ketimbang kurang berdampak di skuad Real Madrid, Jesus Vallejo memilih untuk kembali dipinjamkan ke Granada untuk musim 2023/24. Nahas, di musim itu Vallejo justru mengalami cedera retak tulang kaki. Itu membuatnya absen selama separuh musim lebih. Menurut beberapa laporan, Vallejo kesulitan untuk pulih karena pikirannya terganggu oleh kondisi rumah tangganya.

Ya, di awal tahun 2024, Vallejo dikabarkan tengah menghadapi masalah rumah tangga dengan istrinya, Maria. Diario AS sempat mengabarkan bahwa pasangan tersebut telah bercerai dan itu membuat Vallejo depresi dan sulit fokus untuk pemulihan. Terus menghilang dari skuad Granada, Vallejo hanya tampil tiga kali di La Liga musim 2023/24.

Namun, di akhir musim Vallejo menampik kabar tersebut. Menurutnya, itu adalah kabar yang tidak benar. “Maria dan saya telah bersama selama 12 tahun dan kami selalu bersama dan kami masih bersama hingga saat ini.” tulis Vallejo di akun X pribadinya guna meredam segala rumor miring tentang keluarganya.

Kalah Saing dari Anak Kemarin Sore

Kondisi buruk itu segera berakhir setelah Carlo Ancelotti memanggilnya pulang ke Madrid pada musim panas tahun 2024. “Kami membutuhkannya.” Begitu kata Ancelotti. Tapi pelatih asal Italia itu mengkhianati perkataannya sendiri. Di saat David Alaba dan Eder Militao cedera, Ancelotti sama sekali tak melirik ke arah Vallejo.

Ancelotti justru menunjuk Raul Asencio, bek kemarin sore untuk mengisi lini bertahan Madrid di musim 2024/25. Yang bikin Vallejo tak bisa berkata-kata lagi, manajemen Madrid justru menawarkan pemutusan kontrak di awal musim 2024/25. Dirinya dipersilakan pergi secara gratis untuk mencari klub baru.

Opsi itu tidak diambil oleh Vallejo. Ia menegaskan bahwa dirinya akan menghormati kontrak yang ada meski kesempatan bermainnya sangat kecil. Pada akhirnya, bukan Vallejo yang menyerah pada keadaan. Tapi Madrid yang tak pernah memenuhi janji.

Sumber: Madrid Universal, 90min, BBC, Marca, AS

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru