Teruslah Menangis Wahai Manchester City, Real Madrid Bukan Levelmu!

spot_img

“Lu kebobolan 3 gol, tapi lu cetak 4 gol, lu still win the game.” Mantra sakti dari Coach Justin itu barangkali jadi analogi yang pas untuk menggambarkan laga antara Real Madrid vs Manchester City semalam. City memang bisa menjebol gawang Madrid sebanyak tiga kali, tapi Madrid melakukannya dua kali lipat.

City terpaksa angkat kaki dari Liga Champions musim 2024/25 usai kalah agregat 3-6 dari King Madrid. Secara permainan, City sebetulnya mampu menguasai bola di Santiago Bernabeu. Itu dibuktikan dengan catatan Fotmob yang menyebut City menguasai 52% penguasaan bola. Tapi, Madrid lebih rapi, rapat, dan efisien.

Meski hanya menguasai 48% penguasaan bola, Madrid unggul dalam jumlah peluang. Tercatat ada delapan sepakan yang menyasar gawang. Tiga diantaranya pun jadi gol. Madrid sekali lagi membuktikan, yang dibutuhkan untuk menang adalah skor akhir, bukan penguasaan bola.

Bukan itu saja catatan menarik yang terjadi di laga semalam, ada beberapa statistik dan rekor yang patut untuk dibahas. 

Tak Ada Tifo Balasan

Sebelum kick off, drama dan intrik pertandingan sudah mulai terlihat. Apalagi, saat muncul rumor bahwa fans Real Madrid akan membalas tifo atau koreo fans Manchester City. Sebelumnya, di leg pertama play off 16 besar Liga Champions, fans City berusaha menyindir Florentino Perez dan beberapa pemain Real Madrid, terutama Vinicius dengan spanduk raksasa di Etihad Stadium.

Spanduk itu bergambarkan Rodri yang sedang mencium Ballon d’Or pertamanya. Yang bikin jengkel adalah tulisannya. Mereka menggunakan salah satu judul lagu Oasis, yakni “Stop Crying Your Heart Out” Pesan ini ditujukan pada Madrid yang memang sangat rewel ketika Vini tidak terpilih menjadi pemenang Ballon d’Or 2024.

Fans Madrid pun berniat melakukan sindiran yang sama di Santiago Bernabeu. Menurut 90min, fans Madrid bahkan sudah menyiapkan spanduk khusus yang bertuliskan “Vous ne quitterez pas le Bernabéu en vie” atau yang berarti “Anda tidak akan meninggalkan Bernabeu dengan keadaan hidup” 

Namun, tifo balasan ini tidak terealisasi. Sebab, manajemen Real Madrid tidak menyetujui pesan tersebut. Alhasil, fans Madrid pun membatalkan pesan itu di menit-menit akhir sebelum kick off. Selain kata-kata yang tak pantas, manajemen El Real juga ingin menghindari kontroversi dan masalah yang lebih besar. 

Sindiran Balik Vini

Meski pada akhirnya fans Madrid tidak jadi menyiapkan tifo balasan, Vinicius Jr yang dalam beberapa hari terakhir jadi sorotan fans Manchester City pun puas dengan hasil pertandingan. Dengan jahilnya, Vini seakan membalas tifo itu melalui cuitannya di media sosial. 

Dalam postingan terbarunya itu, Vini menuliskan “Okay Okay, Okay!!!!” dengan imbuhan emoticon menangis. Meski belum bisa dipastikan bahwa itu ditujukan untuk fans City, tapi dari momennya sih, Vini ingin menyampaikan “okey, saya akan tetap menangis” tapi menangis bersama fans City. Karena pada akhirnya, Madrid yang tetap lolos ke babak berikutnya.

Mbappe Tampil Pede

Selain Vinicius, ada pemain lain yang juga layak mendapat sorotan berlebih. Siapa lagi kalau bukan Kylian Mbappe. Di pertandingan semalam, pemain yang sering disama-samakan dengan Donatello ini bermain sangat-sangat baik. Di tengah tekanan, di tengah keraguan, eks AS Monaco itu justru mencetak hattrick yang berkelas.

Dengan tiga golnya itu, Mbappe berhak membawa pulang penghargaan MOTM dan bola pertandingan. Tak cuma itu, dengan tambahan tiga gol, Mbappe sudah mengemas tujuh gol di Liga Champions musim ini. Jumlah itu menyamai idolanya, Cristiano Ronaldo pada musim 2009/10 sebagai debutan El Real dengan jumlah gol terbanyak di Liga Champions.

Khusus Mbappe, jumlah itu tentunya masih akan terus bertambah, mengingat perjalanan Madrid di UCL musim ini masih panjang. Selain menyamai rekor Ronaldo, Mbappe juga melewati rekor Lionel Messi. Semalam, Mbappe telah mencatatkan 500 kontribusi gol dan assist di sepanjang karirnya. 

Pencapaian itu terbukti jadi sejarah. Dengan demikian, ia menjadi pemain termuda yang mencapai tonggak sejarah tersebut pada usia 26 tahun dan 61 hari. Messi adalah pemegang rekor sebelumnya. Legenda Barcelona itu mencapai angka 500 kontribusi gol di usia satu bulan lebih tua dari Mbappe.

Susunan Pemain City

Kurang afdol jika hanya membahas tentang Real Madrid. Berbagai keanehan di kubu Manchester City pun akan kita bahas di sini. Pertama yang jadi perhatian adalah susunan pemain yang dipilih oleh Pep Guardiola. Dengan melawan klub sekaliber Real Madrid, Pep justru mencadangkan Erling Haaland dan Kevin De Bruyne.

Pep justru memasang duet Omar Marmoush dan Savinho saat bertandang ke Santiago Bernabeu. Sedangkan posisi gelandang, Guardiola mengandalkan pola diamond dan menjadikan Ilkay Gundogan sebagai poros permainan. Ini jadi keputusan yang cukup aneh, mengingat Haaland adalah pencetak dua gol di leg pertama.

Dilansir Daily Mail, Haaland dan De Bruyne memang masuk dalam daftar susunan pemain. Namun, keduanya sama sekali tidak mencatatkan menit bermain di pertandingan semalam. Pep beralasan bahwa kedua pemain tidak dalam kondisi fit. Haaland sudah berlatih, tapi masih ada gangguan di lututnya. sangat beresiko jika memaksakan dia tampil. Sedangkan De Bruyne masih bermasalah dengan hamstringnya.

Rekor Buruk Pep

Bagi Pep Guardiola, kekalahan ini membawanya ke catatan karir yang buruk. Kekalahan 3-1 di kandang Real Madrid membuat Pep harus merasakan gagal lolos ke babak 16 besar Liga Champions untuk pertama kali. Sebelumnya, pelatih asal Spanyol itu selalu bisa membawa tim asuhannya, baik itu Manchester City, Bayern Munchen, atau Barcelona melaju ke babak 16 besar.

Selain itu, ini juga eliminasi paling awal bagi Manchester City sejak musim 2012/13. Saat itu, City gagal lolos dari babak penyisihan grup. Tak sampai disitu saja, kekalahan tadi malam membuat City resmi mengantongi 13 kekalahan di seluruh kompetisi musim ini. Jumlah ini jadi yang terbanyak dalam satu musim di sepanjang karier kepelatihan Pep Guardiola.

Pep vs Ancelotti

Di pinggir lapangan, pertemuan antara Pep Guardiola dan Carlo Ancelotti semalam juga menelurkan rekor baru. Keduanya jadi duel pelatih yang paling sering tersaji di ajang Liga Champions. Pertemuan semalam jadi duel ke-10 di antara dua pelatih tersebut. Secara hasil, Don Carlo lebih digdaya ketimbang Pep.

Pelatih berkebangsaan Italia itu catatkan enam kali menang. Sisanya, Pep Guardiola hanya menang dua kali dan imbang dua kali. Sebelum laga, Carlo bahkan sempat melempar candaan tentang rekor ini. Sambil tertawa, dirinya tetap menghormati status Pep sebagai pelatih papan atas. Dia juga senang dengan pertemuan ke-10 ini. Tapi, dirinya lelah terus-terusan menghadapi Pep.

Jika kemenangan ini jadi kemenangan keenam Ancelotti atas Pep, maka ini jadi sembilan laga tak terkalahkan Madrid di fase gugur Liga Champions. Rinciannya, Madrid mengantongi lima kemenangan dan empat hasil imbang. Catatan ini menyamai rekor terbaik mereka sendiri di periode April 2016 hingga Mei 2017.

Siapa Lawan Madrid di 16 Besar?

Jumlah laga tak terkalahkan itu masih bisa bertambah mengingat Real Madrid masih berjuang di babak 16 besar Liga Champions musim ini. Namun, harus dilihat dulu, siapa lawan mereka di laga selanjutnya. Jika mengacu pada bagan 16 besar yang sudah tersedia, maka pilihannya ada dua.

Dua tim itu adalah Atletico Madrid dan Bayer Leverkusen. Atletico Madrid jelas bukan lawan sepele. Mereka jadi tim yang merepotkan di La Liga. Terjadinya Derby Madrid di babak 16 besar UCL musim ini bisa sangat menarik. Tapi, bukan berarti melawan Leverkusen akan jadi jalur yang lebih mudah bagi El Real. Xabi Alonso pasti akan membuktikan kapasitasnya sebagai pelatih. Yaaa, itung-itung caper. Biar musim depan direkrut sama Madrid.

Sumber: 90min, AS, Talksport, Daily Mail, Bola.net

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru